Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN

PENDIDIKAN ABAD PERTENGAHAN


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Pendidikan yang diampu oleh
Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si.

Disusun oleh:
Fadloilul Latifah: 13410184
Fitchatur Rizqoh: 14410132

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017

DAFTAR ISI

1
HALAMAN
JUDUL.......................................................................................
......................1

DAFTAR
ISI............................................................................................
.............................2

BAB I.
PENDAHULUAN..........................................................................
..........................3

A. Latar
Belakang...........................................................................................
................3
B. Rumusan
Masalah............................................................................................
..........3

BAB II.
PEMBAHASAN...........................................................................
..........................4

A. Pendidikan abad
pertengahan....................................................................................
4
B. Periode abad
pertengahan.....................................................................................
.....5
C. Lembaga-lembaga abad pertengahan
........................................................................6
D. Tokoh-tokoh abad pertengahan
.................................................................................8
E. Islam di Eropa pada abad
pertengahan......................................................................9

2
BAB III.
PENUTUP..................................................................................
.........................10

A. Kesimpulan.......................................................................................
........................10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makna sejarah sebagai catatan yang berhubungan dengan
kejadian-kejadian masa silam yang diabadikan dalam laporan-laporan
tertulis dan dalam ruang lingkup yang luas. Pokok persoalan sejarah
senantiasa akan sarat dengar pengalaman-pengalaman penting yang
menyakut perkambangan keseluruhan keadaan masyarakat. Oleh
sebab itu, menurut Sayid Quthub sejarah bukanlah peristiwa-
peristiwa, melainkan tafasiran peristiwa-peristiwa itu, dan pengertian
mengenai hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh
bagian serta memberinya dinamisme dalam waktu setempat. Dalam
sejarah terdapat hikmah atau hasil dari sebuah perjalanan kehidupan

3
yang dituliskan. Salah satu nilai yang dapat diambil adalah suatu nilai
pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu investasi sumber daya
manusia yang diharapkan dapat mengubah suatu bangsa kearah
yang lebih baik. Maju mundurnya sebuah perdaban bangsa akan
ditentukan bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakatnya.
Persoalan pendidikan merupakan masalah manusia yang
berhubungan dengan kehidupan. Selama manusia ada, selama itu
pula persoalan pendidikan ditelaah dan direkontruksi dari waktu ke
waktu, baik dalam arti mikro seperti kebijakan pendidikan, politik
pendidikan, maupun dalam arti makro, seperti tujuan, metode,
pendidik, dan pembelajar, baik konsep filosofinya maupun
praktiknya. Perkembangan dan perubahan dalam lapangan
pendidikan menimbulkan tantangan agar pendidik mempunyai sikap
tertentu yang telah bersendikan atas pendirian tertentu pula.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan pada abad pertengahan?
2. Bagaimana periode pendidikan pada abad pertengahan?
3. Bagaimana lembaga-lemabaga pendidikan pada abad
pertengahan?
4. Siapa tokok-tokoh pada abad pertengahan?
5. Bagaimana islam di Eropa pada abad pertengahan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Abad Pertengahan


Abad pertengahan bermula dari runtuhnya imperium Romawi,
yaitu pada 395, sampai jatuhnya konstantinopel ketanganTurki pada
1453.Abad pertengahan yang disebut dengan Zaman Kelam (Dark
Ages) ini berlangsung selama 600 tahun.Hal ini karena masyarakat
Eropa menghadapi kemunduran intelektual. Sains yang telah
berkembang pada zaman klasik dipinggirkan dan dianggap lebih
sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari
ketuhanan. Dark Ages juga dimaksudkan ketiadaan prospek yang
jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud
tindakan dan cengkraman kuat pihak gereja yang sangat
berpengaruh.Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran
masyarakat, termasuk dalam bidang politik.Mereka berpendapat
hanya gereja saja yang layak untuk menentukan kehidupan,
pemikiran, politik,dan ilmu pengetahuan.Akibatnya, kaum
cendekiawan yang terdiri atas ahli-ahli sains ditekan dikawal ketat.
Pemikiran mereka ditolak. Siapapun yang mengeluarkan teori
bertentangan dengan pandangan gereja akan di tangkap dan
dibunuh.1
Istilah abad pertengahan sendiri muncul pada abad 17, hal ini
sebagai penyebutan zaman peralihan antara dua zaman penting
yakni Zaman Kuno (Yunani dan Romawi) dengan Zaman Modern
yang diawali dengan zaman Renaissance pada abad ke-17. 2 Di
dalam zaman gelisah ini agama kristen memperoleh kedudukannya
dan waktu keadaan sudah mulai tenang mulai mendirikan biara-

1Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa; Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm. 34-35

2https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/sejarah-perkembangan-
ilmu-pada-abad-pertengahan/diakses 24 Februari 2017, pukul 14.04

5
biara. Di biara-biara itu diadakan sekolah-sekolah yang awalnya
berguna untuk mendidik murid-murid agar dapat menghidupkan
biara, tetapi kemudian agar dapat menghidupkan masyarakat pula.
Selain biara, Raja Karel Agung/ Charlemagne (768-814) mendirikan
sekolah baru. Wanita juga mendapat pendidikan biara berupa
pelajaran agama, menulis, menyanyi dan kerajinan tangan.3

3 Leo Agung S & T Suparman, Sejarah Pendidikan, (Yogyakarta: Penerbit


Ombak, 2012), hlm. 109-110.

6
Karakteristik Abad Pertengahan

1. Zaman ini ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan


ilmu pengetahuan. Para ilmuan tersebut hampir semua adalah
para teolog. Akibatnya, aktivitas ilmiah dikaitkan dengan
aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi masa itu
adalah ancilla theologia yang artinya abdi agama.
2. Zaman pertengahan di namakan Abad Kegelapan karena
perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah ada sejak zaman
Yunani-Romawi menjadi terhenti di Eropa. Kekuasaan gereja yang
begitu dominan sehingga semua kehidupan harus diatur dengan
doktrin gereja menyebabkan kemunduran bagi perkembangan
ilmu pengetahuan.
3. Sains dan filsafat pada zaman pertengahan lebih merupakan
warisan kebudayaan Yunani yang terdiri atas usulan-usulan atau
komentar-komentar terhadap karya-karya Plato dan Aristoteles.
4. Kemajuan sains melibatkan suatu proses yang aneh dan
paradoksial, yaitu melibatkan penolakan sains dan filsafat Yunani
serta memunculkan sains dan pandangan alam yang bersifat
mekanistik, eksperimental, dan ulititarian.4
B. Periode Pendidikan Abad Pertengahan
1. Periode Patristik
Patriastik berasal dari kata Latin Patres yang berarti bapa-
bapa gereja, yakni ahli agama Kristen pada abad permulaan
agama Kristen. Zaman ini muncul pada abad ke-2 hingga ke-7. Di
dunia Barat agama katolik mulai tersebar dengan ajaran tentang
ketuhanan, manusia dan etika. Untuk mempertahankan dan
meyebarkannya maka mereka menggunakan filsafat Yunani dan
mengembangkan lebih lanjut, khususnya mengenai kebebasan
manusia, kepribadian, kesusilaan dan sifat Tuhan. Tokoh terkenal

4Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa; Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm 35-36.

7
pada masa itu adalah Tertulianus (160-222), Origenes (185-254),
dan Augustinus (354-430).5

5https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/sejarah-perkembangan-
ilmu-pada-abad-pertengahan/diakses 24 Februari 2017, pukul 14.04

8
2. Scholastik
Zaman Scolastik dimulai pada abad ke-9. Para tokoh
zaman Scholastik adalah para pelajar dari lingkungan sekolah-
kerajaan dan sekolah-Katredal yang didirikan oleh Raja Karel
Agung/ Charlemagne. Pemikir yang ada di periode ini adalah
Skotus Erigena (810-877), Anselmus (1033-1100) dan
Abqerladus(1078-1142).6
Masa Scholastik terbagi menjadi tiga:
a. Scholastik awal, berkisar antara abad 9-10 terjadi
kebangkitan pemikiran yang sebelumnya mengalami
kemerosotan pemikiran filsafat karena dominasi gereja.
Adanya ajaran Augustinus dan neo-Platonismenya yang
berpengaruh kuat dan luas merupakan tanda adanya
kebangkitan pemikiran.
b. Perkembangan Scolastik, pendidikan dipengaruhi oleh filsafat
Aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat Arab dan Yahudi.
Selain filsafat Aristoteles terdapat pengaruh Ibn Rusd, Ibn
Sina sejak abad ke-12 hingga abad ke-13. Kemudian didirikan
Universitas Almater pada tahun 1200 M di Prancis serta
berdirinya ordo-ordo yang memunculkan banyak perhatian
orang terhadap ilmu pengetahuan.
c. Scholastik akhir, yakni abad ke 14-15 ditandai dengan
pemikiran islam yang berkembang kearah nominalisme yakni,
aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak memberi
petunjuk tentang aspek yang sama dan yang umum
mengenai adanya sesuatu hal. Pada akhir periode ini, muncul
seorang pemikir dari daerah yang sekarang masuk wilayah
Jerman, Nicolaus Cusanus (1401-1464 M). Baru sesudah
tahun 1200 filsafat berkembang kembali berkat pengaruh
filsafat Arab yang diteruskan ke Eropa.7

6https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/sejarah-perkembangan-
ilmu-pada-abad-pertengahan/diakses 24 Februari 2017, pukul 14.04

7Ibid

9
C. Lembaga Pendidikan Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan, aliran religi menjadi sangat
berpengaruh. Pendidikan bersifat akherat, hal-hal yang sifatnya
duniawi tidak begitu mendapat perhatian. Sementara itu, lembaga
pendidikan adalah: rumah tangga, gereja, sekolah, negara, dan
masyarakat. Semua lembaga tersebut didominasi oleh religi.
Pekerjaan para paderi yang semula mengerjakan tanah, beralih ke
penyelenggaraan kepentingan rohaniah, yaitu dengan didirikannya
sekolah-sekolah.
Sekolah-sekolah yang didirikan pada abad pertengahan antara
lain:
a. Sekolah biara yang pertama didirikan oleh Benedictus dari Nurcia
tahun 520. Tujuannya adalah mendidik anak untuk calon
penghuni biara dan untuk kehidupan dalam masyarakat. Maka
muncul 2 macam sekolah: sekolah untuk mendidik calon rahib,
dan sekolah luar untuk kepentingan kehidupan masyarakat,
namun demikian gurunya sama. Mata pelajarannya meliputi:
bahasa latin (bahasa pengantar); agama; membaca; menulis;
dan menyanyi. Bagi kelas-kelas tinggi: agama; sejarah; dan the
seven liberal arts. Kepala sekolah gereja disebut scholarum,
yang kemudian berubah menjadi scholasticus. Metode mengajar
yang dipakai adalah mekanis, yaitu murid-murid menyebut apa-
apa yang disebutkan oleh guru. Sesudah itu semuanya harus
dihafal di luar kepala. Hukuman bagi setiap kesalahan dengan
pukulan;
b. Sekolah kathedral yang didirikan pada setiap kathedral (gereja
pusat), ditempatkan di bawah pemilikan uskup. Pengajarannya
hampir sama dengan sekolah biara, kepala sekolahnya disebut
magister.
c. Sekolah istana. Didirikan di istana sebagai pusat pengetahuan
oleh Karel Agung (768-814) yang banyak menaruh minat
terhadap pendidikan dan kemajuan rakyat. Sekolah itu
dinamakan Schola Palatina, yang menjadi teladan bagi seluruh

10
kerajaan. Di sini dididik anak-anak raja dan kaum bangsawan dan
juga pemuda-pemuda yang hendak menjadi pegawai.
Pemimpinnya yang terkenal adalah: Aicinus. Banyak pelajar yang
datang dari negeri-negeri lain. Oleh sebab itu sekolah istana
Karel Agung memperoleh nama internasional;
d. Sekolah cathecismus dan sekolah parochi (sekolah nyanyi).
Catechismus adalah pelajaran agama berupa tanya jawab; dan
parochi adalah daerah di bawah seorang parochus atau pastur.
Dua sekolah ini dapat dianggap sebagai bentuk permulaan
sekolah rakyat (sekolah umum). Pengajaran diselenggarakan oleh
para pendeta parochi. Di Metz didirikan sebuah sekolah nyanyi
oleh Karel Agung untuk murid-murid nyanyiannyanyian gereja.
Pelajaran yang diberikan: agama; membaca; menulis; bernyanyi;
dan pekerjaan tangan.8

8Dyah Kumalasari, Pengantar sejarah Pendidikan I, Diktat, Fakultas Ilmu Sosial


dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2008.

11
D. Tokoh-tokoh Abad Pertengahan
1. Plotinus (205-270)
Plotinus belajar di Aleksndaria di bawah bimbingan guru
senior Origen, Ammonius Saccus, dan kemudian bergabung
dengan tentara Romawi. Dia berharap akan dikirim ke India,
tempat yang sangat ingin dipelajarinya. Sayangnya ekspedisi itu
gagal dan Plotinus pindah ke Antokia. Dia adalah seorang laki-
laki yang sangat pendiam dan tidak pernah bercerita tentang
dirinya sendiri.Plotinus mengembangkan suatu sistem yang
dirancang untuk mencapai pemahaman tentang diri. Dia sama
sekali tidak tertarik untuk menemukan penjelasan ilmiah atas
alam semesta atau berupaya menjelaskan asal-usul fisik ke
kehidupan. Plotinus justru mengajak murid-duridnya untuk surut
ke dalam diri mereka sendiri dan memulai eksplorasi mereka dari
kedalaman jiwa.9
2. Agustinus
Agustinus (Aurelius Augustinus Hipponesis lahir 13
November 354, dan meninggal 28Agustus 430 pada umur 57
tahun, dikenal sebagai Santo Agudtinus atau Saint Augustine dan
Saint Austin dalam bahasa Inggris. Dia adalah seorang filsuf dan
teolog Kristen awal yang tulisannya mempengaruhi
perkembangan kristen Barat dan filsafat barat. Ia dipandang
sebagai salah seorang Bapa Gereja terpenting dalam kekristenan
Barat karena tulisan-tulisannya pada era Patristik.10
3. Anselm (1033-1109)
Anselm tokoh yang berasal dari Canterbury, Uskup Agung
Canterbury, lahir di Aosta, Italia, sekitar tahun 1033. Ia menolak
keinginan ayahnya agar ia meniti karier di bidang politik dan
mengembara keliling Eropa untuk beberapa tahun lamanya.
Seperti anak-anak muda lainnya yang cerdas dan bergejolak, ia

9Karen Amstrong, Sejarah Tuhan, (Bandung: Mizan Media Utama, 2012), hlm.
168-169.

10https://id.wikipedia.org/wiki/Agustinus_dari_Hippo, diakses 27 Februari 2017


pukul 09.10.

12
bergabung ke biara. Di biara Bec, Normandia, di bawah asuhan
seorang guru yang hebat, Lanfranc, Anselmus memulai
kariernya.11
4. Thomas Aquinas
Thomas Aquinas (1225-1274) adalah seorang filsuf dan
teolog dari Italia yang sangat berpengaruh pada abad
pertengahan. Karya Thomas Aquinas yang terkenal adalah
Summa Theologiae (1273), yaitu sebuah buku yang merupakan
sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Pada
tahun 187, ajaran-ajarannyadijadikan sebgai ajaran yang sah
dalam Gereja Katolik roma oleh Paus Leo XIII.12
E. Islam di Eropa pada Abad Pertengahan
Islam masuk ke Eropa pada saat pemerintahan Khilafah
Umayyah II (711-1492) yang telah memimpin di Semenanjung Iberia
dengan pusat ibu kotanya Cordoba. Setelah itu islam dapat
menduduki Sisilia dan Italia selatan, tetapi dapat direbut kembali
oleh bangsa Nordia pada abad ke-13. Pada tahun 1453, Turki di
bawah pimpinan Sultan Mahmud II berhasil menaklukkan
Byzantium.13
Masuknya islam ke Eropa pada abad ini memberi pengaruh
dalam berbagai aspek. Salah satu aspek tersebut yakni
perkembangan di dalam bidang pendidikan. Banyak pemuda Eropa
yang belajar di Universitas-Universitas Spanyol seperti di Cordoba,
Sevililla, Malaga, Granada, dan Salamanca. Mereka aktif
menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Setelah pulang

11https://id.wikipedia.org/wiki/Anselmus, diakses 27 Februari 2017, pukul


09.30.

12https://id.wikipedia.org/wiki/Thomas Aquinas, diakses 27 Februari 2017,


pukul 09.57.

13Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa; Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm. 40-41.

13
ke negerinya mereka mendirikan sekolah dan universitas yang
sama.14
Universitas yang pertama kali berada di Eropa adalah
Universitas Paris yang didirikan pada 1213. Pada akhir zaman
pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas
tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari universitas
Islam seperti kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat.15
Tokoh-tokoh islam yang saat itu mempengaruhi ilmu
pengetahuan dan kebudayaan antara lain:
1. Al Farabi (780-863)
Al farabi mendapat gelar guru kedua (Aristoteles di gelari
guru pertama). Al farabi mengarang buku, mengumpulkan dan
menerjemahkan buku-buku karya Aristoteles.
2. Ibnu Rusd (1120-1198)
Ibnu Rusd memiliki peran yang sangat besar sekali
pengaruhnya di Eropa sehingga menimbulkan gerakan Averoisme
yang menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah
lahir reformasi pada abad ke-16 dan rasionalisme abad ke-17 di
Eropa.
3. Ibnu Sina (980-1060)
Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah
seorang dokter dikota Hamazan Persia, penulis buku-buku
kedokteran dan peneliti berbagai penyakit. Beliau juga filsuf yang
terkenal idenya mengenai paham serba wujud. Beliau juga ahli
fisika dan ilmu jiwa.16

14Ibid., hlm. 44.

15Ibid., hlm. 44.

16Ibid., hlm. 43.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di
lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuan tersebut hampir
semua adalah para teolog. Dengan kekuasaan gereja yang
begitu dominan sehingga semua kehidupan harus diatur
dengan doktrin gereja menyebabkan kemunduran bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan sains melibatkan
suatu proses yang aneh dan paradoksial, yaitu melibatkan
penolakan sains dan filsafat Yunani serta memunculkan sains
dan pandangan alam yang bersifat mekanistik, eksperimental,
dan ulititarian.
2. Periode Pendidikan Abad Pertengahan yaitu Periode patristik.
Patriastik berasal dari kata Latin Patres yang berarti bapa-bapa
gereja, yakni ahli agama Kristen pada abad permulaan agama
Kristen. Kedua yaitu zaman scolastik dimulai pada abad ke-9.
Para tokoh zaman Scholastik adalah para pelajar dari
lingkungan sekolah-kerajaan dan sekolah-Katredal yang

15
didirikan oleh Raja Karel Agung/ Charlemagne. Pemikir yang
ada di periode ini adalah Skotus Erigena (810-877), Anselmus
(1033-1100) dan Abqerladus(1078-1142).
3. Lembaga pendidikan adalah: rumah tangga, gereja, sekolah,
negara, dan masyarakat.
4. Tokoh-tokoh Abad Pertengahan Plotinus (205-270), Agustinus,
Anselm (1033-1109),Thomas Aquinas.
5. Selain itu ada beberapa tokoh pendidikan islam seperti Al
Farabi, Ibnu Rusd, Ibnu Sina. Masuknya islam ke Eropa pada
abad ini memberi pengaruh dalam berbagai aspek. Salah satu
aspek tersebut yakni perkembangan di dalam bidang
pendidikan. Mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya
ilmuwan muslim. Setelah pulang ke negerinya mereka
mendirikan sekolah dan universitas yang sama

DAFTAR PUSTAKA

Djaja, Wahyudi, Sejarah Eropa; Dari Eropa Kuno Hingga Eropa


Modern. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012
Kumalasari, Dyah, Pengantar sejarah Pendidikan I, Diktat,
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta, 2008.
Amstrong, Karen, Sejarah Tuhan, Bandung: Mizan Media Utama,
2012

16

Anda mungkin juga menyukai