Anda di halaman 1dari 3

Nama Cekungan Formasi batuan induk Formasi reservoir Tipe kerogen

Cekungan Jawa Timur Utara Formasi Pra-Ngimbang (TOC -formasi Ngrayong tipe III dan II(, sapropel lilin dan l
0,13% – 2,17% (Ro 1,11% – (Sandstone, limestone) ganggang)
1,32%),,Formasi Ngimbang, -trap Anticline on Flower
(TOC 0,47% - 1,27% (Ro 0,66% stucture, faulted closure.
– 0,81%) -Serpih laut Formasi Kujung
CEKUNGAN AKIMAGEUH Formasi Kopai(Ro > 0.6 %, -Formasi Woniwogi II dan III (dominan)
Aiduna(0.39 wt% – 3.45 wt%) (b.pasirqz,glokoitan,)
Formasi woniwogi (lum matang porositas antara 12 – 14 %
– matang) 0.34 wt% – 2.9 wt% permeabilitas 200 – 500 mD
-Tudung Formasi Piniya

cekungan aman sumatra tengah Formasi Brown Shale(0,3-6,67 Upper Red Bed (batupasir, I, II, dan III (dominan minyak dan
(back arc basin) wt % Ro 0,24-1.27 konglomerat dan serpih gas)
Lower Red Bed (0,19-4,63 wt% merah kehijauan)
0,48-1,39
Upper Red Bed(0,05-3,93wt%
0,41-0,84

Cekungan Banggai-Sula Formasi Matindok 0,68 ≤ TOC ≤ Formasi Matindok, b.pasir Ii (timori)dan iii(matidok)
0,89%). Formasi Tomori b.gamping
Formasi Tomori TOC 0,93%), Formasi Minahaki
Ro <0.5, immature-early Seal Formasi Tomori dan
POH

Potensi Hidrokarbon Cekungan Formasi Mamberamo TOC 0.2% Formasi Mamberamo tipe III
Papua Utara -39.25% ,Ro<0,6 ada yg 1.2%, (b.pasir)
cekungan depan busur HI23.88 – 95.84 ,PI 0.08 – 0.33,
S2 =1.54 (poor), S1 <0.5 dan S2 <
2.5 namun belum matang

CEKUNGAN SALAWATI
Formasi Klasaman,
tipe II dan tipe III
Formasi Klasafet

Tipe III
Formasi Atahoc,
Cekungan Timor Formasi niof, formasi
Aitutu

TOC 0,15-5,55%. TMAX


Sub-Cekungan Leles tipe-III
385-398 ◦C

Cekungan sumatera Formasi Telisa, TOC


tipe kerogen II-III
utara 0,52-1,56 wt-%
TOC ( total organic karbon ) merupakan kuantitas dalam permukaan bumi. Dimana maturity di bagi
dari karbon organic yang terendapkan dalam 3 yaitu antara lain :
batuan tersebut. Semakin tinggi nilai OC maka a. Immature adalah sourcerock yang belum
akan semakin baik source rock tersebut dan mengalami perubahan menjadi hidrokarbon
kemungkinan terbentuknya hidrokarbon akan b. Mature adalah source rock yang sedang
semakin tinggi. TOC yang dapat menghasilkan mengalami perubahan menjadi hidrokarbon
adalah di atas 1 % . c. Overmature adalah source rock yang telah
Sedangkan Peter dan Cassa (1994) membagi atas mengalami pematangan menjadi hidrokarbon.
5 jenis batuan induk, yaitu : Rock-Eval Pyrolisis (REP) adalah analisa
1. Poor source rock 0 – 0.5 % TOC komponen hidrokarbon pada batuan induk
2. Fair source rock 0.5 – 1 % TOC dengan cara melakukan pemanasan bertahap
3. Good source rock 1-2 % TOC pada sampel batuan induk dalam keadaan tanpa
4. Very good source rock 2-4% TOC oksigen pada kondisi atmosfer inert dengan
5. Excellent >4 % TOC temperatur yang terprogram. Pemanasan ini
memisahkan komponen organik bebas (bitumen)
Kerogen merupakan kualitas dari carbon organic dan komponen organik yang masih terikat dalam
yang terendapkan dala batuan tersebut. batuan induk
Komposisi kerogen juga dipengaruhi proses Analisis Rock-Eval Pyrolisis menghasilkan
pematangan termal (katagenesis dan beberapa parameter-parameter :
metagenesis) yang mengubah kerogen tersebut. a. S1 (free hydrocarbon)
Kerogen akan menentukan hidrokarbon yang S1 menunjukkan jumlah hidrokarbon bebas yang
akan di bentuk. Kerogen ada beberapa tipe . dapat diuapkan tanpa melalui proses pemecahan
diantaranya : kerogen
a. Kerogen tipe I b. S2 (pyrolisable hydrocarbon)
Terbentuk di perairan dangkal, Berasal S2 menunjukkan jumlah hidrokarbon yang dihasil
dari algae yang bersipat lipid, H/C > 1.5 dan O/C < melalui proses pemecahan kerogen yang
0,1, Menghasikan minyak mewakili jumlah hidrokarbon yang dapat
b. Kerogen tipe II dihasilkan batuan selama proses pematangan
Terbentuk di marine sedimen, Berasal secara alamiah.
dari algae dan protozo, H/C antara 1,2 – 1,5 dan c. S3
O/C antara 0,1-0,3, Menghasilkan minyak dan gas S3 menunjukkan jumlah kandungan CO2 yang
c. Kerogen tipe III hadir di dalam batuan.
Terbentuk di daratan, Berasal dari d. Tmax
tumbuhan daratan, H/C < 1,0 dan O/C > 0,3, Nilai Tmax ini merupakan salah satu parameter
Menghasilkan gas geokimia yang dapat digunakan untuk
d. Kerogen tipe IV menentukan tingkat kematangan batuan induk

Telah mengalami oksidasi sebelum Kombinasi parameter – parameter yang


terendapkan , sehingga kandungan karbon telah dihasilkan oleh Rock-Eval Pyrolisis dapat
terurai sebelum terendapkan, Tidak dipergunakan sebagai indikator jenis serta
menghasilkan hidrokarbon kualitas batuan induk, antara lain :
a. Potential Yield (S1 + S2)
Maturity atau pematangan adalah proses Potential Yield (PY) menunjukkan jumlah
perubahan zat-zat organic menjadi hidrokarbon. hidrokarbon dalam batuan baik yang berupa
Proses pematangan di akibatkan kenaikan suhu di
komponen volatil (bebas) maupun yang berupa ini berasal dari marine shales Formasi Klasafet
kerogen dengan reservoar utamanya berada di Formasi
b. Production Index (PI) Kais. Lokasi penelitian secara geografis terletak di
Nilai PI menunjukkan jumlah hidrokarbon bebas Pulau Salawati, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi
relatif (S1) terhadap jumlah total hidrokarbon Papua Barat yang terletak di sebelah barat Selat
yang hadir (S1 + S2 Sele. Stratigrafi Cekungan Salawati Formasi
c. Hydrogen Index (HI) dan Oxygen Index (OI) Aifam (Perm, 290 - 250 juta tahun)
HI merupakan hasil dari S2 x 100/TOC dan OI • Formasi Kembelengan (Jura Akhir – Kapur
adalah S3 x 100/TOC. Akhir, 152 – 66.5 juta tahun)
Potensi batuan induk berdasarkan HI (Waples • Formasi Waripi (Paleosen, 66.5 – 54 juta
1985) tahun)
HI Produk utama Kuantitas relatif • Formasi Faumai (Eosen, 54 – 36 juta
<150 Gas Kecil tahun)
150 – 300 Minyak dan gas Kecil • Formasi Sirga (Oligosen, 36 – 25.2 juta
300 – 450 Minyak Sedang tahun)
450 – 600 Minyak Banyak • Formasi Kais (Miosen Awal – Miosen
> 600 Minyak Sangat banyak Tengah, 25.2 – 10.2 juta tahun)
Penentuan tipe kerogen berdasarkan
• Formasi Klasafet (Miosen Akhir, 10.2 – 5.2
analisis rock-eval pyrolisis dapat dilakukan
juta tahun)
dengan mengeplotkan nilai – nilai HI dan OI pada
• Formasi Klasaman (Pliosen, 5.2 – 1.65
diagram "pseudo" van Krevelen, atau dengan
juta tahun )
menggunakan plot HI – Tmax.
• Formasi Sele (Pleistosen, 1.65 juta tahun)
Pada cekungan salawati memiliki kualitas kerogen
tipe 2 yang dapat menghasilkan minyak dan gas.
cekungan salawati yang berada di daerah papua
barat masih sangat potensial untuk di lakukan
eksploitasi minyak dan gas bumi atau petroleum,
dan bedasarkan syarat-syarat dari petrloeum
system itu sendiri telah di penuhi atau sesuai
CEKUNGAN SALAWATI
dengan kriteria cekungan salawati yang dimana
Cekungan Salawati yang terletak di kepala burung
syarat tersebut berupa adanya batuan induk,
dari Pulau Irian Jaya, Cekungan Salawati
batuan reservoar, migrasi, jebakan, batuan
merupakan salah satu cekungan potensial yang
penutup dan batuan overburden.
ada di Indonesia Timur. Batuan sumber cekungan

Anda mungkin juga menyukai