AL-KHAZINI
DISUSUN
OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
FERA ANNISA,S.Pd,M.Sc
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULLUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 3
A. Biografi Al-Khazini................................................................ 3
B. Pemikiran akhazini................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.latar belakang
Selama ini sejarah perkembangan sains dan ilmu pengetahuan yang diajarkan
di sekolah formal pada umumnya didominasi oleh nama-nama para penemu dan
ilmuwan Barat. Padahal Faktanya Orang-orang Islam yang pertama kali menemukan
dan mengembangkan beragam pengetahuan itu. Ratusan tahun silam, sebelum
ilmuwan barat mengenal ilmu pengetahuan dan sains, ilmuwan muslim telah maju
dan berkembang dengan serangkaian penemuan yang merupakan cikal bakal dari
sains modern sekarang.
Tongkat estafet ilmu pengetahuan yang sampau di tangan para ilmuwan Barat
tersebut sebenarnya berasal dari para ilmuwan non-Barat, termasuk dari para ilmuwan
muslim yang hidup dalam rentang 800 tahun,yakni mulai abad ke-8 sampai abad ke
16.Bahwa hanya sedikit yang mengetahui tentang fakta-fakta sejarah ini,oleh michael
Hamilton morgan dari new foundation of peacedisebut sebagai “sejarah yang hilang”.
Sejarawan jack Goody menyebutnya sebagai “sejarah yang hilang”.Sejarawan jack
Goody menyebutnya sebagai”pencurian sejarah”. Akibatnya,tidak hanya di Barat, di
dunia islam sendiri pun, peran besar para ilmuwan-ilmuwan muslim itu seakan
terlupakan atau terabaikan.
Ehsan Masood dalam bukunya Science and islam mengatakan bahwa dalam
pendidikan Sains di inggris-sampai baru-baru ini-sejarah kemunculan sains
cenderung meloncat dari zaman klasik Euklides, Aristoteles, dan Arkhimedes
langsung ke kelahiran zaman sains abad ke-16 dan 17 di eropa beserta pengakuan
kecil,kalaupun ada, terhadap sains islam yang hebat di antara kedua zaman
itu.Padahal dalam perjalanan sejarahnya, peradaban Barat pernah mengalami masa-
masa pahit yang mereka sebut dengan zaman kegelapan atau disebut juga zaman
pertengahan(the Medieval Ages)
Menurut catatan sejarah, zaman kegelapan itu dimulai dari runtuhnya imperium
Romawi Barat.Pada tahun 410 M ,Alaric, raja jerman dari suku Visigoth, menyerbu
Roma dan menghancurkannnya dalam amukan yang hanya berlangsung tiga hari saja.
lalu 66 tahun kemudian,kaisar Romawi Barat terakhir, Romulus Agustus, berhasil
digulingkan, dan pysat kekaisaran secara sepiham dipindahkan ke
kontatinopel.Bersama dengan itu cahaya kehidupan menghilang. Eropa memasuki
zaman kegelapan.Zaman tanpa ilmu, tanpa santra,bahkan tanpa peradaban itu
berlangsung ratusan tahun.Baru 1.000 tahun kemudian “matahari”kembali menyinari
dataran eropa yang terkenal dengan masa Rainaissance.
Banya diantara kita yang mengaku agama islam tapi tidak pernah tahu seperti
apa Islam berkembang.Bahkan dikalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat
di mulainya sejarah islam.Oleh karena itu penting bagi kita sebagai umat islam
mengenal perkembangan islam dari periode-periode islam sebagai upaya kecintaan
dan eksitensi diri kita sebagai seorang muslim.
B.Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Biografi Al-khazini
3
One Prescription for Failure”, sangilmuwan hidup di abad ke-12 M. “Dia berasal
dari Bizantium Yunani,” tutur Klotz. Al-Khazini menjadi budak Dinasti Seljuk Turki,
setelah kerajaan Islam itu menaklukan wilayah kekuasaan kaisar Konstatinopel,
Romanus IV Diogenes.
Sayangnya,kisah dan perjalanan hidup Al-Khazini tak banyak terekam dalam buku –
buku sejarah.Zaimeche PhD dalam bukunya berjudul Merv menuturkan bahwa Al-
Khazini adala seorang ilmuwan yang bersahaja. Meski kepandaiannya sangat
dikagumi dan berpengaruh, beliau tak silau dengan kekayaan. Menurut Zaimeche, Al-
Khazini sempat menolak dan mengembalikan hadiah sebesar 1.000 keping emas
(dinar) dari seorang istri Emir Seljuk. Beliau hanya merasa cukup dengan uang tiga
dinar dalam setahun.
Para sejarawan sains menempatkan ilmuwan itu dalam posisi yang sangat terhormat.
Betapa tidak, ilmuwan muslim yang berjaya di abad kedua belas itu telah memberi
kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, terutama dalam ilmu
fisika dan astronomi. Salah satu kontribusi penting yang diwariskan al-Khazini dalam
4
bidang astronomi adalah Tabel Sinjaric. Tabel itu dituliskannya dalam sebuah
risalah astronomi bertajuk az-Zij as-Sanjari. Dalam manuskrip itu, dia menjelaskan
jam air yang dibagi menjadi 24 jam dan didesain untuk penelitian astronomi. Jam ini
adalah salah satu jam astronomi pertama yang dikenal di dunia Islam kala itu.
B.Pemikiran Al-Khazini
5
Khazini juga menjelaskan tentang posisi 46 bintang. Risalahnya yang berjudul Al-
Khazini’s Zij as-Sanjari itu kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh
Gregory Choniades pada abad ke-13 M. Risalah astronomi yang ditulis al-Khazini
pun menjadi rujukan para ilmuwan dan pelajar di Kekaisaran Bizantium.Kontribusi
penting lainnya yang diwariskan al-Khazini dalam bidang fisika adalah kitab Mizan
al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya pada 1121 M itu
mengungkapkan bagian penting fisika Islam.
Dalam buku itu, al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang
diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta
teori statika atau ilmu keseimbangan dan hidrostatika.Ini merupakan sebuah karya
mendasar tentang keseimbangan hidrostatik yang corak ragamnya diklasifikasikan
menurut jumlah angka skala. Sebuah edisi buku ini terbit di Hyderabad pada tahun
1359 H/1940 M. Buku itu terdiri dari delapan buah makalah yang terbagi dalam
beberapa bab dan pasal dan juga memuat teorema-teorema yang diperoleh dari karya-
karya Euclides, Archimedes dan Menelaus. Buku ini merupakan kelanjutan dari
karya Tsabit bin qurrah yang berjudul Mizan ar-Rumi atau Timbangan
Romawi.Selain menjelaskan pemikirannya tentang teori-terori itu, al-Khazani juga
menguraikan perkembangan ilmu itu dari para pendahulu serta ilmuwan yang
sezaman dengannya. Dalam bukunya itu, al-Khazini juga menjelaskan beberapa
peralatan yang diciptakan ilmuwan pendahulunya seperti araeometer buatan Pappus
serta pycnometer flask yang diciptakan al-Biruni.Buku itu dinilai Nasr sebagai sebuah
karya ilmiah Muslim yang paling esensial tentang mekanika dan hidrostatika, dan
terutama studi mengenai pusat gravitasi. Dalam buku itu pula, al-Khazini mengupas
prinsip keseimbangan hidrostatis dengan tingkat ketelitian obyek sampai ukuran
mikrogram (10-6 gr), suatu level ketelitian yang menurut K Ajram dalam The Miracle
of Islamic Science hanya tercapai pada abad ke 20 M.
6
C. Penemu Tekanan Udara
7
fisikawan terbesar sepanjang sejarah) dari Charles C. Jillispe, editor Dictionary of
Scientyfic Bibliography (1970).
Tesis al-Biruni bahwa seluruh benda memiliki berat dikembangkan lebih lanjut oleh
al-Khazini. Ia menunjukkan bahwa udara mempunyai berat, dan juga mempunyai
gaya dorong ke atas, sama halnya dengan zat cair. Dalam hal ini, al-Khazini telah
mendahului Torricelli, Pascal, dan Boyle dalam riset dan penemuan bahwa udara
mempunyai tekanan ke segala arah karena memiliki berat; fakta inilah yang kemudian
disebut sebagai tekananan udara normal=1 atm.Implikasi dari penemuan itu, menurut
al-Khazini, berat suatu benda di udara kurang dari beratnya yang sesungguhnya, dan
bahwa berkurangnya berat sesuatu benda tergantung pada kepadatan udara. Sintesisi
yang dilakukan al-Khazini terhdap hidrostatika dengan mekanika melahirkan temuan
baru mengenai konsep berat. Menurut Natsir Arsyad (Ilmuwan Muslim Sepanjang
Sejarah, 1989), konsep yang diajukan al-Khazini telah berhasil mengatasi kesukaran-
kesukaran yang terdapat dalam konsep Archimedes. Menurut definisi yang
dikemukakan al-Khazini, berat adalah gaya inheren dalam tubuh benda-benda padat
yang menyebabkan mereka bergerak, dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus
terhadap pusat bumi dan terhadap pusat benda itu sendiri. Gaya ini pada gilirannya
akan tergantung dari kerapatan benda yang bersangkutan. Al-Khazini juga
mempunyai gagasan mengenai pengaruh temperatur terhadap kerapatan. Dan dalam
karya utamanya itu, ia menyusun tabel-tabel kerapatan sejumlah besar zat cair dan zat
padat, dan termasuk tabel-tabel berat spesifiknya.
Jadi, menurut Arsyad (1989), sebelum Roger Bacon menemukan dan membuktikan
suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat bumi, al-Khazini telah
terlebih dahulu melakukan observasi mengenai kapilaritas (pipa-pipa kapiler) dan
menggunakan aerometer untuk kerapatan dan yang berkenaan dengan temperatur zat-
zat cair. Al-Khazini juga telah mendahului dalam merumuskan teori tentang tuas
8
(pengungkit) serta penggunaan neraca untuk bangunan-bangunan dan untuk
pengukuran waktu.
Lebih hebatnya lagi, al-Khazini dan ilmuwan muslim lainnya juga merupakan orang-
orang yang pertama kali mengeneralisasikan teori pusat gravitasi dan mereka adalah
yang pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga dimensi. Dalam bukunya itu,
al-Khazini juga memaparkan suatu teori tentang gravitasi serta tabel-tabel kerapatan
sejumlah besar zat cair dan zat padat. Al-Khazini juga mempunyai gagasan mengenai
pengaruh temperatur terhadap kerapatan, dan tabel-tabel berat spesifik umumnya
tersusun dengan cermat. Sebelum Roger Bacon menemukan dan membuktikan suatu
hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat bumi, al-Khazini telah
terlebih dahulu mendalami hal tersebut.Pendekatan non-Archimedes dalam studi
hidrostatika yang dilakukan oleh al-Khazini tejadi melalui penekanan pada studi
dinamika dan pusat gravitasi. Ia menekuni secara mendalam mengenai gravtasi yang
sebelumnya telah diajukan oleh al-Biruni. Namun, ia telah mengembangkan konsep
itu sedemikian rupa sehingga ia menemukan bahwa kuat gravitasi berubah sesuai
dengan jarak antara benda yang jatuh dengan benda yang menariknya. Dengan
penemuan ini berarti al-Khazini telah melihat variabel baru yang terlibat dalam
kekuatan gravitasi, yaitu jarak antara dua benda.
Menurut Prof. Nazif sebagaimana yang dikutif oleh Komisi Nasional Mesir untuk
UNESCO (1986), penulis Mizan al-Hikmah itu pastilah mengetahui kaitan yang
sebenarnya antara kecepatan (velocity) benda yang jatuh ke permukaan bumi, jarak
yang ditempuhnya dan waktu yang diperlukannya. Dengan demikian, praktis variabel
yang terkait dengan peristiwa gerak jatuh suatu benda telah ditemukan oleh al-
Khazini. Belum diketahui apakah ia telah memformulasikan hubungan antara variabel
tersebut dalam sebuah persamaan matematika.
9
Tidak cukup sampai di sini, al-Khazini juga berhasil menciptakan sejumlah peralatan
penting untuk digunakan dalam penelitian dan pengembangan astronomi. Ia berhasil
menemukan sekitar tujuh peralatan ilmiah yang terbilang sangat penting. Ketujuh
peralatan temuannya itu dituliskannya dalam Risala fi’l-alat atau Manuskrip tentang
Peralatan. Ketujuh alat yang diciptakannya itu adalah triquetrum, dioptra, peralatan
segi tiga, kwadran, sektan, astrolab serta sebuah peralatan asli tentang refleksi. Selain
berjasa mengembangkan ilmu fisika dan astonomi, al-Khazini juga turut
membesarkan ilmu kimia dan biologi. Secara khusus, dia menulis tentang topik
evolusi dalam ilmu kimia dan biologi. Dia membandingkan antara transmutasi unsur
dengan transmutasi spesies.
Al-Khazini meninggal dunia pada abad ke-12 M. Meski begitu, pemikiran-
pemikirannya telah menjadi warisan yang tak ternilai harganya bagi perkembangan
ilmu pengetahuan.
10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Al-Khazini adalah seorang ahli fisika dan matematika yang berasal dari Khurasan. ,
Iran. Nama lengkap al-Khazin adalah Abu Ja’far Muhammad bin Muhammad bin al-
Husayn al-Khurasani al-Khazin.Salah satu obyek penelitian al-Khazin adalah
gumpalan udara. Ia berpendapat bahwa udara mempunyai kekuatan yang dapat
mendorong serupa aliran air. Ketika berada di bumi, massa suatu benda yang
melayang di udara akan berkurang. Kesimpulannya, massa benda sangat tergantung
pada suhu udara. Itulah hasil analisis al-Khazin yang kemudian mengilhami
pembuatan barometer.Atas jasa-jasanya, al-Khazin dianggap sebagai penemu tekanan
dan ukuran suhu panas, sebelum kemudian dikembangkan oleh Torriceli dan Galileo.
Al-Khazin juga melakukan penelitian tentang gravitasi. Ia menguraikan banyak hal
tentang kekuatan gravitasi dalam bukunya yang berjudul Mizanul Hikmah. Selain
membahas gravitasi, Mizanul Hikmah juga membahas materi hidrostatika. Beberapa
pasal dari buku ini telah diterjemahkan dan diterbitkan di Amerika Serikat. Al-Khazin
juga melakukan penelitian untuk menentukan pusat massa benda dan menjelaskan
cara pemakaian sejumlah alat sederhana, seperti timbangan. Sehubungan dengan itu,
ia juga dikatakan sebagai seorang penemu berbagai macam timbangan.
11
B. Saran
DAFTAR PUSAKA
http://www.laduni.id/post/read/44907/abdurrahman-al-khazini-penemu-
tekanan-udara-dan-pencetus-teori-gravitasi.
https://www.nu.or.id/post/read/86916/al-khazini-pencetus-teori-gravitasi.
12
13