Anda di halaman 1dari 14

HISTORIOGRAFI ISLAM ABAD KE-8 H/ 14 M JAMI’

ALTAWARIKH KARYA RASHID AL-DIN HAMADANI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Studi Al-Qur’an

Program Studi Sejarah Peradaban Islam Program Pasca Sarjana

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

A. ARSY RAMLAN AMAL


NIM. 80100222019

PROGRAM PASCASARJANA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan

makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan

kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang kita nanti-

nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT. atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami

mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah

Studi Al-Qur’an dengan judul “Historiografi Islam Abad Ke-8 H/ 14 M Jami’

Altawarikh Karya Rashid Al-Din Hamadani”

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini, terkhusus kepada

dosen pengajar kami yang telah membagi ilmunya mengenai Studi Al-Qur’an.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gowa, 19 Mei 2023

A.Arsy Ramlan Amal

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan...............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4

A. Biografi Rashid al-Din Hamadani........................................................4


B. Historiografi Islam pada Abad Pertengahan..........................................5
C. Telaah Kitab Jami’ al-Tawarikh Karya Rashid al-Din Hamadani.. 7
BAB III PENUTUP..........................................................................................10

A. Kesimpulan....................................................................................10
B. Saran...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Historiografi atau penulisan sejarah atau sejarah penulisan sejarah dalam

Islam memiliki alur sejarah tersendiri. Agama menjadi faktor pendorong dan

mempengaruhi sejarawan generasi awal dalam menuliskan sejarah. Menurut Badri

Yatim ada dua faktor pendukung utama berkembangnya penulisan sejarah dalam

penulisan sejarah.1

Pertama, Al-Qur’an, kitab suci umat Islam memerintahkan umatnya untuk

memperhatikan sejarah. Terdapat beberapa ayat Al-Qur’an yang menerangkan

tentang sejarah. Al-Qur’an bukan hanya memerintahkan umatnya untuk

memperhatikan perkembangan sejarah manusia, tetapi Al-Qur’an juga menyajikan

banyak kisah. Kemudian Penafsiran Al-Qur’an juga harus memperhatikan sebab

diturunkannya ayat Al-Qur’an (Asbabun Nuzul). Kedua, Ilmu Hadits. Hadits

berfungsi untuk menjabarkan Al-Qur’an yang masih dipandang umum dan

tersamar, dan bahkan membuat hukum-hukum yang belum terdapat dalam

AlQuran. Oleh karena itu, di awal masa perkembangan Islam, ilmu hadits

merupakan ilmu yang paling tinggi dan paling diperlukan oleh umat Islam pada

waktu itu. Maka bisa dikatakan ilmu hadist merupakan cikal bakal perkembangan

ilmu sejarah di dunia Islam. Seiring dengan Pertama, Al-Qur’an, kitab suci umat

Islam memerintahkan umatnya untuk memperhatikan sejarah. Terdapat beberapa

ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang sejarah. Al-Qur’an bukan hanya

memerintahkan umatnya untuk memperhatikan perkembangan sejarah tetapi Al

Qur’an juga menyajikan banyak kisah. Kemudian Penafsiran Al-Qur’an juga

harus memperhatikan sebab diturunkannya ayat Al-Qur’an (Asbabun Nuzul).

1 Badri Yatim. Historiografi Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997), h. 11.


Kedua, Ilmu Hadits. Hadits berfungsi untuk menjabarkan Al-Qur’an yang

masih dipandang umum dan tersamar, dan bahkan membuat hukum-hukum yang

belum terdapat dalam Al-Quran. Oleh karena itu, di awal masa perkembangan

Islam, ilmu hadits merupakan ilmu yang paling tinggi dan paling diperlukan oleh

umat Islam pada waktu itu. Maka bisa dikatakan ilmu hadist merupakan cikal

bakal perkembangan ilmu sejarah di dunia Islam. Seiring dengan perkembangan

jaman penulisan sejarah mengalami perkembangan. Pada setiap fase jaman

terdapat corak, metode dan tema penulisan sejarah yang berbeda. H.A.R Gibb

dalam buku Historiografi Islam karya H.R Muin Umar berpendapat tentang

perkembangan Historiografi Arab dan Persia yang terbagi kepada empat bagian

(1) dari permulaan sampai abad ketiga hijriyah. (2) dari abad ketiga sampai

dengan abad keenam hijriyyah. (3) dari akhir abad keenam sampai permulaan

abad kesepuluh hijriyah, (4) dari abad kesepuluh sampai abad ketiga belas

hijriyah.2 Sementara dalam buku Historiografi Islam karya Badri Yatim bisa kita

lihat dia membagi perkembangan historiografi Islam menjadi tiga yaitu klasik,

pertengahan dan modern.

Terkhusus historiografi Islam abad ke-8 H/ 14 M Kitab Jami’ al-Tawarikh

Karya Rashid al-Din Hamadani. Kitab Jami’ al-Tawarikh Karya Rashid al-Din

Hamadani adalah mahakarya pada abad pertengahan dan disebut sebagai “Sejarah

dunia pertama”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,

penulis merumuskan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana Biografi Rashid al-Din Hamadani?

2 H.A. Muin Umar, Historiografi Islam (Jakarta: CV. Rajawali,1988), h. 13.


2. Bagaimana Historiografi Islam pada Abad Pertengahan?

3. Bagaimana Telaah Kitab Jami’ al-Tawarikh Karya Rashid al-Din

Hamadani?

C. Tujuan

Tujuan makalah dengan rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan

tujuan penulisannya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Biografi Rashid al-Din Hamadani.

2. Untuk mengetahui Historiografi Islam Pada Abad Pertengahan.

3. Untuk mengetahui Telaah Kitab Jami’ al-Tawarikh Karya Rashid al-Din

Hamadani.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Biografi Rashid al-Din Hamadani
Rashid al-Din Fadlullah ibnu Hamadani (1247-1318) intelektual muslim

bidang sejarah, pertanian, arsitek, dan teologi. Rashid lahir di Hamadan, Persia,

Iran dari keluarga bangsawan Yahudi, hidup pada era Dinasti Mongol. Rashid

sebagai tenaga medis di istana Abaqa Khan (1265-1282). Mongol merebut

kekuasaan Abbasiyah sejak tahun 1256, saat itu, cucu Jengis Khan, yakni Hulagu

Khan, memimpin penyerbuan di wilayah muslim, termasuk Baghdad. Selanjutnya

Persia dikendalikan Abaqa Khan, putra ketiga Hulaqu Khan. Rashid dipercaya

Abaqa Khan sebagai Wazir hingga tahun 1316. Rashid membuat karya sejarah

yang dipersembahkan kepada Ghaza Khan Jami’ al-Tawarikh (Buku Sejarah

Dunia) yang mengulas bangsa Mongol di dunia Islam. Pada 19 Juni 1295 Ghaza

Khan bersama 10 ribu pengikutnya masuk Islam, ia merupakan penguasa pertama

kali Mongol yang mengenakan sorban dan menanggalkan pakaian beraksesoris

non-muslim. Rashid membangun kompleks penerbitan di Kota Tabriz diberi nama

Rab al-Rashidi. Rashid juga menyusun koleksi Jami’ al-Tasanif al Rashidi

(koleksi karya Rashid) pada abad pertengahan.

Nasib tragis dialami Rashid ketika koleganya Sa’d al Dawla tahun 1312

digantikan Ali Shah yang tidak menyukai Rashid, Rashid dituduh meracuni Ghaza

Khan dan dijatuhi hukuman mati oleh Ali Shah pada 18 Juli 1318 dalam usia 70

tahun. Wafatnya Rashid belum menyelesaikan karya Jami’ al-Tawarikh yang

dilanjutkan oleh Uljeitu dan tahun 1307 bab pertama diselesaikan diberi judul

Sejarah Ghazan. Imbas konflik diri Rashid dengan Ali Shah, semua karyanya

dibasmi dan yang tersisa adalah Jami’ al-Tawarikh karya setebal 120 halaman

tersebut pada 8 Juli 1980 dilelang di Balai Lelang Sotheby’s London dengan harga

850 ribu poundsterling (2,07 juta dolar AS).3

3 Moh. Rasyid, Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar Dari
Sejarah, Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan 3, no. I (2015): h. 16-17.
B. Historiografi Islam pada Abad Pertengahan.
Harun Nasution membagi pembabakan sejarah Islam menjadi tiga era;

masa klasik (650-1250), pertengahan (1250-1800) dan modern (1800-sekarang). 4

Pada Era Pertengahan, terjadi beberapa pembaruan dalam corak historiografi

Islam. Hal ini tak terlepas dengan keadaan agama ini yang semakin diterima oleh

penganut lain, menembus batas angin gurun khas Hijaz dan mulai bermastautin di

ceruk peradaban dunia seperti Syria dan Persia. Alih-alih tetap berpegang pada

gaya klasik yang melulu bertumpu pada tradisi penulisan Arab dan senantiasa

kembali ke qur’an dan hadis, masing-masing sejarawan telah memadukan

berbagai kepakarannya dengan unsur-unsur lokal di mana ia berpijak.

Kemunculan tiga sungai besar langgam penulisan: Madinah, Yaman, dan Irak

menjadi indikasi betapa kubah pemikiran para historiograf sudah mampu

mencerap perbagai kearifan lokal di wilayah setempat, sehingga dapat keluar

dengan pendekatan-pendekatan yang baru pada zamannya.

Yusri Abdul Ghani Abdullah mengungkapkan bahwa gerak zaman

keberislaman amatlah berakaitan dengan beberapa faktor yang menjadi katalisnya,

antara lain:

Pertama, Melimpah ruahnya bahan-bahan kesejarahan sebagai akibat

maraknya pembangunan lembaga-lembaga pemerintahan pada masa Dinasti

Abbasiyah, utamanya lembaga administrasi, kemili-teran, perpajakan, dan pos.

4 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta:
Bulan Bintang, 1982), h. 12-14.
Kedua, Maraknya aktivitas penerjemahan karya-karya dari bahasa Persia,

Yunani, Suryani, dan Latin ke dalam bahasa Arab.

Ketiga, Ketersediaan sarana mobilitas yang memadai yang memanjakan

para pelajar dan sejarawan untuk melakukan penjelajahan ilmiah guna mencari

riwayat, melihat keajaiban-keajaiban di daerah lain serta peninggalan sejarahnya. 5

Keempat, Eksplosi perdagangan ke dunia Timur Jauh, terutama ke Malaka,

sehingga ikut membawa serta rasa ingin tahu yang mendalam akan tradisi dan

budaya liyan.

Jika dilihat dari judulnya saja, misalnya seperti Tarikh Baghdad buah

tangan Abu Bakar al-Baghdadi sudah mengindikasikan suatu kefokusan atau

dalam bahasa lain disebut juga kepakaran akan suatu cakupan wilayah Islam. Hal

ini menjadi indikasi betapa langgam tulisan semisal maghazi dan ansab sudah

mengalami stagnansi-untuk tidak mengatakan semua-sehingga banyak di

kalangan sejarawan sudah mulai meninggalkan pola lama dan beralih pada suatu

kajian yang mengupas suatu kisah sejarah secara lebih intim, kendati dalam skup

yang lebih kecil, namun terasa lebih mendalam pembahasannya.

Selain itu, penulisan biografi juga mengalami kemajuan yang pesat. Paska

hancurnya Baghdad oleh Hulagu Khan pada tahun 1258, Abul Khair al-Hamdani,

sejarawan Persia sempat menuliskan biografi penguasa pastoral dari Asia Tengah

itu. Bagaimanapun, hancurnya Baghdad merupakan sebuah luka mendalam bagi

umat Islam. Namun, sebagai seorang sejarawan terkait posisinya sebagai pewarta

zaman tentu saja hal itu bukan merupakan batu sandungan dengan mengabadikan

kisah sang penakluk sebagai informasi untuk umat masa depan.

5 Yusril Abdul Ghani Abdullah, Historiografi Islam: Dari Klasik HIngga Modern
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), h. 17.
C. Telaah Kitab Jami’ al-Tawarikh Karya Rashid al-Din Hamadani

Jami’ al-Tawarikh adalah jendela untuk menengok masa lalu. Bukan saja

bagi rakyat Iran, tetapi juga bagi seluruh masyarakat dunia. Pasalnya, karya ini

membuka horizon “Iran Budaya” yang menembus batas-batas politik dari Iran

yang kita kenal sekarang.

Rashid al-Din menulis Jami’ al-Tawarikh atas permintaan Ghazan Khan,

namun karena Ghazan Khan meninggal, kitab itu akhirnya diserahkan kepada

Mohammad Khudabanda Oljaitu. Atas perintah Oljaitu kitab itu kemudian diberi

nama “Mobarak Ghazani” untuk menghormati Ghazan Khan.

Bagian lain kitab ini mencakup penjelasan sejarah masa kekuasaan Oljaitu,

sejarah bangsa-bangsa dunia. Suwar al-Aqalim dan Masalik al Mamalik yang

ditulis dalam dua jilid dan ditambahkan pada bagian pertama.

Ketiga jilid ini secara keseluruhan dikenal sebagai kitab Jami al-Tawarikh.

Kitab Mubarak Ghazani mencatat sejarah kabilah-kabilah Turki, Mongol dan

leluhur Jengis Khan, termasuk riwayat kehidupannya semenjak kanak-kanak

hingga menjadi penguasa Mongol. Bagian kitab ini merupakan campuran legenda

dan sejarah.

Jilid kedua dan ketiga kitab Jami al-Tawarikh mencakup pembahasan

tentang sejarah Khanat Oljaitu hingga masa sebelum ditulisnya kitab, sejarah para

Nabi mulai dari Nabi Adam as sampaii Nabi Muhammad Saw, sejarah Iran hingga

akhir era Sasani, sejarah kehidupan Nabi Muhamad Saw dan para Khalifah.

Selain itu, sejarah keluarga penguasa Iran pasca Islam sampai era

pengerahan pasukan Mongol dan sejarah sejumlah bangsa dunia termasuk bangsa

Oghuz Turk, Cina, India dan Eropa. Jilid ketiga mencakup pembahasan Suwar al

Aqalim dan Masalik al Mamalik.


Rashid al-Din Hamadani menulis sejarah Cina dengan merujuk

sumbersumber asli Cina. Ia juga bekerjasama dengan sejumlah ilmuwan Cina dan

berdiskusi dengan mereka. Bagian kitab ini adalah karya sejarah Cina pertama

yang independen dan komprehensif yang ditulis penulis Iran dan Islam. Dalam

kitab ini, sejarah India dan kehidupan Sang Budha ditulis dengan cukup

terperinci.

Seajarawan Iran ini juga menyampaikan pendapatnya tentang pembunuhan

para pegawai Iran seperti Khwaja Shamsedin Jouini dan Khwaja Bahaedin Jouini,

bahkan beberapa penguasa Mongol sendiri seperti Amir Nowrouz.

Rashid al-Din Hamadani dalam menulis karyanya menggunakan berbagai

sumber diantaranya, dalam sejarah Islam ia menggunakan kitab al-Kamil karya

Ibnu Atsir, dalam sejarah penguasa Iran ia bersandar pada Tarikh Tabari dan al

Kamil dan kitab Fars Nameh, Ibn Balkh dan Muruj al Dzahab karya Masoudi dan

beberapa kitab al-Qur’an.

Ia juga mengutip informasi dan riwayat lisan dari Ghazan Khan sendiri dan

beberapa pejabat kerajaan, ilmuwan, sejarawan, para penguasa Uighur, Cina,

bangsa Khitan, India dan sejumlah kaum lain yang tinggal di lingkungan kerajaan.

Misalnya dalam menulis Sejarah Cina Rashid meminta bantuan ilmuwan Cina

yang tinggal di Tabriz.

Gaya penulisan kitab ini sangat mudah, dan tulisan-tulisan berbahasa

Mongol diterjemahkan ke bahasa Farsi. Kitab ini di masa hidup penulisnya

diterjemhkan ke bahasa Arab, Turki, dan Mongol. Akan tetapi hanya bagian

terjemahan bahasa Arab yang masih tersisa sekarang.

Bagian kitab Jami al-Tawarikh hingga kini sudah diterjemhkan ke

sejumlah bahasa seperti Turki Timur, Turki Usmani, Arab, Prancis, Inggris,

Jerman dan Rusia.


Kitab ini dianggap sebagai kitab dengan desain dan ilustrasi bergambar

tertua ditempatkan di Museum Istana Golestan Tehran. Kitab Jami al-Tawarikh

dianggap sebagai salah satu kitab langka yang dihias dengan perlit emas

bergambar pohon dan beraneka ragam hewan.

Dalam lukisan-lukisan yang memenuhi kitab Jami al-Tawarikh, banyak

digunakan gaya lukisan Cina dan Mesopotamia. Terutama dalam lukisan-lukisan

yang mengilustrasikan sejarah Cina dan Mongol.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rashid al-Din Fadlullah ibnu Hamadani (1247-1318) intelektual muslim

bidang sejarah, pertanian, arsitek, dan teologi. Rashid lahir di Hamadan, Persia,

Iran dari keluarga bangsawan Yahudi, hidup pada era Dinasti Mongol.

Historiografi Islam pada abad pertengahan sudah mengalami kemajuan.

Misalnya, penulisan biografi juga mengalami kemajuan yang pesat. Paska

hancurnya Baghdad oleh Hulagu Khan pada tahun 1258, Abul Khair al-Hamdani,

sejarawan Persia sempat menuliskan biografi penguasa pastoral dari Asia Tengah

itu. Bagaimanapun, hancurnya Baghdad merupakan sebuah luka mendalam bagi

umat Islam. Namun, sebagai seorang sejarawan terkait posisinya sebagai pewarta

zaman tentu saja hal itu bukan merupakan batu sandungan dengan mengabadikan

kisah sang penakluk sebagai informasi untuk umat masa depan.

Rashid al-Din Hamadani dalam menulis karyanya yang berjudul Jami

alTawarikh menggunakan banyak sumber sesuai dengan tema dalam kitab Jami

alTawarikh, menggunakan gayapenulisan yang mudah dipahami serta terdapat di

dalamnya lukisan-lukisan yang membuat kitab Jami al-Tawarikh masih dikenang

hingga sekarang.

B. Saran

Diharapkan makalah ini agar dapat mengantarkan pembaca untuk dapat

memahami Historiografi Islam abad ke-8 H/14 M Jami al-Tawarikh Karya Rashid

al-Din Hamadani, baik itu berupa Biografi Rashid al-Din Hamadani , Historiografi

pada Abad pertengahan, serta Telaah Kitab Jami al-Tawarikh Karya Rashid al-Din

Hamadani. Dengan demikian semoga pula makalah ini bisa menjadi bacaan yang

baik untuk akademisi pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yusril Abdul Ghani. Historiografi Islam: Dari Klasik Hingga Modern.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan.


Jakarta: Bulan Bintang, 1982.

Rasyid, Moh. “Aksiologi Ilmuwan Modal Bagi Generasi Berjati Diri: Belajar Drai
Sejarah”. Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan 3, no. 1 (2015): h. 16-17.

Umar, Muin H. A. Historiografi Islam. Jakarta: CV. Rajawali, 1998.

Yatim, Badri. Historiografi Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Anda mungkin juga menyukai