Anda di halaman 1dari 26

Nama : Alexsandra Cipta Kusumah Bangsa

NIM : 231311007

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,

karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang

diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “KARYA MONUMENTAL

UMAT ISLAM DALAM IPTEKS”, dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Al-

Islam Kemuhammadiyahan (AIK) IV.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada : Pak Munaseh yang telah memberikan kesempatan dan

memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam

pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima

saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.

Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Makassar, 10 Maret 2015


Kelompok I

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS ......................................... 3

B. Sebab-sebab Kemunduran Islam dalam IPTEKS ................................ 7

C. Upaya-upaya Kebangkitan Islam di bidang IPTEKS .......................... 14

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 16

2
A. Simpulan .............................................................................................. 16

Daftar Pustaka .................................................................................................. iv

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai umat Islam yang taat dalam memenuhi perintah-perintah

agama Islam sesuai dengan Al-quran dan hadist-hadist, maka wajib

hukumnya bagi umat Islam untuk mennutut ilmu setinggi-tingginya baik

itu ilmu pengetahuan dalam teknologi, sosial, dan agama. Sekarang ini

banyak masyarakat umum yang hanya mengerti bahwa selama ini yang

menemukan pengetahuan-pengetahuan tinggi adalah bangsa Eropa, tetapi

sebenarnya adalah tokoh-tokoh Islam pada masa itu.

Dalam bahasa Arab, pengetahuan digambarkan dengan istilah al-

ilm, diambil dari kata ‘alamah, yang berarti “tanda”, “simbol”, atau

”lambang”, yang dengannya sesuatu itu dapat dikenal. Tapi alamah juga

berarti pengetahuan, lencana, karakteristik, petunjuk dan gejala.

Karenanya ma’lam (ma’alim) berarti juga petunjuk jalan, Dapat dikatakan

bahwa ilmu pengetahuan dianggap dapat menunjukkan jalan menuju

kesejahteraan dan juga menerangi kehidupan umat manusia, yang jika

Berjaya ilmu pengetahuan maka sejahteralah kehidupan pada saat itu,

apabila ilmu pengetahuan tidak berkembang maka kehidupan akan

menjadi tertutup, primitif dan tidak berkembang pula.

Islam pernah mengalami kejayaan di dalam ilmu pengetahuan di

masa lalu, Tokoh-tokoh Islam pada masa itu sangat membawa agama

Islam pada masa kejayaan yang sangat tinggi. Latar belakang penulis

4
dalam menulis makalah ini adalah untuk memberikan informasi tentang

agama Islam sebagai pelopor dalam ilmu pengetahuan pada masa itu. Pada

peradaban kejayaannya Islam masuk ke Eropa, dan bangsa-bangsa Eropa

yang pada waktu itu sangat primitif, kemudian tertolong dengan

kedatangan tokoh-tokoh Islam tersebut. Itulah bukti kekuatan ilmu

pengetahuan terhadap kesejahteraan umat. Pada masa Napoleon Bonaparte

ke Mesir agama Islam mulai jatuh, dan ilmu pengetahuan-pengetahuan

yang sebelumnya ditemukan oleh tokoh-tokoh Islam dilanjutkan oleh

bangsa-bangsa Eropa, sehingga yang terkenal sebagai para penemu adalah

bangsa Eropa. Dan hal ini menandai kemunduran pengembangan ilmu

pengetahuan dalam umat islam.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil adalah :

1. Kapan zaman kejayaan Islam di bidang IPTEKS terjadi?

2. Apa sebab-sebab kemajuan Islam di bidang IPTEKS?

3. Apa sebab-sebab kemunduran Islam di bidang IPTEKS?

4. Bagaimana upaya-upaya kebangkitan kembali umat islam dalam

bidang IPTEKS?

C. Tujuan

Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui zaman kejayaan Islam di bidang IPTEKS terjadi.

2. Mengetahui sebab-sebab kemajuan Islam di bidang IPTEKS.

5
3. Mengetahui sebab-sebab kemunduran Islam di bidang IPTEKS.

4. Mengetahui upaya-upaya kebangkitan kembali umat islam dalam

bidang IPTEKS

BAB II

PEMBAHASAN

A. Zaman Kejayaan dan Sebab-sebab Kemajuan Umat Islam dalam

Pengembangan IPTEK

Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di

mana Islam menjadi trendsenter sebuah peradaban modern. Peradaban

yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini. Masa

kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam,

yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-

Rasyiddin ini Islam berkembang pesat. Sejarawan Barat beraliran

konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan

peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan

yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama.

Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan

Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan

Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin.

Terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan

hampir menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di

perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad.

6
Fakta sejarah menjelaskan antara lain, bahwa Islam pada waktu

pertama kalinya memiliki kejayaan, bahwa ada masanya umat Islam

memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang filsafat dan kedokteran,

Ibnu Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah

datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan

seperti ilmu ukur, aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak

cabang ilmu yang lain lagi.

Kekhilafahan Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun

750-1517 M/132-923 H. Diawali oleh khalifah Abu al-’Abbas as-Saffah

(750-754) dan diakhiri Khalifah al-Mutawakkil Alailah III (1508-1517).

Dengan rentang waktu yang cukup panjang, sekitar 767 tahun,

kekhilafahan ini mampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban

Islam dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di

dunia Islam. Di era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan

berbagai penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-

Khawarizmi (780-850) yang menemukan angka nol dan namanya

diabadikan dalam cabang ilmu matematika, Algoritma (logaritma). Ada

Ibnu Sina (980-1037) yang membuat termometer udara untuk mengukur

suhu udara. Bahkan namanya tekenal di Barat sebagai Avicena, pakar

Medis Islam legendaris dengan karya ilmiahnya Qanun (Canon) yang

menjadi referensi ilmu kedokteran para pelajar Barat. Tak ketinggalan al-

Biruni (973-1048) yang melakukan pengamatan terhadap tanaman

sehingga diperoleh kesimpulan kalau bunga memiliki 3, 4, 5, atau 18 daun

bunga dan tidak pernah 7 atau 9.

7
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk

yang 80% nya merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem

irigasi modern dari sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri

Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yang disebar

mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat

2,5:1. Ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan pengembangannya

berdampak cukup besar bagi peradaban dan kesejahteraan umat pada masa

itu.

Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-

peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue

Mosque di Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yang dibangun

oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang

dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah

yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada. Masa

kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi,

terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah

dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786. Banyak lahir tokoh

dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah

satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di

Barat dengan nama Avicenna.

Sebelum Islam datang, Eropa berada dalam Abad Kegelapan. Tak

satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya tahayul. Dalam

bidang kedokteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika ada orang gila, mereka

akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib. Di atas

8
luka tersebut mereka akan menaburinya dengan garam. Jika orang tersebut

berteriak kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu adalah momen

pertempuran orang gila itu dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang

itu menjadi gila karena kerasukan setan.

a. Kejayaan Islam Masa Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah adalah suatu dinasti (Bani Abbas) yang

menguasai daulat (negara) Islamiah pada masa klasik dan

pertengahan Islam. Daulat Islamiah ketika berada di bawah

kekuasaan dinasti ini disebut juga dengan Daulat Abbasiyah. Daulat

Abbasiyah adalah daulat (negara) yang melanjutkan kekuasaan

Daulat Umayyah. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para

pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas (Bani

Abbas), paman Nabi Muhammad saw. Pendiri dinasti ini adalah

Abu Abbas as-Saffah, nama lengkapnya yaitu Abdullah as-Saffah

ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas.

Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang

diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial ,

dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan pola

politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan

Bani Abbas menjadi lima periode:

1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut

periode pengaruh Persia Pertama.

2. Periode Kedua (232 H/847 M – 234 H/945 M), disebut masa

pengaruh Turki Pertama.

9
3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M, masa

kekuasaan Dinasti Buwaih dalam pemerintahan Khilafah

Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia

Kedua.

4. Periode Keempat (447 H/1055 M/ - 590 H/1194 M), masa

kekuasaan Dinasti Saljuk dalam pemerintahan Khilafah

Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh

Turki Kedua.

5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa

Khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya

hanya efektif di sekitar kota Bagdad.

Dalam zaman Daulah Abbasiyah, masa meranumlah

kesusasteraan dan ilmu pengetahuan, disalin ke dalam bahasa

Arab, ilmu-ilmu purbakala. Lahirlah pada masa itu sekian banyak

penyair, pujangga, ahli bahasa, ahli sejarah, ahli hukum, ahli tafsir,

ahli hadits, ahli filsafat, thib, ahli bangunan dan sebagainya.

Zaman ini adalah zaman keemasan Islam, demikian Jarji

Zaidan memulai lukisannya tentang Bani Abbasiyah. Dalam zaman

ini, kedaulatan kaum muslimin telah sampai ke puncak kemuliaan,

baik kekayaan, kemajuan, ataupun kekuasaan. Dalam zaman ini

telah lahir berbagai ilmu Islam, dan berbagai ilmu penting telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Masa Daulah Abbasiyah

adalah masa di mana umat Islam mengembangkan ilmu

pengetahuan, suatu kehausan akan ilmu pengetahuan yang belum

10
pernah ada dalam sejarah. Kesadaran akan pentingnya ilmu

pengetahuan merefleksikan terciptanya beberapa karya ilmiah

seperti terlihat pada alam pemikiran Islam pada abad ke-8 M. yaitu

gerakan penerjemahan buku peninggalan kebudayaan Yunani dan

Persia.

Permulaan yang disebut serius dari penerjemahan tersebut

adalah sejak abad ke-8 M, pada masa pemerintahan Al-Makmun

(813 –833 M) yang membangun sebuah lembaga khusus untuk

tujuan itu, “The House of Wisdom / Bay al-Hikmah”. Dr. Mx

Meyerhof yang dikutip oleh Oemar Amin Hoesin mengungkapkan

tentang kejayaan Islam ini sebagai berikut: “Kedokteran Islam dan

ilmu pengetahuan umumnya, menyinari matahari Hellenisme

hingga pudar cahayanya. Kemudian ilmu Islam menjadi bulan di

malam gelap gulita Eropa, mengantarkan Eropa ke jalan

renaissance. Karena itulah Islam menjadi biang gerak besar, yang

dipunyai Eropa sekarang. Dengan demikian, pantas kita

menyatakan, Islam harus tetap bersama kita.” (Oemar Amin

Hoesin).

Adapun kebijaksanaan para penguasa Daulah Abbasiyah

periode 1 dalam menjalankan tugasnya lebih mengutamakan

kepada pembangunan wilayah seperti: Khalifah tetap keturunan

Arab, sedangkan menteri, gubernur, dan panglima perang diangkat

dari keturunan bangsa Persia. Kota Bagdad sebagai ibukota,

dijadikan kota internasional untuk segala kegiatan ekonomi dan

11
sosial serta politik segala bangsa yang menganut berbagai

keyakinan diizinkan bermukim di dalamnya, ada bangsa Arab,

Turki, Persia, Romawi, Hindi dan sebagainya.

Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat

mulia dan berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya

membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan

perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah

para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan

memuliakan pujangga.

Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui

sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-

benar dari belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat

leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk

bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.

Para menteri keturunan Persia diberi hak penuh untuk

menjalankan pemerintahan, sehingga mereka memegang peranan

penting dalam membina tamadun/peradaban Islam. Mereka sangat

mencintai ilmu dan mengorbankan kekayaannya untuk memajukan

kecerdasan rakyat dan meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga

karena banyaknya keturunan Malawy yang memberikan tenaga dan

jasanya untuk kemajuan Islam.

12
B. Sebab-Sebab Kemunduran Umat Islam dalam IPTEKS

Saat ini, perkembangan teknologi terus maju dengan pesat.

Perkembangan teknologi sudah masuk ke era digital. Segala hal bisa

menjadi lebih mudah dengan digitalisasi. Seperti yang tertulis pada

Wikipedia, digitalisasi (bahasa Inggris : digitizing), merupakan sebuah

terminology untuk menjelaskan proses alih media dari bentuk tercetak,

audio, maupun video menjadi bentuk digital. Digitalisasi dilakukan untuk

membuat arsip dokumen bentuk digital, untuk fungsi fotokopi, dan untuk

memuat koleksi perpusatakan digital. Digitalisasi memerlukan peralatan

seperti komputer, scanner, operator media sumber dan software

pendukung.

Penemu-penemu peralatan pendukung digitalisasi ini, bukanlah

orang-orang muslim. Sebut saja, penemu komputer adalah seorang laki-

laki Eropa, bernama Charles Babbage. Ia adalah seorang matematikawan

dari Inggris yang pertama kali mengemukakan gagasan tentang komputer

yang dapat diporgram (charlesbabbage.net). Selain itu, bentuk praktis dari

komputer, yakni komputer jinjing atau laptop, juga ditemukan oleh warga

Inggris. Adam Osborne, penemu laptop, adalah keturunan Inggris yang

lahir di Thailand.

Berdasarkan dua contoh di atas, dapat kita ketahui bahwa penemu

alat pendukung era digital, bukanlah orang-orang muslim. Orang-orang

muslim tak lagi menjadi pelopor dalam perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi di dunia, tidak seperti pada zaman sebelumnya. Pada zaman

13
kejayaan Muslim, banyak orang Muslim yang menjadi ilmuwan dan

menemukan suatu perkembangan keilmuwan. Sebagai contoh adalah Al

Khawarizmi, ia adalah seorang muslim penemu konsep matekmatika,

aljabar. Hal ini terekam dalam bukunya yang berjudul “Al-Jabr wa-al

Muqabilah”. Selain aljabar, ia juga pertama kali memperkenalkan konsep

angka menjadi bilangan dari 0-9.

Matematika, merupakan dasar dari teknologi komputer. Namun,

penemu komputer bukanlah orang muslim. Hal ini merupakan salah satu

contoh kalahnya orang-orang muslim dalam perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi saat ini. Orang muslim tak lagi berjaya seperti

zaman dahulu, kalah oleh mereka yang nonmuslim.

Adanya ketimpangan kemampuan umat muslim di era terdahulu

dengan sekarang dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Syakin Arsalan, adalah seorang pemikir asal Libanon (1869-

1946). Arsalan, dalam bukunya Kenapa Islam Terbelakang? Menjelaskan

mengenai apa saja penyebab kemunduran dunia Islam. Menurut Arsalan

terdapat dua penyebab, yakni yang pertama bangsa-bangsa non-Muslim

maju karena mereka tetap berpegang pada tradisi keagamaan mereka

sendiri. Arsalan menyebut dua contoh: Jepang dan Eropa, simbol

kemajuan dunia pada awal abad ke-20. Dua dunia itu maju tanpa harus

mengabaikan tradisi keagamaan mereka. Penjelasan kedua, bangsa-bangsa

itu maju karena kerja keras untuk meraih kemajuan, terutama dalam

bidang ilmu pengetahuan.

14
Selain itu, dalam pandangan Arsalan, kemajuan bangsa-bangsa

Islam hanya bisa dicapai melalui jalan yang sama yang ditempuh oleh

bangsa-bangsa non-Islam, yakni berpegang pada tradisi, serta kerja keras.

Hukum kemajuan berlaku secara “konsisten” bagi bangsa Islam dan non-

Islam. Ada tiga penyakit mental yang dianggap oleh Arsalan sebagai

faktor kemunduran dunia Islam: pesimisme (tasya’um), rendah diri (al-

istikhdza’) dan cepat putus asa (inqitha’ al-amal). Pada penutup bukunya,

Arsalan mengutip ayat yang dalam pandangannya merupakan kunci

kebangkitan dunia Islam, yakni Al-Ankabut (29):69. Bunyi ayat itu: wa ‘l-

ladzina jahadu fina lanahdiyannahum subulana – mereka yang berjuang

(jihad) di jalanKu, Aku akan menunjukkan mereka jalan-jalan menuju

Aku.“Jihad” adalah kata kunci yang disebut oleh Arsalan. Tetapi, ini

bukanlah jihad dalam pengertian “perang suci” sebagaimana kita jumpai

pada kelompok Islam garis keras. Baginya, jihad adalah kerja keras dan

kesediaan untuk melakukan pengorbanan (al-tadlkhiyah).

Gagasan dari Arsalan ini, telah disampaikan di awal abad 20.

Namun menurut saya masih relevan dengan kondisi Umat Islam saat ini.

Sebenarnya, selain penyebab-penyebab yang telah disebutkan oleh

Arsalan, terdapat satu lagi penyebab kemunduran umat Islam dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yakni umat Islam saat ini

telah jauh dari Kitab Al-quran dan As-sunah.

Umat muslimin saat ini, pada umumnya jauh dari dua sumber

utama kemuliaan mereka, yakni Kitabullah Al-Qur’an dan As-Sunnah An-

15
Nabawiyyah. Padahal Nabi Muhammad secara gambalang mewasiatkan

agar kita senantiasa berpegang teguh kepada kedua warisan suci tersebut.

Hanya dengan bersikap demikianlah kita tidak bakal menjadi tersesat dari

jalan lurus yang Allah telah berikan bagi orang-orang beriman.

‫َتَر ْكُت ِفيُك ْم َأْمَر ْيِن َلْن َتِض ُّلوا َم ا َتَم َّسْكُتْم ِبِهَم ا ِكَتاَب ِهَّللا َو ُس َّنَة َنِبِّيِه‬

Rasulullah bersabda, "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara

yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan

keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya." (HR. Malik 1395)

Semestinya kedua perkara ini menjadi rujukan utama kaum

muslimin, baik dalam urusan kecil maupun besar, baik urusan pribadi

maupun bermasyarakat. Kedua perkara ini merupakan sumber kemuliaan

dan kebanggaan kaum muslimin. Jika mereka akrab dengannya, niscaya

mereka menjadi mulia. Jika mereka jauh dari keduanya, niscaya mereka

akan dihinggapi kehinaan sebagaimana yang tampak dewasa ini.

“Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah

langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami

telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka

berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. Al-Mukminun [23] : 71)

Realitasnya, dewasa ini hubungan kaum muslimin umumnya jauh

dari kedua sumber utama ajaran Islam tersebut. Kalaupun ada hubungan

biasanya hanya hubungan parsial. Ada yang hubungannya dengan Al-

Qur’an hanya sebatas tilawah (membacanya). Atau kalaupun ada yang

16
lebih daripada itu ialah hubungan tahfizh (menghafalkannya). Ini bukan

berarti kita tidak menganggap penting aktifitas tilawah dan tahfizh Al-

Qur’an. Tetapi masalahnya ini tidaklah cukup. Allah tidak menurunkan

Al-Qur’an dengan maksud sebatas itu. Allah menurunkan Al-Qur’an agar

menjadi petunjuk, pedoman hidup bagi ummat Islam, bahkan segenap

umat manusia. Allah menghendaki agar dengan berpedoman kepada Al-

Qur’an ummat manusia keluar dari kegelapan jahiliyah menuju terangnya

hidayah cahaya Islam. Maka sepatutnya kaum muslimin

juga tadabbur (memahami) dan tathbiq (mengamalkan) Al-Qur’anul

Karim.

Tetapi hal di atas tidak terjadi. Malah banyak muslim yang lebih

bangga hidup berpedoman kepada berbagai sumber kebanggaan selain

daripada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Mereka bangga dengan berbagai

kitab karya manusia. Ada yang lebih bangga dengan kitab warisan nenek

moyangnya yang bukan Islam. Ada yang membanggakan kitab produk

kaum kuffar Eropa. Ada yang membanggakan kitab lokal-tradisional suku

atau bangsanya yang bukan berpedoman kepada Kitabullah. Dan banyak

lagi lainnya. Padahal Allah sudah memperingatkan apa yang bakal terjadi

jika mereka meninggalkan sumber kebanggaan yang berasal dari Allah

dan Sunnah Nabi Muhammad.

“…dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus,

maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),

karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang

17
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS.

Al-An’aam [6] : 153)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

penyebab kemunduran kaum muslin saat ini terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, ada empat hal, yakni rasa pesimis, rendah diri,

cepat putus asa, dan jauh dari kitab suci Al-quran dan As-sunah. Keempat

hal ini alangkah baiknya untuk kita hindari bersama, agar umat muslim

dapat kembali meraih masa kejayaannya, dalam hal ini kejayaan dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam buku karya Wisnu Arya W. yang berjudul Melacak Teori

Einstein dalam Al Qur'an, disebutkan beberapa faktor yang menjadi

penyebab ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Islam mengalami

kemunduran. Faktor - faktor tersebut, antara lain adalah :

1. Kesadaran orang barat akan arti penting penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat

sangat tinggi. Oleh karena itu, orang barat ingin mengambil alih

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari umat islam, karena

pada abad ke 9 - abad ke 13 M umat islam dengan menguasai iptek

bisa lebih baik kesejahteraannya dari pada orang barat, sehingga

mereka berusaha untuk merebut kemajuan iptek dari umat islam.

2. Orang barat yang pada umumnya beragama Nasrani, ingin

menunjukan pula bahwa melalui agama Nasrani merekapun dapat

maju dalam bidang iptek sejajar dengan umat islam. Akan tetapi

18
dalam perkembangan selanjutnya setelah mereka mendapatkan

kemajuan dalam bidang iptek, mereka justru mulai menjauh dari

agama mereka. Mereka menjadi sekuler. Urusan agama berjalan

sendiri, begitu pula dengan iptek. Mereka mungkin menganggap

bahwa agama Nasrani dengan kitab Injil, justru menjadi penghalang

bagi kemajuan iptek. Mungkin hal ini disebabkan kerena banyak

penemuan-penemuan badu dalam bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi yang tidak sesuai dengan ayat-ayat dalam Kitab Injil.

Misalkan tentang terbentuknya alam semesta ini, seperti yang

tertulis dalam Kitab Injil tidak sesuai dengan teori dan kenyataan

yang ada. Peredaran bumi dan planet-planet mengelilingi matahari,

bertentangan dengan teori yang ada dalam Kitab Injil. Ingat ketika

Galileo Galilei mengumumkan teori tentang peredaran bumi dan

planet-planet mengelilingi matahari ditentang oleh gereja, karena

tidak sesuai dengan Bibel. Begitu pula dengan Nicolas Copernicus

mengumumkan teori tentang “heliocentris”, yaitu bumi berputar

mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat peredaran, juga

ditentang oleh gereja. Kedua ilmuan tersebut akhirnya dihukum

mati oleh gereja. Alhamdulillah, hal ini tidak terjadi dalam agama

Islam, karena Al Qur’an selalu sesuai dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi ! bahkan Al Qur’an bisa menjadi sumber

ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukankah Al Qur’an diciptakan

oleh yang menciptakan alam semesta ini? jadi selalu akan sesuai !

19
3. Orang-orang barat yang berjiwa petualang berusaha menemukan

“benua” baru, sehinggga mereka berusaha berlayar denan route

yang tidak lazim, seperti yang dilakukan oleh Amerigo Vespuci dan

Columbus pada tahun 1492 ke benua Amerika. Vasco de Gama

pada tahun 1407 berlayar ke Tanjung Pengaharapan. James Cook

pada tahun 1770 pergi berlayar ke Australia dan New Zealand serta

kepulauan Pasifik. Penemuan-penemuan benua baru tersebut ikut

mempengaruhi route perdagangan yang berdampak terhadap

negara-negara Islam pada waktu itu. Route perdagangan yang

semula Syria dan Mesir ramai dikunjungi pedagang-pedagang dari

India dan dari Eropa, setelah penemuan route (benua) baru, Mesir

dan Syria jadi sepi yang mengakibatkan sumber pendapatan negeri-

negeri Islam jadi berkurang banyak.

4. Orang-orang barat sengaja menghancurkan observatorium Islam

yang didirikan oleh Taqi Al Din di Konstantinopel pada tahun 1580,

menjadikan Islam kehilangan sumber pengetahuan dan pengamatan

bintang (astronomi) yang sudah sangat maju pada masa itu.

Ironisnya, pada waktu yang sama sekitar tahun 1580 juga, orang

barat baru pertama kali membangun observatoriumnya oleh Tycho

Brace. Perlu dicatat bahwa Islam telah memiliki observatorium

pertama kali yang dibangun pada tahun 500-an M di Ulugh Beg

(Samarkand). Jadi orang islam sudah lebih dahulu maju 1000 tahun

dari orang barat dalam hal pengerahuan tentang astronomi.

20
5. Perjanjian perdagangan antara Sultan Sulaiman I (dinasti Utsmani)

dari Turki dan Inggris, yang pada mulanya untuk meringankan

Turki mengimport barang-barang dari Inggris dan negara-negara

Eropa lainnya, tapi lama-kelamaan ekonomi Turki banyak

tergantung pada ekonomi Eropa. Terlebih lagi dengan adanya

revolusi industri di Inggris dan di negara-negara Eropa lainnya,

produk barang jadi dari Eropa makin membanjiri negara-negara

islam dan keadaan ini juga makin mempengaruhi ekonomi negara-

negara islam lainnya.

6. Ketergantungan negara-negara islam terhadap ekonomi Eropa lama

kelamaan menjadi suatu bentuk ketergantungan dalam bidang

pemerintahan. Inilah awal mula pemerintahan kolonialisme barat

terhadap negara-negara islam. Akibat kolonialisme barat, maka

negara-negara islam yang pada mulanya bersatu dari Maroko

sampai ke Pakistan, kemudian terpecah belah menjadi negara-

negara kecil berdasarkan feodalisme, kesultanan , kerajaan dan

keemiratan yang antara satu dengan lainnya saling bersaing, bahkan

sampai bermusuhan. Politik pecah belah, devide et impera, telah

melumpuhkan kejayaan islam pada masa lalu.

7. Akibat kolonialisme negara-negara islam yang semula

menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa nasionalnya, mulai

terdesak oleh bahasa penjajah. Keadaan ini sedikit banyak telah

menjauhkan mereka dari Al Qur’an, padahal Al Qur’an adalah juga

sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.

21
8. Akibat kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi

negara-negara islam mulai menurun, padahal stabilitas politik dan

kemakmuran merupakan akar bagi berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi. Hal ini lebih diperpapah lagi dengan

munculnya kapitalisme barat.

Faktor-faktor diatas menjadi penyebab utama islam mulai

tertinggal dari orang-orang barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi. Di samping itu, ada gejala umat islam mulai

mengenyampingkan ilmu kealaman yang justru sebenarnya banyak

tersurat dan tersirat di dalam Al Qur’an melalui ayat-ayat Kauniyyah.

Padahal orang-orang barat mulai bersemangat mempelajari dan meneliti

ilmu kealaman yang mendasari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Oleh karena itu, dengan paparan di atas diharapkan dapat menggugah

semangat para intelektual muda islam untuk bisa bangkit untu merebut

kembali ilmu pengetahuan dan teknologi yang dulu pernah menjadi

kebanggan umat Islam. Insya’Allah bisa !!!

C. Upaya-Upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS

KH Akhmad Kholil Ridwan menyatakan optimismenya bahwa

Islam akan kembali berjaya di muka bumi. Ridwan menyebut saat ini

merupakan momen kebangkitan Islam kembali. ”Seperti janji Allah, 700

tahun pertama Islam berjaya, 700 tahun berikutnya Islam jatuh dan

sekarang tengah mengalami periode 700 tahun ketiga menuju kembalinya

kebangkitan Islam,” ujarnya.

22
Meskipun saat ini umat Islam banyak ditekan, ujar Ridwan, semua

upaya ini justru semakin memperkuat eksistensi Islam. Ini sesuai janji

Allah yang menyatakan bahwa meskipun begitu hebatnya musuh

menindas Islam namun hal ini bukannya akan melemahkan umat Islam.

”Ibaratnya paku, semakin ditekan, Islam akan semakin menancap dengan

kuat,”ujarnya.

Sementara itu, Luthfi menyatakan sistem khilafah Islamiyah masih

relevan diterapkan pada zaman sekarang ini asal dimodifikasi. Ia

mencontohkan konsep pemerintahan yang dianut Iran yang menjadi

modifikasi antara teokrasi (kekuasaan yang berpusat pada Tuhan) dan

demokrasi (yang berpusat pada masyarakat).

Di Iran, kekuasaan tertinggi tidak dipegang parlemen atau

presiden, melainkan oleh Ayatullah atau Imam, yang juga memiliki

Dewan Ahli dan Dewan Pengawas. Sistem pemerintahan Iran ini, menurut

Luthfi, merupakan tandingan sistem pemerintahan Barat. ”Tak heran kalau

Amerika Serikat sangat takut dengan Iran karena mereka bisa menjadi

tonggak peradaban baru Islam.”

Konsep khilafah Islamiyah, kata Luthfi, mengharuskan hanya ada

satu pemerintahan Islami di dunia dan tidak terpecah-belah berdasarkan

negara atau etnis. ”Untuk mewujudkannya lagi saat ini, sangat sulit,” kata

dia.

Sementara Kholil Ridwan menjelaskan ada tiga upaya konkret

yang bisa dilakukan umat untuk mengembalikan kejayaan Islam di masa

23
lampau. Yang pertama adalah merapatkan barisan. Allah berfirman dalam

QS Ali Imran ayat 103 yang isinya “Dan berpeganglah kalian semuanya

dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.”

Upaya lainnya adalah kembali kepada tradisi keilmuan dalam

agama Islam. Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu

‘ain dan fardhu kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ‘ain adalah Al-

Quran, hadis, fikih, tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya.

Sedangkan yang masuk ilmu fardhu kifayah adalah kedokteran,

matematika, psikologi, dan cabang sains lainnya.

Sementara upaya ketiga adalah dengan mewujudkan sistem yang

berdasarkan syariah Islam.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di

mana Islam menjadi trendsenter sebuah peradaban modern. Peradaban

yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini. Masa

kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam,

yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-

Rasyiddin ini Islam berkembang pesat.

Pada masa pemerintahan dinasti Usmaniyah — di Barat disebut

Ottoman — yang kekuatan militernya berhasil memperluas kekuasaan

24
hingga ke Eropa, yaitu Wina hingga ke selatan Spanyol dan Perancis.

Kekuatan militer laut Usmaniyah sangat ditakuti Barat saat itu, apalagi

mereka menguasai Laut Tengah.

Kejatuhan Islam ke tangan Barat dimulai pada awal abad ke-18.

Umat Islam mulai merasa tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi setelah masuknya Napoleon Bonaparte ke Mesir. Saat itu

Napoleon masuk dengan membawa mesin-mesin dan peralatan cetak,

ditambah tenaga ahli.

Dinasti Abbasiyah jatuh setelah kota Baghdad yang menjadi pusat

pemerintahannya diserang oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu

Khan. Di sisi lain, tradisi keilmuan itu kurang berkembang pada

kekhalifahan Usmaniyah. Tanggal 3 Maret 1924, khilafah Islamiyah resmi

dihapus dari konstitusi Turki. Sejak saat itu tidak ada lagi negara yang

secara konsisten menganut khilafah Islamiyah. Terjadi gerakan

sekularisasi yang dipelopori oleh Kemal At-Taturk, seorang Zionis Turki.

25
DAFTAR PUSTAKA

Baiquni, A. 1996. Al Qur’an, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi. Yogyakarta : PT

Dana Bhakti Prima Yasa.

Farhana.2000. Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah; Kebangkitan dan

Kemajuan. Jakarta : Media ilmu.

W Wisnu, Arya. 1996. Melacak Teori Einstein dalam Al Qur'an. Baiquni, A. Al Qur’an,

Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi PT Dana Bhakti Prima Yasa. Yogyakarta.

Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah; Kebangkitan dan Kemajuan. Media

ilmu.Henra G. Kemunduran Umat Islam dan Sains dan Teknologi

www.hendragalus.wordpress.com Uli dan Rio L. Dulu Islam Pernah Berjaya

www.swaramuslim.net Solihin. O. Sejarah Kejayaan Islam

26

Anda mungkin juga menyukai