Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL ANAK JALANAN PEKERJA

ETIKA KONSELING KRISTEN

NAMA : YUDI MARIO SANTO HORMAN

KELAS : B PASTORAL KONSELING

NIM : 200202048
BAB I

PENDAHULUAN

Dilihat dari kacamata kehidupan, tersentuh hati melihat anak-anak kecil yang
mengemis di pinggir-pinggir jalan meminta simpati masyarakat bagi memberi
peluang mereka. Kadang saya berpikir dan mencoba menelaah, kenapa itu jalan
yang menjadi pilihan mereka, jawaban yang ditemui ialah pilihan apalagi yang
ada.Menjadi pengemis bukan hal yang manis di mata umum. Ibarat kata
pepatah,”Tangan yang memberi lebih baik dari pada yang menerimanya. Anak
jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang
mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan
dengan keluarganya. Realitanya, tidak semua orang akan bermurah hati pada
setiap hari untuk menghulur bantuan. Hakekatnya pekerjaan pengemis juga ada
harga diri. Tidak semua yang terlibat dalam pekerjaan meminta itu mau berbuat
demikian dan ada segelintir pengemis mengakui, metal mereka tidak kuat untuk
berhadapan dengan masyarakat, akhlak dan moralitas anak tersebut juga menjadi
buruk. Seharusnya anak memiliki hak utuk hidup bebas, tumbuh, berkembang
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan pemberdayaan pemerintah.

Keberadaan anak jalanan prakerja  dilatarbelakangi oleh kemiskinan,


penyimpangan kepribadian, dan faktor luar dari anak jalanan tersebut. Faktanya
sebagian besar anak jalanan memang berasal dari keluarga miskin. Hal inilah yang
merupakan pemicu utama anak melakukan kegiatan di jalanan. Letak anak jalanan
merupakan masalah sosial dikarena dengan menjadi anak jalanan mereka telah
kehilangan hak-hak seperti hak untuk sekolah atau mendapatkan pendidikan.
Dimana pada masa itu seharusnya mereka mendapatkan pendidikan dan
pengajaran, tetapi yang ada malah keadaan sebaliknya dimana mereka harus
bekerja.

2
Menurut Haba (1996) dalam Nurhardjamo terdapat dua terminologi untuk
anak jalanan yaitu Children on the stree dan children of the street. Children on the
street merujuk pada anak-anak yang bekerja di jalanan sementara children of the
street merujuk pada anak-anak yang bekerja dan bermukim di sembaranagan
tempat dijalanan seperti emperan toko, taman kota,stasiun KA, pasar dan
sebagainya. mereka biasanya sudah tidak mempunyai kontak dengan orangtua
ataupun keluarganya dengan batas usisa antara 6-18 tahun.1 Dalam penelitian anak
jalanan prakerja yang saya teliti mengacu pada Children on the street dan sudah
sangat jelas dikatakan diatas mengenai hal tersebut.

Anak jalanan prakerja yaitu anak yang usianya masih dibawah 18 tahun serta
sebagian waktu mereka di habiskan di tempat umum (jalanan, pasar, pertokoan,
tempat-tempat hiburan) selama 3-24 jam untuk melakukan aktivitas ekonomi.
Ciri-ciri anak jalanan adalah anak yang berusia 6 – 18 tahun, berada
di jalanan lebih dari 4 jam dalam satu hari, melakukan kegiatan atau berkeliaran
di jalanan, penampilannya kebanyakan kusam dan pakaian tidak terurus, dan
mobilitasnya tinggi. Biasanya pekerjaan yang mereka lakukan di jalanan sebagai
penyemir sepatu, penjual asongan, pengamen, pengemis di persimpangan jalan
atau di terminal, pengelap kaca mobil, parkir liar, bahkan membersihkan bus
umum.

Cara untuk mengurangi dan mencegah timbulnya anak jalanan Prakerja


dengan memberikan perlindungan yang layak dan mengayomi,dalam artian
pemerintah memberi perlindungan terhadap anak jalanan prakerja dari tindak
kejahatan. memberikan tempat bernaung,seperti memberi anak jalanan orangtua
asuh yang mau mengadopsi apabila anak jalanan tersebut tidak mempunyai
orangtua/kerabat. Fenomena anak jalanan merupakan topik yang menarik untuk
diteliti karena anak jalanan menjadi permasalahan sosial di kota-kota besar yang
perlu untuk dikaji. Realitanya, tidak semua orang akan bermurah hati pada anak
1
Nina Hernawati,S.Kep.Ns,M.KKK,”Pencemaran Udarah dan
Implikasinya pada Anak Jalanan”,PT Indonesia Emas Group, Jln Pasir
putih No.16, kota Bandung 2022. 26 Hlm.

3
jalanan prakerja untuk menghulur bantuan. Hakekatnya anak jalanan prakerja juga
ada harga diri. Tidak semua yang terlibat dalam pekerjaan meminta itu mau
berbuat demikian metal mereka tidak kuat untuk berhadapan dengan masyarakat,
akhlak dan moralitas anak tersebut juga menjadi buruk. Seharusnya anak memiliki
hak utuk hidup bebas, tumbuh, berkembang secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat manusia serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
pemberdayaan pemerintah.

4
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Anak Jalanan Prakerja

Anak jalanan prakerja sesungguhnya mereka adalah anak-anak yang


tersisih,marginal, dan teraliensi dari perlakukan kasih sayang karena kebanyakan
dari usia relatif disini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras
dan bahkan sangat tidak bersahabat. diberbagai sudut kota sering terjadi, anak
jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara sosial kurang atau bahkan tidak
dapat memungkinkan.2 Cassidy (1994) memaparkan bahwa salah satu pengaruh
pada perbedaan individu dalam regulasi emosi kemungkinan dilatarbelakangi oleh
kelekatan atau kedekatan dengan orangtua. Masalah utama yang sering terjadi
pada anak - anak selalu didasarkan pada kehidupan sosial . Orangtua merupakan
faktor ekstrinsik yang paling berpengaruh terhadap bagaimana anak mempelajari
cara mengelola emosinya (Shelleby, 2010). Morris dkk (2007) menyatakan bahwa
orangtua dapat memengaruhi regulasi emosi anak melalui tiga cara utama.
Pertama, emosi dapat dipelajari melalui observasi , mencakup pola asu, social
referencing. Kedua, regulasi emosi dapat dipengaruhi oleh perilaku orangtua yang
diasosiasikan dengan sosialisasi emosi. Ketiga, iklim emosional orangtua yang
dipengaruhi oleh attachment dengan anaknya, pola asuh, dan hubungan
perkawinan.3

Kondisi anak jalanan sebenarnya selalu penuh ancaman baik dalam aparat
yang berminat memberantas keberadaan tanpa menawarkan solusi
permasalahannya, merekapun kerap mendapat ancaman dari preman-preman yang
selalu mengganggu mereka serta berbagai bentuk depresi sosial, ekonomi kultural,

2
Dr.Bagong Suryanto,” Masalah Sosial Anak”, Peradamedia Group Jl
Tambra Raya No,23 Jakarta 2010, 430 Hlm.
3
Zahra Meutia Ramadhani, Laila Meiiyandrie Indah Wardani. “
Regulasi Emosi Wargabinaan dan anak jalanan, 2005.

5
hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan mereka.4 Anak jalanan
mempunyai ciri khusus yang dibagi menjadi ciri fisik dan ciri psikis. adapun ciri-
ciri fisik dari anak jalanan adalah: warna kulit yang kusam (disebabkan jarang
mandi, tersentuh air serta sengatan panasnya sinar matahari), rambut berwarna
kemerah-merahan dan acak-acakan, kebanyakan berbada kurus (hal ini karena
ketidaksteraturan makan sehari sehari yang tak pernah di perhatikan dan sering tak
terpenuhi, pakaian tak terurus dan kuman. dari ciri-ciri psikis anak jalanan adalah
mobilitas tinggi, bersikap acuh, sangat sensitiv, berwatak keras, memiliki semngat
ilmu yang tinggi, mandiri, dan penuh curiga.5 Dalam banyak kasus anak jalanan
sering hidup dan berkembang dibawah tekanan dan stigma atau cap sebagai
penganggu ketertiban. perilaku mereka sebenarnya merupakan sekuensi logis dari
stigma sosial dan keterasingan mereka dalam masyarakat. tidak ada yang berpihak
pada mereka dan justru perilaku mereka sebenarnya mencerminkan cara
masyarakat memperlakukan mereka serta harapan masyarakat terhadap perilaaku
mereka.6

Penyebab munculnya anak jalanan dipengaruhi tiga faktor yaitu: a)


Tingkat mikro, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi anak dan
keluarganya. b) Tingkat meso, yaitu faktor yang ada di masyarakat tempat anak
dan keluarganya. c) Tingkat makro, yaitu faktor yang berhubungan dengan
struktur makro dari masyarakat seperti ekonomi, politik, dan budaya.7

B. Pastoral Konseling

Pastoral konseling adalah hubungan timbal balik (Interpersonal Relationship)


antara hamba Tuhan sebagai konselor dengan konselinya dimana konselor
mencoba membimbing konseli kedalam suatu suasana percakapan konseling yang

4
Gunawan Purmadi Dan Nila Ardina, Anak jalanan dipinggir harapan,
Duta awan Jakara 1997, h.3
5
Badan Ksejahteraan Sosial Nasional, h.7.
6
Dr Bagong Suyanto,” Masalah Sosial Anak”,predamedia Group Jl. Tambra no, 23 Rawamangu
jakarta 2006. 351 Hlm.
7
Nurharjadno, Seksualitas Anak Jalanan, h.16.

6
ideal (sesuai dengan kondisinya) yang memungkinkan konseli itu betul-betul
dapat mengenal dan mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya persoalannya
kondisi hidupnya dimana dia berada dan sebagainya yang kemudia akan membuat
dia mengerti dengan permasalahan yang dia hadapi dan bagimana konseli tersebut
mengatasi atau menyelesaikan permasalahan yang dia miliki. Kata lain pastoral
konseli adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan seorang pendeta
atau konselor kepada orang yang membutuhkan bantuan atau konseli dengan
berlandaskan Alkitab dan di kombinasikan dengan teknik dan model pendekatan
yang ada.8

Pengertian pastoral konseling menurut Nelson dan Jones (2005) menjelaskan


konseling pastoral sebagai berikut misallnya sebuah jalinan sebuah hubungan
yaitu penentuan kualitas sentral dari sebuah hubungan. Yang dimaksud dengan
kualitas sentral adalah “kondisi inti” memahami dan mengimplementasi empati
rasa hormat penerimaan untuk keadaan konseli yaitu anggota jemaat dan
mendengar secara aktif dan baik. Pengertian ini penting karena konseling yang
baik dan efektif adalah menjalin hubungan yang baik dengan konseli. Jadi pastoral
konseling adalah salah satu dimensi dari pengembalaan diawali pada tahun 1974
ddengan pengertian perawatan pengembalaan sebagai pekerjaan disemua aspek
seorang gembala kepada anggotanya selain untuk tujuan pengarhan murni juga
untuk menjaga kesejahteraan jemaatnya.9

Model dan pendekatan konseling untuk anak jalanan prakerja yang saya teliti
mengacu pada pendekatan Behavioral (Behavioral).Ada beberapa tokoh yang
menjadi penemu model ini diantaranya Albert Bandura (1925-kini), Joseph Wolpe
(1915-1997), Alnold Allan Lazarus (1932-2013) dan Alan E. Kazdin (1945-kini).
8
J. Saputri.”Pastoral Konseling sebagai Strategi Pengembalaan untuk
menuju Gereja yang Bertumbuh”. https://osf.io. Diakses 29 Maret 2021.

9
Stimson Hutagalung, Bartholomeus D, Naenggolan Alvyn Cesarianto Hendriks,
Yane Restuati Walukouw, Reimanreymand Hutabarat, Ester Karossekali,
Freddy Manurung, Joseph Hamanangan Sianipar, Mangadar Simbolon,
Melshutabarat Dan Rudolf Weindra Sagala.”KONSELING PASTORAL”.Yayasan
Kita Menulis.Jakarta.Cetakan 1 Maret 2021.192 Hlm.

7
Model ini membuat ukuran-ukuran keberhasilan dari konseling serinci mungkin
sebagai bahan evaluasi nantinya. Perilaku normal diperoleh dari proses menirukan
dan penguatan ransangan. Proses pastoral konseling, konselor akan membantu
konseling dengan cara menghilangkan perilaku menyimpang dan belajar
tingkalaku yang lebih efektif.10

C. Kondisi Wilayah Penelitian

kondisi wilayah penelitian anak jalanan pekerja mempunyai ciri-ciri seperti


kegiatan atau aktivitas yang saling berhubungan secara fungsional dan meliputi
beberapa pusat kegiatan yang berada di depan Fresh Mart Superstore Mall Komp,
Blok Sw, SJ. Wolter Monginsidi No.1, Bahu, Kec. Malalayang, Kota Manado,
Sulawesi utara. letak yang sangat strategis untuk anak jalanan pekerja dalam
melakukan rutinitasnya seperti mengambil sisa-sisa kardus bekas yang akan
dijadikan sebagai mata pencahariannya. hal ini dikarenakan wilayah pencaharian
tidak tetap atau tidak terfokus pada satu lokasi, di sepanjang kota Manado.
keuntungan hasil pekerjaannya tergantung dari kondisi dan berapa banyak kardus
bekas yang di dapatkan.

10
Netrawati, Khairani, Yeni Karneli, Upaya Guru BK untuk Mengentaskan
Masalah-Masalah Perkembangan Remaja dengan Pendekatan
Konseling Analisis Transaksional, (Counseling, Vol 2, 2018), h. 6.

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Penelian terhadap anak jalanan pekerja dilakukan secara observasi


berdasarkan aspek holistik klien yang teridiri dari:

1. Fisik
Keadan yang ada pada anak ini berbeda dengan anak kaum marginal
pada umumnya. Tubuh yang tidak terawat menandakan kurangnya asupan
gizi yang layak untuk kebutuhan anak tersebut, penampilan yang ada pada
anak tersebut memprihatinkan di keseluruhannya, pakaian yang ia kenakan
robek kecil di beberapa sela baju maupun celana, tetapi masih memiliki
kekuatan untuk mencari uang agar dapat membantu keluargannya.
2. Mental
Mental anak tersebut terlihat lumayan kuat karena sudah terbiasa
dengan pekerjaannya yang harus saling membantu dengan orangtuanya.
walupun ada beberapa tekanan yang harus ia hadapi dari orangtuanya agar
dapat membantu dalam mencari kardus bekas. Tetapi semua itu sudah di
jadikan kebiasan bagi anak tersebut dan menjadi suatu kekuatannya dalam
melakukan kewajibannya.
3. Sosial
Pergaulan di dalam lingkungan sekitarnya memiliki hubungan yang
sanagt bagus baik terhadap keluarga maupun teman-temannya, walupun
anak ini pendiam dan pandai bergaul, ada beberapa sisi pergaulan yang
terlihat secara langsung dari lingkungan sosialnya yaitu beberapa dari
hubungan pertemanannya, ada yang tidak ingin bergaul dengan anak
tersebut karena sifatnya pendiam serta termasuk kehidupan orangtuanya
yang memprihatinkan.
4. Spiritual,

9
Ia sangat baik terhadap orang sekitar, Ia adalah anak yang memiliki
karakter yang baikserta memiliki hubungan dekat dengan Tuhan, karena
Pendeta juga sering berkunjung dan membuka tempat bagi anak anak
seperti dia untuk belajar bersama walaupun berbeda pandangan agama,
untuk membentuk hubungan yang harmonis dan saling dapat saling
mengasihi satu sama lain.

10
BAB IV

KESIMPULAN

Keberadaan anak jalanan prakerja  dilatarbelakangi oleh kemiskinan,


penyimpangan kepribadian, dan faktor luar dari anak jalanan tersebut. Faktanya
sebagian besar anak jalanan memang berasal dari keluarga miskin. Hal inilah yang
merupakan pemicu utama anak melakukan kegiatan di jalanan. Seharusnya anak
memiliki hak utuk hidup bebas, tumbuh, berkembang secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat manusia serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan pemberdayaan pemerintah. Cara untuk mengurangi dan mencegah timbulnya
anak jalanan Prakerja dengan memberikan perlindungan yang layak dan
mengayomi,dalam artian pemerintah memberi perlindungan terhadap anak
jalanan prakerja dari tindak kejahatan. memberikan tempat bernaung,seperti
memberi anak jalanan orangtua asuh yang mau mengadopsi apabila anak
jalanan tersebut tidak mempunyai orangtua/kerabat. Proses pastoral konseling
sangat penting terhadap anak jalanan prakerja, Disini konselor akan membantu
konseling dengan cara menghilangkan perilaku menyimpang dan belajar
tingkalaku yang lebih efektif.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nina Hernawati,S.Kep.Ns,M.KKK,”Pencemaran Udarah dan


Implikasinya pada Anak Jalanan”,PT Indonesia Emas Group, Jln Pasir putih
No.16, kota Bandung 2022. 26 Hlm.
Dr.Bagong Suryanto,” Masalah Sosial Anak”, Peradamedia Group Jl
Tambra Raya No,23 Jakarta 2010, 430 Hlm.
Zahra Meutia Ramadhani, Laila Meiiyandrie Indah Wardani. “ Regulasi
Emosi Wargabinaan dan anak jalanan, 2005.
Gunawan Purmadi Dan Nila Ardina, Anak jalanan dipinggir harapan,
Duta awan Jakara 1997, h.3
Badan Ksejahteraan Sosial Nasional, h.7.
Dr Bagong Suyanto,” Masalah Sosial Anak”,predamedia Group Jl.
Tambra no, 23 Rawamangu jakarta 2006. 351 Hlm.
Nurharjadno, Seksualitas Anak Jalanan, h.16.
J. Saputri.”Pastoral Konseling sebagai Strategi Pengembalaan untuk
menuju Gereja yang Bertumbuh”. https://osf.io. Diakses 29 Maret 2021.

Stimson Hutagalung, Bartholomeus D, Naenggolan Alvyn Cesarianto


Hendriks, Yane Restuati Walukouw, Reimanreymand Hutabarat, Ester
Karossekali, Freddy Manurung, Joseph Hamanangan Sianipar, Mangadar
Simbolon, Melshutabarat Dan Rudolf Weindra Sagala.”KONSELING
PASTORAL”.Yayasan Kita Menulis.Jakarta.Cetakan 1 Maret 2021.192 Hlm.
Netrawati, Khairani, Yeni Karneli, Upaya Guru BK untuk Mengentaskan
Masalah-Masalah Perkembangan Remaja dengan Pendekatan Konseling Analisis
Transaksional, (Counseling, Vol 2, 2018), h. 6.

12

Anda mungkin juga menyukai