ABSTRAK
Keberadaan anak-anak jalanan di berbagai sudut jalan adalah konsekuensi logis bagi
Bandung sebagai kota metropolitan. Anak jalanan dipandang sebagai masalah yang memberi citra
kurang baik terhadap pembangunan. Selain menambah beban pembangunan, persoalan anak
jalanan-terutama perempuan-menjadi kian rumit ketika mereka menjadi sasaran empuk
perdagangan manusia atau pekerja seks.
Hal ini disebabkan mereka tidak terlindungi dengan semestinya dan pengetahuan yang
mereka miliki sangatlah minim. Anak jalanan perempuan bahkan menanggung resiko jauh lebih
berat ketimbang anak jalanan laki-laki. Untuk menghindari anak jalanan perempuan menjadi
sasaran eksploitasi atau orientasi seksual bebas lelaki, perlu adanya pendampingan khusus bagi
anak jalanan perempuan. Saat ini, Proses pendidikan tersebut dapat dilakukan melalui penanganan
di lembaga/pusat pelayanan. Lembaga dengan penanganan model semacam ini adalah rumah
singgah.
Rumah singgah dianggap bisa memberikan pendidikan serta pemahaman bagi anak-anak
jalanan perempuan untuk dapat mengubah sikap dan cara pandangnya melihat kehidupan.
Berangkat dari masalah ini, saya berinisiatif untuk menawarkan ide rumah singgah khusus anak
jalanan perempuan.
Kata Kunci : Rumah Singgah, Anak Jalanan, Perempuan
Abstract
The existence of street children in various corners of the street is a logical consequence for
Bandung as a metropolitan city. Street children are seen as a problem that gives poor image of the
development. Besides adding to the burden of development, the issue of street children-especially
girls-become even more complicated when they become easy targets of human trafficking or sex
workers.
This is because they are not protected properly and the knowledge they have severely
limited. Street children women bear the risk of even much greater than the male street children. To
avoid the street children of women subjected to exploitation or sexual orientation free man, the
need for special assistance for street children women. Currently, the education process can be done
through handling in the institution / service center. Institutions with handling this kind of model is a
halfway house.
Shelters should be able to provide education and understanding for female street children to
be able to change the attitude and outlook look at life. Departing from this problem, I took the
initiative to offer the idea of a halfway house specifically female street children.
Keywords: guest house, street child, women
142
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
143
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
Secara umum, tujuan dibentuknya rumah dilakukan anak jalanan sangat beragam. Mulai
singgah adalah membantu anak jalanan dalam dari berjualan tisu, menyediakan jasa
mengatasi masalah-masalah dan menemukan menyemir sepatu, sampai mengemis.
alternatif untuk pemenuhan kebutuhan Kebanyakan dari anak jalanan dapat
hidupnya. ditemukan di persimpangan jalan karena
Kemudian dilanjutkan dengan tahap terdapat lampu merah tempat kendaraan
residential shelter di mana anak tinggal berhenti, tapi ada juga yang bergerak di pasar
menetap dan hidup di tempat tersebut sebagai tradisional dan jembatan. UNICEF
rumah tinggal mereka. Pentingnya memberikan pengertian tentang anak jalanan
menerapkan pendekatan centre based dalam sebagai berikut:
menangani anak jalanan karena rogram centre
based terbagi menjadi dua tahap, tahap drop “Anak jalanan merupakan anak-anak
yang berumur di bawah 16 tahun yang
in shelter sebagai tahap awal di mana anak sudah melepaskan diri dari keluarga,
masih diperbolehkan kembali ke jalan karena sekolah, dan lingkungan masyarakat
masih beradaptasi dari lingkungan jalanan ke terdekatnya, larut dalam kehidupan
lingkungan rumah (Anastia 2002:23). yang berpindah-pindah di jalan raya.”
program centre based ialah upaya
Di Indonesia, batasan mengenai anak
pendekatan yang diterapkan lembaga dalam
jalanan pun beragam. Direktorat Bina Sosial
menjangkau anak jalanan melalui pengadaan
DKI dalam Laporan Penelitian Anak Jalanan
program dan pelayanan dengan cara
(1989: 5) mengatakan bahwa yang termasuk
pemberian dukungan pada kesejahteraan dan
anak jalanan adalah anak yang berkeliaran di
perkembangan anak.
jalan raya sambil bekerja, mengemis, atau
Maka penting kiranya dilakukan
menganggur saja. Usianya berkisar dari bayi
kajian khusus tentang anak jalanan ini untuk
(yang dibawa orang tuanya mengemis) hingga
mendapatkan bahasan lebih mendalam
remaja.
tentang fenomena ini sekaligus beragam
Anak jalanan yang bekerja dan
alternatif pemikiran terkait upaya
mencari uang di jalanan terbagi ke dalam tiga
penanganannya
tipologi atau kelompok, seperti yang
II. TINJAUAN TEORITIS dikemukakan oleh Sri S. Hariadi dan Suyanto
(1999: 78-82), yaitu:
Departemen Sosial RI dalam Fery
1. Children on the Street
Johanes (2007) “Penanganan Anak Jalanan di
Anak yang bekerja di jalan merupakan
Indonesia” mendefinisikan anak jalanan mereka yang menghabiskan sebagian
sebagai anak yang menggunakan sebagian besar waktunya di jalanan atau di tempat
waktunya dijalanan baik untuk bekerja umum lainnya untuk bekerja dan
maupun tidak yang terdiri dari anak-anak penghasilannya digunakan untuk
yang masih mempunyai hubungan dengan membantu keluarganya. Anak-anak
keluarga atau sudah putus hubungan dengan tersebut mempunyai kegiatan ekonomi
(sebagai pekerja anak) di jalan dan masih
keluarga dan anak-anak yang hidup mandiri mempunyai hubungan yang kuat dengan
sejak masa kecil karena kehilangan keluarga orang tua mereka.
atau orang tuanya. Mereka kerap kali 2. Children of the street
menghabiskan waktunya untuk bekerja, entah Anak-anak yang hidup di jalan merupakan
untuk kebutuhan pribadi entah untuk mereka yang menghabiskan sebaian besar
membantu keluarganya. Pekerjaan yang biasa waktunya di jalan atau ditempat umum
144
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
lainnya, tetapi hanya sedikit yang kehidupan orang lain yang menjadi
digunakan untuk bekerja. Mereka jarang perhatiannya. Sedangkan menurut Payne
berhubungan dengan keluarganya. (1997:266) dikutip oleh Adi (2001:32) bahwa
Beberapa di antara mereka hidup di
suatu proses pemberdayaan, pada intinya
sembarang tempat dan tidak memiliki
rumah tinggal. Banyak di antara mereka ditujukan untuk:
adalah anak-anak yang karena suatu sebab “Membantu klien memperoleh daya
lari atau pergi dari rumah. Anak-anak untuk mengambil keputusan dan
seperti ini rawan terhadap perilaku menentukan tindakan yang akan ia
menyimpang, baik emosional, fisik lakukan yang terkait dengan diri
maupun seksual. mereka, termasuk mengurangi efek
3. Children in the Street hambatan pribadi dan sosial dalam
Merupakan anak-anak yang melakukan tidakan. Hal ini dilakukan
menghabiskan seluruh waktunya di jalanan melalui peningkatan kemampuan dan
yang berasal dari keluarga yang hidup atau rasa percaya diri untuk menggunakan
tinggalnya juga di jalanan. daya yang ia miliki, antara lain melalui
transfer daya dari lingkungannya.”
Pemberdayaan Anak Jalanan
Berdasarkan pengertian di atas,
Secara konseptual, pemberdayaan pemberdayaan memiliki tujuan untuk
atau pemberkuasaan (empowerment), berasal mengubah melalui penguasaan terhadap
dari kata power (kekuasaan atau sesuatu yang nanti disumbangkan pada
keberdayaan). Oleh karena itu, ide utama program-program yang berkaitan. Pada
pemberdayaan bersentuhan dengan konsep tulisan ini, anak jalanan yang menjadi sasaran
mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dari pemberdayaan tersebut. Konsep
dikaitkan dengan kemampuan kita untuk pemberdayaan secara langsung memiliki
membuat orang lain melakukan apa yang kita tujuan yaitu keberpihakan dan kepedulian
inginkan, terlepas dari keinginan dan minat dalam mengurangi anak-anak turun ke jalan
mereka. dan membuat mereka untuk berdaya agar
Konsep pemberdayaan adalah salah memiliki semangat bekerja untuk membangun
satu konsep utama dalam Ilmu Kesejahteraan diri mereka sendiri.
Sosial pada era 1990-an hingga sekarang dan
seringkali pemberdayaan dikaitkan dengan Prinsip Pemberdayaan
intervensi komunitas atau kelompok. Menurut
Soetrisno dikutip oleh Usman (2000:185) Brenda dan Miley (1992 : 212) dalam
dalam tulisannya mengemukakan bahwa Maria (2001:58) mengemukakan tentang
paradigma pemberdayaan ingin mengubah prinsip-prinsip dan asumsi-asumsi
kondisi dengan cara memberi kesempatan pemberdayaan dalam pekerjaan sosial sebagai
kepada kelompok orang miskin untuk berikut:
merencanakan dan kemudian melaksanakan 1) Pemberdayaan merupakan sebuah
program pembangunan yang juga merupakan kolaborasi proses antara masyarakat
yang diberdayakan dengan lembaga
pilihan mereka sendiri. pemberdaya.
Pemberdayaan menekankan bahwa 2) Proses pemberdayaan memandang
orang memperoleh keterampilan, sistem klien merupakan sesuatu yang
pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup penting dan mampu, memberikan
untuk mempengaruhi kehidupannya dan kesempatan bahkan untuk mengakses
berbagai sumber.
145
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
146
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
147
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
Tabel 1
Pendekatan dan Penanganan Anak Jalanan
Pengelompokan Anak Pendidikan Fungsi Intervensi
Jalanan Program/Strategi
Anak yang masih Community based Preventif
berhubungan/tinggal
dengan orang tua
Anak yang masih ada Street Based Perlindungan
hubungan dengan
keluarga tetapi jarang
berhubungan/tinggal
dengan orang tua
Anak tersisih/putus Centre Based Rehabilitasi
hubungan dengan
keluarga/orang tua
Sumber: Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia
148
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
149
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
150
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
151
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
152
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
sebuah kelompok yang mengacu pada tempat centre-based kerap digunakan rumah singgah
penampungan sementara atau drop in centre untuk membantu anak jalanan mengurangi
yang juga menyediakan pelayanan menetap waktunya di jalanan dan menghabiskan
atau residential centre bagi anak jalanan yang waktunya di rumah singgah untuk kegiatan
terlantar. bermanfaat. Seorang pekerja sosial
Program ini dibuat untuk anak jalanan ditempatkan di centre based guna
yang sudah teralineasi dengan kehidupan mendampingi anak untuk membangkitkan
mereka, jauh dari rumah dan sudah kesadarannya kembali tentang kehidupan
memutuskan hubungan dengan keluarga. yang harus dijalaninya dan mengingatkan
Tetapi, pada kasus tertentu, sesuai dengan akan keluarganya.
fungsinya yaiu rehabilitatif, pendekatan
153
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
supaya tidak lagi kembali ke jalan. Perlakuan anak, riwayat hidup, masalah, kebutuhan,
serta pemahaman khusus dibutuhkan bagi potensi dan dinamika kehidupan anak jalanan
para petugas atau pendamping di rumah secara cermat dan teliti; Resosialisasi,
singgah. Pasalnya, di rumah singgah khusus kegiatan mengenalkan sikap dan perilaku
perempuan ini nantinya anak-anak akan anak agar sesuai dengan nilai dan norma
diberikan pemahaman mengenai gender, sosial; Pemberdayaan untuk anak jalanan,
fungsi keluarga, fungsi reproduksi, dan dimaksudkan sebagai upaya mengangkat anak
pendidikan seks dini sebagai bekal mereka ke jalanan dari keterlantaran serta sekaligus
depan. mengatasi masalah-masalah yang
Adapun peran LSM atau rumah disandangnya dengan berusaha memenuhi
singgah yang memiliki petugas, mereka segala keperluan yang dibutuhkan, terutama
memiliki tugas sebagai pendukung dan yang menyangkut kebutuhan dasar hidupnya,
pendamping bagi anak-anak jalanan dalam ditambah lagi dengan mengajarkan
kehidupan mereka sehari-hari, sehingga anak keterampilan, serta memberikan wawasan
dapat berkembang ke arah yang positif dan mengenai wanita, gender, pendidikan seks
lebih berkualitas untuk kehidupan mereka dini, dan fungsi reproduksi; Pemberdayaan
selanjutnya di masa depan. karena program untuk orang tua anak jalanan, merupakan
centre based erat kaitannya dengan rumah upaya rumah singgah dalam rangka
singgah, program tersebut memiliki acuan membangun kembali fungsi-fungsi sosial
dalam melayani anak jalanan. Peneliti keluarga melalui bimbingan sosial, bimbingan
merencanakan alur dalam melayani anak kewirausahaan maupun pendampingan;
jalanan perempuan. Terminasi, Serangkaian kegiatan yang
Penjangkauan dan pendampingan di dilakukan pada akhir sebuah proses
jalan, kegiatan kunjungan keluar rumah pemberdayaan anak jalanan. Kegiatan
singgah untuk menjangkau anak jalanan terminasi dilaksanakan dengan maksud agar
sebagai upaya menciptakan kontak hasil-hasil yang telah dicapai pada tahap
pendahuluan dan persahabatan dengan proses pemberdayaan bisa dipertahankan dan
mereka; Identifikasi anak, kegiatan ini secara terus menerus dapat ditumbuh
merupakan suatu proses untuk kembangkan.
menginventarisasikan dan mengkaji identitas
154
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
Skema 2.1
Kerangka Penelitian
155
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042
156