Anda di halaman 1dari 13

i

KEHIDUPAN GENERASI BANGSA YANG SUDAH TIDAK SESUAI


HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

DOSEN PENGAMPU:

Ni Komang Ratih Kumala Dewi, S.H.,

DISUSUN OLEH :

1. Ni Putu Juniandari (01/2102612010198)


2. A.A Istri Agung Amrita Purnamasari (05/2102612010202)
3. Ni Luh Putu Yunia Camistin (18/2102612010215)
4. Ni Kadek Dian Aristi (20/2102612010217)

KELAS MANAJEMEN G PAGI


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
T.A 2022/2023
ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II GAGASAN
A. Pengertian HAM .............................................................................................. 3
B. Definisi Anak Jalanan ...................................................................................... 3
C. Kehidupan Anak Jalanan ................................................................................. 4
D. Factor Penyebab Munculnya Anak Jalanan ..................................................... 5
E. Lampiran ......................................................................................................... 7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10
1

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga secara eufemistis sebagai
anak mandiri. Sesungguhnya mereka adalah anak-anak yang tersisih, marginal dari perlakuan
kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan
lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Diberbagai sudut kota, sering
terjadi, anak jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara yang secara sosial kurang atau
bahkan tidak dapat diterima masyarakat umum, sekedar untuk menghilangkan rasa lapar dan
keterpaksaan untuk membantu keluarganya. Tidak jarang pula mereka dicap sebagai
pengganggu ketertiban dan membuat kota menjadi kotor, sehingga yang namanya razia atau
penggarukan bukan lagi hal yang mengagetkan meraka.
Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di kota besar yang tidak dibarengi dengan
meningkatnya kesejahteraan, mengakibatkan semakin tingginya ketimpangan social yang
terjadi di masyarakat. Seiring dengan semakin padatnya populasi penduduk yang tidak diikuti
peningkatan penghasilan perkapita, menjadikan masyarakat memiliki beban berat dalam
memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan hidup manusia meliputi sandang, pangan, dan papan.
Serta kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat pula terutama dinegara berkembang,
salah satunya Indonesia.
Hal inilah yang menjadi salah satu faktor banyaknya masyarakat mempunyai
pendidikan rendah dan mengakibatkan ruang gerak mereka menjadi sempit. Kebutuhan hidup
yang semakin tinggi dan pemasukan ekonomi yang rendah, menjadikan masyarakat merasa
terhimpit dan yang menjadi korban bukan hanya orang dewasa, akan tetapi anak-anak kecil.
Mereka menjadi korban karena orang tuanya yang terhimpit masalah ekonomi dan tidak
mampu menyekolahkan mereka demi masa depan mereka dan memperbaiki kehidupan mereka.
Akhirnya dengan sangat terpaksa, anak-anak yang seharusnya mengenyam pendidikan di usia
mereka, harus bekerja membantu orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan mereka.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Kehidupan Anak Jalanan?
2. Apa Faktor Penyebab Munculnya Anak Jalanan?
2

III. TUJUAN PENULISAN


Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan apa saja jenis anak jalanan.
2. Mengulas apa saja faktor yang menyebabkan munculnya anak jalanan.

IV. MANFAAT PENULISAN


1. Memberikan informasi bahwa banyaknya anak jalanan mempengaruhi jumlah anak
yang tidak bersekolah.
2. Memberikan informasi bahwa banyak anak dibawah umur yang sudah harus
bekerja untuk memenuhi kebutuhan.
3

BAB II
GAGASAN
A. Kehidupan Anak Jalanan
1.1 Pengertian HAM
Ditinjau dari istilah yang ditemukan dalam literatur, HAM merupakan terjemahan dari
“drits de I’homme” dalam Bahasa Perancis yang berarti hak manusia, atau dalam bahsa
Inggrisnya dan dalam Bahasa Belanda disebut “mensenrechten” (Halili, 2016).Pengertian hak
asasi manusia menurut Deklarasi Universal HAM yaitu hak kebebasan dan persamaan dalam
derajat yang diperoleh sejak lahir serta tidak dapat dicabut dari seseorang. Sedangkan UU RI
No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, didefinisikan sebagai hak dasar yang secara kodrati melekat
pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh siapapun.1
Kesimpulannya, dari berbagai pengertian hak asasi manusia yang telah kami sebutkan
sebelumnya, pada intinya HAM merupakan hak yang diberikan Tuhan, sehingga hak tersebut
bersifat melekat, kodrati dan universal. HAM bukan pemberian oleh manusia lain, negara atau
hukum, karena hak tersebut berkaitan dengan eksistensi manusia. Dengan demikian, perbedaan
jenis kelamin, ras, agama atau warna kulit tidak akan mempengaruhi perbedaan HAM. Secara
umum, HAM dapat dirumuskan sebagai those rights which are inherent in our natural and
without which we cannot live as human being, yaitu hak yang melekat pada kodrat yang bila
HAM tiada, mustahil kita akan hidup sebagai manusia.

1.2 Definisi Anak Jalanan


Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga secara eufimistis (bersifat
melembutkan) sebagai anak mandiri, mereka adalah anak-anak yang tersisih dari perlakuan
kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah berhadapan dengan
lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Anak jalanan adalah anak
yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan
atau tempat-tempat lainnya. Diberbagai sudut kota, sering terjadi, anak jalanan harus bertahan
hidup dengan cara- cara yang secara sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima masyarakat
umum, hanya sekedar menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu
keluarganya.

1
Dr. Sunarso, M.Si. 2020, Pendidikan Hak Asasi Manusiaa (Buku Pegangan Kuliah),
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Buku%20Pendidikan%20Hak%20Asasi%20Manusia.pdf ,
diakses tanggal 10 Desember 2022.
4

Tidak jarang pula mereka dicap sebagai penganggu ketertiban dan membuat kota menjadi
kotor, sehingga yang namanya razia atau penggarukan bukan lagi hal yang mengagetkan
mereka Dimnana Anak jalanan dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Anak-anak yang tidak berhubungan lagi dengan orang tuanya.
Mereka tinggal 24 jam di jalanan dan menggunakan semua fasilitas jalanan sebagai ruang
hidupnya.Hubungan dengan keluarga sudah terputus. Kelompok anak ini disebabkan oleh
factor social psikologis keluarga, mereka mengalami kekerasan, penolakan, penyiksaan dan
perceraian orang tua. Umumnya mereka tidak mau kembali ke rumah, kehidupan jalanan dan
solidaritas sesama temannya telah menjadi ikatan mereka.
2. Anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua.
Mereka adalah anak yang bekerja di jalanan. Mereka seringkali diindentikan sebagai pekerja
migran kota yang pulang tidak teratur kepada orang tuanya di kampung. Pada umumnya
mereka bekerja dari pagi hingg sore hari seperti menyemir sepatu, pengasong, pengamen,
tukang ojek payung, dan kuli panggul. Tempat tinggal mereka di lingkungan kumuh bersama
dengan saudara atau teman- teman senasibnya.
3. Anak-anak yang berhubungan teratur dengan orang tuanya.
Mereka tinggal dengan orang tuanya, beberapa jam dijalanan sebelum atau sesudah sekolah.
Motivasi mereka ke jalan karena terbawa teman, belajar mandiri, membantu orang tua dan
disuruh orang tua. Aktivitas usaha mereka yang paling menyolok adalah berjualan Koran.
4. Anak-anak jalanan yang berusia di atas 16 tahun.
Mereka berada di jalanan untuk mencari kerja, atau masih labil suatu pekerjaan. Umumnya
mereka telah lulus SD bahkan ada yang SLTP. Mereka biasanya kaum yang mengikuti orang
dewasa (orang tua ataupun saudaranya) ke kota. Pekerjaan mereka biasanya pengasong,
pengamen, dan pemulung.

1.2 Kehidupan Anak Jalanan


Anak jalanan yang sering dikatakan orang sebagai alat pencari uang bagi kaum
premanisme ternyata mempunyai hak dan kewajiban. Mereka yang selama ini hidup
menyendiri berteman dengan sesama anak jalanan membuat mereka lupa bahkan sengaja
dilupakan untuk mendapatkan hak- hak itu berbagai harapan ketika mereka hidup di dunia ini
menjadi sesuatu yang sulit bahkan kecil kemungkinan untuk didapat, berbeda dengan anak-
anak yang hidup serba berkecukupan mereka mampu dan pasti mendapatkan apa yang mereka
mau dan yang diinginkan pun dapat terwujud meskipun tidak banyak.
5

Itulah yang membedakan kehidupan anak-anak jalanan dengan anak-anak mewah. Padahal
anak-anak jalanan butuh yang dinamakan pendidikan. Jadi tidak hanya mereka yang punya
uang saja yang bisa sekolah tapi bagi mereka yang punya harapan terkecil pun ingin seperti
anak lainnya. Kenyataannya apakah mereka bisa begitu, apakah uang yang kita bayardan kita
anggap subsidi benar-benar untuk mereka. Mereka yang punya hak sama seperti kita apa bisa
sama seperti kita mendapatkan apa yang kita dapat. Jelas mereka butuh dan mau apa yang kita
lakukan dan ingin selama ini lalu adakah bukti bahwa mereka telah mendapatkannya.
Anak jalanan adalah orang-orang yang mencari nafkah bekerja dengan menyediakan
hiburan music ataupun menjual berbagai makanan pada orang-orang sekitar. Mereka bekerja
tanpa kenal lelah dari pagi hingga malam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak jalanan
seharusnya dapat dihargai, sehingga mereka merasa bahwa dirinya diakui oleh masyarakat
hanya karena keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk mempertahankan hidupnya
dengan cara semacam itu. Pengamen sering dikucilkan dan tidak dianggap keberadaannya
dalam masyarakat, mereka sudah memiliki image yang jelek dalam masyarakat.

2.1 Faktor Penyebab Munculnya Anak Jalanan


Banyak faktor yang sebagai penyebab tumbuhnya anak jalanan atau orang gelandangan di kota
bukanlah semata-mata karena berkembangnya sebuah kota, tetapi justru karena tekanan-
tekanan ekonomi dan rasa tidak aman sebagian warga desa yang kemudian terpaksa harus
mencari tempat yang diduga dapat memberikan kesempatan bagi suatu kehidupan yang lebih
baik di kota tersebut. Hal ini akhirnya memberikan ide-ide menyimpang pada lingkungan sosial
anak untuk mengekploitasi mereka secara ekonomi, salah satunya dengan melakukan aktivitas
di jalanan.
Beberapa penyebab munculnya anak jalanan, antara lain:
1. Dorongan Keluarga
Orang tua mendorong anak bekerja dengan alasan untuk membantu ekonomi keluarga.
Dimana dengan keadaan orang tua yang kurang mampu dalam ekonominya membuat
mereka untuk mendorong anaknya bekerja sebagai tukang asongan dijalanan untuk
membantu ekonomi keluarganya.
2. Kekerasan dalam Keluarga
Kasus kekerasan dan perlakuan salah terhadap anak oleh orang tua semakin meningkat
sehingga anak lari ke jalanan. Karena tidak tahan diperlalukan salah atau kasar oleh orang
tuanya , itulah yang membuat anak keluar dari rumah, dan mencari ketenangan bersama
temannya dengan menjadi pengamen dijalanan.
6

3. Terancam Putus Sekolah


Anak terancam putus sekolah karena orang tua tidak mampu membayar uang sekolah.
Karena terancam putus sekolah membuat anak-anak bersemangat turun kejalanan mencari
uang untuk membayar uang sekolah atau spp demi melanjutkan pendidikannya di sekolah.
4. Pengaruh Teman
Karena pengaruh teman yangn kuat bisa membawa mereka lebih lama di jalan,
meninggalkan rumah dan sekolah, dan memilih berkeliaran di jalanan.
5. Ingin Memiliki Uang Sendiri
Karena ingin memiliki uang sendiri membuat anak turun kejalanan untuk mendapatkan
uang sendiri. Mereka mencari uang dengan cara menjual tissue, menjual Koran, dan
mengamen.

Anak jalanan jadi korban pemerasan, dan eksploitasi seksual terhadap anak jalanan perempuan.
Dengan situasi tersebut semestinya keluarga menjadi benteng utama untuk melindungi anak-
anak mereka dari eksploitasi ekonomi. Namun faktanya berbeda, justru anak-anak dijadikan
”alat” bagi keluarganya untuk membantu mencari makan. Orang tua sengaja membiarkan anak-
anaknya mengemis, mengamen, berjualan, dan melakukan aktivitas lainnya di jalanan.
Pembiaran ini dilakukan agar mereka memeroleh keuntungan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi keluarga yang tergolong miskin, membuat
dan memaksa anak jalanan untuk tetap “survive” dengan hidup di jalanan. Dapat dikatakan
bahwa keberadaan mereka di jalanan adalah bukan kehendak mereka, tetapi keadaan dan faktor
lingkungan luar termasuk keluarga yang mendominasi seorang anak menjadi anak jalanan.

Seiring dengan berkembangnya waktu, fenomena anak jalanan atau pekerja anak banyak terkait
dengan alasan ekonomi keluarga (kemiskinan) dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan.
Pendapatan orangtua yang sangat sedikit tidak mampu lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup
keluarga sehingga memaksa mereka untuk ikut bekerja.

Di lain pihak, biaya pendidikan di Indonesia yang masih relatif tinggi ikut pula memperkecil
kesempatan mereka untuk mengikuti pendidikan. Penyebab dari fenomena anak bekerja antara
lain:

1. Tekanan ekonomi keluarga


2. Dipaksa orang tua
3. Asumsi bahwa dengan bekerja bisa digunakan sebagai sarana bermain
4. Pembenaran dari budaya bahwa sejak kecil anak harus bekerja
7

LAMPIRAN
DOKUMENTASI ANAK JALANAN
8

DOKUMENTASI BERSAMA NARASUMBER


9

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian kami diatas dapat disimpulkan bahwa adanya anak jalanan dapat
mempengaruhi system Pendidikan di Indonesia. Banyak factor yang mempengaruhi
munculnya anak jalanan seperti kendala ekonomi yang dialami. Minimnya tingkat kesadaraan
akan Pendidikan sejak dini. Factor lingkungan social anak tersebut dan hal lainnya. Tak jarang
melihat anak-anak tersebut berjualan hingga larut malam. Tak jarang juga anak-anak yang
barang dagangannya tidak habis terjual.
10

SARAN
Dengan begitu perlu adanya sosialisasi dari pemerintah mengenai bantuan-bantuan Pendidikan
yang ada di Indonesia seperti beasiswa untuk anak dari keluarga kurang mampu serta biaya-
biaya tambahan lainnya seperti seragam, buku dan keperluan belajar lainnya. Pemerintahpun
harus selektif dalam pemilihan anak-anak yang akan diberikan bantuan agar nantinya anak-
anak yang semestinya belajar tidak turun langsung untuk bekerja dan agar bantuan tersebut
tepat mengenai anak-anak yang memerlukan.
11

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Penulisan Buku

Dr. Sunarso, M.Si. 2020, Pendidikan Hak Asasi Manusiaa (Buku Pegangan Kuliah), URL :
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Buku%20Pendidikan%20Hak%20Asasi
%20Manusia.pdf diakses tanggal 10 Desember 2022.

Sumber Penulisan Web

Renata Christha Auli, S.H., Pengertian HAM Menurut Para Ahli, Hukum Nasional dan
Internasional, URL: https://www.hukumonline.com/klinik/a/pengertian-ham-menurut-para-
ahli-hukum-nasional-dan-internasional-lt6331716e60d8d diakses tanggal 10 Desember 2022.

Anonim, 2018, Faktor Penyebab Remaja Menjadi Anak Jalanan, URL: https://ojs.poltekkes-
malang.ac.id/index.php/jpk/article/download/292/82 diakses tanggal 10 Desember 2022.

Herlina Astri, 2014, Kehidupan Anak Jalanan di Indonesia: Faktor Penyebab, Tatanan Hidup
dan Kerentanan Berperilaku Menyimpang, URL:
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/454/351?TSPD_101_R0=081c85ac7fa
b2000faf8f41013994cfb3f32cfa9ad835f62ea60fe5e5b8cc3c17e60f4953e24b323087df33e691
430002a436649ae3a62ec7aef2dac67a07a28b10d739b30b1cce5a22b1d3bbc9a6aeb22ba54c43
f5c89c0ffcec0b14b571590 diakses tanggal 11 Desember 2022.

Anda mungkin juga menyukai