Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ISU-ISU SOSIAL SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS


Dosen Pengampu :
Dr. Syaharuddin, M.A/
Muhammad Rezky Noor Handy, M.Pd

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sumber Pembelajaran IPS

Oleh:
Aulia Riska Nugraheny (1810128220024)

Mastiah (1810128220018)

Muhammad Khaidir (1810128210029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
OKTOBER
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, dan kasih-Nya, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Sumber Pembelajaran IPS yang berjudul isu-isu sosial sebagai sumber
pembelajaran IPS ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta ilmu pengetahuan tentang isu-isu sosial sebagai sumber pembelajaran IPS. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini mungkin masih ada terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik positif
serta saran yang membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan makalah yang kami
buat ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.

Banjarmasin, 13 Oktober 2020

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Kemiskinan.....................................................................................................................6
B. Kepadatan penduduk.......................................................................................................8
C. Pengangguran..................................................................................................................9
D. Kriminal........................................................................................................................10
E. Solusi yang di Tawarkan Mengenai Berbagai Isu Sosial di Indonesia.........................12
F. Isu Sosial sebagai Sumber Pembelajaran IPS...............................................................14
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................15
Daftar Pustaka..........................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Isu sosial merupakan sebuah gejala atau fenomena yang muncul dalam realitas
kehidupan bermasyarakat. Dalam mengidentifikasi isu sosial yang ada di masyarakat
berbeda-beda antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Pada dasarnya isu
sosial merupakan bagan yang tidak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Isu sosial di Indonesia ini juga tidak bisa dipisahkan dari aspek demografisnya,
dikarenakan negara ini merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar
ke tiga di dunia. Selain itu, penduduk Indonesia berbeda dengan Negara-negara
berkembang lainnya, yang dimana Indonesia terdiri dari banyak suku, adat, kebiasaan,
dan budaya yang sangat beragam. Dan isu sosial tersebut dapat berupa kemiskinan,
kepadatan penduduk, pengangguran, dan kriminalitas.

Dan isu sosial ini juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar IPS, karena pada
dasarnya pembelajaran IPS di sekolah bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa
agar peka terhadap masalah dan isu sosial yang terjadi di masyarakat, dan terampil dalam
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri
maupun yang menimpa masyarakat secara umum. Yang mana tujuan ini sesuai dengan
karakteristik pembelajaran IPS yang merupakan kajian yang menghubungkan fenomena
dengan isu sosial dan hidup manusia dengan lingkungannya. Melalui pembelajaran IPS
inilah siswa atau peserta didik dapat mengembangkan potensinya, serta memiliki
kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya melalui pemahaman
terhadap nilai-nilai sejarah serta kebudayaan masyarakat itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja isu sosial yang terjadi di masyarakat ?

2. Bagaimana memahami berbagai permasalahan sosial tentang kemiskinan, kepadatan


penduduk, pengangguran dan kriminalitas ?

3. Bagaimana isu sosial dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS ?

4
C. Tujuan Penulisan

1. Agar mengetahui apa saja isu sosial yang marak terjadi di masyarakat saat ini

2. Agar dapat memahami berbagai permasalahan sosial tentang kemiskinan, kepadatan


penduduk pengangguran dan kriminalitas

3. Agar dapat mengetahui bagaimana isu sosial dapat dijadikan sebagai sumber
pembelajaran IPS

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kemiskinan
Kemiskinan adalah fenomena yang dapat terjadi di seluruh negara
berkembang salah satunya di negara Indonesia. Kemiskinan muncul akibat adanya
segelintir individu, kelompok atau masyarakat yang tidak dapat mencukupi dan
mensejahterakan hidupnya hingga mencapai taraf hidup yang bisa dianggap
manusiawi. Contohnya tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan,
tempat tinggal ataupun tidak memiliki tempat tinggal yang layak. Kemiskinan ini
sangat berpengaruh pada menurunnya kualitas sumber daya manusia sehingga
produktivitas dan pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri terbilang
rendah.

Kemiskinan dapat dipahami dengan dua cara, yang pertama kemiskinan yang
diartikan sebagai gambaran kekurangan materi yang ditandai oleh ketidakmampuan
seseorang untuk mencukupi kebutuhan dasar hidupnya. Kedua, gambaran tentang
kebutuhan sosial. termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Ketiga,
gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi
di seluruh dunia.

Bebarapa penyebab kemiskinan diantaranya :

a. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari seseorang tersebut.

b. Penyebab keluarga

c. Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan


kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;

d. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Karena ciri dan keadaan masyarakat

6
dalam suatu daerah sangat beragam (berbeda) ditambah dengan kemajuan
ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang masih rendah.

e. Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil


dari struktur social dan kebijakan pemerintah. Kebijakan dalam negeri seringkali
dipengaruhi oleh kebijakan luar negeri atau internasional antara lain dari segi
pendanaan. Dan yang paling penting adalah Ketidakmerataannya distribusi
pendapatan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah


kemiskinan di Indonesia diantaranya, yaitu;

a. Pembangunan Sektor Pertanian

Sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam pembangunan karena sektor


tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masayrakat
dipedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat miskin. Terutama sekali
teknologi disektor pertanian.

b. Pembangunan Sumber Daya manusia

Sumberdaya manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya yang


cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyrakat secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga
pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan langka yang baik untuk diterapkan oleh
pemerintah.

c. Redistribusi Pendapatan secara lebih baik

Negara akan ikut bertanggungjawab terhadap mekanisme distribusi dengan


mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan kelompok, atau
golongan lebih-lebih kepentingan perorangan. Dengan demikian, sektor publik
yang digunakan untuk kemaslahatan umat jangan sampai jatuh ke tangan orang
yang mempunyai visi kepentingan kelompok, golongan dan kepentingan pribadi.

d. Pembangunan Infrastruktur

Negara akan menyediakan fasilitas-fasilitas publik yang berhubungan dengan


masalah optimalisasi distribusi pendapatan. Seperti sekolah, rumah sakit, lapangan
kerja, perumahan, jalan, jembatan dan lain sebagainya.

7
B. Kepadatan penduduk

Jumlah penduduk pada suatu negara dapat menjadi potensi sekaligus masalah
bagi negara itu sendiri. Akan menjadi potensi ketika jumlah penduduk seimbang
dengan sumber daya dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia dan akan menjadi
masalah/beban jika jumlah penduduk tidak seimbang dengan sumber daya lain dan
sangat terlihat ketimpangannya dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, hal itu tentu
memicu terjadinya banyak masalah di negara tersebut, contohnya menurunnya
kualitas/taraf hidup masyarakat.

Ledakan penduduk yang sangat cepat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi
kehidupan di suatu negara, terutama pada bidang ekonomi masyarakat. Adapaun
dampak buruknya yaitu;

a. Semakin terbatasnya kebutuhan pokok masyarakat (sandang, pangan, papan)

b. Tidak tercukupinya jumlah dan kualitas fasilitas sosial, kesehatan dan pendukung
bagi masyarakat

c. Lapangan pekerjaan yang tidak memadai, akibatnya banyak bermunculan jumlah


pengangguran dan berdampak pada penurunan kualitas sosial serta tingginya
angka kriminalitas

d. Pendapatan perkapita yang semakin menurun

C. Pengangguran

Meningkatnya jumlah pengangguran berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang


ada di negara kita. Pengangguran merupakan permasalahan perekonomian yang sudah
mengakar di Indonesia. Mengapa disebut mengakar karena pengangguran di negara kita ini
dari tahun ke tahun tidak menunjukkan angka penurunan, tetapi masalah pengangguran terus
meningkat. Perihal pemerintah juga tiak memberikan solusi yang efektif untuk menangani
persoalan tersebut, malah kian terabaikan serta tidak ditangani dengan segera.

Pengangguran terjadi karena berbagai hal yaitu besarnya jumlah angkatan kerja
namun tidak seimbang dengan kesempatan kerja, rendahnya keterampilan dan tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat sehingga kebanyakan orang asinglah yang
menempati pekerjaan tersebut karena masyarakat kita tidak mampu menguasai
8
perkembangan IPTEK yang ada dalam dunia kerja. Pemanfaatan tenaga kerja antar daerah
tidak seimbang karena keterampilan yang dimiliki warga daerah tidak mumpuni sehingga
tidak mampu bersaing dengan tenaga kerja dari daerah lain. Kebanyakan yang menempati
pekerjaan disuatu daerah tidak sepenuhnya warga daerah tersebut bahkan ada yang lebih
dominasi oleh warga masyarakat luar daerah, luar kota maupun luar negeri.

Masalah penganguran ini jug dapat terjadi karena kepadatan jumlah penduduk yamg
semakin meningkat sehingga kurangnya kesempatan yang disediakan. Dalam memahami
masalah penggauran ini tidak bisa dilihat dari satu aspek disiplin ilmu saja. Pertama, kita
lihat dari aspek psikologi masyarakat yang mana masih melekat rasa malah dalam diri
mereka yang tidak mau berusaha dan menambah skill mereka agar bisa bersaing dengan
ketatnya seleksi tenaga kerja saat ini. Kedua, dapat kita lihat dari segi aspek ekonomi
masyarakat yang berada pada tarap ekonomi menengah ke bawah sehingga mereka tidak
memiliki modal yang cukup untuk membuka usaha sendiri. Selain dari itu kurangnya inovasi
yang mereka dalam usaha yang bangun sendiri juga mengakibatkan usaha tersebut merugi
dan akan mengakibatkan banyaknya para pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka
sehingga menjadi pengangguran. Ketiga, kita lihat dari aspek budaya (antropologi) dimana
masih ada masyarakat yang menolak inovasi, tertutup terhadap informasi serta perkembangan
IPTEK yang sehingga kebanyakan dari masyarakatnya tidak memiliki skill yang sesuai
dengan kebutuhan di dunia kerja. Keempat, ditinjau dari segi politik maka akan banyaknya
terjadi demonstrasi, yang akan membuat dunia politik menjadi tidak stabil, banyaknya
demonstrasi para serikat kerja akibat dari banyaknya pengangguran terpelajaran yang tidak
kebagian lapangan pekerjaan. (Franita, R. 2016).

Berkaitan dengan masalah pandemi Covid-19 saat ini pengangguran semakin kian
merebak dimana-mana diakibatkan banyaknya perusahaan yang merumahkan hingga
melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para pekerjanya, sehingga masalah ini
akan kian menambah jumlah pengangguran yang ada di negara kita saat ini. Bahkan para
pedagang di dipasaran pun juga terancam kehilangan pekerjaan karena tidak dapat
memperoleh penghasilan dan terancam merugi akibat adanya pandemi, sehingga dari sanalah
yang akan mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran.

Akibat dari banyaknya penganguran inilah masyarakat akan melakukan segala cara
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak peduli hal itu halal atau haram bagi agama.
Seperti banyaknya pengangguran akan meningkatkan jumlah pekerja seks komersial

9
dikalangan anak muda, demi menghidupi ekonomi keluarganya. Yang dimana seharusnya
kalangan anak muda berada diusia produktif untuk melakukan sesuatu dan berbagai hal yang
lebih bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga maupun bangsa.

D. Kriminal

Penduduk miskin adalah bagian dari kependudukan, sehingga semakin banyaknya


bertambah jumlah penduduk akan mengakibatkan berkurangnya lapangan pekerjaan maka
akan mengakibatkan banyaknya pengangguran dengan banyaknya pengangguran akan
meningkatkan tindak kriminalitas yang dilakukan masyarakat untuk menghidupi kebutuhan
hidup mereka. Tindakan kriminal ini merupakan salah satu dampak yang akan di timbulkan
dari berbagai pembahasan yang telah di paparkan di atas, karena kembali lagi bahwa tindakan
kriminal ini akan terjadi karena masalah ekonomi yang di miliki masyarakatnya. Memang
jumlah kriminal yang terjadi di Indonesia tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor ekonomi,
namun sebagian besar kriminal yang terjadi tidak jauh dari permasalahan ekonomi.

Salah satu contohnya saja seperti masalah kejahatan jalanan yang menjadi dominasi
dari sekian tindak kriminal karena pelemahan ekonomi sangat berdampak pada masyarakat
kelas bawah. Karena mereka tidak sanggup menghadapi perlonjakan harga berbagai barang
pokok yang merupakan kebutahan primer bagi masyarakat. Apalagi ditambah dengan
masalah pandemi berbagai aksi PHK dimana-mana membuat keadaan masyarakat semakin
mendesak dan terpuruk untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yang kian banyak.

Makin banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi dan keadaan yang semakin terdesak
sehingga kebanyakan masyarakat kalangan bawah mengambil jalan pintas untuk memenuhi
kebutuhan mereka dengan berbagai tindak pidana yang dilakukan seperti pencurian,
perampokan dan pengedaran narkoba. Hal seperti ini bukan permasalahan yang baru terjadi
tetapi memang sudah tidak terbatas lagi terjadi di negara kita ini. Solusi yang di lakukan oleh
pemerintah pun tidak kunjung menunjukkan keberhasilan, karena permasalahan ini tidak
diselesaikan dari akarnya terlebih dahulu maka akan terbilang percuma. Jika pemerintah
hanya berusaha menyelesaikan permasalahan dari satu sisi saja maka hal tersebut pasti akan
terulang kembali dan tidak akan menyelesaikan permasalahan ini. (Purwanti. E.Y,
Widyaningsih. E. 2019).

Namun permasalahan ini tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi saja, kita bisa melihat
masalah ini dari berbagai aspek ilmu sosial yang dimana dari sana kita akan bisa memahami
seperti apa sebenarnya permasalahan ini terjadi dan dari sana kita juga dapat menawarkan
10
solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dan dengan harapan agar
permasalahan tersebut tidak terulang kembali.

Pertama, jika kita lihat dari perspektif ilmu psikologis masyarakat ada yang memang
malas berusaha sehingga lebih memilih jalan pintas dengan berbagai tidak kriminal yang
lebih cepat menghasilkan uang dari pada bekerja banting tulang untuk mencari sesuap nasi.
Tindak kriminal ini juga bisa terjadi karena perasaan terdesak yang mereka alami untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka yang terdesak, sehingga tidak memikirkan panjang dari
dampak dari tindakan yang mereka lakukan nantinya.

Kedua, dapat dilihat dari segi ekonomi masyarakat yang memang seperti yang telah
dijelaskan di atas bahwa kebanyakan tindak kriminal ini dilakukan oleh kalangan masyarakat
bawah yang terpaksa melakukan jalan pintas untuk menghidupi kehidupan keluarga mereka.
Semakin kesini memang ekonomi masyarakat semakin terpuruk apalagi di tambah dengan
adanya pandemi Covid-19 banyak masyarakat yang menjadi korban PHK serta tidak dapat
mencari pekerjaan lagi maka tanpa pikir panjang tindak kriminalah yang mereka lakukan.

Ketiga, kita lihat aspek sosiologinya yang dimana tidak melulu tindak kriminal ini
terjadi karena masalah ekonomi masyarakatnya. Apalagi dikalangan anak muda kebayakan
tidak mampu memikirkan secara panjang tindak kriminal yang mereka lakukan, karena
berbagai ajakan dari teman sepergaulannya yamng memang membawa pengaruh negarif
sehingga tindak kriminal bukan hal mustahil dilakukan oleh mereka.

Keempat, kita lihat dari ilmu hukum bahwa sudah tindak kriminal ini merupakan
tindakan yang sudah melanggar norma hukum, serta dapat merugikan bagi dirinya sendiri
maupun masyarakat akibat dari perbuatan yang telah ia lakukan. Jika sudah menerima akibat
dari tindakan yang mereka lakukan barulah timbul penyesalan yang terlambat dan hanya sia-
sia, apalagi jika sudah ke tindakan yang sudah membahayakan nyama orang lain.

Kelima, dapat kita lihat dari segi politik dimana pemerintah tidak memberikan solusi
yang efektif dan mengakar dalam menyelesaikan permasalahan ini. Sehingga permasalahan
ini tidak kian menunjukkan angka penurunan tetapi malah sebaliknya tindak kriminal setiap
tahunnya semakin bertambah dan tidak terselesaikan. Karena kembali lagi saya tegaskan
bahwa masalah seperti perlu diselesaikan dari akarnya akan masalah ini tidak semakin
tumbuh dan ditemukan titik terangnya.

11
Dari berbagai perspektif ilmu yang telah dijabarkan dapat kita pahami bahwa
permasalahan ini tidak hanya terjadi karena satu sisi tetapi karena berbagai aspek yang
sebenarnya memang perlu kita perhatikan untuk menemukan solusi yang efektif dalam
menghadapi permasalahan ini.

E. Solusi yang di Tawarkan Mengenai Berbagai Isu Sosial di Indonesia

1. Solusi yang dapat kami tawarkan untuk masalah kemiskinan yang menjadi akar bagi
masalah sosial lain ini, diantaranya yaitu; sebaiknya pemerintah lebih memprioritaskan
diadakannya program pelatihan kerja di setiap pemukiman masyarakat, program padat karya,
program peminjaman modal, program dukungan UMKM, program penyaluran air bersih,
program peningkatan pelayanan sosial dan kesehatan masyarakat secara gratis, program
pendidikan gratis, penyaluran dana ke masyarakat, memperbanyak dan mempermudah
program beasiswa dan lain-lain sebagainya. Kemudian dari sisi kami sebagai masyarakat,
hendaknya tiap individu memiliki pola pikir modern dan memiliki kemauan belajar, baik dari
segi teknologi maupun menggali lagi minat, bakat dan peluang yang ada di sekitar.

2. Solusi yang dapat kami tawarkan untuk masalah kepadatan penduduk yaitu, menurut kami
pemerintah bisa lebih giat lagi mensosialisasikan program KB di masyarakat, jangkauannya
harus lebih luas dari tahun-tahun sebelumnya. Caranya bisa dengan peningkatan
promosi/sosialisasi, peningkatan layanan, kemudahan akses pelayanan, peningkatan
dukungan sarana dan prasarana dan peningkatan pengelolaan manajemen program KB
tersebut. Yang kedua, pemerintah bisa meluncurkan kebijakan tentang pengendalian jumlah
penduduk yang berhubungan langsung dengan taraf kesejahteraan hidup masyarakat. Yang
ketiga, diadakannya pendidikan kependudukan atau dimuatnya materi tentang isu kepadatan
penduduk pada pembelajaran di sekolah, agar peserta didik terutama yang sudah memasuki
usia produktif dapat menimbang dengan bijak dan menanggapi isu sosial itu dengan baik.
Yang keempat, agar penduduk di perkotaan tidak semakin padat tiap tahunnya, maka
sebaiknya pemerintah mengadakan pelatihan-pelatihan untuk masyarakat desa agar bisa
membuka lapangan pekerjaan dan turut membangun desa serta mengurunkan niat untuk
merantau ke kota dengan tujuan mencari lapangan pekerjaan lagi, agar tercapainya
pemerataan kependudukan dan meminimalisir kesenjangan antara jumlah penduduk dan
jumlah lapangan pekerjaan terutama yang terjadi di kota-kota besar.

12
3. Solusi yang dapat kami tawarkan mengenai masalah pengangguran yang kian melunjak
setiap tahunnya yaitu pemerintah dapat membuka lahan pekerjaan bagi masyarakat sesuai
dengan keahlian yang mereka miliki agar dapat mengembangkan usaha mereka menjadi lebih
maju. Selanjutnya dengan mengadakan program pelatihan bagi masyarakat agar dapat
mempunyai keterampilan yang mumpuni sesuai dengan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
Selain itu dengan memberikan modal usaha bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah
agar mereka dapat membuka usaha dan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat
lainnya.

4. Permasalahan kriminalitas ini sebagian besar disebabkan oleh pengangguran yang kian
meningkat begitu pula dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka yang kian mendesak
sehingga mereka tidak peduli lagi akan jalan pintas yang mereka ambil yang nantinya justru
juga akan merugikan dirinya sendiri. Tingkat pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun
semakin tinggi. Dengan meningkatnya pengangguran mengakibatkan menurunya kemampuan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok dan meningkatkan anak putus sekolah.
Sehinga timbullah kemiskinan dan banyak orang yang mengambil jalan pintas untuk
memenuhi kebutuhannya. Inilah rantai terjadinya kriminalitas, dan rantai terbawah inilah
sebenarnya ‘PR’ yang harus diselesaikan pemerintah untuk menekan angka kriminalitas yang
terjadi. Bukan hanya saja menyelesaikan masalah yang sudah terjadi yaitu menangkap para
pelaku kriminal dengan memberikan hukuman dan sebagainya tapi untuk menyelesaikannya
lebih besar pengaruhnya apabila kita mencegahnya. Yaitu dengan menanamkan pendidikan
karakter sejak dini, fasilitas pendidikan bagi rakyat kecil, dan menciptkan lapangan
pekerjaan.

F. Isu Sosial sebagai Sumber Pembelajaran IPS

Kemisikinan, kepadatan penduduk, pengangguran dan kriminalitas merupakan


permasalahan sosial yang marak terjadi di masyarakat yang semua ini bisa dijadikan sebagai
sumber pembelajaran IPS kepada peserta didik, yang dimana kita bisa memahamkan
mengapa permasalahan tersebut dapat terjadi serta mengajak peserta didik untuk berpikir
kritis untuk menemukan solusi mengenai berbagai permasalahan ini. Tidak hanya itu isu
sosial seperti akan membuat peserta didik menganali kondisi bangsanya yang di terpa
berbagai permasalahan dan harus segera di atasi. Menjadikan isu sosial sebagai sumber
belajar IPS tidak bertujuan untuk membuat peserta didik takut dalam menghadapi kehidupan
setelah lulus dari bangku sekolah maupun memandang rendah kualitas kehidupan sosial

13
bangsanya, melainkan hal ini bertujuan untuk menanamkan sikap peduli bangsa kepada
peserta didik dengan demikian mereka akan di ajak memahami seperti apa seharusnya
generasi bangsa selanjutnya berbuat untuk memajukan bangsanya, sehingga berbagai
permasalahan kemiskinan, kepadatan penduduk, pengangguran dan kriminalitas ini dapat
diatasi. Dengan penanaman karakter seperti inilah yang akan membuat peserta didik
bersungguh-sungguh dalam memperdalam ilmu dan pengetahuannya agar dapat berguna
kelak bagi bangsanya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Isu sosial penting dijadikan bahan pertimbangan dalam pembelajaran


Pendidikan IPS karena tujuan utamanya adalah agar peserta didik dapat menjadi
warga negara yang baik dengan segala indikator yang melekat (Sholeh, M. 2019)
Peserta didik harus melek atau paham isu yang berkembang di level global, nasional,
lokal, dan keterkaitan serta pengaruh dari isu-isu tersebut. Dengan demikian dosen
atau guru. Pendidikan IPS harus mampu mengelola isu global tersebut menjadi
sumber belajar. Ada banyak isu global yang yang perlu dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pembelajaran Pendidikan IPS diantaranya isu kemiskinan,
kepadatan penduduk, pengangguran dan maraknya kriminalitas yang terjadi di
masyarakat kita sekarang ini.

G. Saran

Dari penyusunan makalah ini, penyusun mengharapkan pembaca dapat


memahami isi yang terdapat di dalamnya, memberikan wawasan dan pengetahuan
serta bisa menerapkan ilmunya di kehidupan sehari-hari dan yang akan datang.
Sebagai mahasiswa dan akademisi kita harus memberikan kontribusi dalam
perjuangan bangsa.

15
Daftar Pustaka

Christiani, C., Tedjo, P., & Martono, B. (2014). Analisis Dampak Kepadatan Penduduk
Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Serat acitya, 3(1), 102

Franita, R. 2016. Analisa Pengangguran di Indonesia. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1, 88-
93.

Purwanti. E.Y, Widyaningsih. E. 2019. Analisa Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi


Kriminalitas di Jawa Timur. Jurnal Ilmu Ekonomi. Vol. 9, No. 2, 154-177.

Sholeh, M. (2019). Isu Global dan Tantangan Pembelajaran Pendidikan IPS.

Ubur, H. (2011). Upaya Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pendekatan Proses (Studi


Kasus Masyarakt Wudi Nusa Tenggara Timur). Jurnal Aspirasi, 2(2), 209-224.

16

Anda mungkin juga menyukai