DISUSUN OLEH :
1. Wiwik Hidayati (196410120)
2. Sofiya Nur Jannah (196410122)
3. Wanda Amallya Ababiel (196410123)
4. Sinta Karina Dyah Arum Sari (196410132)
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbandingan Civic Education
Indonesia Dengan Negara Lain”, makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya tepat pada
waktunya. Ucapan terimakasih ini kami berikan kepada :
Akhir kata kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami selaku penyusun maupun para pembaca sekalian.
Penyusun
Page 2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PEMBAHASAN
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting untukmempertahankan
kelangsungan demokrasi konstitusional. Sebagaimana yang selama ini
dipahami bahwa etos demokrasi sesungguhnya tidaklah diwariskan, tetapi
dipelajari dan dialami. Setiap generasi adalah masyarakat baru yang harus
memperoleh pengetahuan, mempelajari keahlian, dan mengembangkan
karakter atau watak publik maupun privat yang sejalan dengan demokrasi
konstitusional. Sikap mental ini harus dipelihara dan dipupuk melalui
perkataan dan pengajaran serta kekuatan keteladanan. Demokrasi bukanlah
“mesin yang akan berfungsi dengan sendirinya”, tetapi harus selalu secara
sadar direproduksi dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Di era
globalisasi saat ini kehidupan manusia begitu berjalan secara cepat dan tidak
terbatas selain itu juga akan berkembangnya suatu standarisasi yang sama
dalam berbagai bidang kehidupan. Negara atau pemerintah dimanapun,
terlepas dari sistem ideologi atau sistem sosial yang dimiliki, dipertanyakan
apakah hak-hak asasi dihormati, apakah demokrasi dikembangkan, apakah
kebebasan dan keadilan dimiliki oleh setiap warganya, bagaimana lingkungan
hidup dikelola. Implikasi globalisasi menjadi semakin yang dirasakan sebagai
”nestapa” dari mereka yang dipinggirkan kompleks karena masyarakat hidup
dalam standar ganda.
Page 4
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi civic education.
2.Untuk mengetahui sejarah lahirnya civic education di Negara Indonesia dan
Negara Perancis.
3.Untuk mengetahui perbedaan civic education di Negara Indonesia dan
Negara Perancis.
4.Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi civic education di Negara
Indonesia dan Negara Perancis.
Page 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page 6
multikulturalisme. Semua masalah yang disebut belakangan ini merupakan
tantangan berat dalam revitaslisasi cita sipil, khususnya melalui
pendidikan kewarganegaraan.
Faktor yang mempengaruhi penddikan di Indonesia dan Perancis
sangatlah berbeda baik di lihat dari segi ekonomi, demografis, tingkat
produktivitas masyarakat serta dari lembaga pendidikan pemerintahnya.
Page 7
BAB III
PEMBAHASAN
Page 8
diseminasi dan aktualisasi konsep, sistem, nilai, budaya dan praktik
demokrasi melalui pendidikan.
Dari definisi tersebut, semakin mempertegas pengertian Civic
Education karena bahannya meliputi pengaruh positif dari pendidikan di
sekolah, pendidikan di rumah, dan pendidikan di luar sekolah. Jadi,
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) adalah program pendidikan
yang memuat bahasan tentang masalah kebangsaan, kewarganegaraan dalam
hubungannya dengan negara, demokrasi, HAM dan masyarakat madani (civil
society) yang dalam implementasinya menerapkan prinsip-prinsip pendidikan
demokrasi dan humanis.
Page 9
mengembangkan potensi individu sehingga memiliki wawasan, sikap, dan
keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk
berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan
Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara dan sebagai filsafat bangsa
dan negara Indonesia yang mengandung makna bahwa dalam setiap aspek
kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan
nilai-nilai Ke-Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Page 10
hampir sepanjang benua Eropa. Republique Francaise terletak pada
wilayah Eropa Barat, tetapi Negara ini mempunyai beberapa wilayah
teritorial di benua lain. Dari sisi historis Perancis merupakan satu unit
politik yang dipersatukan oleh penjajah Romawi Kuno, oleh karena itu
beberapa segi kehidupanpun dipengaruhi oleh budaya Romawi.
Sementara itu Indonesia pernah diduduki oleh kolonial Belanda,
Jepang, Inggris dan Portugis sehingga juga memberi warna terhadap
budaya negeri ini. Pengaruh Belanda cukup besar tarhadap budaya
Indonesia, dan termasuk juga terhadap sistem pendidikannya. Penduduk
Perancis menggunakan bahasa aslinya, yaitu bahasa Perancis yang
merupakan salah satu bahasa internasional karena juga digunakan pada
beberapa Negara, seperti di Belgia, pada beberapa negara di kawasan
Afrika Barat, pada negara bekas jajahan Perancis di Pasific dan lainnya.
Bahasa Perancis juga telah menjadi bahasa pengantar resmi yang
digunakan oleh Masyarakat Uni Eropa serta sebagai bahasa pengantar
resmi di badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Di Indonesia
digunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan. Meskipun Indonesia memiliki
ratusan macam bahasa daerah, namun masyarakatnya dapat disatukan
oleh Bahasa Indonesia. Akan tetapi Bahasa Indonesia belum menjadi
bahasa internasional karena belum digunakan di negara-negara lain.
Selama ini banyak orang yang mengenal Perancis sebagai kota model
karena dari negara ini setiap hari bahkan setiap jam lahir model-model
baru, terutama fashion, kosmetik dan assesories lainnya. Akan tetapi
Perancis juga memiliki kemampuan yang tinggi di bidang tekhnologi,
seperti tekhnologi otomotif dengan kereta cepat, memproduksi pesawat
Airbus, tekhnologi telekomunikasi dan lain sebagainya. Maka Perancis
juga menempatkan diri sebagai negara industri maju di dunia. Sistem
pemerintahan Perancis mulai berkembang pada abad ke-19 yang
ditandai dengan kemajuan yang dicapai melalui ide-ide pemikiran
sosial, politik, ekonomi dan pendidikan yang digagas oleh kaum
menengah. Pembaruan-pembaruan tersebut ternyata mampu merubah
Page 11
Perancis menjadi sosok bangsa yang maju dan disegani oleh negara-
negara Eropa. Kamajuan sosial politik Perancis punya keterkaitan
dengan penyelenggaraan pendidikannya, yakni dengan tumbuh
pesatnya berbagai pembangunan pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat. Sedangkan Indonesia sebagai negara
berdaulat diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, yaitu hampir satu abad
lebih muda dari Perancis.
Page 12
dengan kehidupan sekolah, dan khususnya ketika berkenaan dengan
aturan-aturan pemerintah yang mengatur hak-hak pelajar dan dewan
sekolah lanjutan atas.
Page 13
l) Tetap berpegang teguh pada nilai-nlai budaya yang berlaku di negara
setempat,
m) Telah dapat mengatasi permasalahan kependudukan dengan baik,
n) Tingkat produktivitas masyarakat tinggi yang didominasi barang dan
jasa,
o) Tingkat dan kualitas hidup masyarakat telah tinggi,
p) Ekspor yang terbanyak adalah hasil industri dan jasa,
q) Telah terpenuhinya penyediaan fasilitas umum,
r) Kesadaran hukum, kesetaraan gender, dan penghormatan terhadap hak
asasi manusia telah dijunjung tinggi,
s) Tingkat pendidikan relatif tinggi,
t) Tingkat pendapatan penduduk relatif tinggi,
u) Tingkat kesehatan sudah baik
Page 14
7) Lembaga pendidikan tinggi gagal memberi dukungan yang cukup
untuk pembangunan ekonomi negara,
8) Universitas tertinggal dalam perkembangan dan transfer teknologi,
9) Kebanyakan staf akademik di universitas tidak dilengkapi dengan
pengetahuan paedagogis.
10) Faktor ekonomi, banyak siswa yang tidak dapat melanjutkan studi
karena masalah biaya,
11) Faktor sosial, adanya anggapan bahwa wanita terutama di pedesaan
tidak memerlukan pendidikan, lebih baik menjadi ibu rumah tangga
saja,
12) Faktor sistem pendidikan, banyak siswa menengah atas yang tidak
bisa melanjutkan pendidikan karena kurangnya daya tampung yang
tersedia,
13) Pemerintah juga kurang memenuhi standar dibandingkan pendidikan
swasta,
14) Kasus banyaknya tamatan sarjana yang menganggur karena tidak
mendapatkan pekerjaan,
15) Faktor kedisiplinan guru, cukup banyak guru yang sudah difasilitasi
oleh pemerintah tetapi tidak menjalankan tugas dengan baik,
16) Kesenjangan ekonomi antar daerah,
17) Adanya diskriminasi gender,
18) Kurangnya pendidikan yang bersifat teknis, sehingga banyak lulusan
yang tidak memiliki ketrampilan tertentu setelah tamat pendidikan,
19) Terbatasnya penyediaan/alokasi dana dari pemerintah,
20) Kurangnya tenaga pendidik atau guru yang terampil dan profesional,
21) Kemiskinan yang kronis dan meluas,
22) Tingkat pengangguran yang tinggi dan cenderung meningkat,
23) Ketidakmerataan distribusi pendapatan antar penduduk,
24) Rendahnya tingkat produktivitas di sektor pertanian,
25) Tidak meratanya kesempatan ekonomi antara desa dan kota,
26) Kurangnya pelayanan kesehatan dan pendidikan,
27) Memburuknya neraca pembayaran dan hutang luar negeri,
Page 15
28) Meningkatnya ketergantungan terhadap luar negeri,
29) Lemahnya kelembagaan masyarakat,
Page 16
BAB IV
HASIL ANALISIS
Page 17
sesuai keahliannya. Selanjutnya Indonesia juga perlu menjalin kerjasama dengan
Perancis untuk menyusun sistem pendidikan yang lebih baik.
Page 18
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
https://setyowati.blog.uns.ac.id/2016/05/01/civic-educatin-dan-citizenship-
education/
https://erlanggaferdian41.wordpress.com/about/istilah-dan-definisi-ce-
civic-education/
https://www.padamu.net/sejarah-pendidikan-kewarganegaraan
https://dewizma24.blogspot.com/2014/11/civic-education-di-berbagai-
negara.html
https://suciharlen.wordpress.com/2009/10/06/pendidikan-
kewarganegaraan-di-indonesia-dan-negara-lainnya/
http://exzellenz-institut.com/perbandingan-sistem-pendidikan-perancis-
dan-indonesia/
Page 19