Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SOSIAL KEMISKINAN

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial)

Dosen pengampu :

Maria Oktasari, M.Pd.

Disusun oleh :

Mika Aulia Sari Hidayat (202201501561)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada saya untuk menyelesaikan Makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah Sosial
Kemiskinan” disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Psikologi
Sosial di Universitas Indraprasta PGRI. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,


baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam Makalah ini. Oleh
karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca agar saya dapat belajar lagi dan memperbaiki Makalah ini
sebagaimana mestinya dibuat.

Jakarta, 22 Juni 2023

( )
DAFTAR ISI

BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1 Pengertian permasalahan sosial kemiskinan.............................................................4
2.2 Bentuk dan jenis permasalahan sosial kemiskinan...................................................5
2.3 Bagaimana kemiskinan dapat terjadi dimasyarakat..................................................7
2.4 Bagaimana dampak dari adanya kemiskinan yang terjadi di lingkungan masyarakat.
.......................................................................................................................................9
2.6 Contoh kasus kemiskinan yang terjadi di masyarakat............................................12
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan............................................................................................................13
3.2 Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi hampir di seluruh negara


berkembang. Kemiskinan muncul karena ketidakmampuan sebagian masyarakat
untuk menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.
Kondisi ini menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia sehingga
produktivitas dan pendapatan yang diperolehnya rendah. Lingkaran kemiskinan
terus terjadi, karena dengan penghasilan yang rendah tidak mampu mengakses
sarana pendidikan, kesehatan, dan nutrisi secara baik sehingga menyebabkan
kualitas sumberdaya manusia dari aspek intelektual dan fisik rendah, berakibat
produktivitas juga rendah.

Kemiskinan disebabkan oleh banyak faktor. Jarang ditemukan kemiskinan


yang hanya disebabkan oleh faktor tunggal. Seseorang atau keluarga miskin bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait satu sama lain, seperti
mengalami kecatatan, memiliki pendidikan rendah tentunya akan mengakibatkan
sempitnya kesempatan untuk memiliki pekerjaan, tidak memiliki modal atau
keterampilan untuk berusaha, tidak tersedianya kesempatan kerja, terkena
pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak adanya jaminan sosial (pensiun,
kesehatan, kematian), atau hidup di lokasi terpencil dengan sumberdaya alam dan
infrastruktur yang terbatas).
Kemiskinan memiliki dampak yang merugikan bagi individu, keluarga,
dan masyarakat secara keseluruhan. Individu yang hidup dalam kemiskinan sering
kali menghadapi keterbatasan akses terhadap pendidikan yang berkualitas,
perumahan yang layak, pelayanan kesehatan, dan peluang pekerjaan yang baik.
Mereka juga menghadapi risiko tinggi terhadap malnutrisi, penyakit, dan
kehidupan yang tidak stabil. Kemiskinan juga menjadi sumber ketidakadilan
sosial dan ketimpangan ekonomi. Ketika sebagian kecil populasi menguasai

1
sebagian besar kekayaan, sementara sebagian besar penduduk hidup dalam
kemiskinan, kesenjangan sosial semakin melebar. Hal ini dapat menciptakan
ketegangan sosial, konflik, dan ketidakstabilan masyarakat.

Dalam konteks ini, penting untuk mengkaji secara mendalam masalah


sosial kemiskinan dan mencari solusi yang efektif. Diperlukan pemahaman yang
holistik tentang bentuk dan penyebab kemiskinan, dampak yang ditimbulkan, dan
strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah ini khususnya dalam
bidang BK. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang masalah sosial kemiskinan, serta mengidentifikasi langkah-langkah yang
dapat diambil untuk mengurangi dampak negatifnya.

Dalam makalah ini kita akan membahas masalah sosial kemiskinan,


menjelaskan bentuk dan penyebab, dampak yang ditimbulkan dan solusi yang
dapat kita berikan. Dengan makalah ini diharapkan kita dapat lebih memahami
kompleksitas masalah ini dan membantu menemukan solusi berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah sosial ini adalah :

1. Apa itu yang dimaksud dari permasalahan sosial kemiskinan ?


2. Bentuk dan jenis permasalahan sosial kemiskinan yang ada di masyarakat?
3. Bagaimana kemiskinan dapat terjadi dimasyarakat ?
4. Bagaimana dampak dari kemiskinan yang terjadi di lingkungan
masyarakat ?
5. Apa cara yang dapat dilakukan pada bidang BK terhadap kasus
kemiskinan ?
6. Apa contoh kasus kemiskinan yang terjadi di masyarakat ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu yang dimaksud kemiskinan.


2. Untuk mengetahui bentuk dan jenis kemiskinan.

2
3. Untuk mengetahui bagaimana kemiskinan dapat terjadi dimasyarakat.
4. Untuk mengetahui akibat melakukan kemiskinan dimasyarakat.
5. Untuk mengetahui cara yang dapat dilakukan pada bidang BK terhadap
kasus kemiskinan.
6. Untuk mengetahui seperti apa kasus kemiskinan yang terjadi
dimasyarakat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian permasalahan sosial kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang atau kelompok yang


memiliki kekurangan barang-barang dan pelayanan yang dibutuhkan dalam
kehidupan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya untuk mencapai suatu
tujuan hidup yang layak. Rumah tangga miskin pada umumnya berpendidikan
rendah dan berpusat di daerah pedesaan. Karena berpendidikan rendah, maka
produktifitasnya pun rendah sehingga imbalan yang diterima tidak cukup
memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum antara lain kebutuhan
pangan, sandang, kesehatan dan perumahan dan pendiidikan, yang diperlukan
untuk dapat hidup dan bekerja. Akibatnya rumah tangga miskin akan
menghasilkan keluarga-keluarga miskin pada generasi berikutnya. Imbalan yang
rendah juga menghambat pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan membatsi
peran serta penduduk miskin dalam kegiatan pembangunan.

Pada prinsipnya kemiskinan menggambarkan kondisi ketiadaan seseorang


dalam kepemilikkan dan rendahnya pendapatan, atau secara lebih rinci
menggambarkan suatu kondisi tidak terpenuhnya kebutuhan dasar manusia, yaitu
pangan, papan, dan sandang, BPS dan Depso (Suhendar, 2014). Secara luas
kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan
kesehatan yang buruk, dan kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh
masyarakat, Ulina (2013). Kemiskinan dianggap sebagai bentuk permasalahan
pembangunan yang diakibatkan adanya dampak negatif dari pertumbuhan
ekonomi yang tidak seimbang sehingga memperlebar kesenjangan pendapatan
antar masyarakat maupun kesenjangan pendapatan antar daerah (inter region
income gap) (Harahap, 2006). Studi pembangunan saat ini tidak hanya
memfokuskan kajiannya pada faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan, akan

4
tetapi juga mulai mengindintifikasikan segala aspek yang dapat menjadikan
miskin.

2.2 Bentuk dan jenis permasalahan sosial kemiskinan

Kemiskinan dapat mengambil berbagai bentuk yang mencerminkan


kondisi kekurangan atau keterbatasan seseorang atau kelompok dalam berbagai
aspek kehidupan. Berdasarkan kondisi kemiskinan yang dipandang sebagai
bentuk permasalahan multidimensional, kemiskinan memiliki 4 bentuk. Adapun
keempat bentuk kemiskinan tersebut adalah (Suryawati, 2004):

1) Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi di mana pendapatan seseorang


atau sekelompok orang berada di bawah garis kemiskinan sehingga kurang
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan standar untuk pangan, sandang,
kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk meningkatkan
kualitas hidup. Garis kemiskinan diartikan sebagai pengeluaran rata-rata atau
konsumsi rata-rata untuk kebutuhan pokok berkaitan dengan pemenuhan standar
kesejahteraan. Bentuk kemiskinan absolut ini paling banyak dipakai sebagai
konsep untuk menentukan atau mendefinisikan kriteria seseorang atau
sekelompok orang yang disebut miskin.

2) Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif diartikan sebagai bentuk kemiskinan yang terjadi


karena adanya pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau ke
seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan adanya ketimpangan
pendapatan atau ketimpangan standar kesejahteraan. Daerahdaerah yang belum
terjangkau oleh program-program pembangunan seperti ini umumnya dikenal
dengan istilah daerah tertinggal.

3) Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultural adalah bentuk kemiskinan yang terjadi sebagai akibat


adanya sikap dan kebiasaan seseorang atau masyarakat yang umumnya berasal

5
dari budaya atau adat istiadat yang relatif tidak mau untuk memperbaiki taraf
hidup dengan tata cara moderen. Kebiasaan seperti ini dapat berupa sikap malas,
pemboros atau tidak pernah hemat, kurang kreatif, dan relatif pula bergantung
pada pihak lain.

4) Kemiskinan Struktural

Kemiskinan struktural adalah bentuk kemiskinan yang disebabkan karena


rendahnya akses terhadap sumber daya yang pada umumnya terjadi pada suatu
tatanan sosial budaya ataupun sosial politik yang kurang mendukung adanya
pembebasan kemiskinan. Bentuk kemiskinan seperti ini juga terkadang memiliki
unsur diskriminatif.

Bentuk kemiskinan struktural adalah bentuk kemiskinan yang paling


banyak mendapatkan perhatian di bidang ilmu sosial terutama di kalangan
negaranegara pemberi bantuan/pinjaman seperti Bank Dunia, IMF, dan Bank
Pembangunan Asia. Bentuk kemiskinan struktural juga dianggap paling banyak
menimbulkan adanya ketiga bentuk kemiskinan yang telah disebutkan
sebelumnya (Jarnasy, 2004: 8-9). Setelah dikenal bentuk kemiskinan, dikenal pula
dengan jenis kemiskinan berdasarkan sifatnya. Adapun jenis kemiskinan
berdasarkan sifatnya adalah:

1) Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang mendeskripsikan individu-


individu yang tingkat pendapatannya di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan
oleh negara. Atau bisa juga diartikan seperti keadaan individu yang
penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan primernya.

2) Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh kebijakan


pembangunan yang belum merata sehingga belum dapat menjangkau seluruh
masyarakat. Oleh sebab itu, di sebagian daerah ada penduduknya yang memiliki
ketimpangan pendapatan.

6
3) Kemiskinan Terjebak (Chronic Poverty):

Kemiskinan terjebak terjadi ketika seseorang atau kelompok mengalami


kemiskinan dalam jangka waktu yang lama atau bahkan sepanjang hidup mereka.
Hal ini bisa disebabkan oleh faktor struktural, seperti ketidakadilan sosial dan
ekonomi, diskriminasi, atau ketidakstabilan politik.

4) Kemiskinan Generasional:

Kemiskinan generasional terjadi ketika kemiskinan diturunkan dari satu


generasi ke generasi berikutnya dalam satu keluarga atau komunitas. Faktor-faktor
seperti kurangnya akses ke pendidikan, pekerjaan yang buruk, atau lingkungan
yang tertinggal dapat berperan dalam mempertahankan siklus kemiskinan
generasional.

5) Kemiskinan Perdesaan (Rural Poverty):

Kemiskinan perdesaan terjadi di daerah pedesaan, di mana akses terhadap


sumber daya dan peluang ekonomi terbatas. Faktor-faktor seperti keterbatasan
lahan, kurangnya infrastruktur, akses terbatas ke pendidikan dan layanan
kesehatan, serta ketergantungan pada pertanian tradisional dapat menyebabkan
kemiskinan perdesaan.

6) Kemiskinan Perkotaan (Urban Poverty):

Kemiskinan perkotaan terjadi di daerah perkotaan, di mana individu atau


kelompok menghadapi kesulitan ekonomi dan sosial. Faktor-faktor seperti
pengangguran, ketersediaan pekerjaan yang tidak teratur atau dengan upah rendah,
kenaikan biaya perumahan, serta kurangnya akses ke layanan dasar dapat
menyebabkan kemiskinan perkotaan.

2.3 Bagaimana kemiskinan dapat terjadi dimasyarakat.

Kemiskinan dapat terjadi di masyarakat sebagai hasil dari berbagai faktor


dan dinamika sosial-ekonomi yang kompleks. Berikut adalah beberapa faktor
yang dapat menyebabkan kemiskinan di masyarakat:

7
1. Ketidaksetaraan Ekonomi: Ketimpangan pendapatan dan kekayaan yang
tinggi dapat menyebabkan sebagian masyarakat menjadi miskin. Ketika
sebagian kecil individu atau kelompok menguasai sumber daya dan
kekayaan yang besar, sementara mayoritas tidak memiliki akses yang adil
ke peluang ekonomi, kesenjangan ekonomi semakin memperburuk
kemiskinan.
2. Kurangnya Akses ke Pendidikan: Kurangnya akses atau kualitas
pendidikan yang rendah dapat menjadi hambatan bagi individu untuk
mencapai pekerjaan yang baik dan menghasilkan pendapatan yang
memadai. Tanpa keterampilan dan pendidikan yang memadai, individu
lebih rentan terperangkap dalam lingkaran kemiskinan.
3. Pengangguran dan Pekerjaan yang Rendah: Tingginya tingkat
pengangguran atau ketersediaan pekerjaan yang tidak teratur dan dengan
upah rendah dapat menyebabkan individu dan keluarga jatuh ke dalam
kemiskinan. Ketika seseorang tidak dapat memperoleh pekerjaan yang
stabil dan menghasilkan pendapatan yang mencukupi, mereka menghadapi
risiko tinggi kemiskinan.
4. Kurangnya Akses ke Layanan Kesehatan: Akses terbatas atau kurangnya
kualitas layanan kesehatan dapat menyebabkan individu miskin menderita
lebih sering dan lebih parah dari masalah kesehatan. Biaya perawatan yang
tinggi atau kurangnya akses ke asuransi kesehatan dapat menjadi beban
yang berat bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan.
5. Diskriminasi dan Ketidakadilan Sosial: Diskriminasi berdasarkan gender,
etnisitas, agama, atau latar belakang sosial-ekonomi dapat mempengaruhi
akses individu atau kelompok tertentu terhadap peluang pendidikan,
pekerjaan, dan sumber daya lainnya. Diskriminasi dan ketidakadilan sosial
memperkuat kesenjangan dan menyebabkan kemiskinan yang
terkonsentrasi pada kelompok-kelompok yang rentan.
6. Konflik dan Krisis Ekonomi: Konflik bersenjata, bencana alam, atau krisis
ekonomi dapat menghancurkan infrastruktur, mematikan sektor ekonomi,
dan mengganggu kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Dalam situasi

8
seperti itu, kemiskinan dapat meningkat secara signifikan karena hilangnya
mata pencaharian, rusaknya sumber daya, dan penghancuran sarana
pendukung kehidupan.

Perlu diingat bahwa faktor-faktor di atas saling terkait dan dapat


memperkuat satu sama lain. Kemiskinan sering kali merupakan hasil dari pola-
pola dan ketimpangan struktural yang melekat dalam sistem sosial dan ekonomi.
Untuk mengatasi kemiskinan, diperlukan langkah-langkah yang komprehensif
yang melibatkan kebijakan pemerintah, pengentasan ketidaksetaraan, akses yang
adil ke pendidikan dan layanan kesehatan, serta penciptaan peluang ekonomi yang
inklusif.

2.4 Bagaimana dampak dari adanya kemiskinan yang terjadi di lingkungan


masyarakat.

Kemiskinan memiliki dampak yang merugikan pada individu, keluarga,


dan masyarakat secara luas. Beberapa akibat dari kemiskinan antara lain:

1. Kesehatan yang Buruk: Kemiskinan seringkali dikaitkan dengan kondisi


kesehatan yang buruk. Individu miskin memiliki akses terbatas terhadap
pelayanan kesehatan yang memadai, makanan bergizi, dan sanitasi yang
baik. Ini meningkatkan risiko penyakit, malnutrisi, dan kematian dini.
2. Pendidikan yang Terbatas: Kemiskinan dapat menghambat akses individu
terhadap pendidikan yang berkualitas. Kurangnya sumber daya keuangan
dan lingkungan yang tidak mendukung dapat menyebabkan rendahnya
tingkat partisipasi dan kualitas pendidikan. Hal ini berdampak pada
kesempatan kerja dan kemampuan individu untuk keluar dari lingkaran
kemiskinan.
3. Keterbatasan Peluang Ekonomi: Kemiskinan sering kali terkait dengan
pengangguran, pekerjaan yang tidak stabil, dan upah rendah. Individu
miskin seringkali menghadapi keterbatasan peluang ekonomi dan
kesempatan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini

9
memperburuk kemiskinan dan membuat mereka terperangkap dalam
situasi yang sulit.
4. Perumahan yang Buruk: Kemiskinan sering dikaitkan dengan kondisi
perumahan yang buruk. Individu miskin mungkin tinggal di daerah
pemukiman kumuh, tempat tinggal yang tidak layak, atau tidak memiliki
keamanan perumahan yang memadai. Kondisi perumahan yang tidak sehat
dan tidak aman meningkatkan risiko penyakit dan ketidakstabilan hidup.
5. Kesenjangan Sosial dan Ketidaksetaraan: Kemiskinan memperkuat
kesenjangan sosial dan ketidaksetaraan dalam masyarakat. Individu miskin
menghadapi hambatan dalam mengakses sumber daya dan kesempatan
yang sama dengan individu yang lebih berkecukupan. Ini menciptakan
ketidakadilan sosial dan ketegangan dalam masyarakat.
6. Rendahnya Kualitas Hidup: Kemiskinan membatasi kemampuan individu
untuk memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kualitas hidup.
Kekurangan makanan, akses terbatas ke air bersih, sanitasi yang buruk,
dan kekurangan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan
kesehatan mempengaruhi kualitas hidup individu miskin.
7. Siklus Kemiskinan: Kemiskinan dapat menjadi siklus yang sulit untuk
dipecahkan. Keterbatasan akses terhadap pendidikan, peluang kerja, dan
sumber daya membuat sulit bagi individu dan keluarga untuk
meningkatkan kondisi ekonomi mereka. Hal ini menyebabkan kemiskinan
dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Untuk mengatasi akibat kemiskinan, diperlukan upaya yang komprehensif


dan berkelanjutan yang melibatkan kebijakan pemerintah, investasi dalam
pendidikan dan kesehatan, penciptaan peluang ekonomi, serta program
pengentasan kemiskinan yang efektif.

2.5 Cara menangani kasus kemiskinan dalam bidang BK

Dalam bidang Bimbingan dan Konseling (BK), ada beberapa langkah yang
dapat diambil untuk membantu menangani kasus kemiskinan dan memberikan

10
dukungan kepada individu atau kelompok yang mengalami kemiskinan. Berikut
adalah beberapa cara yang bisa dilakukan dalam bidang BK:

1. Peningkatan kesadaran diri dan harga diri: Bantuan dalam membangun


kesadaran diri dan harga diri dapat membantu individu yang mengalami
kemiskinan untuk mengatasi rasa rendah diri atau perasaan tidak berdaya.
BK dapat menyediakan konseling dan dukungan emosional untuk
membantu individu mengenali dan menghargai potensi serta sumber daya
yang mereka miliki.
2. Pengembangan keterampilan hidup: BK dapat membantu individu atau
kelompok yang mengalami kemiskinan dalam mengembangkan
keterampilan hidup yang diperlukan untuk meningkatkan kemandirian dan
menghadapi tantangan yang dihadapi. Ini termasuk keterampilan
manajemen keuangan, perencanaan karir, komunikasi efektif, keterampilan
sosial, dan keterampilan pemecahan masalah.
3. Orientasi pendidikan dan pelatihan: BK dapat membantu individu atau
kelompok yang mengalami kemiskinan dalam menjelajahi pilihan
pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan dan minat
mereka. Hal ini dapat melibatkan membantu mereka dalam menemukan
program pendidikan atau pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilan
mereka dan meningkatkan peluang mereka untuk memperoleh pekerjaan
yang lebih baik.
4. Pemberian informasi dan akses ke sumber daya: BK dapat memberikan
informasi tentang program-program pemerintah, bantuan keuangan,
beasiswa, atau sumber daya lainnya yang dapat membantu individu atau
kelompok yang mengalami kemiskinan. Dalam beberapa kasus, BK juga
dapat membantu dalam mengurus proses aplikasi atau menghubungkan
individu dengan lembaga atau organisasi yang dapat memberikan bantuan.
5. Membangun kemitraan dan jejaring sosial: BK dapat membantu individu
atau kelompok yang mengalami kemiskinan dalam membangun kemitraan
dan jejaring sosial yang positif. Hal ini dapat melibatkan menghubungkan
mereka dengan organisasi masyarakat atau kelompok-kelompok dukungan

11
yang dapat memberikan dukungan sosial, bantuan praktis, atau peluang
kerja.
6. Mendorong kewirausahaan dan pengembangan usaha: BK dapat
mendukung individu yang berada dalam kemiskinan dalam
mengembangkan keterampilan kewirausahaan, merencanakan usaha, dan
mendapatkan akses ke sumber daya yang diperlukan untuk memulai atau
mengembangkan usaha mereka sendiri. Ini dapat membantu mereka untuk
meningkatkan pendapatan dan keluar dari lingkaran kemiskinan.
7. Penanganan masalah sosial dan psikologis: BK dapat memberikan
konseling dan dukungan dalam menangani masalah sosial dan psikologis
yang terkait dengan kemiskinan, seperti stres, kecemasan, depresi, atau
konflik keluarga. Dengan membantu individu atau kelompok tersebut
mengatasi masalah ini, mereka dapat mengembangkan ketahanan mental
dan emosional yang diperlukan untuk mengatasi kemiskinan.

Penting untuk dicatat bahwa pendekatan BK dalam menangani kemiskinan


harus melibatkan kerja sama dengan lembaga atau organisasi lain yang terkait,
seperti pemerintah, LSM, lembaga pendidikan, dan sektor swasta.

2.6 Contoh kasus kemiskinan yang terjadi di masyarakat.

1. Dua anak warga Kelurahan Kunden, Kecamatan Blora, putus sekolah


semenjak pandemi covid-19 melanda. Solusi yang dapat diberikan adalah
Baznaz Blora memberikan bantuan sebagai salah satu upaya agar dua anak
tersebut bisa melanjutkan pendidikannya.
2. Beredar di media sosial seorang anak perempuan dihajar ibunya lantaran
lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). diduga anak perempuan
itu dihajar oleh ibunya dikarenakan tak diizinkan kuliah lantaran masalah
ekonomi. Solusi yang dapat diberikan adalah membantu anak tersebut
mengatasi masalah ini dengan memberikan memberikan konseling dan
dukungan kepada anak tersebut serta menghubungkan individu dengan
lembaga atau organisasi yang dapat memberikan bantuan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada makalah ini kita dapat mengetahui bahwa kemiskinan merupakan


masalah sosial yang kompleks dan melibatkan banyak faktor yang saling
berhubungan. Kemiskinan juga memiliki beberapa bentuk dan jenis serta dampak
negatif yang dapat sangat merugikan individu dan masyarkat secara luas. Akan
tetapi kita pun juga memiliki solusi atau cara menangani masalah sosial
kemiskinan tersebut khususnya dalam bidang BK untuk setidaknya mengurangi
dampak negatif tersebut. Contohnya seperti pemberian konseling dan dukungan
terhadap individu, membangun kesadaran diri dan harga diri dapat membantu
individu yang mengalami kemiskinan untuk mengatasi rasa rendah diri atau
perasaan tidak berdaya, Kolaborasi dan sinergi antara berbagai pihak juga
diperlukan untuk mencapai perubahan yang signifikan dan hal lainnya.

3.2 Saran

Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi


pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada saya. Apabila terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan. Bagi
pembaca saya harap untuk menambah informasi dari sumber literasi lain supaya
agar informasi dan pengetahuan yang didapat semakin lengkap.

13
DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Rahmi. 2019. Persepsi Masyarakat Terhadap Kemiskinan. Banda Aceh :


Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam

Kadji, Yulianto. "Kemiskinan dan Konsep teoritisnya." Guru Besar Kebijakan


Publik Fakultas Ekonmi Dan Bisnis UNG (2012): 1-7.

Pratama, Yoghi Citra. "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di


Indonesia." (2014).

14

Anda mungkin juga menyukai