Anda di halaman 1dari 21

KETIMPANGAN SOSIAL

MAKALAH
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Pelajaran Sosiologi
Pada Jurusan MIPA (Matematika Ilmu Pengetahuan Alam)
MA Persis Katapang

Oleh:
KELOMPOK 4
1. DHEA ASMARA PADHLA
2. DIKA RIZKY FAUZZI
3. HILMA HELMALIA
4. MAISA YUNIARTI HERMAWAN
5. RAISA RAHMA NADZIRA
6. RAYHAN MUHAMMAD RAMDAN

BANDUNG
2023/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
terstruktur mata pelajaran Sosiologi yang berjudul "Ketimpangan Sosial" ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata pelajaran Sosiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang ketimpangan sosial yang sering hadir di kehidupan
masyarakat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sofiyan


Abdul Hamid, S. Sos. selaku Guru Sosiologi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan semua, terima kasih atas dukungan serta bantuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan
demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan makalah ini dapat berguna bagi
kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandung, Agustus 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
BAB 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar belakang masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. Pengertian Ketimpangan Sosial.................................................................... 3
B. Faktor-Faktor Ketimpangan Sosial ............................................................... 4
1. Faktor alami .............................................................................................. 5
2. Faktor Nonalami ....................................................................................... 6
C. Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial........................................................... 11
BAB III
PENUTUP ........................................................................................................ 16
A. Kesimpulan ............................................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1..................................................................................................................

Gambar 1.

Gambar 1.

Gambar 1.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sebagai mahluk ciptaan tuhan, manusia diciptakan dengan berbagai


perbedaan. Perbedaan tersebut tidak sekedar fisik tetapi juga sosial, ekonomi,
kebudayaan, serta agama. Meskipun perbedaan merupakan sesuatu yang wajar,
dalam kasus ketimpangan sosial tingkat perbedaan tersebut sangat mencolok
ketimpangan sosial biasa nya berkaitan dengan perbedaan kualitas hidup antar
kelompok dimasyarakat global.

Perkembangan masyarakat global dapat dicirikan dengan pergerakan antar


bangsa tanpa ada batasan ruang dan waktu. Keadaan ini menimbulkan tantangan
terbesar, yaitu ketidakseimbangan pertumbuhan sosial, politik, budaya, dan
ketimpangan pertumbuhan ekonomi.

Globalisai secara kasat mata memberikan dampak positif bagi semua


negara. Meskipun demikian, disisi lain globalisasi memiliki dampak negatif dalam
perubahan yang menyebabkan adanya ketimpangan sosial dalam masyarakat.

Ketimpangan yang terjadi disetiap daerah adalah fenomena yang biasa


terjadi apabila suatu daerah sedang melakukan proses pembangunan. Mula awal
terjadinya ketimpangan antar daerah ini terjadi akibat adanya dalam sumber daya
alam yang tersedia serta kondisi geografisnya. Permasalahan ini yang membuat
setiap daerah memiliki perbedaan dalam proses pembangunan dan perbedaan dalam
peningkatan pertumbuhan ekonomi, maka tidak heran apabila pada suatu daerah
ada yang tegolong daerah yang maju (developed region) dan daerah yang tergolong
daerah yang terbelakang (underdeveloped region).

Pertumbuhan ekonomi yang telah tercapai tidak mampu untuk mengatasi


masalah yang timbul akibat belum meratanya pembangunan dikarenakan terdapat

1
2

beberapa daerah yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat, tetapi


beberapa derah yang lain mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat. Daerah
tersebut tidak mengalami perkembangan dan kemajuan yang sama, ini disebabkan
oleh kurang nya sumberdaya yang dimiliki. Kemudian indeks pembangunan
manusia yang berbeda antar daerah, alhasil akan menyebabkan ketimpangan dan
perbedaan antar daerah tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu ketimpangan sosial dalam masyarakat

2. Apa saja faktor penyebab ketimpangan sosial

3. apa saja bentuk ketimpangan sosial akibat perubahan sosial ditengah globalisasi

C. Tujuan Masalah

1. untuk mengetahui ketimpangan sosial dalam masyarakat

2. untuk mengetahui faktor penyebab ketimpangan sosial

3. untuk mengetahui bentuk ketimpangan sosial akibat perubahan sosial ditengah


globalisasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial merupakan kegagalan dari konsep pembangunan yang


berorientasi pertumbuhan. Berdasarkan definisi dari Naidoo dan Wills dalam
Warwick-Booth (2013), ketimpangan sosial merupakan perbedaan-perbedaan
dalam pemasukan (income), sumber daya (resources), kekuasaan (power) dan
didalam status antara masyarakat. Ketimpangan ini dipertahankan oleh orang-orang
yang berkuasa melalui instituisi dan proses-proses sosial.

Menurut Andrianof Chaniago (2012), ketimpangan sosial adalah buah dari


pembangunan yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan melupakan aspek
sosial. Ketimpangan sosial muncul karena mengambil kebijakan cenderung
menganggap pertumbuhan ekonomi, meningkatanya pendapatan per kapita, dan
pembangunan infrastruktur adalah tujuan utama pembangunan. Jadi, mereka
mengabaikan sikap dan perilaku sosial individu, corak ekonomi tradisional, serta
keunikan yang terdapat diberbagai tempat.

Ketimpangan sosial disebut juga kesenjangan sosial. Ketimpangan sosial


dapat diartikan suatu ketidakseimbangan dalam masyarakat sehingga menjadikan
suatu perbedaan demikian tercolok (badruzaman; 2009:284). Dalam kamus
sosiologi (harianta; 2012:114), ketimpangan sosial atau kesenjangan sosial
diartikan perbedaan jarak antara kelompok atas dan kelompok bawah. Kelompok
atas dapat dinamai kelas, golongan, kekuatan, atau pengaruh yang lebih menguasai
dan dominan. Adapun kelompok bawah merupakan kelas, golongan, kekuatan, atau
pengaruh yang tidak menguasai dan minoritas.

Ketimpangan sosial ditandai ketidaksetaraan peluang dan penghargaan untuk


posisi sosial yang berbeda atau status dalam kelompok atau masyarakat. Yang
termasuk pola terstruktur dan berulang dan tidak merata dari distribusi barang,

3
4

kekayaan, kesempatan, penghargaan, dan hukuman. Ketimpangan sosial tidak sama


dengan perbedaan sosial yang dikategorikan kedalam stratifikasi dan deferensiasi
sosial. Ketimpangan sosial dapat dikategorikan sebagai masalah sosial karena
terdapat ketidakadilan dalam pemberian kontribusi kepada masyarakat dari
berbagai aspek kehidupan. Berikut ini adalah prinsip-prinsip ketidakadilan.

a. elitisme efisien

b. pengecualian diperlukan

c. prasangka adalah wajar

d. keserakahan adalah baik

e. putus asa tidak bisa dihindari.

Ketidakadilan sosial tersebut berbentuk marginalisasi, strereotipe,


subordinasi, dan dominasi. Marginalisasi adalah yaitu proses pemusatan hubungan
kelompok-kelompok tertentu dengan lembaga sosial utama. Semakin besar
berbedaan, semakin mudah bagi kelompok dominan untuk meminggirkan
kelompok lemah. Stereotipe adalah pemberian sifat tertentu secara subjektif
terhadap seseorang berdasarkan kategori tertentu, misalnya perbedaan antara kami
dan mereka. Subrodinasi adalah pembedaan perlakuan identitas tertentu, misalnya
pembedaan kelompok mayoritas dan kelompok minoritas. Dominasi adalah kondisi
dengan ciri satu kelompok memegang kekuasaan secara sewenang-wenang.

B. Faktor-Faktor Ketimpangan Sosial

Satu di antara langkah yang dapat dilakukan untuk memecahkan ketimpangan


sosial ini adalah dengan mengetahui faktor penyebabnya. keberadaan faktr-faktor
tersebut selain mengakibatkkan ketimpangan sosial juga mempersulit masyarakat
mengakses segala bentuk perkembangan dan sumber daya. secara garis besar,
faktor-faktor penyebab ketimpangan sosial dibedakan menjadi dua faktor yaitu
faktor alami dan faktor non alami.
5

1. Faktor alami

Faktor alami merupakan faktor yang terjadi bukan karena kehendak


manusia, melainkan terjadi karena kehendak tuhan. Faktor alami muncul karena
terdapat perbedaan secara alami yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Da
beberapa pendorong faktor alami ketimpangan sosial yaitu:

a. Perbedaan sumber daya alam

Perbedaan ini dapat dilihat jelas, baik dari fungsi dan cirinya. contohnya
antara lain perbandingan daerah perkotaan dan pedesaan. Antara kota dan
desa jika dicermati memiliki perbedaan yang menjadikannya sebagai ciri
khas. Desa dikenal dengan daerahnya yang masih alami. Wilayah pedesaan
sering dimanfaatkan tanahnya sebagai lahan pertanian dan perkebunan.
Adapun dengan kota yang lebih dimanfaatkan sebagai tempat perindustrian
dan pusat perdagangan.

Perbedaan kondisi desa dan kota menunjukkan bahwa sumber daya


disetiap daerah berbeda. Menurut Sjafrizal (...) ketimpangan ekonomi
antarwilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan ekonomi
suatu daerah. Ketimpangan ini pada dasarnya disebabkan oleh perbedaan
kandungan sumber daya alam dan perbedaan sumber daya alam menunjukkan
suatu daerah bisa jadi memiliki sumber daya alam melimpah, sementara
daerah lain hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki sumber daya
alam. Perbedaan inilah yang mengakibatkan kemampuan suatu daerah dalam
mendorong proses pembangunan juga berbeda. Tidak heran terdapat wilayah
maju dan wilayah kurang maju.

Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan


manusia dan sumber daya juga memiliki hubungan erat dengan tingkat
perekonomian suatu daerah. Jika masyarakat dapat memanfaatkan sumber
daya alam dengan baik, laju pertumbuhan ekonomi akan meningkat.
6

Sebaliknya, jika masyarakat sulit mengembangkan sumber daya alam


didaerahnya, kondisi perekonomiannya pun sulit berkembang.

b. Letak dan kondisi geografis

Letak geografis merupakan letak suatu negara atau wilayah dilihat dari
kenyataannya dipermukaan bumi. Manusia yang tinggal di suatu pulau akan
mengalami proses adaptasi terhadap kondsi geografis wilayah tempat
tinggalnya. Setelah melalui adaptasi panjang, manusia mampu
mengembangkan potensi daerah berdasarkan kondisi geografisnya.
Kemampuan manusia mengelola daerah sesuai kondisi geografis
memengaruhi perkembangan daerah tersebut.

Kondisi geografis memiliki peranan besar dalam menciptakan


kemajuan suatu daerah. Contoh antara daerah dataran rndah dan daerah
dataran tinggi. Penduduk yang tinggal di dataran rendah pada umumnya lebih
mudah membangun berbagai infrakstruktur atau mengembangkan daerah
tersebut sebagai lahan pertanian. Sementara itu daerah dataran tinggi
terkndala pada bentang alam dan tanah yang tidak merta akibatnyatidak
semua lahannya dapat dimanfaatkan baik dalam melakukan pembanguan atau
kegiatan pertanian. Realitas ini dapat menunjukan bahwa daerah dataran
rendah lebih cepat berkembang daripada daerah dataran tinggi.

2. Faktor Nonalami

Selain faktor alami, ketimpangan sosial turut dipengaruhi oleh faktor


nonalami. Faktor nonalami disebabkan oleh kegiatan manusia. Artinya, manusia
turut andil dalam menyebabkan dan menciptakan ketimpangan sosial. Faktor-
faktor nonalami penyebab ketimpangan sosial sebagai berikut.

a. Pengaruh Globalisasi
7

Globalisasi memungkinkan terjadinya pertukaran informasi, budaya,


dan memperlancar hubungan antarmanusia. Masyarakat yang mampu
menyikapi globalisasi secara tepat akan merasakan manfaat globalisasi dan
mencapai kemajuan. Sebaliknya, masyarakat yang tidak mampu memanfaat
globalisasi secara tepat tidak akan mampu mengambil kesempatan yang
ditawarkan globalisasi, bahkan akan mengalami ketertinggalan. Selain
pertukaran informasi dan budaya, globalisasi menyebabkan suatu negara
tidak bisa melepaskan diri dari negara lain. Dengan kata lain, terdapat
hubungan ketergantungan antarnegara.

b. Kebijakan-Kebijakan Pemerintah

Masih ingatkah Anda dengan pemberitaan mengenai kebijakan


pemerintah menaikkan harga gas elpiji pada bulan April 2015? Pada bulan
April 2015 pemerintah menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi 12 kg.
Kenaikan harga elpiji 12 kg oleh Pertamina dipicu harga elpiji Contract Price
Aramco (CP Aramco) yang mengalami kenaikan dan pelemahan rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Direktur Pemasaran Pertamina resmi
menaikkan harga elpiji 12 kg menjadi Rp141.000,00/ tabung (Liputan6, 02
April 2015).

Walaupun harga yang dinaikkan adalah gas nonsubsidi, kebijakan ini


tetap menjadi pukulan bagi masyarakat yang menggunakan gas elpiji 3 kg.
8

Akibat kebijakan ini, banyak warga yang sebelumnya menjadi pelanggan gas
elpiji 12 kg beralih pada gas elpiji 3 kg. Kondisi tersebut menyebabkan gas
elpiji 3 kg menjadi langka di pasaran. Selain itu, harga gas elpiji 3 kg pun juga
menjadi lebih mahal sehingga masyarakat kecil yang biasa menggunakan gas
bersubsidi semakin terbebani. Dampak kenaikan ini juga berimbas pada
naiknya harga barang kebutuhan pangan. Mengapa demikian? Coba
diskusikan bersama teman sebangku Anda. Selanjutnya, kemukakan pendapat
Anda secara lisan.

Kenaikan harga LPG serta bahan bakar minyak juga dipengaruhi oleh
harga komoditas tersebut di pasar internasional. Jika harga minyak dan gas
dunia naik, pada umumnya pemerintah juga akan menaikkan harga minyak
dan gas di dalam negeri. Itulah salah satu dampak globalisasi ekonomi bagi
Indonesia. Sebenarnya jika dilihat dari potensi daerah, banyak wilayah
Indonesia yang memiliki sumber tambang gas alam, salah satunya di Pulau
Natuna. Tambang gas di Pulau Natuna dapat menopang perekonomian
Provinsi Kepulauan Riau. Akan tetapi, produksi LPG domestik tidak dapat
mencukupi kebutuhan konsumsi nasional. Padahal permintaan LPG selalu
bertambah setiap tahun sehingga terjadi ketimpangan antara produksi dengan
permintaan pasar. Oleh karena itu, Indonesia mengimpor gas LPG.

Contoh lain kebijakan pemerintah yang memengaruhi kehidupan


masyarakat adalah program transmigrasi.
9

Program transmigrasi dapat mendorong peningkatan kondisi ekonomi


para transmigran. Akan tetapi, program ini juga berdampak bagi penduduk
asli daerah transmigrasi. Ketika warga pendatang lebih cepat maju
dibandingkan warga asli, ketimpangan sosial pun terjadi. Realitas ini terjadi
karena ketidaksetaraan antardua kelompok yang seharusnya dapat
berkembang bersama-sama. Kesenjangan antara kelompok pendatang dan
kelompok pribumi jika tidak disikapi secara bijak dapat menyulut terjadinya
konflik horizontal.

Pemerintah wajib mengayomi, memelihara, dan memajukan


masyarakatnya, begitu pun dengan pemerintah Indonesia. Oleh karena itu,
pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan demi kesejahteraan rakyat

c. Faktor Internal Individu

Faktor internal individu merupakan faktor pendorong munculnya


ketimpangan sosial yang berasal dari dalam pribadi individu. Ada individu
yang memiliki kepribadian positif seperti kerja keras, berani mengambil
risiko, pantang menyerah, dan berorientasi pada masa depan. Ada pula
individu yang memiliki kepribadian negatif seperti malas, mudah menyerah,
mudah putus asa, dan apatis. Jika sebuah masyarakat didominasi oleh
individu yang berkepribadian negatif, masyarakat tersebut akan sulit
mencapai kemajuan. Sebaliknya, jika sebuah masyarakat didominasi individu
yang berkepribadian positif, masyarakat tersebut akan cepat mencapai
kemajuan.

Kepribadian individu sangat memengaruhi kemajuan masyarakat


terutama pada era globalisasi. Globalisasi membuka kesempatan setiap
kelompok masyarakat dari berbagai negara untuk bersaing. Berbagai produk,
jasa, budaya, dan tenaga kerja dari sebuah negara dapat masuk ke negara lain
demikian mudah. Apa akibatnya jika masyarakat Indonesia didominasi oleh
individu dengan kepribadian negatif? Dapat dipastikan masyarakat Indonesia
10

akan kalah bersaing dengan negara lain. Jika kondisi ini berlangsung terus-
menerus, jurang pemisah antara kelompok negara kaya, negara berkembang,
dan negara miskin akan semakin curam. Demikian besar pengaruh internal
individu terhadap terjadinya ketimpangan sosial mengharuskan Anda segera
berbenah diri. Oleh karena itu, kembangkan sikap-sikap positif dalam diri
Anda. Bagaimana caranya? Perhatikan beberapa cara berikut!

a) Pantang menyerah saat Anda menghadapi permasalahan, baik di


sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
b) Berani mengambil risiko dari setiap keputusan penting yang Anda buat.
c) Bekerja keras untuk meraih cita-cita, misalnya dengan giat belajar dan
selalu berusaha menambah wawasan.
d. Perbedaan Kondisi Demografis

Kondisi demografis menunjukkan tingkat pertumbuhan dan struktur


kependudukan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, perbedaan kondisi
ketenagakerjaan, serta segala hal yang berkaitan dengan penduduk. Setiap
daerah memiliki perbedaan kondisi demografis.

Kondisi demografis dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan


pembangunan antarwilayah. Mengapa demikian? Kondisi ini disebab- kan
produktivitas kerja masyarakat pada tiap-tiap daerah berbeda. Sebagai
contoh, daerah yang mayoritas penduduknya berpendidikan cenderung
memiliki produktivitas kerja lebih tinggi. Akibatnya, terjadi peningkatan
investasi. Selain itu, kualitas penduduk yang tinggi akan meningkatkan
penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jika suatu
daerah hanya memiliki sedikit angkatan kerja yang berpendidikan, tingkat
kesejahteraan daerah tersebut relatif rendah.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ketimpangan


sosial dalam masyarakat akibat globalisasi dipengaruhi oleh beragam faktor,
baik faktor alami maupun nonalami. Kedua faktor tersebut dapat terjadi
secara bersamaan di suatu daerah atau kelompok masyarakat. Ketimpangan
11

sosial juga dapat Anda temui di lingkungan Anda. Oleh karena itu, Anda
hendaknya bersikap kritis dalam memandang fenomena sosial di lingkungan
Anda, khususnya terkait ketimpangan sosial. Tunjukkan pula peran nyata
Anda dalam mengatasi ketimpangan sosial di lingkungan sekitar Anda.

C. Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial

Upaya pemerintah untuk menghilangkan ketimpangan sosial dapat dilihat


dari ketersediaan pembiayaan dalam APBN. Ketimpangan sosial yang harus
diperhatikan pemerintah mencakup ketimpangan pendapatan, kesehatan, gender,
dan pendidikan. Oleh sebab itu, perlu adanya langkah konkret dari pemerintah
untuk mengatasi kesenjangan sosial yang ada.

1. Ketimpangan Pendapatan

Pihak-pihak yang berkuasa saat ini lebih banyak membicarakan angan-


angan tentang pertumbuhan ekonomi. Padahal, pertumbuhan yang dibahas
hanya pada tingkat pendapatan masyarakat. Mereka tidak pernah menyentuh
upaya untuk memperpendek jarak antara golongan kaya dan miskin serta
meningkatkan mutu pendidikan yang bisa dijangkau masyarakat kelas bawah.
Pokok pembicaraan para elite tidak memerhatikan kondisi riil di lapangan
Ketimpangan pendapatan sangat memengaruhi ketimpangan yang lain.
Contohnya, orang yang berpendapatan tinggi dengan orang yang berpendapatan
12

rendah tentu akan nampak kesenjangan mule dari cara memenuhi kebutuhan
sehari-hari, kesehatan, hingga p hidup dan tempat tinggal.

2. Ketimpangan Gender

Untuk mengatasi ketimpangan gender pemerintah Indonesia telah


meratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan pada tahun 1984 menjadi UU No. 7 Tahun 1984. Hal tersebut,
kembali mendapat dukungan melalui sidang ke-11 Komite Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW) pada tahun 1992. Sidang tersebut
melahirkan Rekomendasi Umum Nomor 19 yang menyatakan: "Kekerasan,
berbasis gender adalah suatu bentuk diskriminasi yang merupakan hambatan
serius bagi kemampuan perempuan untuk menikmati hak-hak dan kebebasannya
atas dasar persamaan hak dengan laki-laki. Rekomendasi umum ini juga secara
resmi memperluas larangan atas diskriminasi berdasarkan gender dan
merumuskan tindak kekerasan berbasis gender sebagai tindak kekerasan yang
secara langsung ditujukan kepada perempuan karena ia berjenis kelamin
perempuan atau memengaruhi perempuan secara proporsional. Termasuk di
dalamnya tindakan yang mengakibatkan kerugian atau penderitaan fisik, mental
dan seksual, ancaman untuk melakukan tindakan-tindakan tersebut, pemaksaan
dan bentuk-bentuk perampasan hak kebebasan lainnya".

Ketimpangan terhadap perempuan merupakan sebuah pelanggaran HAM.


Perhatikan saja Deklarasi dan Program Aksi Wina 13 (Tahun 1993: Bagian 1,
Ayat 18): "Hak Asasi Perempuan dan anak perempuan merupakan bagian yang
13

melekat, menyatu, dan tidak terpisahkan dari hak asasi manusia yang universal.
Partisipasi perempuan sepenuhnya dan sama dalam kehidupan politik, sipil dan
ekonomi, sosial dan budaya pada tingkat nasional, regional dan internasional,
serta pembasmian segala bentuk diskriminasi atas dasar jenis kelamin
merupakan tujuan yang mendapat prioritas pada masyarakat internasional".

3. Ketimpangan Kesehatan

Ketimpangan sosial dalam bidang kesehatan harus juga mendapat


perhatian penting. Masyarakat yang sehat merupakan prasyarat serta indikator
kemajuan pembangunan suatu negara. Perhatian terhadap masalah dapat
mendorong penyelesaian permasalahan ketimpangan sosial lainnya. Jika suatu
masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang baik, mereka akan dapat bekerja
untuk mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat.

Mengkaji sektor kesehatan dapat menggunakan perspektif Hak Asasi


Manusia (HAM) dan gender.

a. Perspektif HAM merujuk pada dasar yang dimiliki manusia yang


bersifat universal. Setiap manusia diakui dan dihormati mempunyai hak asasi
yang sama tanpa membedakan jenis kelamin, warna kulit, kebangsaan,
agama, usia, pandangan politik, status sosial, dan bahasa serta status lain.

b. Perspektif gender membantu melihat perbedaan-perbedaan, serta


menunjukkan hubungan antara konsep gender equity dan gender equality.
Cender equity adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya proses yang
14

sama bagi perempuan dan laki-laki, serta memastikan adanya kesamaan


dalam perlakuan (fairness) terhadap perempuan dan laki-laki. Gender
equality adalah sebuah konsep yang menunjukkan bahwa perempuan dan
laki-laki memiliki kondisi setara untuk mengaktualisasikan hak-hak dan
potensinya sebagai manusia agar dapat menyumbangkan serta mendapatkan
manfaat dari program-program yang tersedia serta kebijakan- kebijakan yang
ada. Gender equality merupakan bentuk pengakuan terhadap perbedaan
perempuan dan laki-laki, serta menghargai peran yang mereka lakukan. Oleh
sebab itu, gender equity merupakan cara untuk mencapai hasil dan gender
equality adalah hasil yang ingin dicapai.

Ketimpangan sosial dalam hal kesehatan dapat disebabkan oleh sempitnya


pemahaman tentang masalah kesehatan baik di pemerintahan maupun di
masyarakat umum. Oleh sebab itu, banyak program penanggulangan angka
kesehatan cenderung kurang strategis. Masalah lainnya adalah kurangnya
pembinaan terhadap posyandu. padahal kader posyandu memiliki peran strategis
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Namun, akar masalah di bidang
kesehatan adalah kemiskinan yang menyebabkan sulitnya mengakses layanan
kesehatan, kondisi hidup yang kurang layak, ketersediaan pangan dan tingkat
pengetahuan yang kurang memadai.

4. Ketimpangan Pendidikan
15

Jika kita bandingkan tingkat kelulusan SMP dan SMA di daerah perdesaan
dan perkotaan, pasti akan terlihat bahwa tingkat kelulusan di desa lebih rendah
daripada tingkat kelulusan di kota. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan
dalam kesempatan memperoleh pendidikan. Ketimpangan juga terlihat dari
akses untuk meningkatkan kualitas sebagai pendidik antara guru di perdesaan
dan di perkotaan. Guru di perkotaan memiliki akses lebih besar untuk
meningkatkan kualitas pendidikan daripada guru yang tinggal di perdesaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1.

2.

3.

B. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah:

1.

2.

3.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai