OLEH:
KOLAKA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Ketimpangan Sosial Sebagai Dampak Perubahan Sosial
Ditengah Globalisasi “. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Sosiologi .
Nur Halisah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ketimpangan Sosial 3
B. Faktor-Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial 4
C. Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial 6
D. Pemecahan dan Solusi Ketimpangan Sosial di Indonesia 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat penulisan
Ada beberapa bentuk ketimpangan sosial yang terjadi dalam berbagai bidang
kehidupan masyarakat, antara lain
a. Ketimpangan Sosial-Ekonomi.
Kondisi perekonomian suatu masyarakat atau negara ditentukan oleh
faktor ekonomi dan non ekonomi yang saling berinteraksi. Bentuk
ketimpangan sosial yang tergolong dalam ketimpangan sosial-ekonomi
adalah ketimpangan sosial antara kelompok masyarakat kaya dan
masyarakat miskin.
b. Ketimpangan antara pemilik modal dan buruh.
c. Ketimpangan pembangunan Ketimpangan yang dipengaruhi kebijakan
pemerintah. Ketimpangan ini antara lain. Ketimpangan Desa dan Kota.
d. Ketimpangan antara pulau jawa dan luar jawa
e. Ketimpangan Sosial Non-ekonomi.
Ketimpangan ini meliputi;
1. Ketimpangan pendidika. Bentuk-bentuk ketimpangan pendidikan terjadi
karena sarana dan prasarana pendidikan belum merata diseluruh wilayah
Indonesi. Selain itu karena faktor keterjangkauan akses akses pendidikan
dan dari tujuan pokoknya pendidikan. Globalisasi mendorong pendidikan
untuk menyesuaikan standar nasional, misalnya penggunaan bahasa asing
dalam setiap kegiatan pembelajaran, padahal kemampuan daerah tidak
sama
2. Ketimpangan antara budaya global dan budaya lokal. Ketimpangan budaya
di sebabkan masuknya budaya asing kesuatu negara merupakan suatu yang
di anggap wajar sebagai akibat globalisasi dan modernisasi akibatnya
menggejalanya sikap individualisme menimbulkan sikap ketidakpedulian
terhadap budaya local.
3. Ketimpangan Sosial di bidang kesehatan. Nampak kita jumpai dalam
kehidupan di masyarakat fenomena perlakuan yang tidak sama dalam
bidang kesehatan. contoh ada yang sudah lama ngantri karcis dan
pendaftaran untuk diperiksa, kemudian datang orang yang tanpa antri dulu
langsung dapat pendaftaran dan masuk terlebih dahulu. (Nuraini dkk.,
2019).
D. Pemecahan dan Solusi Ketimpangan Sosial di Indonesia
Indonesia merupakan negara besar dan salah satu negara yang memiliki
kepulauan terbanyak dengan letak yang berjauhan satu dan lainnya. Ketimpangan
sosial sangatlah mungkin terjadi di indonesia karena banyak daerah terpencil yang
terisolasi dari keramaian dan jangkauan pemerintah. Upaya-upaya yang harus
dilakukan pemerintah untuk pemecahan masalah kesenjangan sosial yang terjadi
di Indonesia, di antaranya sebagai berikut.
1. Pemberantasan korupsi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.Pemerintah telah membentuk suatu lembaga yang bertugas
memberantas korupsi, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi atau disingkat
KPK. Merupakan komisi di Indonesia yang dibentuk pada 2003 untuk
mengatasi, menanggulangi, dan memberantas korupsi di Indonesia.
Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang RI Nomor 30
Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
yang merupakan upaya serius penegakan hukum dan reformasi pasca
runtuhnya Orde Baru dan berganti Orde Reformasi pada 1998
2. Upaya penegakan supermasi hukum dan rasa keadilan di Indonesia perlu
diwujudkan dalam tindakan nyata dari para penegak hukum. Masih banyak
mafia hukum merajalela di Indonesia itu yang semakin membuat
kesenjangan sosial di Indonesia semakin mencolok. Keadilan saat ini
sangatlah sulit untuk di tengakkan. Walaupun upaya penegakan hukum
sudah diupayakan, namun rasa keadilan rasanya masih jauh dari harapan.
Para terdakwah kasus koruptor, misalnya yang telah ditahan, namun
semua fasilitas yang mewah di dalam ruang tahanan. Adapun ketika nasib
seseorang masyarakat kecil yang hanya mencuri ayam misalnya, aparat
penegak hukum memberikan perlakuan yang berat. Hal ini sangatlah
menunjukkan kesenjangan sosial di Indonesia sangatlah mencolok antara
pihak kaya atau pihak yang mempunyai kekuasaan antara rakyat kecil atau
orang miskin. ( Murdiatmoko dkk., 2018).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketimpangan sosial diartikan sebagai ketimpangan (kesenjangan) atau
ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia. Sumberdaya bisa berupa kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.
Negara berkembang seperti di Indonesia mersakan dampak globalisasi tersebut.
Kita bisa membuktikannya dengan melihat kota-kota besar yang terdapat
perkampungan kumuh sekaligus perumahan elit dalam satu wilayah. Tetapi kita
tidak bisa menghindari arus globalisasi dan mengucilkan diri dari pergaulan dunia
Penyebab ketimpangan sosial bisa berasal dari dalam diri seseorang atau
berasal dari luar diri seseorang. Ketimpangan sosial dapat terjadi dalam bidang
sosial-ekonomi, bidang sosial nonekonomi, dan bidang kesehatan. Ketimpangan
sosial dapat menjadi stimulus ampuh bagi beberapa wilayah untuk terus
memaksimalkan potensi mereka menuju ke arah yang lebih baik lagi. Namun,
ketimpangan sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat
diantaranya ketimpangan sosial dapat menghambat minat masyarakat untuk
berwirausaha khususnya masyarakat yang memiliki modal kecil. Hal tersebut
terjadi karena mereka merasa pesimis harus bersaing dengan perusahaan yang
lebih besar.
Ada dua upaya yang di lakukan pemerintah untuk pemecahan masalah
ketimpangan sosial yaitu, 1) Pemberantasan Korupsi dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. 2) Upaya penegakan supermasi hukum dan rasa
keadilan di Indonesia perlu diwujudkan dalam tindakan nyata dari para penegak
hukum.
B. Saran
Dalam menghadapi ketimpangan sosial di Indonesia di tengah globalisasi
di perlukan usaha yang lebih kreatif, dan inovatif dan eksploratif. Selain itu,
diperlukan kesadaran masyarakat untuk berubah dan dukungan atau bantuan
pemerintah kepada masyarakat yang kurang mampu.
DARTAR PUSTAKA
Murdiayatmoko, J., Handayani, C. dan Hariyadi, 2018, Buku Siswa Aktif dan
Kreatif Belajar Sosiologi, Grafindomedia Prarama: Bandung