Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL

(Ketimpangan Sosial)

GURU PEMBIMBING:
Yuliana Margaretha S.Sos

Disusun oleh :
Enjellia Clarasitha
Karina Atika Wulandari
Lukyta Rahmadanti
Muhammad Firlian Azizi
Raudhatul Jannah
Viona Alifia

Kelas :
XI IPS 1

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 08 KOTA BENGKULU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah sejarah
tentang“Ketimpangan Sosial”.

Sesuai dengan judul yang telah disebutkan di atas dalam penulisan ini
memaparkan mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar ketimpangan
masalah sosial?, kapan terjadinya ketimpangan masalah sosial?,bagaimana
terbenuknya ketimpangan masalah sosial? , serta materi-materi lain yang berkaitan
dengan topik tersebut. Tujuan dari penulisan makalah ini, selain untuk memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran Sosiologi, juga saya lakukan sebagai bahan
pembelajaran saya bersama siswa lain.untuk lebih mendalami tentang materi ini.
Namun di samping itu, saya menyadari betul bahwa dalam penulisan ini masih
terdapat banyak kekurangan. Dan untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
sekiranya membangun dari para pembaca sekalian agar kekurangan dalam penelitian
ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih sempurna untuk proses penambahan
wawasan kita semua.
Bengkulu, 19 Juli 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketimpangan sosial merupakan fenomena masyarakat yang bersifat global, terjadi baik di
negara maju ataupun terbelakang. Bahkan proses integrasi ekonomi global cenderung
akan mempertajam perbedaan kelompok kaya dan kelompok miskin bagi negara
yang sedang berkembang seperti Indonesia ketimpangan sosial merupakan ancaman
keamanan nasional sebab ketimpangan nasional ini akan berakumulasi dan
bersinergi dengan berbagai persoalan masyarakat yang kompleks yang dapat menjadi
penghambat pembangunan negara ketimpangan sosial banyak terjadi di Indonesia
kemiskinan adalah faktanya ketimpangan sosial di Indonesia ini bukanlah takdir tetapi
sengaja diciptakan pada saat krisis moneter 1997 mayoritas masyarakat Indonesia
kesusahan, PHK massal terjadi serentak di mana-mana tetapi ada juga kalangan
minoritas yang tidak tersentuh bahkan mensyukuri krisis moneter tersebut.

Ketimpangan sosial adalah fakta sedangkan solidaritas sosial dan budaya saling
menolong semakin menipis di negeri ini hal ini tercermin dalam kebijakan
pemerintah menaikkan harga minyak goreng siapapun yang menggunakan akal sehat
pastilah akan heran Indonesia dengan ribuan hektar kebun kelapa sawit tapi
masyarakatnya mengalami kelangkaan minyak goreng seperti kita . heran dengan
kebijakan impor beras padahal tanah negeri ini sangat subur artinya pastilah ada
yang salah dengan cara mengurus negeri ini sebagai kebutuhan fundamen bagi
masyarakat kenaikan harga minyak sangat terasa sekali. masyarakat bukan yang tidak
berusaha berbagai macam siasat dilakukan.

B. Rumusan Masalah

• Bagaimana terjadinya ketimpangan sosial?


• Bagaimana bentuk-bentuk ketimpangan sosial?
• Bagaimana faktor ketimpangan sosial?
• Bagaimana dampak ketimpangan sosial?
• Bagaimana upaya ketimpangan sosial?
C. Tujuan

• Mengetahui bagaimana terjadinya ketimpangan sosial


• Mengetahui bagaimana bentuk-bentuk ketimpangan sosial
• Mengetahui bagaimana faktor ketimpangan sosial
• Mengetahui bagaimana dampak ketimpangan sosial
• Mengetahui bagaimana upaya ketimpangan sosial
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ketimpangan Sosial

Secara umum, ketimpangan sosial adalah kondisi dimana ada ketidakseimbangan


atau jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang bisa disebabkan oleh
perbedaan status sosial, ekonomi, maupun budaya.
Perbedaan yang cukup jauh akan memicu terjadinya ketimpangan, mulai dari
perlakuan orang sekitar yang berbeda sampai terjadinya resiko ketidakadilan. Bentuk
ketimpangan dalam kehidupan sosial sangatlah beragam dan bisa saja dialami secara
langsung oleh diri sendiri.
Mulai dari perbedaan perlakuan orang lain terhadap mereka yang kaya dengan
yang miskin, antara mereka yang cantik atau tampan dengan mereka yang kurang
rupawan, hukum yang tumpul ke atas tapi tajam ke bawah (adil untuk orang kaya tapi
tidak untuk orang miskin), perbedaan akses pendidikan di desa dan di kota,
perbedaan fasilitas umum di desa dan di kota, dan lain sebagainya.

1. Pengertian Ketimpangan Sosial Menurut Para Ahli

a. Budi Winarno
Definisi ketimpangan sosial yang pertama disampaikan oleh Budi Winarno.
Menurutnya, ketimpangan sosial merupakan kegagalan pembangunan di era
globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga.
Ketimpangan semakin terasa di era globalisasi, dan disebabkan oleh banyak faktor
yang membuat kesenjangan semakin besar dan ketimpangan semakin tinggi.
Ketimpangan ini dianggap sebagai kegagalan dalam pembangunan, sehingga
kebutuhan fisik dan psikis warga susah untuk dipenuhi.

b. Jonathan Haughton

Pendapat yang kedua disampaikan oleh Jonathan Haughton, dijelaskan bahwa


ketimpangan sosial adalah bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam proses
pembangunan.
Sehingga ketimpangan sosial akan menyertai proses pembangunan di lingkungan
masyarakat. Proses pembangunan yang membutuhkan dana tidak sedikit kemudian
membuatnya dilakukan bertahap. Dimulai dari satu daerah menuju ke daerah lain.
Pembangunan yang utama dan pertama kali dilakukan adalah di pusat kota, yang
kemudian bisa tampil lebih modern. Lapangan pekerjaan juga semakin luas dan
membuat perbedaan pusat kota dengan pinggiran sekaligus di desa-desa semakin
besar.

c. Roichatul Aswidah

Pendapat yang ketiga disampaikan oleh Roichatul Aswidah, menjelaskan bahwa


ketimpangan sosial adalah dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi.
Residual sendiri adalah adanya selisih yang kemudian memunculkan perbedaan.
Selisih ini muncul membangun ketimpangan sosial seiring dengan pertumbuhan
ekonomi. Semakin sejahtera kehidupan masyarakat maka semakin banyak kebutuhan
hidup yang bisa dipenuhinya.
Padahal antara satu individu dengan individu lain tentu punya perbedaan dalam
aspek kesejahteraan tersebut. Sehingga ada yang bisa dengan mudah memenuhi
kebutuhan dan keinginannya, ada yang harus berjuang mati-matian dulu.

d. William Ogburn

Pengertian ketimpangan sosial juga dikemukakan oleh William Ogburn. Dijelaskan


bahwa, ketimpangan sosial adalah perubahan sosial yang melibatkan unsur-unsur
dalam masyarakat yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya akan terbentuk suatu hubungan erat
antara satu hal dengan hal lainnya dan antara satu orang dengan orang lainnya.
Hubungan erat ini kemudian memunculkan kesadaran ada perbedaan dan
memunculkan ketimpangan secara sosial.

e. Andrinof A. Chaniago

Pendapat yang terakhir mengenai definisi dari ketimpangan sosial disampaikan


oleh Andrinof A. Chaniago. Dijelaskan bahwa, ketimpangan sosial adalah buah dari
pembangunan yang berfokus pada ekonomi dan melupakan aspek sosial.
Idealnya, proses pembangunan dilakukan pada dua aspek yakni aspek ekonomi
dan aspek sosial. Hanya saja untuk bisa sejalan tentu susah, maka paling sering
dilakukan adalah fokus pada aspek ekonomi. Hal ini memunculkan adanya perbedaan
dari faktor perekonomian dan memunculkan ketimpangan di masyarakat.
Melalui definisi ketimpangan sosial yang disampaikan oleh sejumlah ahli, maka
bisa disimpulkan. Ketimpangan sosial adalah kondisi dimana terbentuk perbedaan
yang cukup jauh sebagai akibat dari proses pembangunan yang lebih fokus pada
aspek ekonomi saja.

2. Teori Kesimpulan Sosial

a. Teori Ketimpangan Sosial Klasik

 Teori Struktural Fungsional (Emile Durkheim)


Menurut Emile Durkheim, ketimpangan sosial tidak dapat dihindari dan memiliki
peran penting dalam masyarakat. Ini karena ketimpangan berfungsi untuk
menciptakan sistem meritokrasi, yaitu sistem yang digunakan untuk menilai
seseorang berdasarkan kualitas dan keahliannya.
Contoh dari teori ini adalah masyarakat yang berpendidikan dan berketerampilan
rendah mengisi pekerjaan dengan penghasilan yang rendah juga. Namun, hal ini
justru dibutuhkan oleh orang dengan pendidikan dan keterampilan tinggi.
Bayangkan, kalau semua orang bekerja sebagai CEO, pengacara, atau dokter, lalu
siapa yang akan mengisi posisi petani, pramusaji, tukang cukur rambut, atau bahkan
kurir ekspedisi? Inilah mengapa menurut Emile ketimpangan sosial tidak dapat
dihindari dan memiliki peran yang penting.
Yang dapat menjadi masalah adalah, apabila kesempatan kerja didasari oleh faktor
keturunan, gender, suku, atau agama. Apabila ini terjadi, barulah ketimpangan sosial
dikatakan sebagai hal yang buruk. Ohiya, kelemahan dari teori ini adalah tidak
mempertimbangkan adanya konflik yang muncul akibat ketimpangan sosial.

 Teori Konflik (Karl Marx)


Menurut teori konflik, ketimpangan sosial dapat terjadi akibat adanya eksploitasi
oleh kelompok yang lebih kuat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kapitalisme yang lebih
menguntungkan pemodal, tetapi lebih merugikan pekerja/buruh.
Contoh yang sesuai dengan teori ini adalah kontrak kerja yang tidak jelas atau
sewenang-wenang, sehingga pekerja lebih rentan dipecat. Adanya ketidakadilan
upah dan perlindungan kerja bagi buruh/pekerja juga merupakan contoh kasus yang
sesuai.
Kelemahan dari teori ini adalah terlalu berfokus pada aspek ekonomi dalam
ketimpangan sosial. Padahal, terdapat beberapa bentuk ketimpangan sosial selain
dari ketimpangan ekonomi.

b. Teori Ketimpangan Sosial Modern

 Teori Dualisme Sosial (Julius H. Boeke)


Teori Dualisme Sosial berpandangan bahwa ketimpangan antara negara Barat
(maju) dengan negara Timur (berkembang) terjadi karena adanya perbedaan tujuan
ekonomi. Karena dualisme ekonomi ini, kebijakan ekonomi di negara maju tidak
berlaku untuk menyejahterahkan masyarakat di negara berkembang dan bekas
jajahan.
Contoh kasus yang sesuai dengan teori ini adalah adanya pola pikir tradisional
pada masyarakat yang bekerja hanya sekedar mencukupi kebutuhan pokok
sehari-hari. Hal ini menghambat terjadinya industrialisasi yang akhirnya sulit
mencapai kemajuan.
Mirip dengan teori konflik, kelemahan teori ini adalah masih terlalu berfokus pada
faktor ekonomi. Teori Boeke juga cenderung pesimis terhadap perkembangan negara
berkembang.

 Teori Dependensi (Raul Prebisch)


Teori dependensi atau ketergantungan berhubungan dengan adanya
ketergantungan antara negara berkembang dengan negara maju. Adanya
ketergantungan ini menyebabkan kemunduran bagi negara-negara berkembang atau
bekas jajahan.
Kenyataannya, banyak negara maju yang mengutamakan hasil pertaniannya sendiri,
sehingga cenderung menutup peluang bagi negara berkembang untuk mengekspor
hasil pertaniannya. Di sisi lain, negara berkembang kesulitan membeli barang industri
dari negara maju. Padahal, harga hasil pertanian di negara berkembang cenderung
tidak naik, sehingga hal ini terus mencegah negara berkembang mencapai
kemakmuran.
Akhirnya, negara industri semakin maju dan berkembang, sedangkan negara
berkembang semakin tertinggal. Inilah poin utama pada teori ini.
Kelemahan dari teori ini adalah terlalu berfokus pada aspek eksternal, yaitu
ketergantungan pada negara maju. Teori ini juga masih terlalu fokus pada aspek
ekonomi.
B. Bentuk-bentuk Ketimpangan Sosial

1. Ketimpangan Pengembangan Diri Manusia

Bentuk pertama adalah ketimpangan pengembangan diri manusia yang


berhubungan dengan rendahnya pendidikan seseorang. Semakin rendah tingkat
pendidikannya semakin susah untuk berkembang.
Erat sekali dengan sifat malas, pesimis, dan juga mudah menyerah. Jika ada
masalah susah untuk mencari dan menemukan solusi terbaik. Orang dengan karakter
seperti ini akan berkubang dalam ketidakmampuannya sendiri.

2. Ketimpangan Antara Desa dengan Kota


Ketimpangan antara di desa dengan di kota adalah bentuk ketimpangan sosial yang
kedua. Dimana pembangunan infrastruktur dan perkembangan teknologi di kota
lebih masif.
Hal ini terjadi karena masyarakat di perkotaan sudah berpikir modern dan punya
tingkat pendidikan tinggi sekaligus punya banyak keterampilan. Sehingga mereka
lebih kuat secara ekonomi dan punya kesiapan mental yang mendorong
pembangunan wilayah kota.

3. Ketimpangan Antar Wilayah dan Subwilayah

Bentuk ketiga adalah ketimpangan antara wilayah dan subwilayah, misalnya antara
ibukota provinsi dengan kabupaten di sekitarnya. Pembangunan di kota Semarang
jauh lebih masif dibandingkan di kabupaten Ungaran dan sekitarnya.
4. Ketimpangan Antar Golongan Sosial Ekonomi

Adanya perbedaan kelas sosial akan menciptakan ketimpangan antar golongan


sosial ekonomi. Dimana masyarakat kelas menengah ke atas punya fasilitas untuk
mengakses layanan lebih baik.
Misalnya mengakses pendidikan di sekolah yang kualitasnya lebih baik meskipun
lebih mahal. Sehingga punya keterampilan lebih beragam sebagai modal mereka
untuk sukses saat terjun di dunia karir.

5. Ketimpangan Penyebaran Aset


Bentuk kelima dari ketimpangan sosial adalah ketimpangan penyebaran aset,
dimana wilayah perkotaan lebih unggul. Contohnya adalah pembangunan jalan tol
yang lebih sering dilakukan di perkotaan bukan di pedesaan.

6. Ketimpangan Antar Sektor Ekonomi

Bentuk yang terakhir adalah ketimpangan antar sektor ekonomi. Jadi misalnya ada
dua daerah, satu daerah masyarakatnya hidup dari sektor industri karena banyak
pabrik berdiri. Sementara satu daerah lainnya dari sektor pariwisata.
Perbedaan sektor perekonomian akan menentukan jenis dan jumlah lapangan
pekerjaan, jenis keterampilan yang dibutuhkan, dan lain sebagainya. Jadi, saat berada
di daerah lain maka wajib memiliki keterampilan yang sesuai sektor perekonomian di
daerah tersebut agar bisa bertahan.
C. Faktor Penyebab Terjadinya Ketimpangan Sosial

1. Faktor Internal

Faktor penyebab dari dalam diri sendiri menyebabkan ketimpangan sosial. Faktor
internal berasal dari rendahnya kualitas diri seseorang. Contohnya kemiskinan yang
mengekang masyarakat kelas bawah. Faktor internal menyebabkan individu kesulitan
untuk mengubah diri karena pemikiran dan upaya.

2. Faktor Eksternal

Faktor penyebab dari luar ini karena aturan atau hukum yang berlaku. Aturan ini berasal dari
lingkungan, daerah, atau negara.
Faktor eksternal menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mengembangkan diri. Dampaknya
terjadi ketimpangan sosial seperti kemiskinan.

Faktor Lain Pemicu Ketimpangan Sosial

1. Kondisi Demografis

Demografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah kependudukan dan faktor
yang mempengaruhi. Kondisi demografi ini menyebabkan perbedaan masyarakat satu dengan
daerah lain. Contohnya jumlah penduduk dan persebaran penduduk di suatu daerah.

2. Kondisi Pendidikan

Pendidikan menjadi faktor penyebab ketimpangan sosial. Semakin tinggi dan merata
pendidikan di suatu daerah, maka semakin banyak sumber daya manusia yang memadai. Contoh
faktor pendidikan yaitu anak-anak yang sekolah di daerah terpencil, mendapatkan fasilitas
pendidikan kurang. Sedangkan anak yang sekolah di kota mendapatkan fasilitas yang mencukupi.

3. Kondisi Ekonomi
Penyebab utama ketimpangan sosial karena ekonomi. Contohnya suatu daerah memiliki
pendapatan dan pembangunan ekonomi yang berbeda. Perbedaan ini sumber daya dan faktor
produksi antar wilayah berbeda. Contoh ketimpangan sosial ekonomi yaitu barang produksi suatu
daerah menghasilkan lebih banyak, dibanding daerah yang kekurangan sumber daya.

4. Kemiskinan

Setelah ekonomi faktor penyebab ketimpangan sosial karena kemiskinan.


Kemiskinan stuktural dari faktor eksternal, menyebabkan masyarakat di suatu
wilayah mengalami kemiskinan. Akibatnya status sosial yang berbeda menyebabkan
munculnya ketimpangan sosial.

5. Kesehatan

Ketimpangan sosial terjadi karena kurangnya fasilitas kesehatan. Contohnya


beberapa daerah yang belum mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai.
Padahal puskesmas dan rumah sakit mampu meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan.

6. Letak Geografi

Suatu negara memiliki geografi yang berbeda, contohnya saja Indonesia negara
kepulauan. Pulau-pulau kecil belum dikelola dengan baik sehingga terjadi
ketimpangan.

7. Kurangnya Lapangan Kerja

Ketimpangan sosial terjadi ketika suatu negara memiliki jumlah pengangguran


lebih banyak. Penyebabnya karena kurangnya lapangan kerja, sehingga pencari kerja
harus bersaing. Dampak kurangnya lapangan kerja menyebabkan pengangguran
bertambah, diskriminasi, hingga kriminalitas.

D. Dampak Ketimpangan Sosial

Meskipun ketimpangan sosial sudah ada sejak dulu dan masih eksis sampai
sekarang. Bukan berarti kondisi ini hanya bisa dimaklumi dan dibiarkan begitu saja.
Pasalnya ketimpangan yang terlalu jauh dan berlarut-larut bisa menimbulkan banyak
dampak negatif. Seperti:

1. Kualitas Pendidikan Semakin Rendah

Dampak pertama dari ketimpangan dalam kehidupan sosial adalah menurunnya


kualitas pendidikan. Dimana jumlah masyarakat yang berpendidikan rendah akan
terus bertambah dan hal ini bisa memberi dampak lebih luas lagi.
Hal ini dapat terjadi, karena akses pendidikan membutuhkan kekuatan ekonomi.
Sebab di Indonesia sendiri pendidikan belum sepenuhnya gratis, apalagi untuk
pendidikan tinggi.
Beasiswa ada tapi ada syarat yang menyertainya, dan pada akhirnya masih banyak
masyarakat ekonomi bawah yang susah mendapatkan fasilitas ini. Jika ketimpangan
terus terjadi dimana seseorang seumur hidupnya berpenghasilan rendah dan hanya
cukup untuk makan.
Maka mereka akan punya generasi dengan pendidikan rendah dan kemudian
mengulang nasib orangtua atau kakek buyutnya sendiri. Sebab orangtua yang
kesulitan memberi pendidikan yang layak membuat anak-anak mereka juga bernasib
sama. Bekerja banting tulang dengan gaji yang rendah.

2. Meningkatnya Angka Kriminalitas

Ketimpangan sosial bisa memicu peningkatan angka kriminalitas. Pada saat di


suatu lingkungan ada yang sangat kaya raya karena berpendidikan tinggi atau punya
keturunan darah biru.
Sementara ada lebih banyak tetangga yang miskin bahkan sangat miskin sampai
kesulitan untuk makan. Maka mereka akan berpikir untuk mencuri dari rumah orang
kaya tadi.
Ketimpangan tidak hanya disebabkan faktor ekonomi saja, namun juga faktor lain
sesuai penjelasan sebelumnya. Sehingga angka-angka kriminal yang punya beragam
modus akan mencuat ke permukaan.

3. Kemiskinan yang Semakin Parah

Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat bisa mempengaruhi pendapatan


masyarakat tersebut. Lulusan SD tentunya saat bekerja akan memperoleh upah yang
lebih rendah dibanding lulusan SMA maupun lulusan perguruan tinggi.
Jika jumlah masyarakat berpendidikan rendah terlalu tinggi dan terlalu banyak,
maka angka kemiskinan juga akan semakin tinggi. Hal ini bisa mempengaruhi kondisi
perekonomian suatu negara yang menjadi susah untuk berkembang.

4. Terjadi Dekadensi Moral

Ketimpangan dalam kehidupan sosial juga bisa menyebabkan terjadinya dekadensi


moral. Dekadensi moral adalah proses pengikisan jati diri terkait merosotnya
nilai-nilai agama, budaya, nasionalisme, dan sebagainya.
Contoh atau bentuk dekadensi sosial sebagai dampak ketimpangan ada banyak.
Sebut saja seperti pergaulan bebas di kalangan remaja, tingginya kasus pencabulan,
tingginya angka korupsi dari para pejabat, tawuran, dan lain sebagainya.
Ketimpangan dalam kehidupan bisa menyebabkan pengikisan moral. Orang yang
awalnya baik hati bisa jadi terpaksa berbuat tindakan amoral karena desakan
kebutuhan. Seperti pejabat yang kemudian menjadi koruptor karena gajinya kecil
atau karena terdesak gengsi terlalu tinggi.

E. Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial

Bentuk ketimpangan yang beragam dalam kehidupan sosial dan banyaknya


dampak negatif yang ditimbulkan. Membuatnya perlu diatasi dengan segera, dan
berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:

1. Meningkatkan kualitas SDM

Dengan menyediakan lebih banyak program beasiswa, mengadakan kursus,


bimbingan, dampingan keterampilan, dan lain sebagainya.

2. Mobilitas geografis

Upaya untuk meratakan jumlah penduduk di seluruh wilayah. Sebab satu wilayah
yang terlalu padat membuat persaingan kerja meningkat dan memunculkan angka
pengangguran terlalu tinggi.
3. Menciptakan peluang kerja

Bisa dengan mendorong masyarakat berwirausaha yang menyerap lebih banyak


tenga kerja dari masyarakat sekitar.

4. Menyalurkan bantuan sosial yang tepat sasaran

Agar masyarakat kurang mampu dan layak mendapat bantuan sosial bisa terbantu
untuk hidup yang layak dan meningkatkan kualitas hidupnya.

5. Memberantas kekurangan gizi

Dengan menyediakan makanan bergizi menggandeng sejumlah pihak. Sebab gizi


yang buruk bisa menurunkan kualitas SDM dan menyebabkan ketimpangan semakin
parah di masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Ketimpangan sosial adalah situasi di tengah masyarakat yang menunjukkan adanya


ketidakmerataan atau ketidakseimbangan. Penyebabnya karena perbedaan aspek
yang ada di masyarakat, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun budaya.

Saran

Ketimpangan sosial memang sebaiknya segera diatasi, agar bisa menciptakan


kehidupan bermasyarakat yang adil. Jika masyarakat sudah merasa mendapatkan
keadilan maka akan tercipta kerukunan dan masing-masing bisa fokus mengejar
impiannya. Ketimpangan pun perlahan mulai pudar.

Anda mungkin juga menyukai