Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Ketimpangan Sosial berdasarkan Tingkat Kemiskinan”

DI SUSUN OLEH :

NAMA :

1. RAPLI

2. M. IQBAL

KELAS : XI IPS - 5

MAPEL : SOSIOLOGI

SMA NEGERI 1 KISARAN


T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah meberi hidayah dan
inayah-Nya pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
lancar. Serta tak lupa pula kami kami ucapkan terimakasih pada selaku Guru yang
membimbing dan mengarahkan kami dalam belajar Ilmu Sosiologi Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Ketimpangan Sosial Berdasarkan Tingkat
kemiskinan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
maka dari itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca makalah ini.

Kisaran, 17 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 3
2.1 Definisi kemiskinan.................................................................................................. 3
2.2 Kesenjangan Pendapatan.......................................................................................... 5
2.3 Indikator – indikator kemiskinan.............................................................................. 6
2.4 Indikator - indikator Kesenjangan Pendapatan......................................................... 6
2.5 Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan...................................................................... 6
2.6 Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.......................................................... 8

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 11


3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 11
3.2 Saran......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia dikenal sebagai Negara agraris, atau yang biasa dikenal

sebagai Negara yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang

pertanian. Dalam Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan pemerintah Indonesia

agar memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa. Namun dalam

kenyataannya pemerintah tidak mempunyai kepekaan yang serius terhadap kaum

miskin. Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan

hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat

laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya

dialami oleh negara-negara berkembang melainkan juga negara maju seperti

Inggris dan Amerika Serikat.

Jika kita lihat dari dampak yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir

semua lapisan masyarakat merasakannya. Bagi kalangan pengusaha korupsi

menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif antar pengusaha karena semua

proses harus melalui uang pelicin dan memerlukan waktu yang lama. Bagi

masyarakat bawah korupsi justru menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi,

harga-harga menjadi mahal akhirnya mencul banyak pengemis seperti yang kita

bahas di depan. Pengangguran, pemerasan, hingga pembunuhan yang sumber

utamanya adalah uang, hanya dengan satu alasan untuk hidup dan munculnya

Undang-Undang Korupsi dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi

bisa dijalankan dengan baik. Namun pada kenyataannya kinerja KPK ini belum

1
memuaskan hati publik, karena banyak kasus korupsi yang penanganannya belum

tuntas. Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami dari beberapa

anggota Partai Demokrat belakangan ini

Pada hal ini penyusun mencoba memaparkan kemiskinan di Negara

Indonesia. Kemiskinan merupakan hal yang kompleks kerana menyangkut

berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan,

pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat

menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan

keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Kemiskinan merupakan

masalah multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi oleh berbagai faktor

yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan,

akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan

kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh

kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kemiskinan merupakan masalah global, sebagian orang memahami istilah ini

secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi

moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang

telah mapan (Rosyidi, 2006).

1.2. Perumusan Masalah

• Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di

Indonesia ?

• Apa yang menjadi penyebab dari kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?

2
1.3. Tujuan

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi

agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan

pendapatan di Indonesia.

2. Memberikan informasi kepada masyarkat Indonesia untuk menghadapi

kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yang merupakan tantangan global

dunia ketiga.

3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya yang dilakukan Pemerintah dalam

mengentaskan kemiskinan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial adalah sebuah ketidakadilan dalam status dan

kedudukan yang dirasakan oleh masyarakat. Ketimpangan sosial sendiri

merupakan sebuah kondisi yang ada di tengah masyarakat yang menunjukkan

adanya ketidakseimbangan akibat adanya perbedaan aspek-aspek yang ada di

masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya. Ketimpangan sosial

dapat juga dilihat dari adanya perbedaan akses untuk mendapatkan atau

memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya tersebut adalah dapat

berupa kebutuhan primer maupun sekunder. Contoh kebutuhan primer antara lain

adalah kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sedangkan contoh kebutuhan

sekunder yaitu sarana saluran politik, sarana saluran hak azasi manusia,dan

sebagainya. Ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber

daya yang tersedia.

Ketimpangan sosial dalam masyarakat disebabkan oleh dua factor

yaitu faktor dari dalam individu (faktor internal) dan faktor dari luar individu

(faktor eksternal). Dua faktor tersebut yang mencegah serta menghalangi

seseorang untuk dapat mengakses atau memanfaatkan sumber daya dan

kesempatan-kesempatan yang tersedia. Ketimpangan sosial tidak terlepas dari

globalisasi yang terjadi saat ini. Ketimpangan sosial muncul dikarenakan adanya

perbedaan atau ketidaksamaan dalam masyarakat. Salah satu hal yang

menimbulkan ketimpangan sosial yaitu karena terbentuknya statifikasi sosial.

Ketimpangan sosial yang terjadi pada masyarakat modern, cenderung lebih

4
tampak karena faktor persaingan dalam kehidupan sangat besar terlihat di

berbagai aspek. Aspek tersebut misalnya, perbedaan perekonomian, pendidikan,

lapangan kerja, dan status sosial lainnya.

Menurut Adrinof Chaniago, bentuk-bentuk ketimpangan sosial terdiri dari :

1. Ketimpangan Dalam Pengembangan Diri Manusia

2. Ketimpangan Pada Desa Dan Kota

3. Ketimpangan Antara Wilayah Dan Subwilayah

4. Ketimpangan Antar Golongan

5. Ketimpangan Penyebaran Aset

6. Ketimpangan Antar Sektor

Upaya mengatasi ketimpangan sosial :

1. Peningkatan kualitas Penduduk

2. Mobilitas Geografis

3. Menciptakan Peluang kerja

4. Meminimalkan korupsi dan memberantas korupsi

5. Meningkatkan sistem peradilan di Indonesia dan melakukan

pengawasan ketat dari mafia peradilan Ketimpangan sosial yang terjadi

dalam masyarakat pasti menimbulkan berbagai macam akibat bagi masyarakat

tersebut. Berbagai akibat ini sebenarnya dapat dijadikan indikator tingkat

ketimpangan di suatu daerah

2.2 Definisi kemiskinan

Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan

semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun permasalahan lain yang

melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi

5
melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial, kesehatan, pendidikan dan

politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan

memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan

maupun non makan. Definisi dibuat tergantung dari latar belakang dan tujuan,

juga tergantung dari sudut mana definisi tersebut ditinjaunya, untuk kepentingan

apa definisi tersebut dibuat. Biasanya definisi-definisi tersebut akan saling

melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.

Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa segi :

1. Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan

pokok.

Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhnya

kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan

barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan untuk

memenuhi standar kebutuhan yang layak.Ini merupakan kemiskinan

absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya standar kebutuhan pokok/dasar.

2. Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan income

Kemiskinan oleh gonlongan dilukiskan sebagai kurangya

pendapatan/penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.

3. Dilihat dari segi kesempatan / Opportunity

Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan kesempatan untuk

mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial meliputi :

a) Keterampilan yang memadai.

b) Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang berguna bagi kemajuan hidup.

6
c) Jaringan-jaringan sosial ( Social Network ).

d) Organisasi-organisasi sosial dan politik.

e) Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi peningkatan pengembangan

kehidupan.

4. Dilihat dari segi keadaan / kondisi

Kemiskinan sebagai suatu kondisi / keadaan yang bisa dicirikan dengan :

a) Kelaparan/kekurangan makan dan gizi.

b) Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.

c) Tingkat pendidikan yang rendah.

d) Sangat sedikitnya kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan

yang pokok.

5. Dilihat dari segi penguasaan terhadap sumber-sumber

Menurut golongan ini kemiskinan merupakan keterlantaran yang disebabkan

oleh penyebaran yang tidak merata dan sumber-sumber ( Malldistribution of

Resources), termasuk didalamnya pendapatan / income.

6. Kemiskinan menurut Drewnowski

Drewnowski ( Epi Supiadi:2003) mencoba menggunakan indikator-indikator

sosial untuk mengukur tingka-tingkat kehidupan ( The Level of Living Index ).

Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk menentukan tingkat

kehidupan seseorang :

a) Kehidupan fisik dasar ( Basic Fisical Needs ), yang meliputi gizi/nutrisi,

perlindungan/perumahan ( Shelter/housing ) dan kesehatan.

7
b) Kebutuhan budaya dasar ( Basic Cultural Needs), yang meliputi

pendidikan,penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan sosial

(Social Security).

c) High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi

takarannya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya ketimpangan sosial terjadi

karena dua faktor:

1. Faktor internal, faktor ini berasal dari dalam diri

seseorang. rendahnya kualitas diri seseorang adalah salah satu faktor

internal. Ketimpangan sosial ini bisa muncul karena kemiskinan yang

mengengkang masyarakat

2. Faktor eksternal, Faktor ini merupaka faktor yang berasal dari luar diri

seseorang. Faktor ini bisa terjadi karena adanya birokrasi atau aturan

hukum negara yang mengekang masyarakat sehingga mereka kesusahan

dalam mengembangkan dirinya. Ketimpangna sosial ini bisa memicu

adanya kegala kemiskinan secara struktural. Selain faktor di atas

ketimpangan sosial juga dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa

faktor lain yaitu: kondisi demografi, kondisi pendidikan, kondisi ekonomi,

kondisi kesehatan, kemskinan, kurangnya lapangan pekerjaan, perbedaan

status sosial masyarakat, dan letak geografis. Ketimpangan sosial dalam

masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor

2.2. Kesenjangan Pendapatan

Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas,

dari istilah yang kayak semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini

8
sangat berdampak pada pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai

subsidi modal terhadap kelompok miskin maupun peningkatan pendidikan

( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih penting dari itu ,persoalan yang

terjadinya sesungguhnya adalah akibat kebijakan pembangunan ekonomi yang

kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa lalu yang begitu

menyokong sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut direvisi

karena telah mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang berujung kepada

kesenjangan pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia

adalah memikirkan kembali secara serius model pembangunan ekonomi yang

secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serentak bisa memajukan

semua sektor dengan melibatkan seluruh rakyat sebagai partisipan. Sebagian besar

ekonom meyakini bahwa strategi pembangunan itu adalah modernisasi pertanian

dengan melibatkan sektor industri sebagai unit pengolahnya.

Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan

distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu

tertentu. Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola

yaitu :

- Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin)

tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.

- Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin)

tetapi ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).

- Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya

miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.

9
- Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya

miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.

- Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak

miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.

- Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak

miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.

Kadar kemiskinan tidak lagi sekedar masalah kekurangan makanan, tetapi

bagi wargamasyarakat tertentu bahkan sudah mencapai tahap ekstrem sampai

level kehabisan dan ketiadaanmakanan. Potret kemiskinan itu menjadi sangat

kontras karena sebagian warga masyarakat hidup dalam kelimpahan, sementara

sebagian lagi hidup serba kekurangan. Kekayaan bagi sejumlah orang berarti

kemiskinan bagi oarng lain. Tingkat kesenjangan luar biasa dan relatif cukup

membahayakan.Substansi dari kesenjangan adalah ketidakmerataan akses

terhadap sumber daya ekonomi. Masalah kesenjangan adalah masalah keadilan,

yang berkaitan dengan masalahsocial .Masalah kesenjangan mempunyai kaitan

erat dengan masalah kemiskinan. Hal inilah yang memicu sehingga timbullah

fenomena kesenjangan sosial dalam hubungan sosial itu sendiri. Fenomena

kesenjangan sosial ini merupakan

suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat yang menjadikan

suatu perbedaan yang sangat mencolok. Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah

mencolok dari berbagai aspek misalnya dalam aspek keadilan pun bisa

terjadi.Kesenjangan sosial ini sudah sangat banyak terjadi khususnya di Desa

Tongko Kabupaten Enrekang.Hal itu dapat dilihat dari hubungan antara

masyarakat kaya dan miskin.

10
Kemiskinan memang bukan hanya menjadi masalah di Negara Indonesia

saja, bahkan Negara manapun masih sibuk menuntaskan masalah yang satu

ini.Kemiskinan memang selayaknya tidak diperdebatkan tetapi diselesaikan. Akan

tetapi kami yakin : “Dengan benturan sebuah opini maka akan muncullah suatu

kebenaran”, Dengan kebenaran maka keadilan ditegakkan, dan apabila keadilan

ditegakkan kesejahteraan bukan lagi menjadi sebuah impian akan tetapi akan

menjadi sebuah kenyataan. Menurut Robert Chambers bahwa inti kemiskinan

terletak pada kondisi yang disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan

yang terdiri dari: 1). Kemiskinan itu sendiri; 2). Kelemahan fisik; 3). Ketersaingan

atau kadar isolasi; 4). Kerentaan; 5). Ketidakberdayaan. Semua unsur itu saling

berkaitan satu sama lain sehingga merupakan perangkap kemiskinan yang benar-

benar berbahaya dan mematikan, yaitu mempersulit rakyat miskin untuk bangkit

dari kemiskinannya.

2.3 Indikator – indikator kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri

secara detail indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator – indikator

kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan Pusat Statistik, antara lain sebagai

berikut :

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar ( sandang,pangan, papan ).

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya ( kesehaatan,

pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi ).

3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk

pendidikan/ keluarga ).

4. Kerentangan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.

11
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya

alam.

6. Kuranganya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial ( anak-anak terlantar,

wanita korban kekerasan rumah tangga,janda miskin,kelompok marginal

dan terpencil ).

2.4 Indikator - indikator Kesenjangan Pendapatan

Adapun indikator – indikator kesenjangan pendapatan antara lain sebagai beikut :

a. UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai swasta dan pegawai

Pemerintah yang berbeda.

b. PNS ( golongan atas ) lebih sejahtera dibandingkan petani.

c. Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB )

yang hanya sekitar 9.3 % di tahun 2011, padahal Indonesia merupakan

Negara agraris.

2.5 Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan

Yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu :

1. Kemiskinan alamiah.

Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang

terbatas,penggunaan teknologi yang rendah,dan bencana alam.

2. Kemiskinan buatan.

12
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat

membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana

ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.

Selain itu,penyebab kemiskinan di negara Indonesia adalah :

a) Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap 10 tahun

menurut hasil sensus penduduk.

Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk

dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang

bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan

yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang

harud ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.

b) Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran

Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga

kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong tenaga kerja ialah penduduk

yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda

disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut

oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi

setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi

pendapatan nasional dikatakan cukup merata.

c) Tingkat pendidikan yang rendah

Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab

kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat

pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya

13
perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih

banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat

membaca dan menulis.

d) Kurangnya perhatian dari pemerintah.

Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin

dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat

memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di

negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat pencapaian penurunan

kemiskinan sebagai berikut

- Belum meratanya program pembangunan,khususnya di pedesaan,luar

Pulau Jawa,daerah terpencil,dan daerah perbatasan. Sekitar 63.5%

penduduk miskin hidup di daerah pedesaan. Kemiskinan diluar Pulau

Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih tinggi

dibandingkan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan

kemiskinan seharusnya lebih difokuskan di daerah-daerah tersebut.

- Masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.

- Masih besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh miskin,baik

karena guncangan ekonomi,bencana alam,dan juga akibat kurangnya akses

terhadap pelayanan dasar dan sosial.

- Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan

pokok. Sehubungan dengan itu ,upaya penanggulangan kemiskinan

melalui stabilitas harga kebutuhan pokok harus dilakukan secara

komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar penanggulangan

14
kemiskinan,baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan secara

efektif dan efisien.

2.6 Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.

Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di

negara maju atau pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya

masalah kemiskinan di Indonesia itu tentunya disebabkan oleh beberapa faktor

pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta suatu dampak kemiskinan.

Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan

kompleks yaitu :

- Pengangguran

Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak

mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran

telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga,akan

memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat

pendapatan,nutrisi,dan tingakt pengeluaraan rata-rata.

- Kekerasan

Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari

pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah

melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tidak ada lagi jaminan bagi

seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka

jalan pintas pun dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau

menipu ( dengan cara mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan

umum.

15
- Pendidikan

Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi

dewasa ini.Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak

dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat

menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab mereka begitu

miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan.

Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahnya tingkat

pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan

seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

- Kesehatan

Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir

setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan

tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga ,biayanya

tak terjangkau oleh kalangan miskin.

- Konflik sosial bernuasa SARA

Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan

kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari

kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan

jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan hukum dari

negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam

bentrokan identitas yang subjtektif.

2.7 Solusi Alternatif Dalam Menaganani Masalah

Cara untuk memperbaiki hubungan antara masyarakat kaya dan miskin

adalah dengan cara meningkatkan proses interaksi antara masyarakat kaya dan

16
miskin, dimana interaksi ini merupakan hubungan-hubungan sosial yang

menyangkut hubungan antara kelompok, kelompok manusia, maupun antara

orang perorangan dengan kelompok manusia. Selain dari itu adapaun solusi lain

yaitu:

1. Belajar dan membiasakan diri mencintai sesama manusia;

2. Menanamkan kesadaran dan rasa cinta antar sesame manusia;

3. Melatih dan membiasakan diri hidup, bergaul, dan bersikap demokratis.

4. Melatih dan membiasakan bersikap adil dan berjiwa sosial. Juga perlu

adanya kesadran dalam diri individu sehingga bisa terjalin hubungan yang

baik dalam suatau masyarakat, karena kodratnya sebagai makhluk sosial

tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.

17
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Masalah kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk dipecahkan.

Dan tidak hanya di Indonesia saja sebenarnya yang mengalami jerat kemiskinan,

tetapi banyak negara di dunia yang mengalami permasalahan ini. Upaya

penurunan tingkat kemiskinan sangat bergantung pada pelaksanaan dan

pencapaian pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, agar pengurangan

angka kemiskinan dapat tercapai,dibutuhkan sinergi dan koordinasi program-

program pembangunan di berbagai sektor,terutama program yang menyumbang

langsung penurunan kemiskinan. Negara yang ingin membangun

perekonomiannya harus mamou meningkatkan standar hidup penduduk

negaranya, yan gdiukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Indonesia

sebagai negara berkembang memenuhi aspek standar kemiskinan diantaranya

merupakan produsen barang primer,memiliki masalah tekanan penduduk,kurang

optimalnya sumber daya alam yang diolah,produktivitas penduduk yang rendah

karena keterbelakangan pendidikan,kurangnya modal pembangunan,dan orientasi

ekspor barang primer karena ketidakmampuan dalam mengolah barang-barang

tersebut menjadi lebih berguna.

3.2. Saran

Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha

yang lebih kreatif,inovatif dan eksploratif. Selain itu,globalisasi membuka mata

bagi Pegawai pemerintah,maupun calon pegawai pemerintah agar berani

18
mengambil sikap yang lebih tegas sesuai dengan visi dan misi bangsa Indonesia

( tidak memperkaya diri sendiri dan kelompoknya). Dan mengedepankan

partisipasi masyarakat Indonesia untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi

zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM

dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas dan moralitas yang standarnya

adalah standar global.

19
DAFTAR PUSTAKA

- http://www.isomwebs.net/2013-04/contoh-makalah-tentang-kesenjangan-

sosial/

- http://www.dheayull.blogspot.com

- http://catatankuliahfethamrin.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-

kemiskinan-dan.html

- https://andinurhasanah.wordpress.com/2012/11/08/kemiskinan-dan-

kesenjangan/

20

Anda mungkin juga menyukai