Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ISU DAN MASALAH BUDAYA DALAM PEMBAHASAN IPS SD”

KELOMPOK 4 :

1. SELVIANA (20105290)
2. GLORIANA LESTARI (20105083)
3. VISKE HANA PUTRI MALONDA (20105284)
4. TESALONIKA MONIKA SUOTH ( 20105099)
5. RISWANI (20105010)
6. VICTORIA WIOR (20105279)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami Panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah pengembangan pembelajaran ips sd, dengan judul “ISU DAN MASLAH
BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN IPS SD”.

Dengan Tulisan ini kami berharap mampu untuk memahami makna dari isu dan masalah
budaya dalam pembelajaran ips sd, kami sadar materi kuliah ini terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi. Kami Berharap semoga tulisan ini dapat
memberi informasi yang berguna bagi pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi
pribadi yang mengetahui isu dan permasalahan budaya dalam pembelajaran ips sd.
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR............................................................................................. 1

DAFTAR ISI........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan ..................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Isu dan Masalah Global Serta Infusinya kedalam Pembelajaran IPS........ 8


B. Permasalahan Sosial yang terjadi di masyarakat berdasarkan Tingkatanny..7
C. Fluralisme Budaya dan Keragaman Etnis dalam Pendidikan IPS.............. 8
D. Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan.................................... 9
E. Kesadaran Hukum dan Pendidikan Warga Negara yang Sadar Hukum… 10
BAB III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan................................................................................................ 11
B. Saran......................................................................................................... 12
C. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 13
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan IPS, yaitu aspek
intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual. Pengembangan kemampuan intelektual
lebih didasarkan pada pengembangan disiplin ilmu itu sendiri serta pengembangan akademik
dan thinking skills. Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam memahami disiplin ilmu sosial, kemampuan berpikir, kemampuan prosesual dalam
mencari informasi dan mengkomunikasikan hasil temuan. Pengembangan intelektual ini akan
selalu berhubungan dengan aspek pengembangan individual. Pengembangan kehidupan sosial
berkaitan dengan pengembangan kemampuan dan tanggung jawab siswa sebagai anggota
masyarakat. Oleh karena itu tujuan ini mengembangkan kemampuan seperti berkomunikasi,
rasa tanggung jawab sebagai warga negara dan warga dunia, kemampuan berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan bangsa. Termasuk dalam tujuan ini adalah
pengembangan pemahaman dan sikap positif siswa terhadap nilai, norma dan moral yang
berlaku dalam masyarakat. Pembelajaran ips tidak terlepas dari adanya sebuah isu dan masalah-
masalah sosial yang ada ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat bahkan bernegara.
Masalah sosial saat ini menjadi salah satu perbincangan baik itu di dunia nyata maupun di
dunia maya. Banyak sekali isu-isu bahkan fakta yang hadir di masyarakat karena hal
tersebut.  upaya pemerintah belum cukup untuk mengatasi permasalahan yang sedang terjadi saat
ini. Kesadaran personal begitu penting untuk mengatasi masalah sosial di masyarakat, meskipun
masih banyaknya isu-isu yang beredar mengenai masalah sosial yang belum terbukti
kebenarannya.
Dalam konteks pendidikan, mata pelajaran IPS diharapkan dapat menjaga dan
meningkatkan rasa tanggung jawab para peserta didik baik sebagai warga dunia dan warga
negara Indonesia khususnya. Peserta didik diarahkan untuk menjadi manusia yang baik dari sisi
sosial kemasyarakatannya. Materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-
konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan, arah mata angin, lingkungan, ritual,
akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-
konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD/MI Warsito
(2009:2).
B. RUMUSAN MSALAH
1. Bagaimana Isu dan Masalah Global Serta Infusinya kedalam Pembelajaran IPS?
2. Bagaimana permasalahan Sosial yang terjadi di masyarakat berdasarkan Tingkatannya?
3. Bagaimana Fluralisme Budaya dan Keragaman Etnis dalam Pendidikan IPS?
4. Bagaimana Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan?
5. Bagaimana Kesadaran Hukum dan Pendidikan Warga Negara yang Sadar Hukum?

C. TUJUAN
1. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia mengumpulkan berbagai cara dan alat teknologi
sederhana maupun teknologi canggih
2. Masalah Sosial Tingkat Lokal, dimana suatu masalah yang timbul di suatu daerah seperti
tingkat Kabupaten atau tingkat Provinsi, dan masalah tersebut hanya dirasakan di tingkat
daerah tersebut.
3. Fluralisme berasal dari kata “Flural” yang berarti banyak atau jamak. Fluralisme budaya dan
etnis mengandung pengertian bahwa di negara Indonesia ini memiliki keanekaragaman dari
budaya dan etnis atau suku Bangsa, keanekaragaman budaya dan etnis ini memberi pengaruh
terhadap materi pelajaran IPS yang diberikan di Sekolah Dasar.
4. Manusia adalah salah satu mahluk hidup yang melata di muka bumi ini. Secara fisik organisme
tubuh manusia memiliki banyak kesamaan dengan hewan, begitupun kebutuhannya secara
biologis sama dengan hewan seperti memhutuhkan makanan, oksigen, mempertahankan diri
atau berkembang biak.
5. Hukum adalah suatu tata tertib, aturan, norma, dan nilai yang telah disepakati bersama oleh
suatu kelompok manusia atau masyarakat suatu negara atau masyarakat dunia dan untuk
dilaksanakan dan ditaati bersama
BAB II
PEMBAHASAN

Pendidikan dihadapkan kepada tantangan peningkatan layanan dan mutu pendidikan


tantangan ini memunculkan masalah isu-isu aktual dalam masyarakat antara lain pro dan kontra
masalah penyelenggaraan sekolah unggul rendahnya mutu dilihat dari perolehan nilai hasil ujian
nasional yang dulu kerap dikenal dengan istilah NEM angka partisipasi pendidikan. Memcahkan
masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Masalah-
masalah sosial dalam materi pelajaran IPS khususnya di tingkat Sekolah Dasar/ berisi tentang
sejarah, ekonomi, sosiologi dan geografi. Arah mata pelajaran IPS ini dilatarbelakangi oleh
pertimbangan bahwa di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi masalah berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu,
mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis. Tujuan mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai berikut: (1)
Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap 2 masyarakat atau lingkungannya, (2) mengetahui
dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi ilmu-ilmu
sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, (3) mampu
menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan
isu dan masalah yang berkembang di masyarakat, (4) menaruh perhatian terhadap isu-isu dan
masalah-masalah sosial, (5) mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat, (6)
mengenal konsepkonsep yang berkaitan dengasn kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (7)
memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (8) memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di
tingkat lokal, nasional, dan global Mutakin (dalam Warsito, 2009:12).
A. Isu dan Masalah Global Serta Infusinya kedalam Pembelajaran IPS
sudah mengglobal Kualitas umat manusia dari waktu ke waktu terus meningkat.
Sehingga membawa dampak luas terhadap segala kebutuhan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan
hidup, manusia mengumpulkan berbagai cara dan alat teknologi sederhana maupun teknologi
canggih. Perkembangan kemajuan dan penerapan teknologi untuk melayani kebutuhan hidup
merupakan ciri peningkatan kualitas kemampuan penduduk sebagai sumber daya
manusia.Dikuasainya kemampuan teknologi sebagai suatu kiat memenuhi kebutuhan hidup yang
makin  meningkat tidak dapat dipisahkan dari perkembangan pengetahuan dan ilmu yang
menjadi komponen budaya buat masnusia. Oleh karena itu pengetahuan ilmui-ilmu teknologi
tidak dapat dipisashkan satu sama lain. Sehingga dalam bahasa sehari-hari dipadukan menjadi
kata IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi).
Selanjutnya dapat diamati , dihayati , disadari , dicermati bahaya perkembangan ,
kemajuan dan penerapan IPTEK itu telah membawa dampak peningkatan SDA  dan lingkungan
bagi kepentingan memenuhi kebutuhan hidup manusia hari ini dan mendatang, yaitu kemajuan
IPTEK elektronik – elektronik yang menghasilkan multi media seperti TV, telephone,
handphone, radio, internet dll yang telah memperlancar dan mempercepat arus berita  serta
informasi dari suatu kawasan ke kawasan lain seolah – olah tanpa ada jarak pemisa. Kita tidak
dapat mengisolasi diri dari arus perubahan dan kemajuan yang mendunia. Namun demikian kita
harus waspada terhadap dampak dan pengaruh negative perubahan serta kemajuan  yang tidak
sesuai dengan normal dan nilai budaya kita yang merupakan jati diri Bangsa Indonesia.
Fenomena dan Isu – isu global negative seperti penyalahgunaan obat – obat terlarang pergaulan
bebas , kriminalitas  harus kita waspadai. Kenyataan global yang positif seperti kemajuan
IPTEK disegala bidang kehidupan , wajib kita serap demi peningkatan kualitas hidup bersama.
Dari kondisi kehidupan secara rasial , social , ekonomi budaya politik dapat dikatakan
majemuk , menyebabkan tingkat kepentingan yang berbeda yang menjadi dasar
terjadinya  kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan. Namun secara negative menimbulkan
konflik yang mengganggu perdamaian . Fenomena positif dan negative itu bukan hanya
merupakan isu local dan regional, tetapi sampai cakupan internasional.

B. Permasalahan Sosial yang terjadi di masyarakat berdasarkan Tingkatannya


1. Masalah Sosial Tingkat Lokal, dimana suatu masalah yang timbul di suatu daerah seperti
tingkat Kabupaten atau tingkat Provinsi, dan masalah tersebut hanya dirasakan di tingkat
daerah tersebut. misalnya, masalah kenakalan remaja seperti tawuran, minuman keras dan
narkoba.
2. Masalah sosial tingkat nasional, dimana akibat atau dampak dari masalah tersebut dirasakan
oleh seluruh Rakyat/masyarakat di suatu negara. Misalnya, masalah disintegrasi Bangsa di
negara Indonesa, masalah pengangguran, masalah kepadatana penduduk dan pengangkatan
calon PNS. Masalah yang berskala nasional dampaknya akan lebih buruk bagi negara atau
bangsa ini bila tidak atau belum ada solusi yang memadai dan efektif.
3. Masalah sosial tingkat regional, masalah ini terjadi dan dampaknya akan dirasakan oleh
negara-negara dan bangsa yang berada disebuah region, wilayah atau kawasan tertentu,
seperti kawasan asia tenggara yang terdiri dari beberapa negara termasuk negara Indonesia,
Brunai Darussaalam, Malayasia dan Singapore. Masalah sosial yang dirasakan oleh Bangsa
Asia tenggara adalah masalah pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang masih jauh
tertinggal bila dibandingkan dengan bangsa atau negara maju lainnya seperti negara Eropa
dan Amerika Serikat.
4. Masalah Sosial tingkat Internasional (global), dikatakan masalah internasional/ global dimana
akibat atau dampak yang timbul dirasakan dan mengusik semua bangsa yang ada di muka
bumi ini. Contoh, masalah Terorisme yang merebaak saat ini, masalah resesi (kelesuan
ekonomi dunia), masalah ledakan penduduk dunia, masalah tersebut tidak bisa diatasi oleh
sebagian negara di dunia melainkan semua negara dan bangsa di muka bumi harus ikut
berpartisipasi aktif agar menemukan solusi terbaik demi kenyamanan hidup di dunia ini.
Dalam upaya belajar, manusia sering dihadapkan dengan masalah yang harus diatasi.
Siswa Sekolah Dasar adalah manusia yang sedang belajar dimana salahsatu mata pelajaran
yang harus dipelajarinya adalah IPS. Dalam pelajaran IPS terdapat kajian tentang
lingkungan, dengan tujuan agar Siswa dapat menyesuaikan diri dan memanfaatkan
lingkungannya. Salshsatu materi yang dipelajari dalam IPS adalah isu dan masalah sosial
yang makin lama makin mengglobal. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa materi isu
dan masalah global merupakan salahsatu materi yang harus diberikan kepada Siswa Sekolah
Dasar agar kelak mereka dapat mengkaji isu yang berkembang di masyarakatnya dan
mengatasi masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks.
C. Fluralisme Budaya dan Keragaman Etnis dalam Pendidikan IPS
Fluralisme berasal dari kata “Flural” yang berarti banyak atau jamak. Fluralisme budaya
dan etnis mengandung pengertian bahwa di negara Indonesia ini memiliki keanekaragaman dari
budaya dan etnis atau suku Bangsa, keanekaragaman budaya dan etnis ini memberi pengaruh
terhadap materi pelajaran IPS yang diberikan di Sekolah Dasar. Dalam pelajaran IPS siswa
diberikan pengetahuan tentang sebab-sebab perbedaan itu terjadi dengan harapan mereka dapat
saling menghargai satu sama lain sekalipun berbeda latar belakang etnis, budaya, dan agama.
Keanekaragaman budaya, etnis dan agama terbukti dengan adanya berbagai suku bangsa
di wilayah Indonesia, setiap suku bangsa atau etnis di Indonesia itu memiliki nilai budaya dan
agama yang berbeda-beda. Indonesia terdapat lima macam Agama yang diakui oleh negara yaitu
Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha disamping itu terdapat pula agama Kong
Fu chu dan mimbar kepercayaan hanya saja mimbar kepercayaan di bawah naungan Depdiknas,
Dirjen kebudayaan. Sampai saat ini belum diakui sebagai sebuah agama yang resmi di Indonesia
walaupun negara dan bangsa Indonesia berada dalam kemajemukan atau Flural( jamak) dalam
etnis, budaya dan agama, namun tetap menjaga dan melestarikan rasa persatuan dan kesatuan
agar cita-cita bangsa Indonesia merdeka, adil dan makmur dapat terwujud, sesuai dengan
semboyang Bhineka Tunggal Ika.
D. Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan
Manusia adalah salah satu mahluk hidup yang melata di muka bumi ini. Secara fisik
organisme tubuh manusia memiliki banyak kesamaan dengan hewan, begitupun kebutuhannya
secara biologis sama dengan hewan seperti memhutuhkan makanan, oksigen, mempertahankan
diri atau berkembang biak. Perbedaan yang hakiki antara manusia dan hewan adalah akal
fikirannya. Dengan akal manusia bisa menciptakan sesuatu, sehingga la dikatakan makhluk yang
berbudaya. Untuk mempertahakankan kelangsungan hidupnya manusia memenuhi kebutuhannya
baik kebutuhan fisik material, maupun mental spiritual. Dalam memenuhi kebutuhannya itulah
manusia harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, mengolah dan memanfaatkan
lingkungan secara efektif dan bijaksana. Berbicara tentang lingkungan, banyak definisi yang
dikemukakan oleh para ahli :
1. Menurut Ehrlich & Holdre 1973 : 4)
Mengemukakan bahwa “The invironment is the unique skin of soil, water, geseous
atmosphere, mineral nutriens, and organisms that covens this otherwise undistinguished
planet". Sedangkan Millers (1985: 34 - 35) mengemukakan" The living things is a nature
community are surrounded by an environment concisting of other living plants and animals,
called the biotic portion concisting of chemicals and physical factors such as solar energy,
temperature, light, wind and water current”.
2. Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 1982, dirumuskan bahwa : "Lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya".
3. Menurut Otto Sumarwoto
(dalam titian nomor 8) yang dimaksud dengan lingkungan adalah : "Suatu organisme hidup
ialah segala sesuatu di sekeliling organisme itu yang berpengaruh pada kehidupannya".
4. Nursid Sumaatmadja (1996:84)
Mengemukakan bahwa : "Lingkungan itu terdiri atas komponen hidup (biotik) berupa
tumbuh-tumbuhan dan hewan, serta komponen tak hidup (abiotik) berupa tanah, gas, dan
mineral, energi, suhu dan sinar matahari". Selanjutnya, lingkungan tersebut ada di sekeliling
mahluk hidup atau organisme tertentu (organisme pokok yang menjadi sorotan dan kajian)
dan lingkungan ituberpengaruh terhadap mahluk pokok tadi.
Atas dasar definisi-definisi tersebut di atas, maka Nursid Sumaatmadja mengemukakan
bahwa secara alamiah lingkungan hidup itu terdiri atas : "(1) Lingkungan biotik yang
meliputi makhluk hidup (tumbuh-tumbuhan dan hewan) dan (2) lingkungan abiotik atau non
biotik (tanah, air, mineral, udara, gas, sinar matahari). Selanjutnya, lingkungan tersebut ada
di sekeliling mahluk hidup atau organisme tertentu (organisme pokok yang menjadi sorotan
dan kajian) dan lingkungan itu berpengaruh terhadap mahluk pokok tadi.
Atas dasar definisi-definisi tersebut di atas, maka Nursid Sumaatmadja mengemukakan
bahwa secara alamiah lingkungan hidup itu terdiri atas : "(1) Lingkungan biotik yang
meliputi makhluk hidup (tumbuh-tumbuhan dan hewan) dan (2) lingkungan abiotik atau non
biotik (tanah, air, mineral, udara, gas, sinar matahari)". Bagi suatu makhluk hidup, manusia
termasuk ke dalam lingkungan biotik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup itu adalah segala sesuatu
yang berada disekitar makhluk hidup tertentu termasuk manusia, baik itu mahluk biotik maupun
abiotik yang dapat mempengaruhi makhluk hidup tersebut. Manusia sebagai makhluk hidup
tidak bisa hidup normal tanpa ada lingkungan yang ikut mempengaruhi kelangsungan hidupnya.
Apalagi manusia yang makhluk berakal budi dan berbudaya tidak terlepas pula dari lingkungan
sosial budaya di mana ia berada. Upaya manusia dapat menyesuaikan diri, mengelola dan
memanfaatkan. lingkungannya, maka perlu adanya upaya ke arah itu. Dengan
diselenggarakannya pendidikan ilmu pengetaahuan sosoal bagi anak sejak dari Sekolah Dasar,
diharapkan di kemudian hari mereka memahami dan menyadari betapa pentingnya masalah
lingkungan hidup bagi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini, sehingga timbul
kesadaran bagi mereka untuk memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan hidup ini,
terutama lingkungan alam (fisik) di mana mereka berada atau bertempat tinggal. Terdapat
beberapa masalah bagi kehidupan manusia yang berhubungan dengan lingkungan, baik
lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik. Masalah- masalah tersebut diantaranya adalah :
1. Masalah pemanfaatan atau pengelolaan lingkungan hidup
Saat ini sudah banyak pemanfaatan dan pengelolaan (pengeksploitasian) lingkungan yang
tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan, yang akhirnya berakibat fatal bagi
kehidupan manusia sendiri. Sebagai contoh pengeboran minyak bumi di dalam laut,
penebangan hutan yang tidak bijaksana, maka pada suatu saat minyak bumi akan habis, hutan
akan menjadi gundul karena ulah manusia. Telah terjadi gelombang Tsunami di Aceh yang
memporak-porandakan kota Banda Aceh dan Meulaboh serta daerah sekitarnya. Berdasarkan
kajian geologi, minyak bumi di kuras secara terus-menerus berakibat terjadi gua di dasar laut,
lambat laun gua itu amruk atau lapisan bumi di sekitarnya mengalami pergeseran sehingga
menimbulkan gelombang Tsunami yang amat dasyat. Begitu pun penebangan hutan yang
semena-mena akan berakibat buruk bagi lingkungan alam, seperti terjadi bencana banjir,
tanah longsor dan sebagainya. Semua bencana dan kondisi lingkungan alam yang telah
dikemukakan di atas tidak lain akibat dari pemanfaatan dan pengelolaan alam yang tidak
bijaksana oleh tangan-tangan manusia, dan akhirnya menimbulkan bencana bagi manusia.
2. Masalah pelestarian lingkungan hidup
Pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan alam atau sumber daya alam tidak bijaksana akan
menimbulkan akibat buruk bagi manusia. Begitu pun halnya dengan masalah pelesatarian
sumber daya alam. Agar terjadi keseimbangan alam semesta ini adanya upaya pelestarian,
baik alam fauna maupun flora. Di Indonesia sudah banyak hewan- hewan langka yang perlu
dilestarikan habitatnya seperti orang hutan di Kalimantan, gajah dan harimau di Sumatera.
Apabila tidak ada upaya pelestarian, pada suatu saat pasti akan punah. Hewan-hewan tersebut
memberi keseimbangan pada ekosistem, sehingga dapat memberikan kenyamanan hidup bagi
manusia. Alam flora (tumbuh-tumbuhan) sudah banyak tumbuhan yang punah akibat ulah
manusia, terutama jenis jenis kayu hutan seperti maranti, rasamala, dan lain-lain. Bila tidak
ada upaya pelestarian tentu lama kelamaan mengalami kepunahan. Upaya pelestarian hutan
sudah sejak lama dilakukan pemerintah dengan program penanaman hutan kembali
(reboisasi). Namun sampai saat ini tidak seimbang antara pohon kayu yang ditebang dengan
yang ditanam kembali, karena proses penanaman memerlukan waktu yang cukup lama dan
pemeliharaan sedangkan penebangan prosesnya sangat cepat, akhirnya banyak lahan kritis di
wilayah nusantara ini. Akibat penebangan hutan yang semena-mena akan berdampak kepada
tingkat kesuburan tanah, apalagi kondisi mortologi yang miring, penebangan hutan berakibat
humus tanah makin berkurang bahkan nyaris habis terbawa oleh erosi air hujan. Salah satu
upaya pelestarian atau konservasi tanah yaitu mengadakan sistem terasering atau sengkedan
agar  air tidak langsung mengalir, namun mengendap dahulu pada bidang-bidangdatar yang
diterasering tadi.Upaya pelestarian kondisi tanah ini sulit dilakukan bila tidak ada kesadaran
dari masyarakat untuk melestarikan lingkungan hidup termasuk pelestarian kondisi tanah.
3. Masalah Pencemaran Lingkungan Hidup
Apabila masalah pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup tidak dapat diupayakan
secara maksimal, maka akan mengakibatkan atau timbul masalah pencemaran lingkungan.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi modern saat ini, di satu sisi manusia
lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan yang seiring dengan semakin kompleks kebutuhan
dan semakin bertambah jumlah manusia di muka bumi ini. Tanpa upaya modernisasi di segala
aspek kehidupan, maka semua kebutuhan manusia akan sulit terpenuhi. Disisi lain kemajuan
IPTEK ini, apabila tidak dikelola dan dilaksanakan dengan bijaksana maka akan
menimbulkan bencana lain bagi kehidupan manusia.
E. Kesadaran Hukum dan Pendidikan Warga Negara yang Sadar Hukum
1. Pengertian Hukum
Hukum adalah suatu tata tertib, aturan, norma, dan nilai yang telah disepakati bersama oleh
suatu kelompok manusia atau masyarakat suatu negara atau masyarakat dunia dan untuk
dilaksanakan dan ditaati bersama. Apabila ada diantara warga melanggar tata tertib, aturan,
norma dan nilal tersebut dikenakan sanksi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan
disepakati bersama pula. Ada beberapa penyebab rendahnya kesadaran hukum bagi warga
negara Indonesia saat ini, yaitu kurang atau tidak tercapai 3 (tiga) misi pendidikan (education
of mission) berikut ini : Kurang atau belum tercapainya misi untuk mentransfer pengetahuan
(transfer of knowladge) kepada peserta didik di berbagai level (tingkat) pendidikan. Kondisi
ini mengakibatkan peserta didik kurang memiliki ilmu pengetahuan walaupun ia telah
mencapai pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan peserta didik kurang memiliki minat dan
motivasi terhadap jenis pendidikan yang sedang di tempuhnya. Kurang atau belum
tercapainya misi untuk mentransfer sikap dan moral sebagai warga negara yang baik (transfer
of moral attitude).
DI sekolah- sekolah sejak dari SD sampai dengan Perguruan Tinggi sangat rendah sekali
sikap dan moral mereka, sekalipun para guru dan dosen sudah berupaya menanamkan hal itu di
setiap kesempatan mereka mengajar di muka kelas. Di samping itu masyarakat sekitar kurang
memberikan dukungan terhadap pendidikan moral attitude ini. Kurang berhasilnya para pendidik
dalam mentransfer rasa kemanusiaan (transfer of humanities) Hal ini terbukti akhir-akhir ini
banyak terjadi peristiwa pembunuhan-pembunuhan dengan sistem mutilasi, penganiayaan, dan
perkosaan. Manusia sudah tidak punya mata hati, iba dan belas kasian terhadap sesama. Malahan
sering terjadi anak membunuh orang tuanya sendiri atau sebaliknya. Peristiwa- peristiwa tersebut
merupakan salah satu indikator kegagalan kita menanamkan rasa kemanusiaan kepada anak
bangsa ini. Ketiga faktor tersebut di atas dapat pula menjadi penyebab kurangnya rasa kesadaran
hukum terhadap peserta didik, sehingga setelah dewasa nanti mereka menjadi orang yang kurang
ilmu pengetahuan, kurang memiliki sikap mental yang baik dan kurang memiliki rasa
kemanusiaan terhadap sesama manusia. Keberhasilan ketiga misi pendidikan tersebut setidaknya
ada 4 (empat) hal yang perlu kita perhatikan, yaitu :
a. Pendidik atau pemimpin di suatu lembaga pendidikan harus memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tinggi, terlebih ilmu dan teknologi tentang kependidikan, sehingga para
peserta didik yakin dan percaya akan kemampuan para pendidik.
b. Para pendidik harus dapat menjadi panutan, contoh dan suri tauladan bagi peserta didiknya.
Seperti kata para ahli pendidik alat pendidikan yang paling baik adalah keteladanan.
c. Para pendidik harus dapat dan mampu menanamkan sikap disiplin yang tinggi terhadap
peserta didiknya, agar kelak menjadi warga negara yang patuh dan taat serta disiplin dalam
menjalankan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sikap disiplin ini diperoleh dari
lembaga- lembaga pendidikan, baik pendidikan informal (di keluarga), non formal (di
masyarakat), maupun formal (di sekolah).
d. Lebih mengintensifkan pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan (PKn) disetiap jenjang
pendidikan agar kelak menjadi seorang warga negara yang tahu dan mengerti tentang hak dan
kewajibannya.
2. Pendidikan Warga Negara yang Sadar Hukum
Yang dimaksud dengan pendidikan warga negara yang sadar hukum ialah suatu proses
pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan rasa kesadaran dan keikhlasan yang tinggi untuk
menjalankan hukum, undang-undang dan peraturan yang berlaku di negara tersebut terhadap
semua warga negaranya. Pendidikan kesadaran hukum ini akan berhasil bila didukung oleh
berbagai pihak, baik pihak keluarga, sekolah dan masyarakat sekitarnya. Di samping ini semua
warga- negara memiliki keinginan dan kemauan untuk menjalankan dan mematuhi semua
hukum, perundang- undangan dan peraturan yang berlaku di negaranya. Salah satu upaya yang
telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan warga negara yang sadar hukum di
Indonesia adalah dengan diberikannya mata pelajaran atau mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) baik di tingkat Sekolah Dasar maupun di Perguruan Tinggi. Pada era
Orde Baru pernah dilakukan simulasi P4, hal ini tujuannya tidak lain untuk mendidik warga
negara masyarakat agar menjadi warga negara yang melaksanakan hukum, tahu hak dan
kewajibannya sebagai warga negara, dan dapat bergaul dan beradaptasi di lingkungan sesuai
dengan nilai P4. Metode pendekatan pendidikan warga negara yang sadar hukum ini lebih efektif
menggunakan metode pemberian contoh dan teladan dari orang tua kepada anaknya, terlebih
dalam penanaman disiplin dalam keluarga. Anak yang berasal dari keluarga yang menanamkan
disiplin akan menunjukkan perilaku serba bertib dan disiplin pula dalam kehidupannya sehari-
hari.
Di sekolah pun guru tidak terlalu sulit mendidik muridnya yang berasal dari keluarga
yang berdisiplin tinggi. Dengan demikian keluargalah yang memegang peranan penting dalam
mendidik anak untuk menjadi warga negara yang sadar hukum dikemudian hari. Keterlambatan
penanaman sikap mental sadar hukum pada masa kanak-kanak, tidak dapat diganti pada masa
berikutnya, karena pendidikan pada masa kanak-kanak sangat berkesan dan berbekas pada jiwa
anak. Bagai kata pepatah “mengukir di atas batu”, segala sesuatu yang diperoleh dan dialami
pada masa kanak-kanak akan selalu teringat dan tidak mudah dilupakan sampai kelak menjadi
dewasa atau tua. Begitu pula halnya penanaman disiplin dan kesadaran mentaati aturan hukum
perlu dididik ditanamkan sejak masa kanak-kanak.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan IPS, yaitu aspek intelektual,
kehidupan sosial, dan kehidupan individual. Pengembangan kemampuan intelektual lebih
didasarkan pada pengembangan disiplin ilmu itu sendiri serta pengembangan akademik dan
thinking skills. Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
memahami disiplin ilmu sosial, kemampuan berpikir, kemampuan prosesual dalam mencari
informasi dan mengkomunikasikan hasil temuan. Pengembangan intelektual ini akan selalu
berhubungan dengan aspek pengembangan individual. Pengembangan kehidupan sosial
berkaitan dengan pengembangan kemampuan dan tanggung jawab siswa sebagai anggota
masyarakat. Oleh karena itu tujuan ini mengembangkan kemampuan seperti berkomunikasi, rasa
tanggung jawab sebagai warga negara dan warga dunia, kemampuan berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan bangsa. Termasuk dalam tujuan ini adalah pengembangan
pemahaman dan sikap positif siswa terhadap nilai, norma dan moral yang berlaku dalam
masyarakat. Pembelajaran ips tidak terlepas dari adanya sebuah isu dan masalah-masalah sosial
yang ada ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat bahkan bernegara.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi orang lain, dan kami sadar
materi kuliah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

https://hottoisu.blogspot.com/2021/10/makalah-isu-dan-masalah-sosial-budaya.html

https://www.pengetahuanku13.net/2018/05/makalah-isu-dan-masalah-sosial-dalam.html

https://eprints.umm.ac.id/26989/2/jiptummpp-gdl-herisusilo-34553-2-babi.pdf

https://osf.io/rhcyw/download/?format=pdf

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_IPS_DI_SD/BBM_1.pdf

Anda mungkin juga menyukai