Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PENGAJARAN IPS

OLEH:

1. ALINDA LAE (2201140166)


2. JENI NUBATONIS (2201140030)
3. NOVA E. DETHAN (2201140096)
4. SATRIA S. KAYLAU (2201140098)
5. SUSANA AMNAHAS (2201140162)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
tuntunannya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan utama pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan IPS SD yang berjudul “ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA
DALAM PENGAJARAN IPS”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada para pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
menjadi acuan bagi kami untuk penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi kami dan pembaca.

Kupang, Oktober 2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Tren Globalisasi dan Keragaman Budaya ........................................................ 3


B. Masalah-Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan Dalam
Pembelajaran IPS SD ........................................................................................
C. Masalah-Masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum Dalam
Pembelajaran IPS SD ........................................................................................
D. Masalah-Masalah Kesadaran, Hukum, dan Pendidikan Kesadaran Hukum
Warga Negara Dalam Pembelajaran IPS SD ....................................................
E. Pluralisme Budaya dan Keanekaragaman Etnis dalam Pendidikan IPS SD ..... 8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Kesimpulan .......................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang meliputi pertumbuhan,
perkembangan, dan kemajuan kehidupan termasuk segala aspek dengan
permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan kehabisan
materiuntuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan hanya apa yang
terjadihari ini, melainkan juga yang telah terjadi pada masa lampau, dan lebih jauh
pada masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup wilayahnya, meliputi apa yang
terjadi setempat secara lokal, nasional, regional sampai ke tingkat global. Hal
tersebut jadi perhatian dan lahan garapan pengajaran IPS.
Oleh karena itu, kita selaku Mahasiswa harus memperhitungkan dan
mengatisipasinya. Janganlah anda puas dengan materi yang telah ada. Katakanlah
jenis pakaian, “celana jeans” yang semula merupakan pakaian pengembala sapi
(cowboy), para mekanik bengkel, dewasa ini telah menjadi mode dimana-mana
termasuk di Indonesia, kenyataan yang demikian itu merupakan hal yang harus
diperhatikan pada pembelajaran IPS yaitu Globalisasi, selain itu pula kita sebagai
Generasi penerus harus bisa mempertahankan serta menjaga kelestarian
keanekaragam jenis kebudayaan yang telah ada di Indonesia dengan cara mencintai
produk dalam negeri dan tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh luar, serta
mengenalkan dan mengajarkan kepada Anak-anak bahwa pentingnya menjaga
kebudayaan Indonesia. Dengan demikian kita akan membahas mengenai isu-isu
dan masalah sosial budaya dalam pembelajaran IPS khususnya tentang Trend
Globalisasi, masalah-masalah sosial yang timbul dari keragaman budaya terhadap
pembelajaran IPS, juga akan dibahas hal-hal yang berkenaan dengan masalah-
masalah lingkungan, hukum keterkaitan, kesadaran hukum dan pendidikan
kesadaran hukum warga negara.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam pembelajaran
IPS SD?

1
2. Apa sajakah masalah-masalah lingkungan dan pendidikan lingkungan dalam
pembelajaran IPS SD?
3. Apa sajakah masalah-masalah hukum ketertiban dan kesadaran hukum dalam
pembelajaran IPS SD?
4. Apa sajakah masalah-masalah kesadaran, hukum, dan pendidikan kesadaran
hukum warga negara dalam pembelajaran IPS SD?
5. Bagaimanakah pluralisme budaya dan keanekaragaman etnis dalam pendidikan
IPS SD?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam
pembelajaran IPS SD.
2. Untuk mengetahui lingkungan dan pendidikan lingkungan dalam pembelajaran
IPS SD.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah hukum ketertiban dan kesadaran hukum
dalam pembelajaran IPS SD.
4. Untuk mengetahui Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam
pembelajaran IPS SD.
5. Untuk mengetahui pluralisme budaya dan keanekaragaman etnis dalam
pendidikan IPS SD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tren Globalisasi dan Keragaman Budaya


1. Globalisasi
Globalisasi inti katanya adalah global, yang artinya bumi atau dunia.
Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-masalah
yang ada menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh dunia.
Pengertian lain berasal dari kata global yang bermakna keseluruhan.
Pendidikan global adalah salah satu sarana agar siswa mengerti bahwa mereka
adalah bagian dari masyarakat dunia, sekalipun demikian tidak berarti harus
mengingkari dirinya sebagai warga dari sebuah bangsa. Demikian pula sebaliknya,
sebagai warga negara yang baik seharusnya bisa menjadi warga dunia yang baik.
Contoh-contoh masalah dan isu yang sifatnya global sebagai berikut:
1. Krisis energi, baik persediaan kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah
harga maupun penelitian tentang sumber sumber energi pengganti.
2. Jurang antara Negara kaya dan miskin.
3. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta terjangkitnya penyakit-
penyakit yang diakibatkan oleh kelaparan dan kemiskinan.
4. Populasi yang meliputi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan,
pencemaran akibat industrialisasi, pencemaran udara sampailapisan ozon yang
semakin menipis.
5. Perang nuklir.
6. Perdagangan internasional.
7. Komunikasi.
8. Perdagangan obat terlarang
Pendidikan harus dikaitkan dengan penelitian tentang sebab-sebab, akibat-
akibat, dan kemungkinan penyelesaian tentang isu-isu global saat ini. Para siswa
harus mengetahui bagaimana mereka memengaruhi dan dipengaruhi oleh masalah-
masalah dan isu-isu ini. Sehingga, mereka berhak mengetahui bagaimana mereka
dapat memberikan kontribusi dalam proses penyelesaiannya itu.
Ciri isu-isu dan masalah global.
1. Ruang lingkupnya bersifat transnasional. Asal-usul dan akibat dari masalahnya
melintasi lebih dari satu negara.

3
2. Isu-isu dan masalah-masalah hanya dapat diselesaikan melalui Tindakan
multilateral: penyelesaian dan perbaikaan tidak dapat dicapai hanya oleh
tindakan satu negara.
3. Konflik berasal dari ketidaksepakatan tentang hakikat dan sebab masalah dalam
membedakan nilai dan tujuan tentang hasil dan cara , dan dalam kesulitan
menemukan tindakan yang tepat yang diperlukan untuk menjamin hasil yang
diharapkan.
4. Masalah dan isu-isu mempunyai sifat terus menerus (persistence). Masalah dan
isu telah berkembang sebagai masalah dan isu yang berkelanjutan.
5. Isu dan masalah terkait dengan hal lain.
2. Keragaman Budaya
Keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana suatu
masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya.
Keanekaragaman budaya di antaranya mengambil wujud perbedaan ras dan etnik
yang dimiliki oleh sebuah masyarakat.
Keanekaragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia sekolah dasar, di
Indonesia sejak kelas 3, dimulai dengan memperkenalkan perbedaan-perbedaan
yang ada pada siswa di kelasnya. Misalnya, perbedaan jenis kelamin, latar
belakang pekerjaan orang tua. Pelajran IPS akan menarik jika para siswa didorong
mengenali berbagai perbedaan diantara mereka, tetapi tanpa melupakan kesamaan
dan kebersamaan sebagai anggota kelas tersebut. Dalam masyarakat yang memiliki
keanekaragaman budaya timbul berbagai masalah dan isu-isu diantaranya adalah
pembauran, prasangka dan ethnocentrism (melahirkan superioritas dan
inferioritas).
3. Pembelajaran IPS Dalam Era Globalisasi Dan Keragaman Budaya
Fungsi pengajaran IPS, antara lain membantu para siswa untuk
mengembangkan kemampuan pemahaman terhadap diri pribadinya, menolong
mereka untuk mampu mengetahui dan menghargai masyrakat global dengan
keanekaragaman budayanya, memperkenalkan prosessosialisasi, memberikan
pengertian tentang pentingnya mempertimbangkan masa lampau dan masa kini
dalam mengambil keputusan untuk masa datangdan berpartisipasi dalam aktivitas
di masyrakat. Pengajaran keanekaragaman dalam IPS harus mengandung tujuan,
yaitu:

4
a. Mampu mentransformasikan bahwa “sekolah” akan memberikan pengalaman
dan kesempatan yang sama kepada semua siswa baik putra maupun putri
sekalipun mereka memiliki perbedaan budaya, sosila, ras,dan kelompok etnik.
b. Membimbing para siswa untuk mengembangkan sikap-sikap positif dalam
mendekati masalah perbedaan budaya, ras, etnik, dan kelompok agama.
c. Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan dengan cara
memberikan ketrampilan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan
sikap-sikap sosial.
d. Membimbing para siswa mengembangkan kemampuan memahami saling
keterhubungan dan ketergantungan budaya dan mampu melihatnya dari
pandangan yang berbeda-beda.
Sementara pengajaran globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuansebagai
berikut:
a) Mampu menanamkan pengertin bahwa sekalipun mereka berbeda tetapi
sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan.
b) Membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman
bahwa bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan dan
lebih banyak memiliki kesamaan budaya daripada perbedaannya.
c) Membantu para siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah
yang dihadapi bersama.
d) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang
diterimanya.
B. Masalah-Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan Dalam
Pembelajaran IPS SD
Manusia dalam kehidupannya, baik secara individu maupun kelompok tidak bisa
dilepaskan dari lingkungan sekitar dimana ia hidup. Lingkungan sekitar memberikan
wahana bagi manusia untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya
sehingga tercapai tujuan yang diinginkan,seperti kenyamanan, kesejahteraan, dan
ketenangan dalam kehidupannya. Manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari lingkungan sekitar, maka corak hubungan keduanya lebih bersifat fungsional,
yaitu salingketergantungan antara satu dengan yang lainnya untuk memainkan fungsi
dan perannya masing-masing. Corak hubungan antara manusia dengan lingkungan
sekitarnya mengalami perubahan.

5
Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban manusia, maka ada
usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah, mengolah, dan menaklukkan
alam. Usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia itu pada gilirannya membawa
dampak pada perubahan tatanan lingkungan alam yang ada. Seringkali dampak yang
ditumbuhkan oleh lingkungan alam itu sedemikian rupas ehingga tidak
menguntungkan juga bagi kehidupan manusia. Bencana alam, seperti banjir, bahaya
kekeringan, kelaparan, tanah yang tandus, polusi udara, tanah, dan air, baik secara
langsung maupun tidak langsung bersumber dari ulah manusia juga.
C. Masalah-Masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum Dalam
Pembelajaran IPS SD
Sebagai makhluk sosial manusia akan saling berinteraksi satu sama lain. Di dalam
interaksi tersebut akan ada benturan-benturan kepentingan antara individu, apabila
dibiarkan akan menimbulkan suasana yang tidak aman dan tertib. Oleh karena itu,
perlu adanya aturan-aturan, baik tertulis maupun tidak yang bersifat mengikat dan
memaksa agar individu atau anggota masyarakat menaatinya. Kumpulan aturan-
aturan tersebut kemudian dikenal dengan istilah hukum.
Apabila di antara individu tersebut tidak mengindahkan kaidah-kaidah hukum
yang berlaku maka akan muncul masalah hukum. Masalah-masalah hukum adalah
suatu keadaan yang memperlihatkan ketidakselarasan antara kepentingan satu
individu/kelompok dengan individu/kelompok lain, yang ditandai adanya pelanggaran
terhadap tatanan hukum yang berlaku. Di sinilah pentingnya kesadaran hukum
dimiliki olehsetiap individu atau anggota masyarakat sehingga suasana tertib, aman
dan damai dapat terwujud.
Di dalam menanamkan dan mendistribusikan nilai-nilai yangdikandung dalam
aspek-aspek hukum diperlukan suatu sarana atau carayang efektif. Salah satunya ialah
melalui pengintegrasian aspek-aspekhukum dengan bidang IPS. Penggabungan kedua
aspek ini akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan warga
negara yang baik karena pada hakikatnya IPS bertujuan untuk membentuk warga
negara yang baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya di
dalam berinteraksi secara positif dan aktif dengan lingkungannya. Di dalam interaksi
dengan lingkungan itulah, aspek-aspek tentang hukum, ketertiban, dan kesadaran
hukum penting dimiliki oleh siswa sebagai angota masyarakat.
D. Masalah-Masalah Kesadaran, Hukum, dan Pendidikan Kesadaran Hukum
Warga Negara Dalam Pembelajaran IPS SD

6
1. Masalah-Masalah Kesadaran Hukum
Manusia sejak dilahirkan memerlukan proses interaksi dengan manusia lain.
Dalam melakukan interaksinya, manusia selalu menghadapi dua lingkungan, yaitu
lingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial atau masyarakat. Contoh
lingkungan fisik, yatu bagaimana manusia berinteraksi dengan pendayagunaan
laut, hutan, sungai dan lain-lain. Sedangkan contoh lingkungan sosial, yaitu
bagaimana manusia berinteraksi dengan sesama manusia dalam suatu masyarakat.
Ketika manusia melakukan interaksi dengan kedua lingkungan tersebut maka
dihadapkan pada aturan-aturan atau hukum-hukum yang tertulis maupun tidak
tertulis. Interaksi dalam suatu kelompok masyarakat, baik interaksi di antara
sesama anggota kelompok masyarakat tersebut maupun dengan alam sekitarnya
yang diikat oleh hukum yang berlaku dalam masyarakat tersebut akan terbentuk
suatu masyarakat hukum.
Dengan adanya hukum yang mengikat, bagi setiap anggota Masyarakat harus
memiliki kesadaran hukum. Keadaran hukum ini yang dimaksud adalah dia
mengetahui mana yang boleh dia lakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan
menurut dasar hukum yang telah digariskan. Selain itu, kesadaran dapat pula
menimbulkan pemahaman individu anatara hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
individu tersebut.
Hukum memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Penertiban (penataan) masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup.
b. Penyelesaian pertikaian.
c. Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan-aturan jika perlu
dengan kekerasan.
d. Pengubahan tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian pada
kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat.
e. Pengaturan tentang perubahan hukum harus mewujudkan fungsi-fungsi
tersebut di atas agar ia dapat memenuhui tuntutan keadilan, hasil guna dan
kepastian hukum.
Setiap hukum senantiasa ada sanksi. Biasanya bentuk hukum seperti ini adalah
hukum tertulis atau hukum positif. Contohnya, peraturan lalu lintas, peraturan di
sekolah, peraturan ketatanegaraan. Hukum tersebut sudah memiliki kebakuan yang
sangat mutlak. Selain itu, terdapat pula dalam kehidupan bermasyarakat terdapat
hukum yang tidak tertulis dan tidak ada sanksinya apabila ada yang melanggar.

7
Walaupun demikian, hukum wajib ditaati oleh masyarakat dan memiliki kekuatan
mengikat. Hukum dinamakan juga norma.
2. Keterkaitan Pendidikan IPS dengan Masalah-Masalah Kesadaran Hukum
dan Pendidikan Kesadaran Hukum Negara
Menurut E. Wesley, IPS bukan ilmu sosial, tetapi bidang perhatiannya sama,
yaitu hubungan timbal balik di kalangan manusia. IPS hanya terdapat pada
pengajaran program sekolah semata-mata. Ilmu-ilmu sosial dipolakan untuk
menggambarkan human knowledge melalui penelitian, penemuan, eksperimen, dan
sebagainya, dengan materi dan permasalahan yang kompleks. IPS dipolakan untuk
tujuan-tujuan instruksional dengan materi sesederhana mungkin, menarik, mudah
dimengerti, dan mudah dipelajari.
Untuk dapat melaksanakan program-program IPS dengan baik, sudah
sewajarnya apabila guru pengajar ilmu sosial mengetahui benar-benar akan tujuan
pengajaran, di samping pengorganisasian bahan pelajaran dan metode yang dipakai
dalam pelaksanaan proes belajar mengajar.
E. Pluralisme Budaya dan Keanekaragaman Etnis dalam Pendidikan IPS SD
Keragaman budaya menurut Koenjaraningrat (1980) mengandung dua arti kata
yaitu keragaman yang artinya ketidaksamaan, perbedaan dan budaya yang berarti
dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar.
Dengan demikian keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan
dimana satu masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan tindakan dan hasil
karya. Keanekaragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia sekolah dasar di
Indonesia sejak kelas tiga dimulai dengan memperkenalkan perbedaan- perbedaan
yang ada pada kelasnya, misalnya perbedaan jenis kelamin, latar belakang orang tua
kemampuan belajar dan sebagainya.
Pelajaran IPS akan sangat menarik jika para siswa didorong mengenali berbagai
perbedaan diantara mereka, tetapi tanpa melupakan kesamaan dan kebersamaan
sebagai anggota kelas tersebut. Dalam masyarakat memiliki keanekaragaman budaya
tibul berbagai masalah dan isu diantaranya adalah pembaharuan, prasangka dan
ethnocentrisme yang dapat melahirkan superioritas dan enpioritas dua hal yang
terakhir sebenarnya lebih bersifat bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembaharuan (asimilasi).
Proses pembaharuan itu sering mengalami hambatan disebabkan oleh:
1. Kurang pengetahuan terhadap kebudayaan yang dihadapi.

8
2. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas.
3. Memandang terlalu tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan memandang rendah
terhadap kebudayaan lain atau perasaan superioritas.
Sebagai akibat dari perkembangannya hambatan-hambatan tersebut dalam proses
pembaharuan maka sering timbul kecurigaan dan ketidak percayaan diantara individu-
individu pendukung kebudayaan tersebut. Akibat lainnya adalah sulit menanamkan
sikap toleransi yang didasari simpati. Sehingga di beberapa lingkungan masyarakat,
hubungan sosial kurang begitu harmonis, hal ini menunjukan adanya sikap
seteriotipe-seteriotipe kuat dikalangan masyarakat. Seteriotipe adalah karakteristik
yang dimiliki oleh individu berupa ciri khas prilaku dan emosi yang sama dalam suatu
kelompok primordial (kesamaan kedaerahan misalnya sama-sama orang jawa).
Stereotipe terbentuk berdasarkan suatu pendapat yang sudah ada, kemudian diperkuat
oleh pengamatan pribadi secara sepintas dan biasanya berkonotasi negatif. Contonya:
orang gemuk malas dan kurang memiliki disiplin pribadi semua ibu tiri kejam, orang
jepang dan Amerika cerdas-cerdas dan sebagainya.
Steriotipe bisa menumbuhkan fanatisme dan kecurigaan yang akhirnya akan
menutup diri masing-masing kelompok dan memperkuat steoriotif itu sendiri.
Ketertutupan itu tentu saja penghambat pembaruan dalam bernegara. Komunikasi
merupakan slah satu syarat terjadinya interaksi sosial yang harmonis. Pertukaran
pengetahuan dan pengertian dibalik steriotipe diharapkan dapat menumbuhkan rasa
saling menghormati dan menghargai antara dua belah pihak.
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia merasakan gelombang globalisasi
yang semakin lama semakin terasa menerpa segala segi kehidupan masyarakat, baik
dari dalam bidang ekonomi, teknologi, politik sosial dan tentu saja budaya.
Berkembangnya karakter global dan teknologi, masalah lingkungan, keuangan,
telekomunikasi, dan media menyebabkan lahirnya umpan balik budaya yang baru
yakni kebijakan suatu pemerintah, termasuk pemerintah Indonesia, menjadi perhatian
bagi Negara lain. Implikasinya adalah tidak ada Negara menutupi fakta dari Negara
lain. Indonesia tampaknya tidak hanya strategis dari segi giografis dan ekonomi tetapi
juga sumber daya manusia dan telekomunikasi. Indonesia lebih dulu menyadari
pentingnya telekomunikasi dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa. Luas
Indonesia yang demikian mampu dieratkan dan jaraknya di perpendek dengan
teknologi komunikasi satelit. Bahkan dalam dekade 70-an Indonesia adalah satu-
satunya Negara di asia tenggara yang mempercayakan sistem komunikasinya dengan

9
menggunakan satelit Phalapa, bahkan berlangsung hingga dekade tahun 80-an dan
Indonesia tidak menggunakan jasa satelit Negara lain tetapi milik sendiri.
Trend globalisasi terakhir yang melanda Indonesia adalah pengggunaan jaringan
internet dalam telekomunikasi. Individu yang menjadi anggota atau mempunyai akses
dalam jaringan tersebut tidak lagi mengenal batas Negara, budaya, bahkan tidak
mengenal batas kepentingan. Orang Indonesia bisa mengetahui apapun tentang
Negara dan bangsa lain, sebaiknya bangsa lain pun bisa memperoleh informasi yang
berkaitan dengan Indonesia.
Dengan melihat keuntungan dan kerugian yang diakibatkan oleh gencarnya
globalisasi, rasanya kita sepakat bahwa kita harus mewaspadai perkembangan lebih
lanjut demi kelangsungan generasi muda kita di masa mendatang. Kita tidak akan
menolak arus globalisasi. Dengan lebih memahaminya agar dapat diperkenalkan
kepada siswa kita, berbagai kemungkinan yang akan ditemukan dalam fungsinya
kelak sebagai warga Negara yang baik sekaligus menjadi warga dunia yang efektif.
Pembentukan sebagai warga negara yang baik bisa dilakukan melalui antara lain:
pendidikan formal, pendidikan yang bagaimana mampu menghasilkan siswa
menghormati dan menghargai keragaman budaya. Bahkan perbedaan budaya harus di
anggap sebagai suatu modal untuk memperkaya budaya itu sendiri.
Fungsi pelajaran IPS menurut Skell (1995) antara lain membantu para siswa untuk
mengembangkan kemauan pemahaman terhadap diri pribadinya, menolong mereka
untuk mampu mengetahui dan menghargai masyarakat global keanekaragaman
budayanya, memperkenalkan proses sosialisasi, memberika pengertian tentang
pentingnya mempertimbangkan masa lampau atau masa kini dalam mengambil
keputusan untuk masa datang, mengembangkan keterampilan menganalisis dan
memecahkan masalah dalam membimbing pertumbuhan dan mengembangkan
partisipasi dalam aktifitas di masyarakat. (dalam Jschak, 1997:4.11) Pengajaran
keanekaragaman budaya dalam IPS haruslah mengandung tujuan, antara lain sebagai
berikut:
1. Mampu mentransformasikan bahwa sekolah akan memberikan pengalaman dan
kesempatan yang sama kepada semua siswa baik putra maupun putri sekalipun
mereka memiliki perbedaan budaya, sosial, ras, dan kelompok etnik.
2. Membimbing para siswa untuk mengembangkan sikap-sikap positif dalam
mendekati masalah perbedaan budaya, ras, etnik dan kelompok agama.

10
3. Mendorong siswa untuk tidak menjadi kelompok yang dirugikan dengan cara
memberikan keterampilan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan
sikap-sikap sosial.
4. Membimbing para siswa mengembangkan kemampuan memahami saling
keterhubungan dan ketergantungan budaya dan mampu melihatnya dari
pandangan yang berbeda-beda.
Pendidikan keanekaragaman budaya merupakan sebuah pendekatan dalam proses
belajar dan pengajaran yang didasarkan pada nilai-nilai yang demokratis demi
terpeliharanya pluralisme budaya yang dimiliki oleh masyarakat-masyarakat dan
menjaga kelangsungan adanya saling ketergantungan yang ada di dunia ini.
Meningkatkan perkembangan intelektual, sosial dan kepribadian para murid sehingga
mereka mampu mencapai potensinya yang terbaik. Dalam hal ini guru memegang
peranan penting, karena guru dapat membuat suatu perubahan dalam kehidupan para
muridnya, dan perubahan ini bisa positif maupun negative. (Umi Oktyari
Retnaningsih: 1998: 231).
Sementara John U. Michealis (1980) menjabarkan tujuan pendidikan
keanekaragaman budaya dan etnis adalah sebagai berikut:
1. Murid mempunyai kesadaran diri sebagai penghuni pelanet bumi, warga Negara
dari masyarakat yang beraneka ragam budaya. Hidup dalam dunia yang makin
kompleks interaksinya, mampu belajar berpikir, peduli, memilih dan bertindak
sehingga bisa menikmati kehidupan di dunia ini sekaligus mampu menghadapi
tantangan- tantangan yang datang padanya.
2. Murid mampu menghargai hasil karya orang lain dan menerima pendapat atau
keyakinan orang yang berbeda dengan dirinya. Bila orang mempunyai sifat yang
demikian maka sifat-sifat etnosentrisme akan makin menghilang.
3. Murid mampu memahami kebutuhan, perasaan, dan kementingan orang lain.
4. Mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam
kelompok etnis yang berbeda, untuk berkomunikasi dengan kelompok minoritas
dan mayoritas, untuk memecahkan masaahh komplik dan mengambil tindakan
untuk meningkatkan kondiri yang baru.
5. Mengembangkan sikap, nilai, tingkah laku yang sportif terhadap berbagai
kebudayaan atau berbedaan etnis, keinginan untuk memerani rasialisme, dan
prasangka, setiap siswa dapat menghormati perbedaan antar individu, sadar
terhadap keberhasilan politik atau menghargai berbagai faktor dalam

11
meningkatkan kebudayaan. Dari tujuan- tujuan yang terumuskan diatas, jelas
bahwa melalui pengajaran IPS diharapkan akan lahir generasi muda yang penuh
pengertian akan keragaman budaya dan ikut bertanggung jawab dan peduli
terhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan
kematangan siswa.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Isu dan masalah sosial budaya dalam pengajaran IPS meliputi (1) masalah tren
globalisasi dan keragaman budaya, (2) masalah-masalah lingkungan dan pendidikan
lingkungan, (3) masalah-masalah hukum, ketertiban dankesadaran hukum, (4) masalah-
masalah hukum dan pendidikan kesadaran hukum warga negara.
Pembelajaran IPS bagaimana pun merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang
manusia dan pola-pola interaksi dengan lingkungan di luar dirinya. Pemahaman dan
penghargaan terhadap manusia yang lain, mengapresiasi, dan mewarisi khasanah
peninggalan peradaban manusia, dan yang lebih penting dalam hubungannya dengan
masalah ekologi melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam secara rasional dan
wajar, merupakan pilar-pilar dari tujuan pembelajaran Pendidikan IPS.
Hakikatnya IPS bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, melalui
pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya didalam berinteraksi secara
positif dan aktif dengan lingkungannya. Di dalam interaksi dengan lingkungan itulah,
aspek-aspek tentang hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum penting dimiliki oleh
siswa sebagai anggota masyarakat.
B. Saran
Dalam isu dan masalah sosial budaya dalam pengajaran IPS, guru harus dapat
memahami arti globalisasi secara baik agar dapat diperkenalkan oleh siswa agar meraka
dapat menjadi warga negara yang efektif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
pendidikan formal. Dari tujuan-tujuan yang dijelaskan dalam pembahasan makalah
tersebut, melalui pengajaran IPS diharapkan lahir generasi muda yang penuh pengertian
akan keragaman budaya dan ikut bertanggung jawab dan peduli terhadap masalah dan
isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan kematangan.
Dalam memecahkan masalah mengenai lingkungan, seharusnya pendidikan IPS
diberikan di tingkat sekolah dengan materi yang tak terpisahkan dengan masalah-
masalah ekologi. pendidikan Ekologi memiliki tujuan tidak hanya pada tataran
konseptualisasi, yaitu untuk pengembangan disiplin ilmu itu sendiri, tetapi juga
memiliki fungsi aktualisasi, yaitu pengalaman ilmu itudalam konteks praktis sehingga
dapat bermanfaat secara langsung untuk kepentingan keselamatan, kesejahteraan, dan

13
keharmonisan manusia di satusisi dalam hubungannya dengan lingkungan alam sekitar
di sisi lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aengtabar, S. D. N., & Madura, T. B. (2015). Implementasi model pembelajaran

berbasis masalah lokal dalam mengembangkan kompetensi ekologis pada


pembelajaran IPS. Education Journal, 2(1), 12-21.

Lianto, made. 2015. Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam pembelajaran
IPS SD. http://semutpendidikan.blogspot.co.id/2015/04/trend-
globalisasi-dan-keragaman-budaya.html. Diakses pada Senin 16
April 2018 pukul 15.25

15

Anda mungkin juga menyukai