Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

NILAI-NILAI SOSIAL DAN SIKAP DALAM PEMBELAJARAN ILMU


PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta IPS

Dosen Pengampu :

Ana Nurhasanah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Muhamad Afrizal 2227200012


2. Sepianah 2227200015
3. Atiya Farhah 2227200022
4. Nisa Nurbayan 2227200035
5. Shifa Shofia Rangkuti 2227200036
6. Susan Nurwidianing 2227200109

KELAS 6A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunianya solawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW.

Yang telah memberi kita jalan yang lurus yaitu Ad Dinul Islam. Dalam Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan, kami mendapatkan tugas Makalah dari Dosen Pengampu Mata
Kuliah Manajemen Pendidikan Yaitu Ana Nurhasanah, S.Pd., M.Pd. yang berjudul Nilai-
Nilai Sosial Dan Sikap Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Ips) dan
Alhamdulillah penelitian ini dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang ditemukan selama
pengerjaannya, walaupun begitu kiranya masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
laporan ini baik dalam hal isi, sistematika maupun teknik penulisannya. Sehingga peran serta
semua pihak dalam hal kritik dan saran membangun sangatlah kami butuhkan untuk bisa
membuat makalah yang lebih baik di waktu mendatang. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca dan dapat membantu semua pihak
dalam menambah pengetahuan dan wawasannya.

Serang, 20 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.....................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................4

A. Latar Belakang...................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5

C. Tujuan................................................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

A. Trend Globalisasi dan keragaman budaya........................................................................6

1. Globalisasi......................................................................................................................6

2. Keragaman Budaya.........................................................................................................7

B. Pembelajaran IPS Dalam Era Globalisasi Dan Keragaman Budaya.................................8

C. Masalah-Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan DalamPembelajaran IPS


SD…………………………………………………………………………………………...9

D. Masalah-Masalah Kesadaran, Hukum, dan Pendidikan Kesadaran HukumWarga Negara


Dalam Pembelajaran IPS SD..................................................................................................9

1. Masalah-Masalah Kesadaran Hukum.............................................................................9

2. Keterkaitan Pendidikan IPS dengan Masalah-MasalahKesadaran Hukum


dan Pendidikan Kesadaran Hukum Negara......................................................................11

E. Pluralisme Budaya dan Keanekaragaman Etnis dalam Pendidikan IPS SD....................11

BAB III....................................................................................................................................14

PENUTUP...............................................................................................................................14

A. Kesimpulan.....................................................................................................................14

B. Saran...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang meliputi pertumbuhan,


perkembangan, dan kemajuan kehidupan termasuk segala aspek dengan
permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan kehabisanmateri
untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan hanya apa yang terjadi
hari ini, melainkan juga telah terjadi pada masa lampau, dan lebih jauh pada masa
yang akan datang. Ditinjau dari lingkup wilayahnya, meliputi apa yang terjadi
setempat secara local, nasional, regional sampai ke tingkat global. Hal tersebut jadi
perhatian dan lahan garapan pengajaran IPS.
Oleh karena itu, kita selaku Mahasiswa harus memperhitungkan
danmengatisipasinya. Janganlah anda puas dengan materi yang telah ada.
Katakanlah jenis pakaian, “celana jeans” yang semula merupakan pakaian pengemba
lasapi(cowboy), para mekanik bengkel, dewasa ini telah menjadi mode dimana-
manatermasuk di Indonesia, kenyataan yang demikian itu merupakan hal yang
harusdiperhatikan pada pembelajaran IPS yaitu Globalisasi, selain itu pula kita
sebagai Generasi penerus harus bisa mempertahankan serta menjaga kelestarian
anekaragam jenis kebudayaan yang telah ada di Indonesia dengan cara
mencintai produk dalam negeri dan tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh
luar, serta mengenalkan dan mengajarkan kepada Anak-anak bahwa pentingnya
menjaga kebudayaan Indonesia.
Dengan demikian kita akan membahas mengenai isu-isu dan masalah
sosial budaya dalam pembelajaran IPS khususnya tentang Trend Globalisasi,
masalah-masalah sosial yang timbul dari keragaman budaya terhadap pembelajaran
IPS, jugaakan dibahas hal-hal yang berkenaan dengan masalah-masalah lingkungan,
hukum keterkaitan, kesadaran hukum dan pendidikan kesadaran hukum warga negara.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam pembelajaran IPS SD


?
2. Apa sajakah masalah-masalah lingkungan dan pendidikan lingkungan dalam
pembelajaran IPS di SD?
3. Apa sajakah masalah-masalah hukum ketertiban dan kesadaran hukum dalam
pembelajaran IPS SD?
4. Apa sajakah masalah-masalah kesadaran, hukum, dan pendidikan kesadaran
hukum warga Negara dalam pembelajaran IPS SD?
5. Bagaimanakah pluralisme budaya dan keanekaragaman etnis dalam pendidikan ?

Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam


pembelajaran IPS SD ?
2. Untuk mengetahui Apa sajakah masalah-masalah lingkungan dan pendidikan
lingkungan dalam pembelajaran IPS di SD?
3. Untuk mengetahui Apa sajakah masalah-masalah hukum ketertiban dan
kesadaran hukum dalam pembelajaran IPS SD?
4. Untuk mengetahui Apa sajakah masalah-masalah kesadaran, hukum, dan
pendidikan kesadaran hukum warga Negara dalam pembelajaran IPS SD?
5. Untuk mengetahui Bagaimanakah pluralisme budaya dan keanekaragaman etnis
dalam pendidikan ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Trend Globalisasi dan keragaman budaya


1. Globalisasi

Globalisasi inti katanya adalah global, yang artinya bumi atau


dunia.Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-
masalah yang ada menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh
dunia. Pengertian lain berasal dari kata global yang bermakna keseluruhan.
Pendidikan global adalah salah satu sarana agar siswa mengerti bahwa mereka
adalah bagian dari masyarakat dunia,sekalipun demikian
tidak berarti harus mengingkari dirinya sebagai warga dari sebuah bangsa.
Demikian pula sebaliknya, sebagai warga negara yang baik seharusnya bisa
menjadi warga dunia yang baik. Contoh-contoh masalah dan isu yang sifatnya
global sebagai berikut:
1. Krisis energy, baik persediaan kandungan minyak bumi yang
tersisa,masalah harga maupun penelitian tentang sumber sumber
energy pengganti.
2. Jurang antara Negara kaya dan miskin.
3. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta
terjangkitnya penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kelaparan
dan kemiskinan.
4. Populasi yang meliputi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan,
pencemaran akibat industrialisasi, pencemaran udara sampai lapisan ozon
yang semakin menipis.
5. Perang nuklir
6. Perdagangan internasional
7. Komunikasi
8. Perdagangan obat terlarang Pendidikan harus dikaitkan denga penelitian
tentang sebab-sebab,akibat-akibat, dan kemungkinan penyelesaia tentang
isu-isu global saat ini.

Pendidikan harus dikaitkan denga penelitian tentang sebab-sebab, akibat-


akibat, dan kemungkinan penyelesaia tentang isu-isu global saat ini. Para siswa
harus mengetahui bagaimana mereka memengaruhi dan dipengaruhi oleh
masalah-masalah dan isu-isu ini. Sehingga
mereka berhak mengetahui bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi
dalam proses penyelesaiannya itu.

Ciri isu-isu dan masalah global :

1. Ruang lingkupnya bersifat transnasional. Asal-usul dan akibat dari


masalahnya melintasi lebih dari satu negara.
2. Isu-isu dan masalah-masalah hanya dapat diselesaikan melalui tindakan
multilateral: penyelesaian dan perbaikaan tidak dapat dicapai hanya oleh
tindakan satu negara.
3. Konflik berasal dari ketidaksepakatan tentang hakikat dan sebab masalah
dalam membedakan nilai dan tujuan tentang jasil dan cara , dan dalam
kesulitan menemukan tindakan yang tepat yang diperlukan untuk
menjamin hasil yang diharapkan.
4. Masalah dan isu-isu mempunyai sifat terus menerus (persistence). Masalah
dan isu telah berkembang sebagai masalah dan isu yang berkelanjutan.
5. Isu dan masalah terkait dengan hal lain.

2. Keragaman Budaya

keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana


suatu masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan, dan
hasil karya. Keanekaragaman budaya di antaranya mengambil
wujud perbedaan ras dan etnik yang dimiliki oleh sebuah
masyarakat.keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan
dimana suatu masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan,
tindakan, dan hasil karya. Keanekaragaman budaya di antaranya mengambil
wujud perbedaan ras dan etnik yang dimiliki oleh sebuah masyarakat
keanekaragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia sekolah dasar, di
Indonesia sejak kelas 3 dimulai dengan memperkenalkan perbedaan-
perbedaan yang ada pada siswa dikelasnya. Misalnya perbedaan jenis kelamin,
latar belakang pekerjaan orang tua. Pelajaran IPS akan menarik jika para siswa
didorong mengenali berbagai perbedaan diantara mereka, tetapi tanpa
melupakan kesamaan dan kebersamaan sebagai anggota kelas tersebut. Dalam
masyarakat yang memiliki keanekaragaman budaya timbul berbagai masalah
dan isu-isu diantaranya adalah pembaruan, prasangka dan ethnocentrisme
(melahirkan superioritas dan inferioritas).

B. Pembelajaran IPS Dalam Era Globalisasi Dan Keragaman Budaya

Fungsi pengajaran IPS, antara lain membantu para siswa


untukmengembangkan kemampuan pemahaman terhadap diri
pribadinya,menolong mereka untuk mampu mengetahui dan menghargai
masyrakatglobal dengan keanekaragaman budayanya, memperkenalkan
prosessosialisasi, memberikan pengertian tentang pentingnya
mempertimbangkanmasa lampau dan masa kini dalam mengambil keputusan
untuk masadatangdan berpartiipasi dalam aktivitas di masyrakat.

Pengajaran keanekaragaman dalam IPS harus mengandung tujuan, yaitu:

1. Mampu mentransformasikan bahwa “sekolah” akan memberikan


pengalaman dan kesempatan yang sama kepada semua siswa baik putra
maupun putri sekalipun mereka memiliki perbedaan budaya, sosila, ras,dan
kelompok etnik.
2. Membimbing para siswa utnuk mengembangkan sikap-sikap positif dalam
mendekati masalah perbedaan budaya, ras, etnik, dan kelompok agama.
3. Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan dengan cara
memberikan ketrampilan dalam mengambil keputusan dan
mengembangkan sikap-sikap sosial.
4. Membimbing para siswa mengembangkan kemampuan memahami saling
keterhubungan dan ketergantungan budaya dan mampu melihatnya dari
pandangan yang berbeda-beda.

Sementara pengajaran globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuansebagai


berikut:

1. Mampu menanamkan pengertin bahwa sekalipun mereka berbeda tetapi sebagai


manusia memiliki kesamaan-kesamaan.
2. Membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman bahwa
bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan dan lebih banyak
memiliki kesamaan budaya dari pada perbedaannya.
3. Membantu para siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang
dihadapi bersama.
4. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap masalah-
masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang diterimanya.

C. Masalah-Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan DalamPembelajaran


IPS SD

Manusia dalam kehidupannya, baik secara individu maupun kelompok tidak bisa
dilepaskan dari lingkungan sekitar dimana ia hidup. Lingkungan sekitar memberikan
wahana bagi manusia untuk mengembangkan danmengaktualisasikan dirinya
sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, seperti kenyamanan, kesejahteraan, dan
ketenangan dalam kehidupannya.Manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari lingkungan sekitar,maka corak hubungan keduanya lebih bersifat fungsional,
yaitu saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya untuk memainkan fungsi
dan perannya masing-masing. Corak hubungan antara manusia dengan lingkungan
sekitarnya mengalami perubahan. Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan
peradaban manusia, maka ada usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah,
mengolah, dan menaklukkan alam.Usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia itu pada
gilirannya membawa dampak pada perubahan tatanan lingkungan alam yang ada.
Seringkali dampak yang ditumbuhkan oleh lingkungan alam itu sedemikian rupa
sehingga tidak menguntungkan juga bagi kehidupan manusia. Bencana alam, seperti
banjir, bahaya kekeringan, kelaparan, tanah yang
tandus, polusi udara, tanah, dan air, baik secara langsung maupun tidak
langsung bersumber dari ulah manusia juga.

D. Masalah-Masalah Kesadaran, Hukum, dan Pendidikan Kesadaran HukumWarga


Negara Dalam Pembelajaran IPS SD

1. Masalah-Masalah Kesadaran Hukum

Manusia sejak dilahirkan memerlukan proses interaksi dengan manusia lain.


Dalam melakukan interaksinya, manusia selalu menghadapi dua lingkungan,
yaitulingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial atau masyarakat. Contoh
lingkungan fisik, yatu bagaimana manusia berinteraksi dengan pendayagunaan
laut,hutan, sungai dan lain-lain, sedangkan contoh lingkungan sosial, yaitu
bagaimana manusia berinteraksi dengan sesama manusia dalam suatu masyarakat.
Ketika manusia melakukan interaksi dengan kedua lingkungan tersebut maka
dihadapkan pada aturan-aturan atau hukum-hukum yan tertulis maupun tidak
tertulis. Interaksi dalam suatu kelompok masyarakat, baik interaksi di antara
sesama anggota kelompok masyarakat tersebut maupun dengan alam sekitarnya
yang diikat oleh hukum yang berlaku dalam masyarakat tersebut akan terbentuk
suatu masyarakat hukum.
Dengan adanya hukum yang mengikat, bagi setiap anggota masyarakatharus
memiliki kesadaran hukum. Keadaran hukum ini yang dimaksud adalah dia
mengetahui mana yang boleh dia lakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan
menurut dasar hukum yang telah digariskan. Selain itu, kesadaran dapat pula
menimbulkan pemahaman individu anatara hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
individu tersebut.

Hukum memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.

1. Penertiban (penataan) masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup


2. Penyelesaian pertikaian.
3. Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan-aturan jika
perludengan kekerasan.
4. Pengubahan tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian pada
kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat
5. Pengaturan tentang perubahan hukum harus mewujudkan fungsi-fungsi
tersebut di atas agar ia dapat memenuhui tuntutan keadilan, hasil guna dan
kepastian hukum.

Setiap hukum senantiasa ada sanksi. Biasanya bentuk hukum seperti ini adalah
hukum tertulis atau hukum positif. Contohnya, peraturan lalu lintas, peraturan di
sekolah, peraturan ketatanegaraan. Hukum tersebut sudah memiliki kebakuan
yang sangat mutlak.

Selain itu, terdapat pula dalam kehidupan bermasyarakat terdapat hukum yang
tidak tertulis dan tidak ada sanksinya apabila ada yang melanggar. Walaupun
demikian, hukum wajib ditaati oleh masyarakat danmemiliki kekuatan mengikat.
Hukum dinamakan juga norma.
2. Keterkaitan Pendidikan IPS dengan Masalah-MasalahKesadaran Hukum
dan Pendidikan Kesadaran Hukum Negara

Menurut E. Wesley, IPS bukan ilmu sosial, tetapi bidang perhatiannya


sama, yaitu hubungan timbal balik di kalangan manusia. IPS hanya terdapat pada
pengajaran program sekolah semata-mata. Ilmu-ilmu sosial dipolakan untuk
menggambarkan human knowledge
melalui penelitian, penemuan, eksperimen, dan sebagainya, dengan materi dan
permasalahan yang kompleks. IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan instruksioanl
dengan materi sesederhana mungkin, menarik, mudah dimengerti, dan mudah
dipelajari.
Untuk dapat melaksanakan program-program IPS dengan baik,sudah
sewajarnya apabila guru pengajar ilmu sosial mengetahui benar-benar akan tujuan
pengajaran, di samping pengorganisasian bahan pelajaran dan metode yang
dipakai dalam pelaksanaan proes belajar mengajar.

E. Pluralisme Budaya dan Keanekaragaman Etnis dalam Pendidikan IPS SD

Keragaman budaya menurut Koenjaraningrat (1980) mengandung dua arti


katayaitu keragaman yang artinya ketidaksamaan, perbedaan dan budaya yang berarti
dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik manusiadengan belajar.
Dengan demikian keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan
dimana satu masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan tindakan dan hasil
karya.Keanekaragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia sekolah dasar
diIndonesia sejak kelas tiga dimulai dengan memperkenalkan perbedaan
perbedaan yang ada pada kelasnya, misalnya perbedaan jenis kelamin, latar belakang
orang tua kemampuan belajar dan sebagainya. Pelajaran IPS akan sangat menarik jika
para siswa didorong mengenali berbagai perbedaan diantara mereka, tetapi tanpa
melupakan kesamaan dan kebersamaan sebagai anggota kelas tersebut. Dalam
masyarakat memiliki keanekaragaman budaya tibul berbagai masalah dan isu
diantaranya adalah pembaharuan, prasangka dan ethnocentrisme yang dapat
melahirkan superioritas dan enpioritas dua hal yang terakhir sebenarnya lebih bersifat
bagian yang tak terpisahkan dari proses pembaharuan (asimilasi). Proses
pembaharuan itu sering mengalami hambatan disebabkan oleh:
1. Kurang pengetahuan terhadap kebudayaan yang dihadapi
2. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas
3. Memandang terlalu tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan memandangrendah
terhadap kebudayaan lain atau perasaan superioritas.

Sebagai akibat dari perkembangannya hambatan-hambatan tersebut dalam proses


pembaharuan maka sering timbul kecurigaan dan ketidak percayaandiantara individu-
individu pendukung kebudayaan tersebut. Akibat lainnya adalah sulit menanamkan
sikap toleransi yang didasari simpati. Sehingga di beberapa lingkungan masyarakat,
hubungan sosial kurang begitu harmonis, halini menunjukan adanya sikap seteriotipe-
seteriotipe kuat dikalangan masyarakat.Seteriotipe adalah karakteristik yang dimiliki
oleh individu berupa ciri khas prilaku dan emosi yang sama dalam suatu kelompok
primordial (kesamaan kedaerahan misalnya sama-sama orang jawa). Stereotipe
terbentuk berdasarkan suatu pendapat yang sudah ada, kemudian diperkuat oleh
pengamatan pribadisecara sepintas dan biasanya berkonotasi negatif. Contonya: orang
gemuk malasdan kurang memiliki disiplin pribadi semua ibu tiri kejam, orang jepang
dan Amerika cerdas-cerdas dan sebagainya.Steriotipe bisa menumbuhkan fanatisme
dan kecurigaan yang akhirnyaakan menutup diri masing-masing kelompok dan
memperkuat steoriotif itusendiri. Ketertutupan itu tentu saja penghambat pembaruan
dalam bernegara.

Komunikasi merupakan slah satu syarat terjadinya interaksi sosial yang harmonis.
Pertukaran pengetahuan dan pengertian dibalik steriotipe diharapkan dapat
menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antara dua belah pihak.
Indonesia sebagai bagaian dari masyarakat dunia merasakan gelombang globalisasi
yang semakin lama semakin terasa menerpa segala segi kehidupan masyarakat, baik
dari dalam bidang ekonomi, teknologi, politik sosial dan tentu saja budaya.
Berkembangnya karakter global dan teknologi, masalah lingkungan, keuangan,
telekomunikasi, dan menia menyebabkan lahirnya umpan balik budaya yang baru
yakni kebijakan suatu pemerintas, termasuk pemerintah Indonesia, menjadi perhatian
bagi Negara lain. Implikasinya adalah tidak ada Negara menutupi fakta dari Negara
lain. Indonesia tampaknya tidakhanya strategi dari segi giografis dan ekonomi tetapi
juga sumber daya manusia dan telekumunikasi. Indonesia lebih dulu menyadari
pentingnya telekomunikasi dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa. Luas
Indonesia yang demikian mampu dieratkan dan jaraknya di perpendek dengan
teknologi komunikasi satelit. Bahkan dalam decade 70-an Indonesia adalah saatu-
satunya Negara di asia tenggara yang mempercayakan system komunikasinya dengan
menggunakan satelit Phalapa, bahkan berlangsung hingga decade tahun 80-andan
Indonesia tidak menggunakan jasa satelit Negara lain tetapi milik sendiri.Trend
globalisasi terakhir yang melanda Indonesia adalah pengggunaan jaringa internet
dalam telekomunikasi. Individu yang menjadi anggota atau mempunyai akses dalam
jaringan tersebut tidak lagi mengenal batas Negara, budaya, bahkan tidak mengenal
batas kepentingan. Orang Indonesia bisa mengetahui papun tentang Negara dan bangs
lain, sebaiknya bangsa lain pun bisa memperoleh informasi yang berkaitan dengan
Indonesia.Dengan melihat keuntungan dan kerugian yang diakibatkan oleh
gencarnyaglobalisasi, rasanya kita sepakat bahwa kita harus mewaspadai
perkembangan lebih lanjut demi kelangsungan generasi muda kita di masa
mendatang.

Kita tidak akan menolak arus globalisasi. Dengan lebih memahaminya agar dapat
diperkenalkan kepada siswa kita, berbagai kemungkinan yang akan ditemukandalam
fungsinya kelak sebagai warga Negara yang baik sekaligus menjadi warga dunia yang
efektif.Pembentukan sebagai warga ngara yang baik bisa dilakukan melaluiantara lain
: pendidikan formal, pendidikan yang bagaimana mampu menghasilkan siswa
menghormati dan menghargai keragaman budaya. Bahkan perbedaan budaya harus di
anggap sebagai suatu modal untuk memperkaya budaya itu sendiri.

Fungsi pelajaran IPS menurut Skell (1995) antara lain membantu para siswa untuk
mengembangkan kemauan pemahaman terhadap diri pribadinya, menolong mereka
untuk mampu mengetahui dan menghargai masyarakat global keanekaragaman
budayanya, memperkenalkan proses sosialisasi, memberikan pengertian tentang
pentingnya mempertimbangkan masa lampau atau masa kinidalam mengambil
keputusan untuk masa datang, mengembangkan keterampilan menganalisis dan
memecahkan masalah dalam membimbing pertumbuhan dan mengembangkan
partisipasi dalam aktifitas di masyarakat. (dalam Jschak, 1997:4.11).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Isu dan masalah sosial budaya dalam pengajaran IPS meliputi

1. Masalah tren globalisasi dan keragaman budaya,


2. Masalah-masalah lingkungandan pendidikan lingkungan,
3. Masalah-masalah hukum, ketertiban dan kesadaran hukum,
4. Masalah-masalah hukum dan pendidikan kesadaran hukum warga negara.
Pembelajaran IPS bagaimana pun merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang
manusia dan pola-pola interaksi dengan lingkungan di luar dirinya. Pemahaman
dan penghargaan terhadap manusia yang lain, mengapresiasi,dan mewarisi
khasanah peninggalan peradaban manusia, dan yang lebih
penting dalam hubungannya dengan masalah ekologi melestarikan dan
memanfaatkan sumber daya alam secara rasional dan wajar, merupakan pilar-pilar
dari tujuan pembelajaran Pendidikan IPS. Hakikatnya IPS bertujuan untuk
membentuk warga negara
yang baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya didala
m berinteraksi secara positif dan aktif dengan lingkungannya. Di dalam interaksi
dengan lingkungan itulah, aspek-aspek tentang hukum, ketertiban,dan kesadaran
hukum penting dimiliki oleh siswa sebagai angotamasyarakat.
B. Saran

Dalam isu dan masalah sosial budaya dalam pengajaran IPS, guru harus dapat
memahami arti globalisasi secara baik agar dapat diperkenalkan oleh siswa agar
meraka dapat menjadi warga negara yang efektif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
pendidikan formal.Dari tujuan-tujuan yang dijelaskan dalam pembahasan makalah
tersebut, melalui pengajaran IPS diharapkan lahir generasi muda yang
penuh pengertian akan keragaman budaya dan ikut bertanggung jawab dan
peduliterhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan
kematangan. Dalam memecahkan masalah mengenai lingkungan, seharusnya
pendidikan IPS diberikan di tingkat sekolah dengan materi yang tak terpisahkan
dengan masalah-masalah ekologi. pendidikan Ekologi memiliki tujuan tidak
hanya pada tataran konseptualisasi, yaitu untuk pengembangan disiplin ilmu itu
sendiri, tetapi juga memiliki fungsi aktualisasi, yaitu pengalaman ilmu itu dalam
konteks praktis sehingga dapat bermanfaat secara langsung untukkepentingan
keselamatan, kesejahteraan, dan keharmonisan manusia di satusisi dalam
hubungannya dengan lingkungan alam sekitar di sisi lain.
DAFTAR PUSTAKA

Lianto,made.2015.Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam pembelajaranIPS SD.

http://semutpendidikan.blogspot.co.id/2015/04/trend-globalisasi-dan-keragaman-budaya.html

.diaksespada Senin, 20 Februari 2023 pukul15.25

Anda mungkin juga menyukai