Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

LANDASAN PENDIDIKAN Gilang Mas Ramadhan, M.Pd

ASUMSI SOSIOLOGIS DAN ANTROPOLGIS PENDIDIKAN

OLEH:

RISMAYA SUCI 60403100322053

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN


BINAMUTIARA SUKABUMI

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
taufiq, hidayah, serta inayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini bisa terwujud atas
bantuan dan jasa dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materil. Untuk
itu penulis tidak lupa mengucap terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata
Kuliah Ilmu Pendidikan, Bapak Gilang Mas Ramadhan, M.Pd. yang telah
memberikan masukan terhadap pembuatan makalah ini.

Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya. Dan kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dari makalah
ini, maka dari itu kami mengharapkan banyak kritik serta saran agar kami dapat
memperbaikinya dimasa yang akan datang.

Sukabumi, 27 November 2022

Rismaya Suci
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I...............................................................................................................................

PENDAHULUAN..............................................................................................................

A. Latar Belakang........................................................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................................................

C. Tujuan.....................................................................................................................

BAB II..............................................................................................................................

PEMBAHASAN................................................................................................................

A. Pengertian Individu, Masyarakat dan Kebudayaan...............................................

B. Pengertian Pendidikan Formal, Informal dan Nonformal......................................

C. Landasan Sosiologis Pendidikan.............................................................................

D. Landasan Antropologi Pendidikan.........................................................................

BAB III...........................................................................................................................

PENUTUP......................................................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak
terputus dari generasi ke generasi di manapun di dunia ini. Upaya
memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan
pandanga hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap masyarakat tertentu.
Oleh karena itu, meskipun pendidikan itu universal namun terjadi perbedaan-
perbedaan tertentu sesuai dengan pandangan hidup dan latar sosiokultural
tersebut. Dengan kata lain, pendidikan diselenggarakan berlandaskan filsafat
hidup serta berlandaskan sosiokultural setiap masyarakat, termasuk di
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yag dimaksud individu, masyarakat dan kebudayaan ?
2. Apa itu pendidikan formal, informal dan non formal ?
3. Apa yang dimaksud dengan landasan sosiologis dan antropologis
pendidikan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu individu, masyarakat dan kebudayaan
2. Untuk mengetahui apa itu pendidikan formal, informal, dan non formal
3. Untuk mengetahui apa itu landasan sosiologis dan antropologis pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Individu, Masyarakat dan Kebudayaan


Individu adalah manusia perseorangan yang memiliki karakteristik
sebagai kesatua yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan yang
lainnya sehingga bersifat unik, serta bebas mengambil keputusan atau tindakan
atas pilihan da tanggung jawabnya sendiri (otonom).1 Masyarakat
didefinisikan oleh Ralph Linton sebagai “setiap kelompok manusia yang hidup
dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur sendiri da
menganggap mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yag
dirumuskan denga jelas. Menurut Selo Sumarjan, masyarakat sebagai orang-
orang yang hidup bersama, yang menhasilkan kebudayaan. Kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupa masyarakat yag dijadikan milik diri sendiri manusia dengan
belajar.2
Ada tiga jenis wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat, yaitu :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan,
nila-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dsb.
2. Wujud kebudayaa sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola
manusia dalam masyarakat
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia

B. Pengertian Pendidikan Formal, Informal dan Nonformal


1. Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan oleh


sekolah-sekolah pada umumnya, jalur pendidikan ini mempunyai jenjang
pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,
1

2
sampai pendidikan tingkat tinggi. termasuk didalamnya ialah kegiatan studi
yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan
professional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.3

Pendidikan jalur formal merupakan bagian dari pendidikan nasional


yang bertujuan untuk membentuk karakter manusia seutuhnya dengan
fitrahnya, yaitu pribadi yang beriman yang bertakwa kepada tuhan yang maha
esa, berakhlak mulia, demokrasi, menjunjung tinggi hak asasi manusia,
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dan memiliki kesehatan yang
jasmani dan rohani. Memiliki keterampilan yang berakhlak dan bermartabat,
serta memiliki tanggung jawab kepada kemasyarakatan dan kebangsaan yang
mampu mewujutkan kehidupan bangsa yang cerdas dan berdaya saing diera
global.

2. Pendidikan nonformal

Hasil kajian Tim reformasi pendidikan dalam konteks Otonomi daerah


dapat disimpulkan bahwa apabila pendidikan luar sekolah (pendidikan
nonformal) ingin melayani, dicintai,dan dicari masyarakat, maka mereka
harus berani meniru yang baik dari apa yang tumbuh dimasyarakat dan
kemudian diperkaya dengan sentuhan-sentuhan yang sistematis dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sesusai dengan lingkungan masyarakatnya.
Pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal) adalah, “suatu kegiatan yang
dilakukan di luar sekolah, yang diselenggarakan oleh suatu kemasyarakatan’’

Strategi itulah yang perlu terus dikembangkan dan dilaksanakan oleh


pendidikan luar sekolah dalam membantu menyediakan. Karena berbagai hal
tidak terlayani oleh jalur formal/sekolah. Bagi masyarakat yang tidak mampu,
mereka hanaya memikirkan bagaimana hidup hatri ini, karena itu mereka
belajar untuk menjadi untuk kehidupan mereka, mereka tidk mau belajar
hanya untuk belajar. Oleh karna itu, masyarakat didorong melalui pendidikan
nonformal berbasasis masyarakat, yaitu pendidikan nonformal untuk
kepentingan masyarakat.

3
.
3. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang


dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pendidikan
informal pada umumnya tidak teratur atau tidak sistematis dari sejak lahir
sampai mati. Seperti dalam keluarga, tetangga, masyarakat atau didalam
pengaruh sehari-hari. Walau demikian pengaruhnya sangat besar dalam
kehidupan seseorang.

Hasil pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai
dengan standar nasional pendidikan. Alasan pemerintah menggagas
pendidikan informal adalah :

a. Pendidikan dimulai dari keluarga


b. Informasi diundangkan juga karna untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional dimulai dari keluarga
c.Homeschooling pendidikan formal tapi dilaksanakan secara informal
d. Anak harus didik dari lahir.

C. Landasan Sosiologis Pendidikan


1. Sosiologi dan Pendidikan
Ada sejumlah definisi tentang sosiologi, namun walaupun berbeda-beda
bentuk kalimatnya, semuaya memiliki kalimat yang sama. Sosilogi adalah
ilmu yag mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok dan struktur sosialnya. Jadi, sosiologi mempelajari bagaimana
manusia itu berhubungan satu denga yag lain dalam kelompoknya dan
bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta
kaitannya satu denga yang lain.
Soislogi mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
a. Empiris, adalah cirri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber
dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
b. Teoritis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah
satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat
diwariskan kepada generasi muda.
c. Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus-menerus sebagai
konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat
teori-teori itu akan berkomulasi mengarah pada teori yang lebih baik.
d. Nonetis, karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat
beserta individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik
atau buruk.4

Pendidikan yang diinginkan oleh aliran kemasyarakatan ini ialah proses


pendidikan yag bisa mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup
dalam pergaula manusia. Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan sangat
membutuhkan bantuan sosiologi. Konsep atau teori sosiologi memberi
petunjuk kepada sosiologi. Salah satu bagian sosiologi, yag dapat
dipandang sebagai sosiologi pendidikan. Sosiologi pendidikan ini
membahas sosiologi yang terdapat pada pendidikan.

2. Landasan Sosiologis
Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat
pada makhluk hidup lainnya, yakni hewan. Meskipun demikian,
pengelompoka manusia jauh lebih rumit dari pengelompokan hewan.
Pada hewan, hidup berkelompok memililki cirri-ciri sebagai berikut5 :
a. Ada pembagian kerja yag tetap pada anggotanya.
b. Ada ketergantungan antara anggota.
c. Ada kerja sama antar anggota.
d. Ada komunikasi antar anggota, dan
e. Ada diskriminasi antarindividu yang hidup dalam suatu kelompok
dengan individu yag hidup dalam kelompok lain.

Ciri-ciri hewan tersebut dapat pula ditemukan pada manusia.


Kehidupan sosial manusia tersebut dipelajari oleh filsafat, yag berusaha
mencari hakikat masyarakat yang sebenarnya. Filsafat sosial sering
membedakan manusia sebagai individu da manusia sebagai anggota
masyarakat. Pandangan aliran-aliran filsafat tentang realitas sosial itu

5
berbeda-beda, sehingga dapat ditemukan bermacam-macam aliran
filsafat sosial.

Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses


sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang
lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi 4 bidang,
yaitu 6 :

a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain;


b. Hubungan kemanusiaan di sekolah;
c. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya;
d. Sekolah dalam komunitas;
Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup
semua jalur pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan
diluar sekolah.
Hal-hal yang utama yang patut dipahami oleh para pendidik dan
pengelola pendidikan yag berkaitan dengan landasan sosiologis dan
antropologis adalah individu, masyarakat da kebudayaan.

3. Pengertian Tentang Landasan Sosiologis


Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua
individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda
memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi
di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat.
Perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan semakin intensif. Dengan
meningkatkan perhatian sosiologi pada kegiatan tersebut maka lahirlah
cabang sosiologi pendidikan.7
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses
sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang
lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat
bidang :

7
a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang
mempelajari :
1).Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.
2).Hubungan sistem pendidikan dan proses control sosial dan sistem
kekuasaan.
3).Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong
proses sosial dan perubahan kebudayaan.
4).Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status.
5).Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam kelompok dalam
masyarakat.

b. Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi :


1).Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan
kebudayaan di luar sekolah
2).Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.

c. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari :


1).Peranan sosial guru.
2).Sifat kepribadian guru.
3).Pengaruh kebudayaan guru terhadap tingkah laku siswa.
4).Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak.

d. Sekolah dalam komunitas, yag mempelajari pola interaksi antara


sekolah dengan kelompok sosial yang lain di dalam komunitasnya,
yang meliputi :

1).Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya


terhadap organisasi sekolah.

2).Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada


sistem sosial komunitas kaum tidak terpelajar.

3).Hubunga antara sekolah dan komunitas dalam fungsi


kependidikannya
4).Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan
organisasi sekolah.

D. Landasan Antropologis Pendidikan

1. Pengertian Landasan Antropologi

Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ”antrophos”


berarti manusia, dan “logos” berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia
sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang


mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir
atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri
fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.

Seperti halnya kajian antropologi pada umumnya antropologi


pendidikan berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya dalam rangka memperoleh pengertian yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia khususnya dalam dunia pendidikan.

Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat – sifat semua jenis
manusia secara lebih banyak. Studi antropologi selain untuk kepentingan
pengembangan ilmu itu sendiri, di Negara – Negara yang telah membangun
sangat diperlukan bagi pembuatan – pembuatan kebijakan dalam rangka
pembangunan dan pengembangan masyarakat.

2. Manfaat Landasan Antropologi dalam Pendidikan

1) Dapat mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat


secara Universal maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat
(suku bangsa).
2) Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai
dengan harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang.
3) Dengan mempelajari antropologi akan memperluas wawasan kita terhadap
tata pergaulan umat manusia diseluruh dunia khususnya Indonesia yang
mempunyai kekhususankekhususan yang sesuai dengan karakteristik
daerahnya sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi.
4) Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta
memiliki kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang
menyenangkan serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan
permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakatnya.

3. Pengaruh Antropologi terhadap Lingkungan dan Masyarakat

Studi antropologi selain untuk kepentingan pengembangan ilmu itu


sendiri, di negaranegara yang telah membangun sangat diperlukan bagi
pembuatan-pembuatan kebijakan dalam rangka pembangunan dan
pengembangan masyarakat.

landasan antropologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang


bersumber dari kaidahkaidah antropologi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Contoh : perbedaan kebudayaan masyarakat di berbagai daerah
(misalnya: system mata pencaharian, bahasa, kesenian, dsb).
Mengimplikasikannya perlu diberlakukan kurikulum muatan lokal.

4. Implikasi landasan antropologi dalam pendidikan

1) Identifikasi kebutuhan belajar masyarakat


Identifikasi kebutuhan masayarakat ini bersumber dari informasi
masyarakat sekitar. Masyarakat tersebut terdiri dari tokoh masyarakat,
baik secara formal maupun informal, tokoh agama, dan perwakilan
masyarakat kelas bawah. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
informasi dan data yang dijadikan bahan pengembangan kurikulum.
2) Keterlibatan partisipasi masyarakat
Setelah mengidentifikasi kebutuhan belajar, maka masyarakat ikut
serta dalam merancang kurikulum, menyediakan sarana dan
prasarana, menentukan nara sumber sebagai fasilitator, dan ikut
menilai hasil belajar.
3) Pemberian pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan dalam bentuk
pemberian keterampilan dan kemampuan dasar pendukung
fungsional, membaca, menulis, berhitung, memcahkan masalah,
mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan
teknologi.

5. Fungsi Landasan Budaya dalam Pendidikan

1) Pengembangan
pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi
berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan
perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.
2) Perbaikan
Memmperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab
dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat.
3) Penyaring
Untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
bermartabat.

6. Tujuan Landasan Budaya dalam Pendidikan

1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai


manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa
2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilainilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religious.
3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa.
4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.
5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

7. Nilai nilai budaya dalam pendidikan

1) Agama
Indonesia adalah masyarakat yang beragama. kehidupan individu,
masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan
kepercayaan. Oleh karena itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan
karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang
berasal dari agama.
2) Pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang
mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan,
budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik,
yaitu warga
3) Budaya
Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat
mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya
dan karakter bangsa
4) Tujuan pendidikan nasional
Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang
harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan
pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan sosiologis pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial
dan pola-pola interaksi sosial di dalam system pendidikan.

Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ”antrophos” berarti
manusia, dan “logos” berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi adalah salah satu cabang
ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Adiwikarta, S. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan


Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Depdikbud.

Koentjaraningrat, 1985.

Mj, Aida. 2005. Ilmu Pendidikan. Semarang: Putra Sanjaya.

Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tirtarahardja, Umar La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: IKAPI.

Tatang, 2012. Ilmu Pendidikan. Pustaka Bandung: Setia.

www.academia.edu Selasa, 9 april 2019. 22:11

Anda mungkin juga menyukai