Kelompok:
Ayu Murnila Sari
Firda Rismawati
Lilis Rahmawanti
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena berkat rahmat-
Nya dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep dan
Askep pada orang berkebutuhan khusus: anak jalanan” Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan jiwa ll yang insyaallah tepat waktu. Penulis dapat menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
akan sangat menhargai kritikan dan saran agar makalah ini lebih baik lagi. Semoga Makalah
ini dapat membantu menambah pengetahuan teman – teman.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
1. Tujuan Penulisan
2. Manfaat Penulisan
BAB II Pembahasan
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Situasi krisis ekonomi dan urbanisasi yang dialami Indonesia, menimbulkan begitu
banyak masalah sosial yang membutuhkan penanganan secepatnya. Salah satu
permasalahan sosial yang dihadapi, yaitu jumlah anak jalanan yang meningkat setiap
tahun, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih komprehensif. Fenomena anak
jalanan menjadi salah satu permasalahan sosial yang cukup kompleks bagi kotakota
besar di Indonesia. Apabila dicermati dengan baik, ternyata anak jalanan sangat
mudah ditemukan pada kota-kota besar. Mulai dari perempatan lampu merah, stasiun
kereta api, terminal, pasar, pertokoan, bahkan mall, menjadi tempat-tempat anak
jalanan melakukan aktivitasnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa mereka biasanya
memang dikoordinir oleh kelompok yang rapi dan profesional, yang saat ini
sering disebut sebagai mafia anak jalanan. Setiap anggota kelompok tersebut memiliki
tugasnya masing-masing. Ada yang melakukan mapping di setiap perempatan jalan,
ada yang mengatur antarjemput, dan lain-lain. Di sini, terjadi eksploitasi terhadap
anak dan menjadikan mereka sebagai ladang bisnis. Sangat memprihatinkan, hal ini
terjadi justru atas persetujuan orang tua mereka sendiri, yang juga tak jarang berperan
sebagai bagian dari mafia anak jalanan. Menjadi anak jalanan bukan pilihan hidup
yang diinginkan oleh setiap orang dan bukan pula pilihan yang menyenangkan,
terutama terkait dengan keamanannya. Anak jalanan sering dianggap sebagai masalah
bagi banyak pihak, yang disebut sebagai ‘sampah masyarakat’. Telah banyak
peraturan dibuat untuk mengatasi fenomena ini, namun belum ada yang membuahkan
hasil. Jumlah anak jalanan tidak berkurang, bahkan semakin bertambah banyak dan
sebagian besar hidup dalam dunia kriminal. orang yang membutuhkan kebutuhan
khusus yaitu pada anak jalanan pasti memiliki masalah dalam kejiwaan nya karena
permasalahan yang membuat mereka trauma dalam hidup. Maka, Berdasarkan uraian
tersebut kami memiliki tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini yaitu bagaimana
menerapkan asuhan keperawatan pada orang berkebutuhan khusus anak jalanan.
2. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang konsep dan askep pada anak berkebutuhan khusus: anak
jalanan
3. Manfaat Penulisan
Asuhan keperawatan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide dan informasi
dibidang asuhan eperawatan terhadap anak jalanan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
5. Asuhan keperawatan
1) Diagnosa Keperawatan
2. Isolasi Sosial
Kriteria hasil : Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tindakan:
1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan
tujuan interaksi.
2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
4. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
5. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
6. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
7. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.
Tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik
pembicaraan)
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
4. Jangan membantah dan mendungkung waham klien, katakan perawat menerima keyakinan
klien “saya menerima keyakinan anda” disertai ekspresi menerima, katakana perawat tidak
mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
5. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
Daftar pustaka
Andriyani Mustika N. 2012. “Ekploitasi Anak: Perlindungan Hukum Anak Jalanan dalm
Perspektif Hukum Pidana di Daerah Yogyakarta.” Jurnal Jurispridence Vol. 1 No. 1 Bulan
Juli Tahun 2012.
Asmawati. 1999. “Anak Jalanan dan Upaya Penanganannya di Kota Surabaya” Jurnal Hakiki.
Vol. 1 No. 2. November 1999.
Sudrajat, Tata. 1999. “Isu Prioritas dan Program Intervensi untuk Menangani Anak Jalanan.”
Jurnal Hakiki Vol. 1 No. 2 November 1999.
Sumardi, S. 1996. Child Protection. Jakarta: Institut Social Jakarta.
Tjandraningsih, Indrasari. 1995. Pemberdayaan Pekerja Anak. Bandung: AKATIGA