Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konseling Populasi Khusus

Dosen Pengampu:
Ifdil, S.HI., S.Pd., M.Pd., Ph.D., Kons

OLEH:
INDAH FEBRIANTI
16006131

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
ANALISIS PROBLEMATIKA SOSIAL EKONOMI
TERHADAP ANAK JALANAN

Oleh: Indah Febrianti


Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
Indahfebrianti57@gmail.com

Abstrak
Permasalahan anak jalanan seakan tak ada habisnya. Hal ini
menimbulkan permasalahan sosial yang kompleks, yang keberadaannya diabaikan
atau bahkan diabaikan oleh sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat
umum. Anak jalanan adalah anak yang tidak berdaya. Mereka adalah korban
dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hidup sebagai anak jalanan
adalah pilihan yang tidak menyenangkan. Kehidupan mereka jelas berbeda
dengan anak-anak biasa. Mereka harus berjuang dan bertahan hidup di jalan
yang kejam untuk memenuhi kebutuhan. Mereka terkadang suka hidup di jalanan
yang penuh kekerasan, karena hanya jalanan yang bisa memberi mereka nafkah.
Jumlah anak jalanan juga meningkat dari tahun ke tahun. Ini adalah masalah
yang sangat serius yang membutuhkan perhatian lebih dari masyarakat dan
pemerintah.
Selain strategi dan upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
anak jalanan melalui pendidikan, kesehatan, agama, peningkatan kreativitas
dan keterampilan, peningkatan etika profesional, bahkan pemberdayaan
keadilan dan penegakan hukum, laporan ini juga bertujuan untuk
mengidentifikasi peningkatan jumlah anak jalanan. alasannya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi anak
jalanan dalam kehidupannya. Penelitian ini mengadopsi metode penelitian
kualitatif dan desain studi kasus. Subjek penelitian ini adalah seseorang.
Teknologi pengumpulan data menggunakan teknologi wawancara. Dapat dilihat
dari hasil penelitian ini bahwa penyebab permasalahan yang dihadapi anak
jalanan adalah membantu orang tuanya menjalani kehidupan ekonomi yang baik.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pembahasan lebih lanjut.
Keyword: Anak Jalanan, Problematika Sosial-ekonomi

PENDAHULUAN
Perkembangan anak jalanan merupakan masalah yang sangat kompleks yang
memerlukan perhatian serius dari banyak pihak baik keluarga, masyarakat
maupun pemerintah. Sejauh ini, fokus tersebut tampaknya tidak efektif,
tidak dapat diselesaikan, tidak cukup, tidak terencana dan terintegrasi
dengan baik. Anak jalanan adalah salah satu kategori anak yang tidak
berdaya. Secara psikologis, anak jalanan adalah anak yang tidak memiliki
kekuatan psikologis dan emosional yang cukup dalam menghadapi dunia jalanan
yang keras, dan seringkali berdampak negatif pada perkembangan dan
pembentukan karakternya (Itsnaini, 2010) ..
Kondisinya sangat memprihatinkan. Jumlah anak jalanan dan anak
terlantar terus meningkat dari tahun ke tahun. Di kota-kota besar di
Indonesia, anak jalanan dan anak terlantar sering terlihat. Anak jalanan
harus dilindungi dan hak-haknya sebagai anak harus dijamin secara universal
sehingga mereka bisa menjadi orang yang berguna dan memiliki masa depan
yang cerah. Anak-anak biasanya perlu mendapatkan hak-hak mereka sebagaimana
mestinya, termasuk hak-hak dan kebebasan sipil, lingkungan keluarga dan
pilihan pengasuhan (family environment and alternative care), kesehatan dan
kesejahteraan dasar, pendidikan, rekreasi dan budaya (education, leisure,
and culture activities), dan perlindungan khusus (Darmawan , 2008: 28).
Hak-hak anak yang seharusnya diterima oleh anak belum terwujud,
sehingga anak terpaksa memilih hidup di jalanan. UUD 1945 menetapkan:
“Negara menjaga anak terlantar”. Artinya, pemerintah memiliki tanggung
jawab untuk merawat dan membina anak terlantar, termasuk anak jalanan.
Sebagaimana tertuang dalam UU No. 1, hak anak terlantar dan anak jalanan
pada dasarnya sama dengan hak asasi manusia secara umum. Resolusi Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan pengesahan Konvensi Hak Anak yang
disahkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1989 telah disetujui
oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 249.
Dokumen No. 36 tahun 1990 meletakkan landasan utama bagi perwujudan hak-hak
anak. Menurut undang-undang bernomor pasal 9 (1). Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak menjelaskan: “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka perkembangan pribadi dan tingkat intelektual sesuai minat,
termasuk anak jalanan” (Herlina, Apong, 2003).
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus.
Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara. Penganalisisan datanya
melalui tahap reduksi data, display data dan disimpulkan sebelum digunakan (Miles dan
Huberman, 1992). Subjek dalam penelitian ini berjumlah satu orang. Alasan mengambil
subjek tersebut karena subjek tersebut merupakan anak jalanan

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, informasi yang didapatkan
mengenai faktor penyebab informan menjadi anak jalanan. A mengatakan kenapa ia memilih
menjadi pengamen adalah karena masalah ekonomi di keluarganya yang mengharuskan ia
membantu kedua orang tuanya A: “yoo baa lai kak, kadang ndak makan wak samo adiak wak
kak, apa kadang karajo kadang ndak kak”. Penjelasan dari pernyataan A adalah orang tuanya
tidak sanggup untuk membaiayainya untuk melanjutkan sekolah dan orang tuanya
memberikan pilihan untuk nanti mengambil kelas setara paket saja A:”Ama wak ndak ado
pitinyo awak sakola do kak,untuak makan sa payah kak,beko ambiak ajo paket kecek ama
awak kak”. Penjelasan dari pernyataan A adalah A memilih ikut dengan teman-temannya
yang juga putus sekolah untuk mengamen ke lampu merah dan tempat makan yang ramai
dikunjungi, dengan bermodalkan botol dengan isi batiu sebagai alat musiknya.
A menjelaskan bahwa dengan mengamen dia bisa membantu orang tuanya dan
membantu memenuhi kebutuhan adiknya , berikut pernyataanya:”manyanyi mode ko wak di
simpang tu kak lumayan pitinyo kak, bisa taboli bahan kasamba dek ama kak, ndak nio wak
adiak wak ndak makan do kak”. Penjelasan dari pernyatan A adalah A mempunyai dua orang
adik yang berumur 8 tahun dan 5 tahun. Jika hanya mengandalkan dari hasil kerja kedua
orang tuanya kadang dia tidak bisa makan, dan ia merasa kasihan kepada ayahnya karena
sudah mulai sakit-sakitan A:”bialah awak bantu kak karajo gaek wak, ndak lo tega wak
adiak awak ndak makan kak, apa wak lah acok sakik kak, kadamgmyo lai pai karajo kadang
nyo dirumah ajonyo kak”. Penjelasan dari pernyatan A sebenarnya merasa iri dengan teman
temannya yang masih bisa melanjutkan sekolah ke SMP, tapi disatu sisi A memikirkan untuk
membantu perekonomian keluarganya.
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian OKTAVIANI SITI ROKHANI
(2018). Faktor anak turun ke jalanan dibagi menjadi 3 tingkat yaitu: Tingkat Mikro
(immediate causes), Tingkat Messo (Underlying Causes) dan Tingkt Makro (basic causes). A
termasuk ke bagian Tingkat Mikro (immediate causes), Pada tingkat ini, biasanya anak
menjadi anak jalanan disebabkan faktor internal dalam keluarga, yaitu: (a) Keluarga
mengalami kesulitan ekonomi; (b) orang tua mengalami perceraian

KESIMPULAN
Melalui hasil wawancara yang telah dilakukan didapatkan informasi bahwa penyebab dari
anak turun ke jalanan. Setelah anak turun ke jalan otomatis dia akan menjadi pembantu
ekonomi keluarga untuk menopang kehidupan kelauarganya.Menyebabkan anak lebih banyak
waktu untuk dijalanan. Oleh karena itu, penelitian mengenai kenakalan remaja/perilaku
menyimpang ini perlu dilakukan lebih lanjut dengan menggunakan beberapa layanan
Bimbingan dan Konseling.

DAFTAR PUSTAKA
Amandemen IV.Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999. Tentang Hak Asasi Manusia.
(Surakarta: Al-Hikmah. 2002), hlm.14
Darmawan,W.2008. Peta Masalah Anak Jalanan dan Alternatif Model Pemecahannya
Berbasis Pemberdayaan Keluarga dalam HTML Docoment, 21 Januari, hlm.28
Herlina, Apong dkk.2003.Perlindungan Anak Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak. Jakarta: Harapan Prima
Itsnaini, Mursyid. 2010. Pemberdayaan Anak Jalanan Oleh Rumah Singgah Kawah di
Kelurahan Klitren, Gondokusuman, Yoyakarta. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga
Oktaviani Siti Rokhani.2018. Problematika anak jalanan di kota layak anak Studi kasus anak
jalanan di kota Surakarta. Skripsi.

Amandemen IV.Undang-Undang Nomor thirty-nine Tahun 1999. Tentang Hak Asasi Manusia.

(Surakarta: Al-Hikmah. 2002), hlm. 14

Darmawan, W. 2008. Peta Masalah Anak Jalanan dan Alternatif Model Pemecahannya Berbasis

Pemberdayaan Keluarga dalam hypertext markup language Docoment, 21 Januari, hlm.28


Herlina, Apong dkk. 2003. Perlindungan Anak Berdasarkan Undang-Undang No. twenty three Tahun

2002 Tentang Perlindungan Anak. Jakarta: Harapan Prima

Itsnaini, Mursyid. 2010. Pemberdayaan Anak Jalanan Oleh Rumah Singgah Kawah di Kelurahan

Klitren, Gondokusuman, Yoyakarta. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Oktaviani Siti Rokhani. 2018. Problematika anak jalanan di kota layak anak Studi kasus anak jalanan

di kota Surakarta. Skripsi.

Grammar Check

Anda mungkin juga menyukai