Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pengamen sering kita jumpai di jalan-jalan, di perematan jalan, di


pemberhentian lau lintas. Kita sering meyebut mereka anak jalanan. Ada bebrapa
type anak jalanan yaitu ; anak jalanan yang masih memiliki dan tinggal dengan
orangtua. Anak jalanan yang masih memiliki orang tua tetap tidak tinngal dengan
orang tua.Anak jalanan yang tidak memilki orang tua tapi tinggal dengan keluarga
Anak jalanan yang sudah tidak memilki orang tua dan tidak tinggal bersama orang
tua.

Walaupun banyaknya penampungan, rumah singgah, dan LSM, yang


mengurus masalah anak jalanan, tapi anak-anak jalanan makin banyak dan malah
berkembang semakin pesat. Yang sudah disekolahkan malah keluar dari
sekolahnya serta kembali menjadi pengamen.

Dengan mengamen mereka mendapatkan banyak uang untuk bersenag-


senang. Apalagi sekarang ini menjadi anak jalanan adalah sesuatu yang “TOP”
mereka diunndag dan dapat bersalaman dengan preiden pada hahi kemedekan /
hari anak-anak / hari khusus lainnya, itu adalah sesuatu reinforcement yang hebat.

Bagaimana kita kita melihat fenomena anak jalanan sekarang ini? Apakah
itu urusan pemerintah? Ataukah kita sebagai masyarakat juga ikut
bertanggungjawab dalam hal ini.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1Bagaimanakah program pemerintah dalam memajukan dunia


pendidikan dan mengurangi jumlah anak jalanan.
Sudahkah terealisasi dengan baik ?

1.2.2Apakah para siswa yang merangkap menjadi siswa sekaligus menjadi


pengamen dapat menempuh pendidikan secara maksimal ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Ingin mengetahui program pemerintah dalam memajukan dunia


pendidikan dan mengurangi jumlah anak jalanan sudah terealisasi dengan
baik atau belum.

1.3.2 Ingin mengetahui para siswa yang merangkap menjadi siswa


sekaligus menjdi pengamen dapat menempuh pendidikan secara
maksimal atau tidak.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Dengan mengetahui program pemerintah dalam memajukan dunia


pendidikan dan mengurangi jumlah anak jalanan, maka peneliti dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pihak-pihak terkait.

1.4.2 Ingin mengetahui para siswa yang merangkap menjadi siswa


sekaligus menjdi pengamen dapat menempuh pendidikan secara
maksimal atau tidak, maka peneliti dapat dijadikan acuan untuk
memperbaikiprogram pemerintah khususnya di bidang pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SUDAHKAH PROGRAM PEMERINTAH DALAM BIDANG


PENDIDIKAN TEREALISASIKAN

Pengamen atau sering disebut pula sebagai penyanyi jalanan (Inggris: street


singers), sementara musik-musik yang dimainkan umumnya disebut
sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi
jalanan secara terminologi tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi
jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan
dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia
kesenian.

Perkembangan pengamen telah ada sejak abad pertengahan terutama di


Eropa bahkan di kota lama London terdapat jalan bersejarah bagi pengamen yang
berada di Islington, London, pada saat itu musik di Eropa berkembang sejalan
dengan penyebaran musik keagamaan yang kemudian dalam perkembangannya
beberapa pengamen merupakan sebagai salah-satu landasan kebudayaan yang
berpengaruh dalam kehidupan umat manusia.

Sebagaimana yang telah di paparkan pada permasalahan bahwa salah salah


satu tujuan dari mereka mengamen adalah agar tetap bisa melanjutkan sekolah.
Dan juga untuk penghasilan tambahan selain uang saku untuk memenuhi
kebutuhan sekolah lainnya. Lalu bagaimana anak jalanan membagi waktunya
untuk mengamen di jalan? Dan jika mendekati ujian apakah anak jalanan tersebut
dapat belajar dengan baik sehingga merek dapt lulus ?

Adapun tipe-tipe pengamen yang ditemui oleh penulis yaitu;

Pengamen yang hanya sekedar nagmen. Ciri-ciri dari pengamen ini adalah
pengamen ini tadaklah menpunyai modal apapun, hanya mengandalkan suaranya
saja. Bahkan tak mempunyai suara yang bagus.Pengamen ini justru lebih terlihat
seperti penngemis dibandingkan pengamen. Biasanya kebanyakan anak-anak kecil
ibu-ibu yang menggendong anak.

3
Pengamen berisik yaitu jenis pengamen yang bila menyanyi sangatlah
mengganggu masayrakat disekelilingnya. Jika tidak diberi imbalan maka
pengamen ini akan lebih lama menyanyi disekeliling kita demi mengharapkan
sedekah yang akan kita berikan.

Pengame sejati yaitu pengamen yang menggap mengamen adalah sebuah


profesi. Yaitu menyanyi yang digunakan untuk menghibur masyarakat guna
mencari rezeki. Modal yang dimilikinyapun beragam dari segi suara, bahkan
sampai property yang digunakannya. Pengamen ini sering menghibur masyarakat
di dalam bus. Karena pengmen ini biasanya memang mempunyai bus langganan.

Keprihatinan ini telah membawa kita kepada permasalahan yang kompleks.


Yaitu, dimana seorang anak yang seharusnya masih focus terhadap pelajaran dan
sekolah, malah harus mebagi waktunya untuk mencari rezeki agar dapat
meringankan beban orang tua. Terutama dalam biaya pendidikan. Banyak siswa
yang memiliki kemampuan yang cerdas, namun bermasalah dalam factor ekonomi.
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab banyaknya kalangnan siswa
merangkap menjadi mahasiswa sekaligus pengamen.

Kita tahu bahwa Yogyakarta merupakan kota pendidikan. Maka dari itu
banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia ini pergi menuju kota Yogyakarta
untuk menimba ilmu dan meraih impian. Tetapi ketika melihat anak-anak yang
masih harus menempuh bangku sekolah berkeliaran di jalanan untuk mencari
rejeki dengan cara mengamen, apakah benar pernyataan seperti itu bahwa
Yogyakarta merupakan kota pendidikan.

Fenomena inilah yang menjadi pertanyaan besar. Banyak yang mempertanyakan


peranan pemerintah dalam menanggulangi masalah tersebut. Kita sebagai

4
masyarakat hanya bisa diam melihat hal tersebut. Kita hanya bisa menunggu
kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam hal ini. Pada 15 agustus 2008, dalam
pidatonya, Presiden SBY menetapkan bahwa anggaran 20 persen APBN untuk
pendidikan harus terealisasi. Pemerintah sudah merealisasikan anggaran
pendidikan dengan memberikan bea siswa kepada siswa yang kurang mampu
untuk meringankan bebabn meraka selama menempuh pedidikan.

Dengan anggaran itu diharapkan agar angka pengangguran di Indonesia ini turun.
Banyak faktor yang menyebabkan anggaran pendidikan tidak dapat terealisasi
dengan baik, yaitu salah satunya tidak ada dukungan dari berbagai pihak.
Sebenarnya masalah tersebut sangat sepele, tetapi masalah tersebut bisa menjadi
sangat besar jika menyangkut nama semua pihak terkait.Terutama lembaga-
lembaga yang berwenang dalam menangani masah ini. Seperti yang kita ketahui
bahwa di masyarakat sendiri banyak pihak yang menanti anggaran bea siswa
pendidikan ini. Karena banyak mahasiwa yang kurang mampu dan memiliki
kecerdasan yang memadai yang seharusnya mendapatkan beasiswa itu seniri.
Tapia pa yang terjadi? Banyak di antara mereka yang mengeluh dan
mempertanyakan kemana dana kompensasi yang memang harus mereka dapatkan
itu perginya.

Program ini juga hampir terlaksana di kota Yogyakarta sendiri tetapi belum
menyeluruh. Dengan adanya program tersebut, anak-anak pengamen jalanan di
kota Yogyakarta dapat berkurang dan anak-anak dapat menikmati hak-hak mereka
sebagai generasi penerus bangsa. Mereka yang diharapka sebagai generasi penerus
bangsa harusla mempunyai bekal ilmu yang nenadai untuk bekal di masa depan.
Jika nasib mereka tidak diperhatikan maka generasi selanjutnya akan semakin
bertambah buruk, dan tidak akan membawa kemajuan dalam bidang apapun. Yang
seharusnya bisa membawa bangsa ini dalam kemajuan nasional.

Adapun sisi negatif dari pengamen jalanan ini seperti ; Aktivitas yang
dilakukan mahasiswa dengan mengamen di perempatan jalan ini merupakan
pelanggaran Perda No 2 Tahun 2009 tentang Pembinaan Anak Jalanan.
Seharusnya mahasiswa bisa memberi contoh yang mendidik buat masyarakat.
Jangan menjadi pengamen di jalanan, sementara masyarakat biasa dilarang,
bahkan ada yang ditangkap. Sangat mengherankan kondisi menjamurnya
pengamen ini. Karena biasanya para pengemis yang ada di jalan, kini bukan lagi.
"Pengamen yang ada saat ini kan terkesan intelek,". Dibanding dengan pengemis
yang mengharapkan uluran bantuan dan dilarang, jauh lebih baik diperhatikan
ketimbang pengamen-pengamen 'intelektual' ini.

Mereka sudah sangat mengganggu. "Keberadaan mereka kerap


menimbulkan persoalan.Banyak masyrakat yang merasa terganggu akan

5
keberadaan pengamen jalanan ini yang berada di setiap persimpangan jalan raya,
pemberhentian lalu lintas, ataupun persimpangan lampu merah. Akibatnya sering
terjadi kecelakaan lalu lintas. Tak jarang pihak yang tak bersalahpun yang harus
meanggung semua resiko ini.

2.2 SISWA MENEMPUH PENDIDIKAN DENGAN MAKSIMAL


WALAUPUN SAMBIL BEKERJA

Mahasiswa ini seharusnya tidak ikut-ikutan menambah beban pemerintah


dalam menanggulangi pengguran, tetapi seharusnya mereka ikut membantu untuk
mengurangi jumlah angka pengguran tersebut. Walaupun mereka kekurangan dana
untuk melangsungkan sekolahnya, tak seharusnya mereka mengamen untuk
menghasilkan rezeki. Seharusnya mereka menggunakan ilmu pendidikan serta
keterampilan yang mereka dapatkan untuk mencari pekerjaan.

Berbicara masalah mahasiswa. Banyak mahasiswa yang telah lulus dengan


berbagai pangkat, namun akhirnya tak mendapat pekerjaan yang layak dan sesuai
dengan bidangnya. Banyak diantara mereka yang harus menganggur. Dan bahkan
bayak pula yang menjadi pengamen karena banyaknya pencari pekerjaan dengan
lapangan pekerjaan jumlahnya tidak seimbang. Hal seperti ini sangfatlah tidak
diharapkan dalam usaha untuk memajukan Negara yang akan dilakukan oleh
generasi penerus.

Dengan adanya arus globalisasi banyak masiswa yang tidak telalu


mementingkan pelajaran. Karena terlalu sibuk dalam memperhatikan fashion
mereka sendiri, agar tidak terkesan kuno dan ketinggalan gaya. Hal inilah yang
menyebabkan mereka untuk turun kejalanan mencari rezeki, untuk keperluan
mereka diluar sekolah. Seperti barang-barang yang terkesan mahal dan bagus guna
menunjang penampilan mereka. Dari fenomena tersebut penulis menyimpulkan
bahwa mahasiswa jaman sekarang tidaklah mementingkan sekolah dan
tanggungjawab sebagai sisa, melainkan hanya mementingkan penampilan saja.
Hal in isangat disayangkan. Karena hal ini tidaklah mendukung program
pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan.

Jika gnerasi penerus mempunyai keunggulan ataupun bobot yang


mendukung, maka pembangunan di Indonesia yang menorah ke modernisasipun
akan dapat berlangsung. Modernisasi merupakan suatu yang alamiah terjadi dalam
perkembangan suatu Negara, modernisasi sering diartikan sebagai peroses
perubahan dari masyarakat yang bercorak tradisional ke masyarakat Negara yang
bercirikan modern. Negara tradisional biasanya sebagian besar masyarakatnya

6
hidup dari sektor pertanian, berorientasi masa lalu, masyarakat agamis, gotong
royong, statis, primitif, dan tertutup.

Sedangkan ciri negara modern biasanya sebagian besar masyarakatnya


hidup di sektor industri, Future Oriented, Sekuler, individual, dinamis, dan
terbuka. Berbagai keunggulan dan manfaat serta didukung oleh tren
perkembangan dunia, banyak negara dan hampir disemua negara melakukan
proses modernisasi yang dicirikan dalam proses pembangunan disegala sektor, dan
merubah corak tradisional negara ke bentuk modern lewat proses industrialisasi.

Lewat modernisasi pulalah kemudian diperkenalkan tahap-tahap


pembangunan politik maupun ekonomi sebagai gerak perubahan yang gradual.
Tahap-tahap ini bagi negara-negara berkembang yang dalam proses menuju negara
modern seakan-akan harga mati untuk mencapai negara sejahtera. Mereka
menganalogikan masyarakat sebagai makhluk organik, yang lahir, tumbuh
berkembang menjadi dewasa, dan akhirnya mati. Mereka terlanjur menjadikan
Barat sebagai model puncak modernitas dalam tahap-tahap pembangunan.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN

3.1.1 Program pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak


berjalan secara maksimal. Ini terbukti dengan semakin meningkatnya angka
pengguran di Indonesia, yang di ikuti dengan maraknya mahasiswa yang menjadi
pengamen yang seharusnya masih menuntut ilmu dan mendapat kompensasi serta
merasakan adanya anggaran pemerintah dalam program pendidikan.

3.1.2 siswa bekerja sih boleh, tetapi mereka harus memperhitungkan jam-
jam dengan sedemikin. Agar tidak menggnggu pelajaran di sekolah. Sehingga
mereka bisa tetap bekerja dan bersekolah.

3.2 SARAN
3.2.1 Untuk pembaca : agar dapat membandingkan diri, termotivasi
dalam belajar.

3.2.2 Untuk Masyarakat : agar masyarakat memperhatikan anak-anak


kurang beruntung dalam bidang pendidikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

http//suarasguru.wordpress.com/2009/07/28/pengamen jalanan/

http//albykazi.multiply.com/journal/item/31/
menggambar_kawasan_perkotaan..

Pengamatan secara langsung

Anda mungkin juga menyukai