PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bagaimana kita kita melihat fenomena anak jalanan sekarang ini? Apakah
itu urusan pemerintah? Ataukah kita sebagai masyarakat juga ikut
bertanggungjawab dalam hal ini.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengamen yang hanya sekedar nagmen. Ciri-ciri dari pengamen ini adalah
pengamen ini tadaklah menpunyai modal apapun, hanya mengandalkan suaranya
saja. Bahkan tak mempunyai suara yang bagus.Pengamen ini justru lebih terlihat
seperti penngemis dibandingkan pengamen. Biasanya kebanyakan anak-anak kecil
ibu-ibu yang menggendong anak.
3
Pengamen berisik yaitu jenis pengamen yang bila menyanyi sangatlah
mengganggu masayrakat disekelilingnya. Jika tidak diberi imbalan maka
pengamen ini akan lebih lama menyanyi disekeliling kita demi mengharapkan
sedekah yang akan kita berikan.
Kita tahu bahwa Yogyakarta merupakan kota pendidikan. Maka dari itu
banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia ini pergi menuju kota Yogyakarta
untuk menimba ilmu dan meraih impian. Tetapi ketika melihat anak-anak yang
masih harus menempuh bangku sekolah berkeliaran di jalanan untuk mencari
rejeki dengan cara mengamen, apakah benar pernyataan seperti itu bahwa
Yogyakarta merupakan kota pendidikan.
4
masyarakat hanya bisa diam melihat hal tersebut. Kita hanya bisa menunggu
kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam hal ini. Pada 15 agustus 2008, dalam
pidatonya, Presiden SBY menetapkan bahwa anggaran 20 persen APBN untuk
pendidikan harus terealisasi. Pemerintah sudah merealisasikan anggaran
pendidikan dengan memberikan bea siswa kepada siswa yang kurang mampu
untuk meringankan bebabn meraka selama menempuh pedidikan.
Dengan anggaran itu diharapkan agar angka pengangguran di Indonesia ini turun.
Banyak faktor yang menyebabkan anggaran pendidikan tidak dapat terealisasi
dengan baik, yaitu salah satunya tidak ada dukungan dari berbagai pihak.
Sebenarnya masalah tersebut sangat sepele, tetapi masalah tersebut bisa menjadi
sangat besar jika menyangkut nama semua pihak terkait.Terutama lembaga-
lembaga yang berwenang dalam menangani masah ini. Seperti yang kita ketahui
bahwa di masyarakat sendiri banyak pihak yang menanti anggaran bea siswa
pendidikan ini. Karena banyak mahasiwa yang kurang mampu dan memiliki
kecerdasan yang memadai yang seharusnya mendapatkan beasiswa itu seniri.
Tapia pa yang terjadi? Banyak di antara mereka yang mengeluh dan
mempertanyakan kemana dana kompensasi yang memang harus mereka dapatkan
itu perginya.
Program ini juga hampir terlaksana di kota Yogyakarta sendiri tetapi belum
menyeluruh. Dengan adanya program tersebut, anak-anak pengamen jalanan di
kota Yogyakarta dapat berkurang dan anak-anak dapat menikmati hak-hak mereka
sebagai generasi penerus bangsa. Mereka yang diharapka sebagai generasi penerus
bangsa harusla mempunyai bekal ilmu yang nenadai untuk bekal di masa depan.
Jika nasib mereka tidak diperhatikan maka generasi selanjutnya akan semakin
bertambah buruk, dan tidak akan membawa kemajuan dalam bidang apapun. Yang
seharusnya bisa membawa bangsa ini dalam kemajuan nasional.
Adapun sisi negatif dari pengamen jalanan ini seperti ; Aktivitas yang
dilakukan mahasiswa dengan mengamen di perempatan jalan ini merupakan
pelanggaran Perda No 2 Tahun 2009 tentang Pembinaan Anak Jalanan.
Seharusnya mahasiswa bisa memberi contoh yang mendidik buat masyarakat.
Jangan menjadi pengamen di jalanan, sementara masyarakat biasa dilarang,
bahkan ada yang ditangkap. Sangat mengherankan kondisi menjamurnya
pengamen ini. Karena biasanya para pengemis yang ada di jalan, kini bukan lagi.
"Pengamen yang ada saat ini kan terkesan intelek,". Dibanding dengan pengemis
yang mengharapkan uluran bantuan dan dilarang, jauh lebih baik diperhatikan
ketimbang pengamen-pengamen 'intelektual' ini.
5
keberadaan pengamen jalanan ini yang berada di setiap persimpangan jalan raya,
pemberhentian lalu lintas, ataupun persimpangan lampu merah. Akibatnya sering
terjadi kecelakaan lalu lintas. Tak jarang pihak yang tak bersalahpun yang harus
meanggung semua resiko ini.
6
hidup dari sektor pertanian, berorientasi masa lalu, masyarakat agamis, gotong
royong, statis, primitif, dan tertutup.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
3.1.2 siswa bekerja sih boleh, tetapi mereka harus memperhitungkan jam-
jam dengan sedemikin. Agar tidak menggnggu pelajaran di sekolah. Sehingga
mereka bisa tetap bekerja dan bersekolah.
3.2 SARAN
3.2.1 Untuk pembaca : agar dapat membandingkan diri, termotivasi
dalam belajar.
8
DAFTAR PUSTAKA
http//suarasguru.wordpress.com/2009/07/28/pengamen jalanan/
http//albykazi.multiply.com/journal/item/31/
menggambar_kawasan_perkotaan..