CHARACTER BUILDING
“KEHIDUPAN ANAK JALANAN DAN PENGEMIS”
Anggota:
- Agustian Trimuharid - Agus Susilo
- Andriyanto - Baharudin Candra
- Hely yulianto - Hendri Setiawan
- Heri - Ivan paryanto
- Wulan - Yuyun yuningsih
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
lah kamidapat menyelesaikan Makalah “Interaksi Sosial Si Anak Jalanan” ini dengan baik dan
tepat waktu.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Berkaitan dengan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak yang diterima oleh kami baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Anak Jalanan.................................................................................4
2. Kehidupan Anak Jalanan................................................................................4
3. Pendidikan Anak Jalanan................................................................................5
4. Pengamen Jalanan termasuk Target Operasi..................................................6
5. Anak Jalanan, Anak Bangsa...........................................................................7
6. Metode Penelitian...........................................................................................9
a. Observasi..................................................................................................9
b. Wawancara.............................................................................................10
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DOKUMENTASI.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah
masyarakat miskin di negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah
pengemis atau pengamen jalanan. Pengamen jalanan timbul akibat adanya kemiskinan dan
kesenjangan sosial dan ekonomi.
Sesuai dengan tema yang telah ditentukan dari dosen, tim kami mendapat
topik tentang”Kehidupan Si Anak Jalanan.” Dalam menjalankan observasi dan wawancara untuk
makalah ini, kami memilih untuk berfokus pada pengamen jalanan di bawah umur, karena tim
kami memiliki keprihatinan khusus terhadap pekerja anak.
Anak adalah harapan masa depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi membawa bangsa ini
ke arah yang lebih baik atau bisa juga lebih buruk. Maka dari itu, amat miris rasanya melihat
anak-anak yang hidup mengamen di jalanan. Oleh karena itu tim kami melakukan observasi dan
wawancara terhadap salah satu pengamen.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kehidupan anak jalanan dan pengemis.
Apa penyebab anak jalanan mencari nafkah dengan cara mengamen dan pengemis dengan cara
meminta-minta.
Bagaimana bentuk kepedulian kita terhadap anak jalanan dan pengemis.
C. Tujuan Penelitian
Kami memepunyai tujuan dalam membuat makalah ini sebagai berikut :
Ingin mengetahui tentang kehidupan anak jalanan dan pengemis.
Ingin mengetahui mengapa mereka harus mencari nafkah seperti itu.
Ingin memberi solusi kepada mereka tentang kehidupan yang sebernarnya harus mereka lakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bab ini kami akan membahas tentang kehidupan anak jalanan secara rinci agar
kami dapat mengetahui bagaimana sebenarnya kehidupan di jalanan. Dalam bab ini kami juga
melakukan observasi kejalan dan mewawancarai pengamen jalanan.
.
2. Kehidupan Anak Jalanan
Anak jalanan yang sering kali dikatakan orang sebagai alat pencari uang bagi kaum premanisme
ternyata mempunyai hak dan kewajiban. Mereka yang selama ini hidup menyendiri berteman
dengan sesama anak jalanan membuat mereka lupa bahkan sengaja dilupakan untuk
mendapatkan hak-hak itu berbagai harapan ketika mereka hidup di dunia ini menjadi sesuatu
yang sulit bahkan kecil kemungkinan untuk didapat, berbeda dengan anak-anak yang hidup serba
berkecukupan mereka mampu dan pasti mendapatkan apa yang mereka inginkan dan impian
mereka pun dapat terwujud meskipun tidak banyak.
Itu lah yang membedakan kehidupan anak-anak pinggiran dengan anak-anak mewah. Padahal
anak-anak jalanan butuh yang dinamakan pendidikan. Jadi tidak hanya mereka yang punya uang
saja yang bias sekolah tapi bagi mereka yang punya harapan terkecil pun ingin seperti anak
lainnya. Kenyataannya apakah mereka bisa begitu, apakah uang yang kita bayarkan dan kita
anggap pajak bahkan subsidi benar-benar untuk mereka.
Mereka yang punya hak sama seperti kita apa bisa sama dengan kita mendapat apa yang kita
dapat. Jelas mereka butuh dan mau apa yang kita lakukan dan inginkan selama ini.lalu adakah
bukti bahwa mereka telah mendapatkannya.
Pengamen adalah orang-orang yang mencari nafkah / bekerja dengan menyediakan
hiburan musik pada orang-orang sekitar. Mengamen merupakan pekerjaan anak jalanan. Mereka
bekerja tanpa kenal lelah dari pagi hingga malam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pengamen seharusnya dapat dihargai, sehingga mereka merasa bahwa dirinya diakui oleh
masyarakat hanya karena keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk mempertahankan
hidupnya dengan cara semacam itu. Pengamen sering dikucilkan dan tidak dianggap
keberadaannya dalam masyarakat, mereka sudah memiliki image yang jelek dalam masyarakat.
b. Wawancara
Kami melakukan wawancara kepada sekelompok pengamen dan pengemis di dua lokasi
yang berbeda, yaitu di sekitar lampu merah PEMDA karawang dan lampu merah bypass, agar
mengetahui secara lebih jelas bagaimana kehidupan anak jalanan dan pengemis.
Adapun hasil wawancara yang kami lakukan kepada para pengamen jalanan adalah sebagai
berikut :
1. Hasil wawancara dengan anak jalanan
Kami melakukan penulusuran disekitar lampu merah bypass dengan mewawancarai sejumlah
anak jalanan. Bahwa mereka melakukan semua ini atas dasar tuntutan ekonomi, karena orang tua
mereka tidak mempunyai penghasilan yg cukup.
Jalan satu-satunya mereka mengumpulkan uang dgn mengamen mulai dari pukul 10 pagi sampai
7 malam atau disaat jam-jam ramai(Rahmat,th).
Penghasilan anak jalanan tidak menentu, rata-rata penghasilan Rp.25.000 dan itupun jika
ramai orang-orang. mereka mengamen tidak sendiri, biasanya mereka bersama temannya. Selain
penghasilannya dibagi rata dgn temannya, terkadang mereka harus menyetorkan uangnya
sebagian kpd koordinator yang ada wilayah tersebut.
Diantara mereka masih ada keinginan untuk sekolah, namun orang tua mereka tidak
sanggup untuk membiayai itu semua. Akhirnya mereka mengesampingkan sekolah dan
mengutamakan mengamen untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari(Rahmat,9th) Tetapi ada juga
yg masih sekolah dan mengamen dilakukan sehabis pulang sekolah(siti,8th)
2. Hasil wawancara dgn pengemis
Disekitar Lampu merah PEMDA karawang kami menemui seorang pengemis tunanetra
(Adit,63th) yg dituntun seorang anak kecil untuk meminta-minta. Beliau memulai mengemis
sekitar lebih dari 3th, beliau mempunyai seorang istri dan 3 orang anak. Beliau tinggal dijatirasa-
karawang.
Keseharian beliau mengemis mulai dari jam 12.30 sampai jam 21.00 di sekitar lampu merah
PEMDA karawang. Beliau ditemani anak kecil untuk menuntunnya berjalan, dan anak kecil ini
bukanlah anaknya sendiri tetapi anak jalanan yg bekerjasama dengannya, Karena sebagian
anaknya masih sekolah. Penghasilannya tidak menentu, terkadang Rp.50.000 sampai
Rp.80.000. dan beliau tidak menyetorkan sebagian uangnya kpd koordinator wilayah tersebut, karena
incaran koordinator hanyalah anak jalanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagian besar banyaknya para pengamen di picu karena masalah ekonomi mereka, orang-
orang menjadi pengamen jalanan ialah orang-orang dari berbagai daerah di indonesia yang
sengaja datang ke kota-kota besar yang mempunyai niat untuk mendapatkan pekerjaan tetapi
karena usia mereka dan skil yang mereka punya pun belum bisa bersaing dengan yang lain,
sehingga mereka putus asa dan memilih menjadi pengamen jalanan sebagai mata pencaharian
mereka.
B. Saran
Dalam makalah yang kami yang bejudul Kehidupan Anak Jalanan dan pengemis memiliki
beberapa saran yaitu:
Pemerintah lebih memperhatikan keberadaan anak jalanan dan pengemis dengan memberikan
solusi untuk mereka, contohnya seperti memberikan lapangan kerja bagi mereka.
Masyarakat lebih peduli terhadap anak jalanan dan memberi dukungan positif.
Memfasilitasi anak jalanan dalam hal-hal yang positif yang mereka lakukan.
Perlu ditanamkan dasar agama kepada mereka agar khususnya anak jalan tidak menjadi liar pada
saat dewasa nanti.