Disusun oleh :
1.1 Latar Belakang
Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya
jumlah masyarakat miskin di negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya
jumlah pengemis atau pengamen jalanan, terutama di kota Surabaya. Pengamen jalanan
timbul akibat adanya kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di kota ini.
Sesuai dengan tema, kami mendapat topik ”Kehidupan Anak Jalanan.” Dalam
menjalankan observasi dan wawancara untuk makalah ini, kami memilih untuk berfokus
pada pengamen jalanan di bawah umur, karena kami memiliki keprihatinan khusus
terhadap pekerja anak.
Anak adalah harapan masa depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi membawa
bangsa ini ke arah yang lebih baik atau bisa juga lebih buruk. Maka dari itu, amat miris
rasanya melihat anak-anak yang hidup mengamen di jalanan, bukannya bersekolah.
Rasanya lebih menyedihkan daripada melihat orang dewasa yang melakukan pekerjaan
serupa. Oleh karena itu kami melakukan observasi dan wawancara terhadap salah satu
pengamen.
1.2 Tujuan Penelitian
Sebelum membahas permasalahan tersebut diatas maka kami memepunyai tujuan
dalam membuat makalah ini sebagai berikut :
Ingin mengetahui tentang kehidupan anak jalanan khususnya pengamen.
Ingin mengetahui mengapa mereka harus mencari nafkah seperti itu.
Ingin memberi solusi kepada mereka tentang kehidupan yang sebenarnya harus mereka
lakukan.
1.3 Sistematika Penelitian
Dalam mengerjakan laporan ini kami mempunyai (3) Bab untuk mempermudah dalam
pengerjaan maklah ini dan terdiri dari beberapa sub diantaranya :
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
Dalam bab ini kami akan membahas tentang kehidupan anak jalanan khususnya
pengamen jalanan secara rinci agar kami dapat mengetahui bagai mana sebenarnya
kehidupan di jalanan. Dalam bab ini kami juga melakukan observasi ke jalan dan
mewawancarai pengamen jalanan.
Pengamen jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang sangat tidak enak untuk didengar.
Yang tidak enak didengar inilah yang lebih condong mengemis dari pada mengamen. Akan tetapi
bagaimanapun juga mereka hanya anak-anak bocah cilik yang menjadi korban situasi dari orang-
orang jahat dan tidak kreatif di sekitarnya. Pengamen anak ini ias dipaksa menjadi pengamen oleh
orang tua, oleh preman, dsb namun juga ada yang atas kemauan sendiri dengan berbagai motif.
Sebaiknya JANGAN DIBERI UANG agar tidak ada anak-anak yang menjadi pengamen. Mereka
jangan sampai menekan (memaksa) kepada pelanggan meski hanya seribu atau dua ribu rupiah
saja,'' jelasnya.
Keberadaan pengamen memang dinilai cukup meresahkan masyarakat, pasalnya mereka bisa
meminta uang pada orang (pelanggan) yang sama hingga tiga sampai empat kali meski personilnya
(pengamen) beda tetapi alat musik yang mereka gunakan masih sama.
Saat ini, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah
semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-
anak yang tidak pada tempatnya seperti dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan
dan gaji yang tidak masuk akal, dsb. Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-
anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan
anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat, padahal hal
ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi. Permasalahan anak jalanan
merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat
oleh Negara (pasal 34 ayat 1), namun kenyataannya kemampuan pemerintah tidak sebanding
dengan meningkatnya permasalahan anak, baik secara kuantitas maupun kualitas. Jumlah anak
terlantar (dimana anak jalanan termasuk didalamnya) cenderung semakin meningkat, seiring
dengan permasalahan kemiskinan yang belum dapat diatasi. Data PUSDATIN tahun 2006
menunjukkan bahwa anak terlantar di Indonesia mencapai 2.815.383 jiwa. Karena keterbatasan
pemerintah itulah, peran aktif dari masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan ini sangat
dibutuhkan.
(Pengamen Cilik) dengan cara riset lapangan, atau dengan melakukan observasi, wawancara, dan
kepustakaan. Agar kami mendapat pengetahuan yang lebiih dalam membuat laporan ini.
2.5.1 Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung kelokasi, agar data-data yang
diharapkan benar-benar obyektif. Artinya data yang di ambil tidak di buat-buat. Obyek
pengamatannya adalah Ingin mengetahui mengapa para pengamen itu lebih memilih hidup di
jalanan.
2.5.2 Wawancara
Kami melakukan wawancara kepada sekelompok pengamen yang berada di Bungkul
Surabaya karena kami ingin mengetahui secara langsung bagaimana sebenarnya pengamen jalanan
itu lebih memilih hidup di jalanan. Wawancara ini di lakukan pada waktu Sabtu malam tanggal 28
Adapun laporan yang berhasil kami terima saat kami mewawancarai Kiki “Sang Pengamen
Cilik”
tambahan.
5. Kiki terpaksa putus sekolah dari SDN Wonokromo III karena tidak punya biaya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah kami melakukan penelitian tentang kehidupan anak jalanan yang di singkat
menjadi ANJAL khususnya pengamen jalanan ternya pengamen itu terbagi menjadi
beberapa bagian yang di antaranya : Pengamen Baik, Pengamen Tidak Baik, Pengamen
Pengemis, Pengamen Pemalak / Penebar Teror, Pengemen Penjahat, Pengamen Cilik / Anak-Anak.
Sebagian besar banyaknya para pengamen di picu karena masah ekonomi mereka,
buruknya lapangan pekerjaan di negri ini membuat mereka menjadi pengamen jalanan, orang-
orang menjadi pengamen jalanan ialah orang-orang dari berbagai daerah di indonesia yang sengaja
datang ke kota-kota besar yang mempunyai niat untuk mendapatkan pekerjaan tetapi kurangnya
lapangan pekerjaan untuk mereka dan skil yang meraka punya pun belum bisa bersaing dengan
yang lain, sehingga mereka putus asa dan memilih menjadi pengamen jalanan sebagai mata
pencarian mereka.
Dalam laporan yang kami dapatkan setelah penelitihan yang bejudul Anak Jalanan atau
ANJAL yang di khususkan ke pada pengamen jalanan cilik kami memiliki dua saran yaitu untuk
Untuk Para pengamen jalanan setelah kami melakukan penelitian sebenernya sebagian
besar dari kalian para pengamen jalanan datang ke kota-kota besar tidak mau menjadi pengamen
sebagai pekerjaan sehari-hari, tepapi buruknya lapangan pekerjaan yang membuat kalian menjadi
pengamen jalanan. Untuk itu kami memberi saran kepada kalian kalau memang belum mempunyai
kemampuaan untuk bersaing mendapatkan pekerjaan lebih baik jangan datng dulu ke kota-kota
besar lebih baik bekerja di daearah sendiri pasti orang tua anda lebih bangga dengan anda di
bandingkan harus datang ke kota dan kehidupan anda menjadi tidak jelas seperti ini.