Anda di halaman 1dari 10

Masalah sosial adalah hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat yang dianggap

membawa pengaruh tidak baik terhadap kelangsungan hidup masyarakat itu sendiri. Masalah
sosial merupakan kondisi yang tidak diharapkan, oleh karena dianggap dapat merugikan
kehidupan sosial atau dianggap bertentangan dengan standar sosial yang telah disepakati.
Untuk mengetahui keberadaan masalah sosial dalam kehidupan masyarakat, diperlukan
identifikasi. Dilihat dari fokus perhatian dalam identifikasi masalah sosial dapat dibedakan
dalam dua pendekatan yakni Individu dan Sistem.

Dalam pendekatan individual masalah sosial atau kondisi yang dianggap bermasalah
lebih dilihat pada level individual sebagai warga masyarakat. Sudah tentu yang lebih dilihat
sebagai masalah adalah prilaku individu. Dalam pendekatan sistem, yang dianggap
bermasalah bukan prilaku orang perorangan sebagai individu, tetapi masyarakat sebagai
totalitas, masyarakat sebagai sistem.

Banyak orang beranggapan bahwa masalah sosial terjadi karena ada hal yang salah
atau kurang benar dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, mendiagnosis masalah
sosial pada dasarnya adalah mencari sumber dari kesalahan tadi. Eitzen membedakan adanya
dua pendekatan yaitu Person Blame Approach dan System Blame Approach. Pendekatan
pertama mencari sumber masalah sosial pada level individu, sedangkan pendekatan kedua
beranggapan bahwa sumber masalah sosial ada pada level sistem sehingga dalam
mendiagnosis masalah sumber kesalahan dicari pada level sistem juga.

Masing-masing pendekatan tersebut dimaksudkan untuk menjadi sarana dalam


mencari sumber masalah sosial. Person blame approach sesuai namanya dalam melakukan
diagnosa lebih menempatkan individu sebagai unit analisisnya. Sumber masalah sosial dilihat
pada faktor-faktor yang melekat pada individu penyandang masalah. Dengan asumsi bahwa
sumber masalah sosial ada pada diri penyandang masalah. Dari proses diagnosis tersebut,
dapat ditemukan faktor-faktor penyebab yang mungkin berasal dari kondisi fisik, psikis,
maupun proses sosialisasinya.

Sebaliknya, System blame approach yang lebih memfokuskan pada sistem sebagai
unit analisis untuk mencari dan menjelaskan sumber masalah nya, akan menemukan faktor
penyebab masalah dari aspek yang berkaitan dengan sistem, struktur dan institusi sosial.

A. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya ialah :


1) Apa itu pendekatan individual ?
2) Bagaimana prilaku individu menyebabkan masalah sosial yang bersumber dari
faktor individual?
3) Bagaimana prilaku individu menyebabkan masalah sosial yang bersumber dari
sistem?
4) Apa itu pendekatan Sistem?
5) Bagaimana masalah sosial pada level sistem yang bersumber dari Individu?
6) Bagaimana masalah sosial pada level sistem yang bersumber dari sistem?

B. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :

1) Apa itu pendekatan individual ?


2) Bagaimana prilaku individu menyebabkan masalah sosial yang bersumber dari
faktor individual?
3) Bagaimana prilaku individu menyebabkan masalah sosial yang bersumber dari
sistem?
4) Apa itu pendekatan Sistem?
5) Bagaimana masalah sosial pada level sistem yang bersumber dari Individu?
6) Bagaimana masalah sosial pada level sistem yang bersumber dari sistem?
1. Pengertian Pendekatan Individual (Person Blame Approach).

Pendekatan individu adalah pendekatan yang memperhatikan faktor individu secara


utuh meliputi watak, intelegensi, psikologi, dan kemampun psikomotorik1. Untuk dapat
mengerti tata kehidupan masyarakat (kelompok) perlu dibahas tata kehidupan individu yang
menjadi pembentuk mayarakat itu, jikalau kita dapat memahami tingkah laku individu satu
persatu bagaiman cara berfikirnya, perasaannya, kemampuannya, perbuatnnya, sikapnya dan
sebagainnya atau tegasnya watak individu, maka akhirnya dapat dimengerti bagaimana
kelompok (masyarakat).
Pendekatan Individual (Person Blame Approach) seperti namanya dalam melakukan
diagnosis lebih menempatkan individu sebagai unit analisisnya. Sumber masalah sosial
dilihat pada faktor-faktor yang melekat pada individu penyandang masalah, dengan asumsi
bahwa sumber masalah ada pada diri si penyandang masalah.
Maka di dalam approach individu menitik beratkan kepada faktor-faktor biologis dan
psikologis yang mendeterminir tingkah laku seseorang. Kedua faktor itulah yang primer
sedangkan faktor lingkungan sekitar fisik dan miliu sosial merupakan faktor sekunder2.

2. Prilaku Individu Sebagai Masalah Sosial Yang Bersumber Dari Faktor Individual.
Dengan mengamati prilaku individu dapat diidentifikasikan apakah telah terjadi
penyimpangan terhadap norma dan nilai sosial serta standar sosial yang berlaku. Dalam
pendekatan ini masalah sosial ditandai dengan adanya sikap dan prilaku masyarakat yang
tidak mematuhi aturan-aturan kelompok, atau kondisi kehidupan individu yang tidak sesuai
dengan standar sosial yang diharapkan.
Pandangan ini melihat pelaku penyimpangan adalah individu. Untuk mencari sumber
permasalahannya, digunakan logika : siapa yang melakukan penyimpangan, dialah yang
menjadi sumber masalah tersebut.
Adapun pandangan menurut ilmu lain mengenai prilaku individu yang bersumber dari
individu itu sendiri, antara lain :

1. M. Widda Djuhan. 2013. Sosiologi Pendidikan, STAIN (Ponorogo : STAIN). Hlm 52.
2 . http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/ragam-pendekatan-dalam-sosiologi.html#.UWy8WLX-
Eg816/04/2013/10.11.
A. Pandangan Bilogis : Terdapat adanya pandangan yang menyatakan bahwa prilaku
seseorang termasuk prilaku seseorang termasuk prilaku Kriminal banyak di pengaruhi
oleh bentuk dan struktur tubuh individu yang bersangkutan.
Apabila ditelusuri ke belakang, pandangan biologis guna menjelaskan inferioritas ini
dapat di cari dasar berpijaknya dari ajaran Herbet Spencer, seorang filsuf Inggris yang
memperkenalkan suatu teori yang lebih dikenal sebagai Social Darwinism. Apablia teori
ini digunakan untuk menjelaskan adanya warga masyarakat yang jatuh miskin, maka akan
sampai pada suatu tesis bahwa lapisan tersebut jatuh miskin karena mereka tidak cukup
Fit.
Kemiskinan adalah proses alamiah dari kondisi tidak sehat, kebodohan, lamban,
kurang semangat juang, dan sebagainya.

B. Pandangan Psikologis : Pandangan psikologis juga mencoba menjelaskan bahwa sumber


terjadinya prilaku individu yang menyimpang berasal dari dalam diri individu itu sendiri.
Bedanya dengan pandangan biologis adalah bahwa faktor penyebab adalah bahwa
faktor penyebabkan bukan kondisi Biologis melainkan kondisi kejiwaan dan kepribadian
dari individu itu sendiri.

C. Pandangan Sosialisasi : Proses terjadinya sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari


melalui interaksi sosialo dengan menggunakan media ataupun lingkungan sosial tertentu.
Oleh karena itu, kondisi kehidupan lingkungan tersebut akan sangat mewarnai dan
mempengaruhi Input dan pengetahuan yang diserap.
Sebagai suatu misal, tingkat kriminalitas yang tinggi dalam masyarakat kota pada
umumnya berada pada bagian wilayah kota yang miskin, dengan kondisi perumahan
dibawah standar, derajat kesehatan rendah, dan kondisi serta komposisi penduduk
yang tidak stabil, (Eitzen ; 1986, 400).

3. Prilaku Individu Sebagai Masalah Sosial Yang Bersumber Dari Sistem.


Pembahasan kali ini sama dengan pembahasan sebelumnya. Bedanya adalah, kali ini
sumber masalah yang menyebabkan terjadinya prilaku individu yang menyimpang tidak lah
berdasarkan “kesalahan” individu melainkan “Kesalahan” Sistem.
Semisal sebagai contoh ialah : Tingginya angka Drop Out disebabkan oleh tidak
tepatnya sistem pendidikan yang diterapkan, tidak seimbangnya beban kurikulum dengan
kemampuan anak, kesalahan dalam proses belajar engajar.
Atau contoh lain, Banyak nya peserta Ujian Nasional yang tidak lulus di desa-desa
terpencil. Hal tersebut bukan karena muridnya yang bodoh, namun karena sistem pendidikan
nya yang salah. Bayangkan, akses pendidikan di kota dan desa sangatlah jauh berbeda, mulai
dari Guru, Fasilitas, Bahan bacaan, dan sebagainya. Sedangkan sistem pendidikan
mewajibkan bahwa soal Ujian Nasional di sama ratakan. Pasti hasilnya akan berbeda.
Adapun salah satu contoh sumber masalah dari Cacat Struktur yaitu : Dalam kasus
Amerika Serikat, tindakan kekerasan yang banyak dilakukan oleh kulit hitam menurut
pandangan ini bukan disebabkan oleh orang-orang kulit hitam yang agresif, melainkan lebih
disebabkan oleh terbatasnya peluang mereka untuk melakukan mobilitas vertical dalam
struktur sosial yang ada (Eitzen, 1989 : 11).

4. Pendekatan Sistem (System Blame Approach)


Pendekatan sistem mrupakan suatu orientasi dalam melihat sesuatu, yaitu agar
dinding yang tegas antar disiplin ilmu diharapkan dapat dikurangi, penyempurnaan dari
pendekatan singular, parsial dan tradisional serta keterlibatan serentak berbagai disiplin ilmu
dalam memecahkan masalah sosial. Penerapan dari teori sistem tentang suatu hal disebut
model atau paradigma. Prinsipnya bahwa segala sesuatu itu selalu dapat dilihat melalui
pendekatan sistem.

System blame approach lebih memberikan focus perhatian pada level sistem sebagai
sumber masalah sosial. Pendekatan ini mempunyai anggapan bahwa sistem dan struktur
sosial yang lebih dominan dalam kehidupan bermasyarakat. Individu sebagai masyarakat
tunduk dan dikontrol oleh sistem. Dengan demikian apabila dalam kehidupan bermasyarakat
ditemukan masalah, baik pada prilaku dan kondisi orang perorang maupun masalah yang
melekat pada kehidupan bersama, maka yang menjadi sumber utamanya semestinya berasalh
dari sistem dan struktur sosialnya.

Maka dalam upaya treatmen nya pusat perhatian juga diberikan kepada perubahan dan
pembenahan sistemnya. Hal ini disebabkan oleh karena apa yang dilakukan dalam upaya
pemecahan masalah ditentukan oleh apa yang menjadi sumber masalah sesuai hasil analisis
dan kajian dalam tahap diagnosis.

5. Masalah Sosial Pada Level Sistem Yangbersumber Dari Individu.


Apabila masalah sosial dianggap suatu penyakit, maka yang sakut adalah
masyarakatnya; bukan prilaku orang per orang sebagai anggota masyarakat. Dengan unit
pengamatan seperti itu, maka kemudian dapat diidentifikasikan adanya masyarakat yang
mengalami disorganisasi baik dalam bentuk terpecahnya bagian-bagian atau komponen-
komponen dari masyarakat sebagai sistem, atau tidak berfungsi salah satu atau seluruh bagian
dari sistem sosial

Gejala lain yang dapat di identifikasi dengan unit pengamatan seperti itu misalnya
adalah terjadinya kondisi keresahan masyarakat yang memuncak (Social Unrest), ketidak
teraturan dan ketidak pastian dalam hidup bermasyarakat, kehidupan sosial yang diwarnai
oleh suasana kegelisahan.

Walaupun masalah sosialnya terjadi pada level sistem, akan tetapi sumber masalah
dapat berasal dari individu anggota masyarakat yang bersangkutan. Hal ini disebabkan oleh
karena masyarakat merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu. Dengan
perkataan lain, individu merupakan bagian integrasi dari masyarakat atau sistem sosial
tertentu3.

Kenyataan bahwa masalah sosial pada level sistem ini juga dapat bersumber dari
individu, dapat dijelaskan dari adanya pandangan tentang indicator sederhana sebagai salah
satu cara untuk mengidentifikasi masalah sosial. Menurut pandangan ini, suatu masyarakat
dapat dinyatakan mengalami masalah sosial dengan melihat angka statistic untuk hal-hal
tertentu seperti angka kejahatan, angka kenakalan, angka bunuh diri. Dari indikator tersebut
dapat ditafsirkan, bahwa semakin banyak anggota masyarakat yang melakukan tindakan dan
prilaku yang menyimpang akan memberi; indikasi bahwa masyarakatnya dalam kondisi yang
tidak sehat atau mengalami masalah sosial (Gillin and Gillin, 1954: 742).

6. Masalah Sosial Pada Level Sistem Yang Bersumber Dari Sistem.

3. Soetomo. 2008. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta : Pustaka pelajar. Hlm 183.
Pandangan ini mempunyai dasar pemikiran bahwa dengan penelusuran sumber
masalah pada level sistem akan betul-betul ditemukan sumber masalahnya, bukan hannya
sekedar gejala atau simtomnya. Lebih dari itu, pandangan ini juga mengemukakan alasan,
bahwa apabila masalah sosial akan dikaji dengan menggunakan sudut andang ilmu sosial,
maka objek kajiannya seharusnya tidak di titikberatkan kepada individu melainkan
masyarakat.

Kenyataan paling mendasar dalam kehidupan sosial, dan dengan demikian juga
penjelasan tentang masalah sosial adalah bahwa masyarakat terentuk dalam suatu bangunan
strultural. Oleh sebab itu, melalui bangunan structural tertentu dimungkinkan beeberapa
individu mempunyai kekuasaan, kesempatan dan peluang yang lebih baik dari individu yang
lain (Parillo, 1987: 29).

Dengan kenyataan tersebut diatas, dapat dimengerti bahwa apabila kalangan tertentu
dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dari kondisi sosial yang ada serta yang lebih
memungkinkan dapat memenuhi berbagai kebutuhannya. Di lain pihak, kalangan masyarakat
yang lain merasakan adanya peluang yang lebih sempit serta hambatan struktural dalam
pemenuhan kebutuhan.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan.

Pendekatan Individu (Person Blame Approach) adalah pendekatan yang mencari


sumber masalah sosial pada level individu yang mana memperhatikan faktor individu secara
utuh meliputi watak, intelegensi, psikologi, dan kemampun psikomotorik. Pendekatan
Individu dalam melakukan diagnosa lebih menempatkan individu sebagai unit analisisnya.
Sumber masalah sosial dilihat pada faktor-faktor yang melekat pada individu penyandang
masalah. Dengan asumsi bahwa sumber masalah sosial ada pada diri penyandang masalah.

Pendekatan Sistem (System Blame Approach) beranggapan bahwa sumber masalah


sosial ada pada level sistem sehingga dalam mendiagnosis masalah sumber kesalahan dicari
pada level sistem juga. Pendekatan Sistem lebih memfokuskan pada sistem sebagai unit
analisis untuk mencari dan menjelaskan sumber masalah nya, akan menemukan faktor
penyebab masalah dari aspek yang berkaitan dengan sistem, struktur dan institusi sosial.

Masing-masing pendekatan tersebut dimaksudkan untuk menjadi sarana dalam


mencari sumber masalah sosial. Dari proses diagnosis tersebut, dapat ditemukan faktor-faktor
penyebab yang mungkin berasal dari kondisi fisik, psikis, maupun proses sosialisasinya.

Daftar Pustaka

http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/ragam-pendekatan-dalam-
sosiologi.html#.UWy8WLX-Eg816/04/2013/10.11.
M. Widda Djuhan. Sosiologi Pendidikan. STAIN. Ponorogo : 2013.

Soetomo. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta : 2008.
(Buat Daftar Pustaka : M. Djuhan Widda, S.Ag, M.Si. Sosiologi pendidikan. Ponorogo
:STAIN. 2013).

Anda mungkin juga menyukai