Diajukan untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah umum Pengkajian Budaya
ditulis oleh:
Septianzi Citra Asri Imonita
NPM: 180810170014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas
akhir untuk pengambilan nilai Ujian Akhir Semester pada mata kuliah umum
Pengkajian Budaya.
Makalah ini tidak hanya sekadar menjadi penuntasan dalam menjalankan
tugas sebagai mahasiswa, namun juga sebagai bentuk kekaguman saya terhadap
sosok idola yang telah saya temukan lewat internet sejak Maret 2017 lalu. Saya
sangat bersyukur dapat mengetahui tentang Yuzuru Hanyu, meskipun beliau
bukanlah sosok atlet yang berasal dari olahraga populer bagi Indonesia. Melalui
berbagai pertandingan dan interview yang saya tonton lewat media daring, saya
mendapatkan semangat baru dengan memetik hal yang positif dari sosok yang
hebat seperti beliau.
Makalah ini saya dedikasikan untuk Yuzuru Hanyu, sosok yang
menginspirasi saya untuk tidak mudah menyerah ketika berada di titik terendah
dalam kehidupan. Semoga dapat diterima dengan sebaik-baiknya, meskipun saya
pribadi masih harus belajar lebih dalam lagi mengenai olahraga yang dilakukan
oleh idola saya tersebut.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Makalah 1
1.2 Tujuan Makalah 1
1.3 Manfaat Makalah 1
BAB II: LANDASAN TEORI 2
BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN 3
2.1 Seluk-Beluk Mengenai Figure Skating 3
2.2 Komponen Teknik Figure Skating 4
2.2.1 Lompatan (jumps)4
2.2.2 Putaran (spins) 5
2.2.3 Kerumitan Gerakan Kaki (Step Sequences) 7
2.2.4 Choreography Sequences 8
2.3 Komponen Program Figure Skating 8
2.3.1. Skating skills 8
2.3.2. Transitions 9
2.3.3. Performance 9
2.3.4. Composition 9
2.3.5. Interpretation of Music 10
2.4 Perjalanan Karier dari Yuzuru Hanyu 10
2.5 Pemecah Rekor Dunia 13
2.5.1 Sistem GOE +3 / -3 13
2.5.2 Sistem GOE +5 / -5 16
2.6 Yuzuru Hanyu Sebagai Representasi dari Figure Skating 17
BAB III: PENUTUP 19
3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
3
membuahkan hasil skor keseluruhan (Total Segment Score; TSS) untuk
masing-masing dari short program dan free program itu sendiri.
Sebagai salah satu olahraga termahal dengan sistem penilaian terumit di
dunia, figure skating juga merupakan olahraga yang secara ideal harus
dilakukan sejak masih balita. Para atlet kelas dunia rata-rata mulai berkarier
sejak umur 3-5 tahun, meskipun ada juga yang sekitar umur 7-11 tahun. Selain
berlatih di atas lapangan es, para atlet harus mengikuti sejumlah kegiatan lain
untuk menunjang kemampuan skating mereka, seperti balet dan yoga,
berhubung tubuh yang fleksibel dan refleks motorik yang sangat baik
merupakan kunci utama dari olahraga ini.
4
Lutz (Lz), dan Axel (A). Khusus untuk Euler (Eu), atau bisa disebut
sebagai Half Loop, lompatan ini tidak bisa dieksekusikan secara
sendirian, sehingga biasanya dikombinasikan dengan dua elemen
lompatan lain, misalnya dengan Salchow dan Toe loop (S+Eu+T).
Level dari masing-masing lompatan dihitung berdasarkan
jumlah rotasi di udara saat mengeksekusikannya. Jumlah rotasi di
udara tersebut tehitung dari satu sampai empat rotasi (single, double,
triple, dan quad/quadruple). Bila seseorang melakukan lompatan
Salchow dengan empat rotasi, maka lompatan tersebut akan bernama
Quad Salchow (4S). Lalu, untuk kombinasi lompatan seperti empat
rotasi Lutz dan tiga rotasi Toe Loop, maka lompatan tersebut bernama
Quad Lutz + Triple Toe Loop (4Lz+3T). Hanya Euler yang tidak
memiliki level dari jumlah rotasi karena lompatan tersebut selalu
dilakukan dengan setengah rotasi saja.
Axel (A) merupakan lompatan yang tersulit karena harus
menambah setengah rotasi lagi dari setiap level lompatannya.
Misalkan, bila seorang atlet mengeksekusikan lompatan Triple Axel
(3A), maka ia akan melakukan lompatan dengan sejumlah tiga
setengah (3.5) rotasi di udara.
Yuzuru Hanyu merupakan salah satu atlet terbaik yang mampu
mengeksekusikan Triple Axel dengan berbagai variasi yang sulit
dalam melakukannya. Beliau juga mengungkapkan keingannya untuk
segera mengeksekusikan Quad Axel (4A), yang notabene belum
pernah berhasil dilakukan oleh atlet manapun pada setiap
pertandingan ISU.
5
Gambar 2.2.2.1: Biellmann spin oleh Yuzuru Hanyu
6
dari seberapa banyak elemen yang digabungkan pada satu kombinasi
spin tersebut.
Teknik spin yang paling ikonik untuk Yuzuru Hanyu merupakan
Biellmann spin, yang notabene menjadi teknik spin yang sangat jarang
dieksekusikan oleh figure skater laki-laki karena membutuhkan
kefleksibelitas tubuh yang sangat ekstrem. Tubuh beliau yang lebih
fleksibel dibanding figure skater laki-laki pada umumnya membuat
beliau dapat mengeksekusikan teknik tersebut, meskipun bukan
menjadi yang terbaik bila dibandingkan dengan para figure skater
perempuan lainnya, yang notabene pada umumnya dapat melakukan
teknik tersebut di setiap program mereka.
7
2.2.4 Choreography Sequences
Choreography sequences merupakan elemen teknik yang khusus
dilakukan pada free program saja. Tidak ada aturan khusus maupun
tingkatan level pada teknik ini, namun tetap harus disesuaikan dengan
koreografi dan musik yang dimainkan pada programnya.
Berikut ini merupakan beberapa contoh signature move yang
menjadi ikonik dari Yuzuru Hanyu saat mengeksekusikan teknik
choreography sequences-nya:
8
era pertandingan tahun 2013/2014, skor untuk komponen skating skills
yang didapatkan selalu di atas 9.00, baik pada short program maupun
free program, dan selalu berkembang hingga era masa kini.
2.3.2. Transitions
Komponen ini mengevaluasi bagaimana cara yang dilakukan para
atlet dalam mengeksekusikan semua elemen teknik (lompatan, putaran,
dan kerumitan gerakan kaki) pada program yang dibawakannya.
Transisi yang baik adalah di mana para atlet mampu memberikan
gerakan yang bervariasi dalam setiap elemen tekniknya, sehingga
elemen tersebut tidak terlihat plain atau polos saat dieksekusikan.
Ada berbagai cara untuk melakukan variasi untuk
mengeksekusikan setiap elemen teknik yang ada, seperti melakukan
gerakan back counter yang menjadi ikonik bagi Yuzuru Hanyu dalam
melakukan lompatan triple Axel andalannya.
2.3.3. Performance
Komponen ini menilai dari bagaimana para atlet
mengeksekusikannya programnya secara keseluruhan, serta kualitas
program yang dibawakan dari segi fisik, emosional, dan mental pada
saat pertandingan berlangsung. Terkadang, komponen ini dipandang
bersifat subjektif, sehingga skor komponen ini bergantung pada
bagaimana para juri menilai program yang dibawakan oleh setiap atlet
yang dinilainya.
Membawakan program yang sempurna merupakan salah satu
tantangan tersulit yang dialami oleh setiap atlet, termasuk bagi Yuzuru
Hanyu sendiri. Namun, dalam berbagai kompetisi yang dilaluinya,
beliau dikenal sebagai atlet yang membawakan program berkualitas
tinggi, sehingga skor yang didapatkan pun sesuai dengan kualitas
program tersebut.
2.3.4. Compositions
Komponen ini berkaitan dengan pola dan jarak yang dibentuk di
atas es, yaitu bagaimana elemen teknik skating ditempatkan di seluruh
permukaan es. Apakah atlet selalu meluncur di bagian es yang sama
atau apakah mereka memanfaatkan seluruh area yang diberikan kepada
mereka? Tidak hanya itu, komponen ini juga menilai tujuan dari para
atlet dalam membawakan koreografi pada programnya, semisal
membawakan tema seperti balet atau salju.
9
Dengan skating skills yang sangat cepat, Yuzuru Hanyu dapat
menjangkau seluruh area pada lapangan es untuk mengeksekusikan
setiap elemen teknik pada programnya. Selain itu, setiap program yang
dibawakan oleh Yuzuru Hanyu memiliki tujuan yang khas, seperti
program Seimei yang menggambarkan tentang Abe no Seimei, seorang
onmyouji pada cerita legendaris masyarakat Jepang.
10
Yuzuru menjadi korban dari bencana alam gempa bumi dan tsunami di
wilayah Tohoku pada tahun 2011, sekaligus melanda kota asalnya, Sendai.
Pada saat bencana itu terjadi, Yuzuru sedang berlatih di klubnya, dan beliau
berlari keluar dengan masih memakai sepatu figure skating-nya tersebut.
Beliau beserta keluarganya berhasil selamat, namun harus ikut mengungsi
karena rumahnya hancur akibat bencana tersebut. Pada saat itu, Yuzuru sempat
berpikir untuk berhenti dalam berkarier di figure skating, namun berkat saran
dari pelatih pertamanya, Shoichirou Tsuzuki, Yuzuru dan Nanami Abe
memutuskan untuk tetap bekerja sama dalam berlatih di Yokohama.
Pada tahun 2012, tepat setelah memenangkan Kejuaraan Dunia 2012,
Yuzuru memutuskan untuk pindah ke Toronto untuk berlatih di bawah naungan
Brian Orser dan Tracy Wilson, dua pelatih yang berbasis di Toronto Cricket,
Skating, and Curling Club. Alasan untuk pindah adalah karena Javier
Fernandez, figure skater asal Spanyol yang menjadi teman satu klub sekaligus
rival, memiliki teknik Quadruple Salchow (4S) yang solid berkat pelatihan di
bawah Brian Orser. Yuzuru tinggal di Toronto bersama dengan ibunya,
meninggalkan ayah dan kakak perempuannya yang tetap berada di Sendai
hingga sekarang.
Tiga tahun setelah bencana itu terjadi, Yuzuru terpilih sebagai atlet
perwakilan dari Jepang yang bertanding pada Olimpiade Musim Dingin tahun
2014 di Sochi, Rusia. Dengan skor short program sebesar 101.45 yang
memecahkan rekor dunia, Yuzuru berhasil memimpin di antara 29 peserta dari
berbagai negara. Meskipun sempat terjatuh dua kali pada free program, Yuzuru
tetap memimpin dengan mendapatkan skor sebesar 278.64, membuatnya
mendapatkan medali emas untuk debut pertamanya dalam Olimpiade.
Gambar 2.5.2: Yuzuru Hanyu (tengah) bersama dengan Patrick Chan (kanan)
dan Denis Ten (kiri)
11
memutuskan untuk tetap mengikutsertakan Yuzuru Hanyu ke Olimpiade tanpa
harus membuatnya bertanding di tingkat nasional. Berdasarkan konferensi pers
yang diadakan setelah pelatihan resmi, Yuzuru baru mulai berlatih di atas es
pada bulan Januari, dan akan memakai painkillers saat bertanding karena
kondisi pergelangan kakinya masih dalam 20% dari kesembuhan total.
Pada bulan Februari 2018, Yuzuru Hanyu kembali memimpin dengan
skor 111.68 pada short program, selisih satu poin dengan rekor dunia yang
beliau ciptakan sebelumnya pada tahun 2017 lalu. Nathan Chen, seorang figure
skater asal Amerika Serikat yang difavoritkan untuk memenangkan Olimpiade,
jatuh ke peringkat 18 karena kesalahan yang terjadi pada short program-nya,
meskipun beliau mendapatkan peringkat satu pada free program. Yuzuru
mendapatkan peringkat kedua pada free program, dan peringkat satu untuk
jumlah total skor keseluruhan, membuatnya menjadi orang pertama yang
meraih medali emas Olimpiade kedua kalinya setelah 66 tahun dalam sejarah
figure skating. Selain beliau, terdapat Shoma Uno, rekan senegararanya yang
mendapatkan medali perak, serta Javier Fernandez dari Spanyol yang
mendapatkan medali perunggu.
Gambar 2.5.3: Yuzuru Hanyu (tengah) bersama dengan Shoma Uno (kiri),
dan Javier Fernandez (kanan)
12
Gambar 2.5.4: Yuzuru Hanyu di Upacara Kemenangan pada Pertandingan
Grand Prix Rostelecom 2018
13
Gambar 2.5.1.1: Lembar penjurian skor Yuzuru Hanyu untuk free program
pada Pertandingan ISU Kejuaraan Dunia 2017
14
Rekor Historis untuk Short Program
Tanggal Skor Pertandingan Catatan
Rekor historis terakhir.
CS Autumn
22 September
112.72 Classic
2017
International 2017
Yuzuru Hanyu menjadi
10 Desember Grand Prix Final
110.95 atlet pertama yang
2015 2015-16
memiliki skor di atas 110.
27 November NHK Trophy
106.33
2015 2015
Yuzuru Hanyu menjadi
Olimpiade Musim
13 Februari 2014 101.45 atlet pertama yang
Dingin 2014
memiliki skor di atas 100.
Yuzuru Hanyu
NHK Trophy memecahkan rekor dari
5 Desember 2013 99.84
2013 Patrick Chan dari bulan
November 2013.
23 November NHK Trophy
95.32
2012 2012
Yuzuru Hanyu
Skate America memecahkan rekor dari
19 Oktober 2012 95.07
2012 Daisuke Takahashi pada
bulan April 2012.
15
2.5.2 Sistem GOE +5 / -5
Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 2.5.2.1: Lembar penilaian skor Yuzuru Hanyu untuk short program
pada Pertandingan Grand Prix Rostelecom Cup 2018
16
Rekor untuk Short Program
Tanggal Skor Pertandingan Catatan
Grand Prix
16 November
110.53 Rostelecom Cup Rekor dunia saat ini.
2018
2018
Grand Prix
4 November 2018 106.69
Helisinki 2018
Selain dari skor, Yuzuru Hanyu juga memiliki sejumlah rekor dan
prestasi lain dalam sepanjang kariernya, yaitu:
1. Figure skater laki-laki Asia pertama yang yang memenangkan Olimpiade
Musim Dingin, serta menjadi yang termuda (19 tahun) semenjak Dick
Button pada tahun 1948.
2. Figure skater laki-laki pertama yang memenangkan Olimpiade Musim
Dingin secara dua kali berturut-turut dari 66 tahun yang lalu, semenjak
Dick Button pada tahun 1952.
3. Figure skater pertama yang sukses melakukan lompatan quadruple Loop
(4Lo) di kompetisi.
4. Figure skater pertama yang melakukan lompatan kombinasi quadruple
Toe loop + triple Axel + sequences (4T+3A+SEQ) di kompetisi.
5. Figure skater pertama sekaligus satu-satunya di dunia yang berhasil
memenangkan Grand Prix Final selama empat kali berturut-turut (2013-
2016).
6. Figure skater laki-laki asal Asia pertama yang memenangkan dua kali
pada kompetisi Kejuaraan Dunia (2014, 2017).
7. Figure skater pertama sekaligus satu-satunya yang selalu berada di
peringkat satu, berdasarkan urutan peringkat seluruh figure skater dari ISU
pada akhir lima musim tahun berturut-turut (2013–2018).
17
pada Olimpiade Musim Dingin tahun 2006 di Turin, mendeskripsikan Yuzuru
Hanyu sebagai “atlet yang paling lengkap dalam figure skating.”
Javier Fernandez, figure skater asal Spanyol sekaligus teman satu klub
dan rival dari Yuzuru Hanyu, mengatakan, “Bila dia (Yuzuru Hanyu) dapat
mengeksekusikan semua programnya tanpa cela, maka dia tidak akan
terkalahkan (dari semua kompetitor lain) pada masa kini.” Hal tersebut
dibuktikan pada setiap skor milik Yuzuru Hanyu yang menciptakan belasan
rekor dunia, dengan tidak ada satupun atlet yang mampu menyaingi skor yang
dimiliki olehnya.
“I have to say, he is the greatest of all time. That’s for sure.” kata Brian
Orser, pelatih dari Yuzuru Hanyu. Sebagai pelatih yang telah membimbing
Yuzuru Hanyu dalam menuju kemenangan dua kali pada Olimpiade Musim
Dingin, tentunya beliau memiliki penilaian tersendiri dalam setiap latihan dan
pertandingan yang diikuti oleh sang atlet. Brian Orser sendiri mengatakan
bahwa Yuzuru memiliki kemampuan fokus yang sangat baik, juga kenekatan
dalam meraih apapun yang ia inginkan, sehingga membuat beliau tak jarang
merasa khawatir terhadap atlet didikannya.
Sejumlah media massa mengklaim bahwa Yuzuru Hanyu merupakan
atlet figure skating terbaik di dunia, seperti yang dilansir pada Washington
Post, maupun sebagai Michael Jackson on Ice dari New York Times. Fanyu,
sebutan untuk para penggemar dari Yuzuru Hanyu, merupakan fanbase
terbesar dari dunia penggemar figure skating. Bila Yuzuru Hanyu bertanding di
suatu arena, maka bukan hal yang aneh bila lebih dari setengah populasi tribun
penonton diindentifikasikan sebagai seorang Fanyu. Mereka membawa boneka
Winnie The Pooh untuk dilemparkan ke arena es seusai Yuzuru menyelesaikan
programnya, sebagai suatu tradisi bagi para penggemar karena mengingat
kesukaan Yuzuru terhadap boneka tersebut.
Selain itu, kekuatan mental yang dimiliki Yuzuru Hanyu juga
mencerminkan beliau sebagai atlet figure skating sejati. Dimulai dari penyakit
asma yang dideritanya, bencana alam yang menimpa kota asalnya, perlakuan
para juri yang sering berlaku tidak adil terhadap skornya, serta cedera yang
sering terjadi pada setiap musim pertandingan yang diikutnya, menjadikan
Yuzuru Hanyu sebagai atlet yang tidak hanya bermental sangat kuat, namun
juga sangat rendah hati, penuh respek, dan berambisi kuat untuk meraih suatu
kemenangan.
Figure skating merupakan olahraga yang sangat keras dari segi finansial
maupun peluang untuk mendapatkan cedera yang tinggi. Pada masa kini, dunia
dapat melihat Yuzuru Hanyu sebagai atlet paling mencerminkan olahraga
figure skating sesungguhnya, baik dari sisi baik maupun buruk yang mewarnai
setiap perjalanan karier yang dilaluinya hingga sekarang.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anggapan yang dibuat oleh pihak yang terlibat dalam olahraga figure
skating mengenai Yuzuru Hanyu terbukti benar adanya, seperti dari sesama
figure skater, pelatih, media massa, maupun para penggemar yang memiliki
pendapat tersendiri mengenai sosok atlet tersebut, namun dicocokan dengan
bagaimana seharusnya olahraga figure skating tersebut dimainkan. Yuzuru
Hanyu menjadikan dirinya sendiri sebagai atlet figure skating yang paling utuh
pada masa kini, berdasarkan dari aspek olahraga (teknik) dan artistik yang
menjadi dua kunci utama untuk menggambarkan olahraga tersebut.
Tidak hanya itu, segala rintangan yang dialami dalam karier Yuzuru
Hanyu juga membuktikan bahwa beliau menjadi atlet yang sangat kuat untuk
terus berjuang pada olahraga sekeras dan semahal ini. Tidak ada penggemar
figure skating yang tidak mengenal dia. Oleh karena itu, berkat segala
rintangan, bakat, dan prestasi dalam kehidupan kariernya, Yuzuru Hanyu
pantas dijadikan sebagai representasi dari olahraga figure skating pada masa
kini.
3.2 Saran
Bila pembaca ingin mengetahui tentang olahraga figure skating lebih
lanjut, maka disarankan untuk menonton berbagai performa program yang
dimiliki oleh Yuzuru Hanyu. Penulis menyarankan kepada pembaca untuk
menonton short program berjudul “Parissiene Walkways” dari Olimpiade
Musim Dingin 2014, serta free program “Hope and Legacy” dari Kejuaraan
Dunia 2017 untuk melihat kesempurnaan dalam olahraga tersebut.
Meskipun demikian, terdapat free program berjudul “Seimei” dari Grand
Prix Final 2015 dan Olimpiade Musim Dingin 2018 yang menjadi program
paling ikonik bagi Yuzuru Hanyu sendiri. Pembaca diperkenankan untuk
menontonnya sebagai awal mula dalam mengenal olahraga musim dingin yang
tidak populer di negara tropis seperti Indonesia ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
iv
olympic-gold-medalist-yuzuru-hanyu-the-greatest-figure-skater-of-all-
time/?noredirect=on&utm_term=.c2817d6c42ef (4 Desember 2018)
The Associated Press. 2018. Hanyu’s path to 2nd Olympic gold was paved by
patience. Diambil dari
https://www.usatoday.com/story/sports/olympics/2018/02/17/hanyus-path-
to-2nd-olympic-gold-was-paved-with-patience/110546180/ (4 Desember
2018)
Wong, Jackie. 2018. Opining on Olympic men (part 2): Yuzuru Hanyu, no doubt,
the greatest. Diambil dari
https://www.rockerskating.com/news/2018/2/17/opining-on-olympic-men-
part-2-yuzuru-hanyu-no-doubt-the-greatest (4 Desember 2018)
Yanai, Yumiko. 2014. A Post-Plushenko Champion: Hanyu Yuzuru Wins Figure
Skating Gold. Diambil dari https://www.nippon.com/en/column/g00154/ (4
Desember 2018)
Zeitlin, Anna dan Ichikawa, Yuka. 2012. Yuzuru Hanyu – Past, present, and
future. Diambil dari http://www.absoluteskating.com/index.php?
cat=articles&id=2012hanyu (4 Desember 2018)