Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

ANALISIS REPRESENTASI YUZURU HANYU TERHADAP


OLAHRAGA FIGURE SKATING PADA MASA KINI

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah umum Pengkajian Budaya

ditulis oleh:
Septianzi Citra Asri Imonita
NPM: 180810170014

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas
akhir untuk pengambilan nilai Ujian Akhir Semester pada mata kuliah umum
Pengkajian Budaya.
Makalah ini tidak hanya sekadar menjadi penuntasan dalam menjalankan
tugas sebagai mahasiswa, namun juga sebagai bentuk kekaguman saya terhadap
sosok idola yang telah saya temukan lewat internet sejak Maret 2017 lalu. Saya
sangat bersyukur dapat mengetahui tentang Yuzuru Hanyu, meskipun beliau
bukanlah sosok atlet yang berasal dari olahraga populer bagi Indonesia. Melalui
berbagai pertandingan dan interview yang saya tonton lewat media daring, saya
mendapatkan semangat baru dengan memetik hal yang positif dari sosok yang
hebat seperti beliau.
Makalah ini saya dedikasikan untuk Yuzuru Hanyu, sosok yang
menginspirasi saya untuk tidak mudah menyerah ketika berada di titik terendah
dalam kehidupan. Semoga dapat diterima dengan sebaik-baiknya, meskipun saya
pribadi masih harus belajar lebih dalam lagi mengenai olahraga yang dilakukan
oleh idola saya tersebut.

Jatinangor, 4 Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Makalah 1
1.2 Tujuan Makalah 1
1.3 Manfaat Makalah 1
BAB II: LANDASAN TEORI 2
BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN 3
2.1 Seluk-Beluk Mengenai Figure Skating 3
2.2 Komponen Teknik Figure Skating 4
2.2.1 Lompatan (jumps)4
2.2.2 Putaran (spins) 5
2.2.3 Kerumitan Gerakan Kaki (Step Sequences) 7
2.2.4 Choreography Sequences 8
2.3 Komponen Program Figure Skating 8
2.3.1. Skating skills 8
2.3.2. Transitions 9
2.3.3. Performance 9
2.3.4. Composition 9
2.3.5. Interpretation of Music 10
2.4 Perjalanan Karier dari Yuzuru Hanyu 10
2.5 Pemecah Rekor Dunia 13
2.5.1 Sistem GOE +3 / -3 13
2.5.2 Sistem GOE +5 / -5 16
2.6 Yuzuru Hanyu Sebagai Representasi dari Figure Skating 17
BAB III: PENUTUP 19
3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Makalah


Menjadi pemenang dua kali berturut-turut dalam pertandingan sekelas
Olimpiade Musim Dingin membuat Yuzuru Hanyu dikatakan sebagai atlet
figure skating terbaik pada masa kini. Tidak ada yang tidak mengetahui sosok
Yuzuru Hanyu bagi para pecinta olahraga tersebut, baik dari kalangan sesama
atlet, pelatih, pihak organisasi yang berkaitan, maupun para penggemar yang
senantiasa mengikuti perkembangan olahraga ini dari waktu ke waktu.
Namun, menjadi suatu pertanyaan besar bagi berbagai pihak untuk
mencari bukti mengenai Yuzuru Hanyu sebagai gambaran yang sesungguhnya
bagi olahraga ini. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai
kebenaran dari berbagai pihak mengenai Yuzuru Hanyu berdasarkan teori
representasi dari Stuart Hall.

1.2 Tujuan Makalah


Tujuan makalah ini untuk mencari tahu, sekaligus membuktikan, bahwa
Yuzuru Hanyu menjadi representasi terhadap olahraga figure skating lewat
berbagai informasi yang ada. Makalah ini menghubungkan antara teori
representasi yang dianut pada kajian budaya dengan segala aspek pada
kehidupan karier Yuzuru Hanyu dari awal hingga masa kini.

1.3 Manfaat Makalah


Adapun manfaat yang diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui seluk-beluk mengenai olahraga figure skating secara umum
maupun dari segi teknisnya.
2. Mengetahui tentang Yuzuru Hanyu sebagai atlet paling ikonik dalam
olahraga figure skating pada masa kini.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam bab tiga buku Studying Culture: A Practical Introduction, terdapat


tiga definisi dari kata to represent, yaitu:
1. to stand in for. Seperti dalam kasus bendera negara yang dikibarkan pada
suatu event olahraga, maka bendera tersebut menandakan keberadaan negara
yang ikut serta dalam event tersebut.
2. to speak or act on behalf for. Kasusnya seperti seorang Paus yang berbicara
dan bertindak atas nama umat Katolik.
3. to represent. Misalnya tulisan sejarah atau biografi yang dapat
menghadirkan kembali kejadian-kejadian di masa lalu.
Menurut Stuart Hall dalam bukunya yang berjudul Representation: Cultural
Representation and Signifying Practices, “Representation connects meaning and
language to culture…. Representation is an essential part of the process by which
meaning is produced and exchanged between members of culture.” Suatu makna
diproduksi dan mengalami pertukaran antar masyarakat melalui representasi.
Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa representasi merupakan suatu cara dalam
memproduksi makna.
Sistem representasi ini terdiri dari dua komponen penting yang saling
berhubungan, yaitu konsep dalam pikiran dan bahasa. Maka dari itu, hal
terpenting yang diperlukan dalam sistem representasi yang dapat berproduksi dan
bertukar makna ini adalah kelompok yang memiliki latar belakang pengetahuan
yang sama, seperti konsep, gambar, dan ide, sehingga dapat menciptakan suatu
pemahaman yang (hampir) sama.
Pemahaman terhadap suatu hal bisa menjadi sangat berbeda dalam budaya
atau kelompok masyarakat yang berlainan karena memiliki berbagai cara
tersendiri dalam memaknai sesuatu. Maka dari itu, kelompok masyarakat yang
tidak memiliki latar belakang pemahaman yang sama terhadap kode-kode budaya
tertentu tidak akan dapat memahami makna yang diproduksi oleh kelompok
masyarakat lain.
Makna merupakan suatu konstruksi yang dibentuk secara tegas, sehingga
makna tersebut terlihat seakan-akan alamiah dan tidak dapat diubah. Makna ini
dikonstruksi melalui sistem representasi dan difiksasi melalui kode. Kode inilah
yang membuat masyarakat berada dalam satu kelompok budaya yang sama untuk
saling mengerti dalam hal tersebut, setelah melalui konvensi secara sosial.
Maka, kesimpulan dari teori ini adalah representasi merupakan suatu proses
untuk memproduksi sebuah makna dari apa yang ada di pikiran kita melalui
bahasa. Proses produksi makna tersebut dimungkinkan dengan adanya sistem
representasi. Proses makna tersebut tergantung pada latar belakang pengetahuan
dan pemahaman suatu kelompok sosial terhadap suatu tanda. Suatu kelompok
harus memiliki latar belakang pengetahuan yang sama untuk menciptakan suatu
pemahaman yang (hampir) sama.

2
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN

2.1 Seluk-Beluk Mengenai Figure Skating


Figure skating merupakan cabang olahraga dari ice skating yang
menggabungkan aspek olahraga dan artistik dari berbagai elemen, seperti
lompatan, putaran, serta kerumitan gerakan kaki di atas lapangan es. Olahraga
ini menjadi olahraga musim dingin tertua yang dipertandingkan pada tingkat
Olimpiade, yaitu pada tahun 1908, saat masih bergabung dengan Olimpiade
Musim Panas (lalu berpindah ke Olimpiade Musim Dingin yang dilaksanakan
pada tahun 1924).
Pada pertandingan tingkat Olimpiade, figure skating memiliki lima
kategori disiplin yang dipertandingkan, yaitu men’s single, ladies’s single, pair
skating, ice dancing, serta team event yang baru dilaksanakan pada Olimpiade
Musim Dingin tahun 2014 di Sochi, Rusia. Setiap kategori disiplin memiliki
peraturan masing-masing yang harus dilakukan dalam setiap pertandingan,
namun pada dasarnya memiliki latihan dasar yang sama untuk meningkatkan
aspek skating skills sebelum memutuskan untuk memilih kategori disiplin yang
diinginkan.
International Skating Union (ISU) merupakan badan internasional yang
menaungi olahraga figure skating dalam skala internasional. ISU telah
mengeluarkan sejumlah pertandingan internasional, namun ada lima sampai
delapan pertandingan besar yang diikuti oleh sejumlah atlet kelas dunia.
Terdapat lima pertandingan terbesar yang diadakan pada tingkat senior, yaitu
Grand Prix Final, Kejuaraan Eropa (European Championship), Kejuaraan
Empat Benua (Four Continent Championship), Kejuaraan Dunia (World
Championship), serta Olimpiade Musim Dingin (Winter Olympic). Sedangkan
untuk tingkat junior terdapat tiga pertandingan besar, seperti Grand Prix Final
Junior (Junior Grand Prix Final), Kejuaraan Dunia Junior (World Junior
Championship), serta Olimpiade Remaja Musim Dingin (Winter Youth
Olympic).
Dalam teknis pertandingannya, setiap peserta harus melakukan dua
program dalam satu pertandingan, yaitu short program atau short
dance/rhythim dance (untuk kategori ice dancing) dengan durasi dua menit
lebih tiga puluh detik, serta free program atau free dance (untuk kategori ice
dancing) selama empat menit. Hasil pertandingan secara keseluruhan
ditentukan dari jumlah skor yang didapatkan dari kedua program tersebut. Bisa
dikatakan bahwa para atlet harus mampu mengeksekusikan kedua program
dengan sangat baik bila ingin mendapatkan posisi yang aman di podium.
Bagaimana cara untuk menentukan jumlah skor dari masing-masing
short dan free program? Pada umumnya, terdapat dua komponen utama yang
mendasarinya, yaitu Technical Component Score (TES; skor berdasarkan
teknik lompatan, putaran, dan kerumitan gerakan kaki), serta Program
Component Score (PCS; skor berdasarkan komponen programnya, yaitu
skating skills, transitions, performance, composition, dan interpretation of
music). Kedua skor komponen utama tersebut digabungkan, sehingga

3
membuahkan hasil skor keseluruhan (Total Segment Score; TSS) untuk
masing-masing dari short program dan free program itu sendiri.
Sebagai salah satu olahraga termahal dengan sistem penilaian terumit di
dunia, figure skating juga merupakan olahraga yang secara ideal harus
dilakukan sejak masih balita. Para atlet kelas dunia rata-rata mulai berkarier
sejak umur 3-5 tahun, meskipun ada juga yang sekitar umur 7-11 tahun. Selain
berlatih di atas lapangan es, para atlet harus mengikuti sejumlah kegiatan lain
untuk menunjang kemampuan skating mereka, seperti balet dan yoga,
berhubung tubuh yang fleksibel dan refleks motorik yang sangat baik
merupakan kunci utama dari olahraga ini.

2.2 Komponen Teknik Figure Skating


Berhubung Yuzuru Hanyu hanya bertanding pada kategori men’s singles,
maka makalah ini hanya akan membahas mengenai teknik figure skating yang
secara umum dipakai pada kategori disiplin tersebut.
Seperti yang sudah dibahas pada landasan teoretis, teknik figure skating
yang wajib ada pada setiap short dan free program terdiri dari elemen
lompatan (jumps), putaran (spins), serta kerumitan gerakan kaki (step
sequences). Terdapat satu elemen tambahan, yaitu choreography sequences,
namun elemen tersebut hanya berlaku pada free program saja.
2.2.1 Lompatan (jumps)
Lompatan pada figure skating terdiri dari dua kategori, yaitu
lompatan dengan menggunakan bantuan toe pick (ujung depan pisau
sepatu figure skating yang bergerigi) dan edge (menggunakan sisi
pinggir luar (outside edge) dan dalam (inside edge) pada pisau sepatu
figure skating). Anatomi dari sepatu figure skating bisa dilihat dari
gambar berikut:

Gambar 2.2.1.1: Anatomi dari sepatu figure skating

Berdasarkan dari kategorinya, untuk lompatan dengan bantuan


toe pick terdiri dari lompatan bernama Toe loop (T), Flip (F), dan Lutz
(Lz). Sedangkan untuk lompatan dengan edge terdiri dari Salchow (S),
Loop (Lo), Euler (Eu), dan Axel (A).
Namun, berdasarkan dari tingkat kesulitan, lompatan ini
diurutkan menjadi Toe loop (T), Salchow (S), Loop (Lo), Flip (F),

4
Lutz (Lz), dan Axel (A). Khusus untuk Euler (Eu), atau bisa disebut
sebagai Half Loop, lompatan ini tidak bisa dieksekusikan secara
sendirian, sehingga biasanya dikombinasikan dengan dua elemen
lompatan lain, misalnya dengan Salchow dan Toe loop (S+Eu+T).
Level dari masing-masing lompatan dihitung berdasarkan
jumlah rotasi di udara saat mengeksekusikannya. Jumlah rotasi di
udara tersebut tehitung dari satu sampai empat rotasi (single, double,
triple, dan quad/quadruple). Bila seseorang melakukan lompatan
Salchow dengan empat rotasi, maka lompatan tersebut akan bernama
Quad Salchow (4S). Lalu, untuk kombinasi lompatan seperti empat
rotasi Lutz dan tiga rotasi Toe Loop, maka lompatan tersebut bernama
Quad Lutz + Triple Toe Loop (4Lz+3T). Hanya Euler yang tidak
memiliki level dari jumlah rotasi karena lompatan tersebut selalu
dilakukan dengan setengah rotasi saja.
Axel (A) merupakan lompatan yang tersulit karena harus
menambah setengah rotasi lagi dari setiap level lompatannya.
Misalkan, bila seorang atlet mengeksekusikan lompatan Triple Axel
(3A), maka ia akan melakukan lompatan dengan sejumlah tiga
setengah (3.5) rotasi di udara.
Yuzuru Hanyu merupakan salah satu atlet terbaik yang mampu
mengeksekusikan Triple Axel dengan berbagai variasi yang sulit
dalam melakukannya. Beliau juga mengungkapkan keingannya untuk
segera mengeksekusikan Quad Axel (4A), yang notabene belum
pernah berhasil dilakukan oleh atlet manapun pada setiap
pertandingan ISU.

Gambar 2.2.1.2: Pola Lompatan Triple Axel oleh Yuzuru Hanyu

2.2.2 Putaran (spins)


Putaran pada figure skating terdiri dari tiga kategori, yaitu:
1) Upright spin, merupakan putaran di mana atlet berada dalam
posisi tegak dan kepala mereka sejajar dengan tulang
belakang mereka. Contohnya adalah Layback spin,
Biellmann spin, dan Scratch spin.

5
Gambar 2.2.2.1: Biellmann spin oleh Yuzuru Hanyu

2) Sit spin, merupakan teknik putaran di mana pantat tidak lebih


tinggi dari tingkat lutut yang melakukan skating. Contohnya
adalah Flying sit spin dan Pancake spin.

Gambar 2.2.2.2: Pancake spin oleh Yuzuru Hanyu

3) Camel spin, merupakan teknik putaran di mana kaki yang


bebas diangkat dengan posisi lutut lebih tinggi dari pinggul.
Contohnya adalah Camel spin dan Doughnut spin.

Gambar 2.2.2.3: Doughnut spin oleh Yuzuru Hanyu

Biasanya, para atlet lebih suka menyatukan berbagai macam


teknik spin dengan kombinasi, seperti Flying camel combination spin
level empat (FCCoSp4) yang terdiri dari empat elemen spin, yaitu
Layover camel spin, Doughnut spin, Broken leg spin, dan Biellmann
spin. Level pada kombinasi spin (dari satu sampai empat) bergantung

6
dari seberapa banyak elemen yang digabungkan pada satu kombinasi
spin tersebut.
Teknik spin yang paling ikonik untuk Yuzuru Hanyu merupakan
Biellmann spin, yang notabene menjadi teknik spin yang sangat jarang
dieksekusikan oleh figure skater laki-laki karena membutuhkan
kefleksibelitas tubuh yang sangat ekstrem. Tubuh beliau yang lebih
fleksibel dibanding figure skater laki-laki pada umumnya membuat
beliau dapat mengeksekusikan teknik tersebut, meskipun bukan
menjadi yang terbaik bila dibandingkan dengan para figure skater
perempuan lainnya, yang notabene pada umumnya dapat melakukan
teknik tersebut di setiap program mereka.

2.2.3 Kerumitan Gerakan Kaki (Step Sequences)


Step sequences merupakan gerakan kaki yang disesuaikan
dengan pola yang ditentukan di atas lapangan es. Pola tersebut bisa
berupa garis lurus, lingkaran, maupun tidak beraturan.

Gambar 2.2.3.1: Pola step sequences level empat (StSq4) oleh


Yuzuru Hanyu

Level pada step sequences bergantung dari seberapa rumit


gerakan kaki selama mengeksekusikannya di atas es. Maka dari itu,
kemampuan skating skills sangat diperhitungkan untuk teknik ini.
Level satu (StSq1) untuk gerakan sederhana, level dua (StSq2) untuk
gerakan standar, level tiga (StSq3) untuk gerakan rumit, dan level
empat (StSq4) untuk gerakan sangat rumit.
Sejak di awal tingkat senior, Yuzuru Hanyu tidak pernah
melakukan step sequences kurang dari level tiga, serta kebanyakan
programnya didominasi oleh step sequences level empat. Penggunaan
elemen ini bergantung dari keputusan beliau dalam menentukan
stratego layout pada programnya, serta kecocokan dalam koreografi
program yang ingin dibawakan tersebut.

7
2.2.4 Choreography Sequences
Choreography sequences merupakan elemen teknik yang khusus
dilakukan pada free program saja. Tidak ada aturan khusus maupun
tingkatan level pada teknik ini, namun tetap harus disesuaikan dengan
koreografi dan musik yang dimainkan pada programnya.
Berikut ini merupakan beberapa contoh signature move yang
menjadi ikonik dari Yuzuru Hanyu saat mengeksekusikan teknik
choreography sequences-nya:

Gambar 2.2.4.1: Teknik hydroblade

Gambar 2.2.4.2: Teknik ina bauer

2.3 Komponen Program Figure Skating


Penilaian pada komponen program untuk short program dan free
program sama-sama terdiri dari lima komponen. Pada setiap komponen
tersebut, para juri akan memberikan nilai dari 0.25 sampai 10.00. Untuk short
program, setiap komponen yang didapat akan dikalikan 1.00, sedangkan free
program menjadi 2.00. Berikut ini adalah lima komponen yang diperhitungkan
untuk menghasilkan skor pada bagian Program Component Score (PCS):
2.3.1. Skating skills
Komponen ini menilai bagaimana kualitas para atlet kemampuan
berseluncur di atas es, termasuk penggunaan bagian edge pada pisau
sepatu figure skating (dengan semakin dalam penggunaan edge-nya,
maka semakin bagus nilai yang dapat diperoleh). Skating skills yang
sangat baik bisa dikatakan di mana atlet dapat berseluncur dengan cepat
dan mudah. Namun, setiap kesalahan yang dilakukan para atlet tentunya
berdampak pada penilaian komponen ini.
Berkat latihan dari storking class yang didapatkan pada klub
tempat ia berlatih, Yuzuru Hanyu menjadi atlet dengan kemampuan
skating skills yang sangat cepat dengan kualitas edge yang baik,
membuat setiap gerakannya menjadi sangat mengalir di atas es. Sejak

8
era pertandingan tahun 2013/2014, skor untuk komponen skating skills
yang didapatkan selalu di atas 9.00, baik pada short program maupun
free program, dan selalu berkembang hingga era masa kini.

2.3.2. Transitions
Komponen ini mengevaluasi bagaimana cara yang dilakukan para
atlet dalam mengeksekusikan semua elemen teknik (lompatan, putaran,
dan kerumitan gerakan kaki) pada program yang dibawakannya.
Transisi yang baik adalah di mana para atlet mampu memberikan
gerakan yang bervariasi dalam setiap elemen tekniknya, sehingga
elemen tersebut tidak terlihat plain atau polos saat dieksekusikan.
Ada berbagai cara untuk melakukan variasi untuk
mengeksekusikan setiap elemen teknik yang ada, seperti melakukan
gerakan back counter yang menjadi ikonik bagi Yuzuru Hanyu dalam
melakukan lompatan triple Axel andalannya.

Gambar 2.3.2.1: Pola gerakan back counter

2.3.3. Performance
Komponen ini menilai dari bagaimana para atlet
mengeksekusikannya programnya secara keseluruhan, serta kualitas
program yang dibawakan dari segi fisik, emosional, dan mental pada
saat pertandingan berlangsung. Terkadang, komponen ini dipandang
bersifat subjektif, sehingga skor komponen ini bergantung pada
bagaimana para juri menilai program yang dibawakan oleh setiap atlet
yang dinilainya.
Membawakan program yang sempurna merupakan salah satu
tantangan tersulit yang dialami oleh setiap atlet, termasuk bagi Yuzuru
Hanyu sendiri. Namun, dalam berbagai kompetisi yang dilaluinya,
beliau dikenal sebagai atlet yang membawakan program berkualitas
tinggi, sehingga skor yang didapatkan pun sesuai dengan kualitas
program tersebut.

2.3.4. Compositions
Komponen ini berkaitan dengan pola dan jarak yang dibentuk di
atas es, yaitu bagaimana elemen teknik skating ditempatkan di seluruh
permukaan es. Apakah atlet selalu meluncur di bagian es yang sama
atau apakah mereka memanfaatkan seluruh area yang diberikan kepada
mereka? Tidak hanya itu, komponen ini juga menilai tujuan dari para
atlet dalam membawakan koreografi pada programnya, semisal
membawakan tema seperti balet atau salju.

9
Dengan skating skills yang sangat cepat, Yuzuru Hanyu dapat
menjangkau seluruh area pada lapangan es untuk mengeksekusikan
setiap elemen teknik pada programnya. Selain itu, setiap program yang
dibawakan oleh Yuzuru Hanyu memiliki tujuan yang khas, seperti
program Seimei yang menggambarkan tentang Abe no Seimei, seorang
onmyouji pada cerita legendaris masyarakat Jepang.

2.3.5. Interpretation of Music


Komponen ini menilai berdasarkan penjiwaan yang dimiliki oleh
setiap atlet terhadap musik yang digunakan pada setiap programnya.
Para atlet akan meendapatkan nilai yang tinggi bila dapat menggerakan
anggota tubuhnya sesuai dengan ritme musik yang digunakan dalam
mengekspresikan programnya sendiri.
Sudah menjadi rahasia umum bila Yuzuru Hanyu memiliki
penjiwaan yang sangat bagus dalam menginterpretasikan musik yang
dibawakannya. Semua itu dapat ia lakukan karena memiliki
kemampuan mendengar yang sangat baik dari hobinya, alias
mendengarkan musik, sehingga dapat menangkap setiap ritme musik
untuk diaplikasikan dalam gerakan program yang ingin dibawakannya.

2.4 Perjalanan Karier dari Yuzuru Hanyu


Yuzuru Hanyu ( 羽 生 結 弦 Hanyū Yuzuru, lahir di Sendai, 7 Desember
1994) merupakan seorang figure skater yang mewakili negara Jepang. Beliau
sudah memulai kariernya sejak umur empat tahun karena mengikuti sang
kakak, Saya Hanyu, untuk berseluncur di Sendai Ice Rink yang dekat dengan
rumah mereka. Beliau mengidolakan Evgeni Plushenko, seorang figure skater
asal Rusia yang memenangkan Olimpiade Musim Dingin 2006 di Turin, serta
Johnny Weir dari Amerika Serikat sebagai pemenang medali perunggu pada
Kejuaraan Dunia 2008 di Gothenburg, sebagai panutan dalam kehidupan karier
figure skating yang dijalaninya.
Awalnya, Yuzuru kecil lebih menyukai olahraga bisbol, namun olahraga
tersebut bersifat tidak ramah untuk penderita asma sepertinya, sehingga dia
lebih memilih untuk tetap di figure skating karena merupakan olahraga yang
berada di dalam ruangan dan lebih bebas dari debu.
Di bawah bimbingan pelatih pertamanya, Shoichirou Tsuzuki, Yuzuru
berhasil memenangkan pertandingan nasional pertamanya pada tahun musim
2004/2005 tingkat Pemula B, yang notabene merupakan tingkat terendah dari
dua tingkat pemula lain. Pada saat beliau berada di bimbingan pelatih Nanami
Abe pada tahun 2006, klub tempatnya berlatih sempat ditutup karena masalah
keuangan. Klub tersebut dibuka lagi pada tahun 2007.
Beliau menghabiskan masa juniornya selama dua tahun musim berturut-
turut (tahun 2008/2009 hingga 2009/2010). Setelah memenangkan Kejuaraan
Dunia Tingkat Junior pada tahun 2010, Yuzuru memutuskan untuk naik ke
tingkat senior pada musim selanjutnya. Medali perak pada Kejuaraan Empat
Dunia tahun 2011 merupakan medali pertama yang beliau dapatkan pada masa
debut di tingkat senior, membuatnya semakin mendapatkan perhatian dari
masyarakat Jepang sejak memenangkan medali pada tingkat junior lalu.

10
Yuzuru menjadi korban dari bencana alam gempa bumi dan tsunami di
wilayah Tohoku pada tahun 2011, sekaligus melanda kota asalnya, Sendai.
Pada saat bencana itu terjadi, Yuzuru sedang berlatih di klubnya, dan beliau
berlari keluar dengan masih memakai sepatu figure skating-nya tersebut.
Beliau beserta keluarganya berhasil selamat, namun harus ikut mengungsi
karena rumahnya hancur akibat bencana tersebut. Pada saat itu, Yuzuru sempat
berpikir untuk berhenti dalam berkarier di figure skating, namun berkat saran
dari pelatih pertamanya, Shoichirou Tsuzuki, Yuzuru dan Nanami Abe
memutuskan untuk tetap bekerja sama dalam berlatih di Yokohama.
Pada tahun 2012, tepat setelah memenangkan Kejuaraan Dunia 2012,
Yuzuru memutuskan untuk pindah ke Toronto untuk berlatih di bawah naungan
Brian Orser dan Tracy Wilson, dua pelatih yang berbasis di Toronto Cricket,
Skating, and Curling Club. Alasan untuk pindah adalah karena Javier
Fernandez, figure skater asal Spanyol yang menjadi teman satu klub sekaligus
rival, memiliki teknik Quadruple Salchow (4S) yang solid berkat pelatihan di
bawah Brian Orser. Yuzuru tinggal di Toronto bersama dengan ibunya,
meninggalkan ayah dan kakak perempuannya yang tetap berada di Sendai
hingga sekarang.
Tiga tahun setelah bencana itu terjadi, Yuzuru terpilih sebagai atlet
perwakilan dari Jepang yang bertanding pada Olimpiade Musim Dingin tahun
2014 di Sochi, Rusia. Dengan skor short program sebesar 101.45 yang
memecahkan rekor dunia, Yuzuru berhasil memimpin di antara 29 peserta dari
berbagai negara. Meskipun sempat terjatuh dua kali pada free program, Yuzuru
tetap memimpin dengan mendapatkan skor sebesar 278.64, membuatnya
mendapatkan medali emas untuk debut pertamanya dalam Olimpiade.

Gambar 2.5.2: Yuzuru Hanyu (tengah) bersama dengan Patrick Chan (kanan)
dan Denis Ten (kiri)

Selepas memenangkan Olimpiade pertamanya, Yuzuru telah


mempersiapkan diri untuk mengikuti Olimpiade selanjutnya. Namun, pada
November 2017, Yuzuru mengalami cedera yang sangat serius pada
pergelangan kaki kanannya saat berlatih untuk pertandingan Grand Prix NHK
Trophy 2017, membuat status keikutsertaannya dipertanyaan untuk mengikuti
Olimpiade Musim Dingin 2018 di PyeongChang, Korea Selatan. Namun,
berkat pertimbangan prestasi dan kedudukannya sebagai figure skater nomor
satu di dunia selama lima tahun musim berturut-turut, Federasi Skating Jepang

11
memutuskan untuk tetap mengikutsertakan Yuzuru Hanyu ke Olimpiade tanpa
harus membuatnya bertanding di tingkat nasional. Berdasarkan konferensi pers
yang diadakan setelah pelatihan resmi, Yuzuru baru mulai berlatih di atas es
pada bulan Januari, dan akan memakai painkillers saat bertanding karena
kondisi pergelangan kakinya masih dalam 20% dari kesembuhan total.
Pada bulan Februari 2018, Yuzuru Hanyu kembali memimpin dengan
skor 111.68 pada short program, selisih satu poin dengan rekor dunia yang
beliau ciptakan sebelumnya pada tahun 2017 lalu. Nathan Chen, seorang figure
skater asal Amerika Serikat yang difavoritkan untuk memenangkan Olimpiade,
jatuh ke peringkat 18 karena kesalahan yang terjadi pada short program-nya,
meskipun beliau mendapatkan peringkat satu pada free program. Yuzuru
mendapatkan peringkat kedua pada free program, dan peringkat satu untuk
jumlah total skor keseluruhan, membuatnya menjadi orang pertama yang
meraih medali emas Olimpiade kedua kalinya setelah 66 tahun dalam sejarah
figure skating. Selain beliau, terdapat Shoma Uno, rekan senegararanya yang
mendapatkan medali perak, serta Javier Fernandez dari Spanyol yang
mendapatkan medali perunggu.

Gambar 2.5.3: Yuzuru Hanyu (tengah) bersama dengan Shoma Uno (kiri),
dan Javier Fernandez (kanan)

Untuk musim tahun 2018/2019, Yuzuru mengungkapkan untuk ingin


segera melakukan Quadruple Axel pada pertandingan di musim selanjutnya,
hal itu merupakan satu-satunya motivasi terbesar yang beliau miliki setelah
masa Olimpiade berakhir. Namun, saat latihan untuk free program pada
pertandingan Rostelecom Cup 2018, Yuzuru Hanyu kembali mengalami cedera
yang sama di pergelangan kaki kanannya. Namun, beliau memutuskan untuk
menuntaskan pertandingannya, dan mendapatkan medali emas setelahnya.
Meskipun cedera itu tidak separah pada musim Olimpiade lalu, Yuzuru
terpaksa harus mengundurkan diri dari pertandingan Grand Prix Final, dan
statusnya untuk mengikuti pertandingan tingkat nasional di Jepang pada
tanggal 26 Desember 2018 masih dipertanyakan hingga saat ini.

12
Gambar 2.5.4: Yuzuru Hanyu di Upacara Kemenangan pada Pertandingan
Grand Prix Rostelecom 2018

Hingga saat ini, beliau telah memenangkan sembilan belas pertandingan


besar dalam sepanjang kariernya. Beliau merupakan pemenang dua kali pada
Olimpiade Musim Dingin (2014, 2018), pemenang dua kali Kejuaraan Dunia
(2014, 2017), pemenang empat kali berturut-turut pada Grand Prix Final
(2013/14 - 2016/17), pemenang Kejuaraan Dunia Tingkat Junior (2010), peraih
medali perak tiga kali pada Kejuaraan Empat Benua (2011, 2013, dan 2017),
pemenang Grand Prix Final Tingkat Junior (2009/10), serta pemenang empat
kali berturut-turut pada Kejuaraan Nasional Jepang (2012 - 2015). Beliau juga
mendapatkan medali lain pada Kejuaraan Dunia, yaitu perak (2015 dan 2016)
serta perunggu (2012).
Atas kemenangannya dalam Olimpiade untuk dua kali berturut-turut,
Yuzuru Hanyu mendapatkan sejumlah penghargaan dari pemerintah nasional
Jepang, seperti People Honor’s Award (2018), serta Medal of Honor dengan
Pita Ungu (2014, 2018).

2.5 Pemecah Rekor Dunia


Dalam kariernya, Yuzuru Hanyu telah memecahkan skor untuk rekor
dunia sebanyak enam belas kali pada sistem penilaian International Skating
Judges (IJS) yang berlaku sejak tahun 2005. Namun, sejak musim tahun
2018/2019, terdapat perubahan sistem penilaian untuk pemberian Grade of
Excecution (GOE). GOE sendiri merupakan nilai bonus yang diberikan pada
setiap komponen teknik figure skating dari nilai dasar, atau Base Value (BV),
yang sudah ditentukan.
2.5.1 Sistem GOE +3 / -3
Pada sistem penilaian ini, masing-masing para juri memberikan
nilai GOE secara individu dari satu sampai tiga (kotak hijau).
Kemudian, kumpulan nilai GOE tersebut diakumulasikan menjadi nilai
GOE yang sesungguhnya pada setiap komponen teknik (kotak merah).
Kemudian, jumlah GOE di kotak merah dijumlahkan pada base value,
atau nilai dasar pada masing-masing elemen teknik (kotak hitam),
sehingga membentuk jumlah skor elemen teknik secara keseluruhkan
(kotak biru).

13
Gambar 2.5.1.1: Lembar penjurian skor Yuzuru Hanyu untuk free program
pada Pertandingan ISU Kejuaraan Dunia 2017

Yuzuru Hanyu memiliki dua belas skor yang memecahkan rekor


dunia pada sistem penilaian ini. Dua belas skor ini dimasukkan dalam
kategori historical world records akibat perubahan sistem penilaian
sejak musim tahun 2018/2019. Berikut ini merupakan track record-nya:

Rekor Historis untuk Total Keseluruhan Skor


Tanggal Skor Pertandingan Catatan
- Rekor historis
terakhir.
- Yuzuru Hanyu
12 Desember Grand Prix Final
330.43 menjadi atlet pertama
2015 2015-16
sekaligus satu-satunya
yang memiliki skor di
atas 330.
Yuzuru Hanyu
memecahkan rekor dari
28 November NHK Trophy Patrick Chan dari tahun
322.40
2015 2015 2013, sekaligus atlet
pertama yang memiliki
skor di atas 300.

14
Rekor Historis untuk Short Program
Tanggal Skor Pertandingan Catatan
Rekor historis terakhir.
CS Autumn
22 September
112.72 Classic
2017
International 2017
Yuzuru Hanyu menjadi
10 Desember Grand Prix Final
110.95 atlet pertama yang
2015 2015-16
memiliki skor di atas 110.
27 November NHK Trophy
106.33
2015 2015
Yuzuru Hanyu menjadi
Olimpiade Musim
13 Februari 2014 101.45 atlet pertama yang
Dingin 2014
memiliki skor di atas 100.
Yuzuru Hanyu
NHK Trophy memecahkan rekor dari
5 Desember 2013 99.84
2013 Patrick Chan dari bulan
November 2013.
23 November NHK Trophy
95.32
2012 2012
Yuzuru Hanyu
Skate America memecahkan rekor dari
19 Oktober 2012 95.07
2012 Daisuke Takahashi pada
bulan April 2012.

Rekor Historis untuk Free Program


Tanggal Skor Pertandingan Catatan
- Rekor historis
terakhir.
- Yuzuru Hanyu menjadi
Kejuaraan Dunia
1 April 2017 223.20 atlet pertama sekaligus
2017
satu-satunya yang
memiliki skor di atas
220.
12 Desember Grand Prix Final
219.48
2015 2015-16
Yuzuru Hanyu
memecahkan rekor Patrick
28 November NHK Trophy Chan dari tahun 2013,
216.07
2015 2015 sekaligus atlet pertama
yang berhasil memiliki
skor di atas 200.

15
2.5.2 Sistem GOE +5 / -5
Perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 2.5.2.1: Lembar penilaian skor Yuzuru Hanyu untuk short program
pada Pertandingan Grand Prix Rostelecom Cup 2018

Sistem ini berlaku sejak dimulainya musim tahun 2018/2019 hingga


sekarang. Mirip seperti sistem sebelumnya, hanya saja dari total nilai GOE
dari masing-masing juri (kotak hijau) diberi nilai dari satu sampai lima,
kemudian nilai GOE yang sudah diakumulasikan itu menjadi penentu untuk
dikalikan dari 10% hingga 50% dengan base value bila elemen teknik
tersebut dinilai positif, dan -10% hingga -50% bila terdapat kesalahan dalam
mengeksekusikannya. Setelah dikalikan, baru hasil GOE tersebut (kotak
merah) ditambahkan pada base value (kotak hitam) untuk mendapatkan
jumlah total keseluruhan skor elemen teknik (kotak biru).
Pada sistem ini, nilai dasar (base value) pada masing-masing elemen
teknik juga diturunkan dibanding dengan sistem sebelumnya. Namun, bila
para atlet dapat mengeksekusikan elemen tekniknya dengan sempurna, maka
skor yang didapat untuk masing-masing elemen tersebut bisa menjadi lebih
besar bila dibandingkan dengan memakai sistem sebelumnya. Meskipun
demikian, kebanyakan atlet masih beradaptasi dengan sistem penilaian ini
dalam setiap pertandingan yang dilalui mereka.
Yuzuru Hanyu memiliki empat skor yang memecahkan rekor dunia
pada sistem penilaian ini. Keempat skor tersebut merupakan pemegang rekor
dunia hingga saat makalah ini ditulis. Berikut ini merupakan track record-
nya:

Rekor untuk Total Keseluruhan Skor


Tanggal Skor Pertandingan Catatan
Grand Prix
4 November 2018 297.12 Rekor dunia saat ini.
Helsinki 2018

16
Rekor untuk Short Program
Tanggal Skor Pertandingan Catatan
Grand Prix
16 November
110.53 Rostelecom Cup Rekor dunia saat ini.
2018
2018
Grand Prix
4 November 2018 106.69
Helisinki 2018

Rekor untuk Free Program


Tanggal Skor Pertandingan Catatan
Grand Prix
4 November 2018 190.43 Rekor dunia saat ini.
Helsinki 2018

Selain dari skor, Yuzuru Hanyu juga memiliki sejumlah rekor dan
prestasi lain dalam sepanjang kariernya, yaitu:
1. Figure skater laki-laki Asia pertama yang yang memenangkan Olimpiade
Musim Dingin, serta menjadi yang termuda (19 tahun) semenjak Dick
Button pada tahun 1948.
2. Figure skater laki-laki pertama yang memenangkan Olimpiade Musim
Dingin secara dua kali berturut-turut dari 66 tahun yang lalu, semenjak
Dick Button pada tahun 1952.
3. Figure skater pertama yang sukses melakukan lompatan quadruple Loop
(4Lo) di kompetisi.
4. Figure skater pertama yang melakukan lompatan kombinasi quadruple
Toe loop + triple Axel + sequences (4T+3A+SEQ) di kompetisi.
5. Figure skater pertama sekaligus satu-satunya di dunia yang berhasil
memenangkan Grand Prix Final selama empat kali berturut-turut (2013-
2016).
6. Figure skater laki-laki asal Asia pertama yang memenangkan dua kali
pada kompetisi Kejuaraan Dunia (2014, 2017).
7. Figure skater pertama sekaligus satu-satunya yang selalu berada di
peringkat satu, berdasarkan urutan peringkat seluruh figure skater dari ISU
pada akhir lima musim tahun berturut-turut (2013–2018).

2.6 Yuzuru Hanyu Sebagai Representasi dari Figure Skating


Berdasarkan penjelasan dari sub-bab sebelumya, bisa dikatakan bahwa
Yuzuru Hanyu merupakan atlet yang dimaknai sebagai representasi yang
sesungguhnya dari olahraga figure skating. Hal tersebut didasari dengan
kemampuannya dalam menggabungkan elemen teknik yang sangat kuat dan
komponen artistiknya yang sangat matang dan beraneka ragam, sehingga
menjadikan beliau sebagai atlet yang paling utuh bagi olahraga tersebut.
Stephane Lambiel, figure skater asal Swiss yang menjadi peraih medali perak

17
pada Olimpiade Musim Dingin tahun 2006 di Turin, mendeskripsikan Yuzuru
Hanyu sebagai “atlet yang paling lengkap dalam figure skating.”
Javier Fernandez, figure skater asal Spanyol sekaligus teman satu klub
dan rival dari Yuzuru Hanyu, mengatakan, “Bila dia (Yuzuru Hanyu) dapat
mengeksekusikan semua programnya tanpa cela, maka dia tidak akan
terkalahkan (dari semua kompetitor lain) pada masa kini.” Hal tersebut
dibuktikan pada setiap skor milik Yuzuru Hanyu yang menciptakan belasan
rekor dunia, dengan tidak ada satupun atlet yang mampu menyaingi skor yang
dimiliki olehnya.
“I have to say, he is the greatest of all time. That’s for sure.” kata Brian
Orser, pelatih dari Yuzuru Hanyu. Sebagai pelatih yang telah membimbing
Yuzuru Hanyu dalam menuju kemenangan dua kali pada Olimpiade Musim
Dingin, tentunya beliau memiliki penilaian tersendiri dalam setiap latihan dan
pertandingan yang diikuti oleh sang atlet. Brian Orser sendiri mengatakan
bahwa Yuzuru memiliki kemampuan fokus yang sangat baik, juga kenekatan
dalam meraih apapun yang ia inginkan, sehingga membuat beliau tak jarang
merasa khawatir terhadap atlet didikannya.
Sejumlah media massa mengklaim bahwa Yuzuru Hanyu merupakan
atlet figure skating terbaik di dunia, seperti yang dilansir pada Washington
Post, maupun sebagai Michael Jackson on Ice dari New York Times. Fanyu,
sebutan untuk para penggemar dari Yuzuru Hanyu, merupakan fanbase
terbesar dari dunia penggemar figure skating. Bila Yuzuru Hanyu bertanding di
suatu arena, maka bukan hal yang aneh bila lebih dari setengah populasi tribun
penonton diindentifikasikan sebagai seorang Fanyu. Mereka membawa boneka
Winnie The Pooh untuk dilemparkan ke arena es seusai Yuzuru menyelesaikan
programnya, sebagai suatu tradisi bagi para penggemar karena mengingat
kesukaan Yuzuru terhadap boneka tersebut.
Selain itu, kekuatan mental yang dimiliki Yuzuru Hanyu juga
mencerminkan beliau sebagai atlet figure skating sejati. Dimulai dari penyakit
asma yang dideritanya, bencana alam yang menimpa kota asalnya, perlakuan
para juri yang sering berlaku tidak adil terhadap skornya, serta cedera yang
sering terjadi pada setiap musim pertandingan yang diikutnya, menjadikan
Yuzuru Hanyu sebagai atlet yang tidak hanya bermental sangat kuat, namun
juga sangat rendah hati, penuh respek, dan berambisi kuat untuk meraih suatu
kemenangan.
Figure skating merupakan olahraga yang sangat keras dari segi finansial
maupun peluang untuk mendapatkan cedera yang tinggi. Pada masa kini, dunia
dapat melihat Yuzuru Hanyu sebagai atlet paling mencerminkan olahraga
figure skating sesungguhnya, baik dari sisi baik maupun buruk yang mewarnai
setiap perjalanan karier yang dilaluinya hingga sekarang.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anggapan yang dibuat oleh pihak yang terlibat dalam olahraga figure
skating mengenai Yuzuru Hanyu terbukti benar adanya, seperti dari sesama
figure skater, pelatih, media massa, maupun para penggemar yang memiliki
pendapat tersendiri mengenai sosok atlet tersebut, namun dicocokan dengan
bagaimana seharusnya olahraga figure skating tersebut dimainkan. Yuzuru
Hanyu menjadikan dirinya sendiri sebagai atlet figure skating yang paling utuh
pada masa kini, berdasarkan dari aspek olahraga (teknik) dan artistik yang
menjadi dua kunci utama untuk menggambarkan olahraga tersebut.
Tidak hanya itu, segala rintangan yang dialami dalam karier Yuzuru
Hanyu juga membuktikan bahwa beliau menjadi atlet yang sangat kuat untuk
terus berjuang pada olahraga sekeras dan semahal ini. Tidak ada penggemar
figure skating yang tidak mengenal dia. Oleh karena itu, berkat segala
rintangan, bakat, dan prestasi dalam kehidupan kariernya, Yuzuru Hanyu
pantas dijadikan sebagai representasi dari olahraga figure skating pada masa
kini.

3.2 Saran
Bila pembaca ingin mengetahui tentang olahraga figure skating lebih
lanjut, maka disarankan untuk menonton berbagai performa program yang
dimiliki oleh Yuzuru Hanyu. Penulis menyarankan kepada pembaca untuk
menonton short program berjudul “Parissiene Walkways” dari Olimpiade
Musim Dingin 2014, serta free program “Hope and Legacy” dari Kejuaraan
Dunia 2017 untuk melihat kesempurnaan dalam olahraga tersebut.
Meskipun demikian, terdapat free program berjudul “Seimei” dari Grand
Prix Final 2015 dan Olimpiade Musim Dingin 2018 yang menjadi program
paling ikonik bagi Yuzuru Hanyu sendiri. Pembaca diperkenankan untuk
menontonnya sebagai awal mula dalam mengenal olahraga musim dingin yang
tidak populer di negara tropis seperti Indonesia ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nurzakiah. 2009. Representasi Maskulinitas Baru Pada Iklan Produk


Kosmetik Pria Dalam Majalah Berbahasa Jerman Brigette dan Stern.
Universitas Indonesia. Diambil dari http://lontar.ui.ac.id/file?
file=digital/123203-RB11N438r-Representasi%20maskulinitas-Literatur.pdf
(8 Desember 2018)
Flade, Tatjana. 2011. Hanyu Shoots for the top. Diambil dari
https://goldenskate.com/2011/04/shooting-for-the-top/ (4 Desember 2018)
Galagher, Jack. 2017. Hanyu’s legend continues to grow with lastest masterpiece.
Diambil dari https://www.japantimes.co.jp/sports/2017/04/11/figure-
skating/hanyus-legend-continues-grow-latest-masterpiece/#.XBVca9sza02
(4 Desember 2018)
Galagher, Jack. 2018. Orser says Hanyu is the greatest ever. Diambil dari
https://www.japantimes.co.jp/sports/2018/04/17/figure-skating/orser-says-
hanyu-greatest-ever#.XBVYJ9sza01 (4 Desember 2018)
Galagher, Jack. 2018. Yuzuru Hanyu’s second Olympic title reaffirms greatness.
Diambil dari https://www.japantimes.co.jp/sports/2018/02/18/figure-
skating/yuzuru-hanyus-second-olympic-title-reaffirms-
greatness/#.WopMCbyWZdg (4 Desember 2018)
ISU. 2004. Components with Explanations. Diambil dari
http://www.isu.org/vsite/vfile/page/fileurl/0,11040,4844-152086-169302-
64121-0-file,00.pdf (4 Desember 2018)
ISU Results. 2017. ISU World Figure Skating Championship Men Free Skating
Scores. Diambil dari
http://www.isuresults.com/results/season1617/wc2017/wc2017_Men_FS_S
cores.pdf (8 Desember 2018)
ISU Results. 2018. ISU GP Rostelecom Cup 2018 Men Short Program Scores.
Diambil dari
http://www.isuresults.com/results/season1819/gprus2018/gprus2018_Men_
SP_Scores.pdf (8 Desember 2018)
Liz, Clarke. 2018. Hanyu, Japanese icon and figure skating gold medalist, goes
for history on a shaky ankle. Diambil dari
https://www.washingtonpost.com/sports/olympics/hanyu-japanese-icon-
and-figure-skating-gold-medalist-goes-for-history-on-a-shaky-
ankle/2018/02/14/d7ac0164-114d-11e8-9570-29c9830535e5_story.html?
utm_term=.e3e2d35961f0 (4 Desember 2018)
Longman, Jére. 2018. The Greatest Figure Skater Ever Is Michael Jackson on
Ice, Surrounded by Winnie the Poohs. Diambil dari
https://www.nytimes.com/2018/01/04/sports/olympics/yuzuru-hanyu.html
(4 Desember 2018)
Olympic. 2018. Figure Skating. Diambil dari https://www.olympic.org/figure-
skating (4 Desember 2018)
Samuels, Robert. 2018. Is two-time Olympic gold medalist Yuzuru Hanyu the
greatest figure skater of all time?. Diambil dari
https://www.washingtonpost.com/news/sports/wp/2018/02/17/is-two-time-

iv
olympic-gold-medalist-yuzuru-hanyu-the-greatest-figure-skater-of-all-
time/?noredirect=on&utm_term=.c2817d6c42ef (4 Desember 2018)
The Associated Press. 2018. Hanyu’s path to 2nd Olympic gold was paved by
patience. Diambil dari
https://www.usatoday.com/story/sports/olympics/2018/02/17/hanyus-path-
to-2nd-olympic-gold-was-paved-with-patience/110546180/ (4 Desember
2018)
Wong, Jackie. 2018. Opining on Olympic men (part 2): Yuzuru Hanyu, no doubt,
the greatest. Diambil dari
https://www.rockerskating.com/news/2018/2/17/opining-on-olympic-men-
part-2-yuzuru-hanyu-no-doubt-the-greatest (4 Desember 2018)
Yanai, Yumiko. 2014. A Post-Plushenko Champion: Hanyu Yuzuru Wins Figure
Skating Gold. Diambil dari https://www.nippon.com/en/column/g00154/ (4
Desember 2018)
Zeitlin, Anna dan Ichikawa, Yuka. 2012. Yuzuru Hanyu – Past, present, and
future. Diambil dari http://www.absoluteskating.com/index.php?
cat=articles&id=2012hanyu (4 Desember 2018)

Anda mungkin juga menyukai