Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SEMENTARA

HAMA PENYAKIT PENTING TANAMAN

HAMA PENTING TANAMAN PERKEBUNAN PENGHIJAUAN DAN SERAT

Dosen Pengampu :

Noni Rahmadhini, SP., M.Sc.

Disusun Oleh :

Gol. B2

Septina Indi R. 20025010073

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2021
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Hama Penyakit Penting Tanaman ini dilaksanakan pada
tanggal 23 November 2021 pada pukul 09.30 – selesai di Jojoran 4/9 C,
Surabaya.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1) Kamera HP
2) Alat Tulis
3.2.2 Bahan
1) Tanaman Perkebunan yang terserang hama
2) Tanaaman Kehutanan yang terserang hama
3.3 Cara Kerja
1) Mencari tanaman kehutanan dan perkebunan yang bergejala kerusakan
hama di lapangan.
2) Mencocokan hasil pengamatan dari lapangan berupa gejala kerusakan
hama dengan referensi yang ada.
3) Mengidentifikasi gambar hama yang ditemukan dengan referensi yang
ada.
4) Mendokumentasikan gambar gejala dan gambar hama dengan kamera
untuk dianalisis.
5) Membuat laporan dari hasil pengamatan jenis hama apa yang ditemukan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Tanaman Kehutanan dan Perkebunan

TANAMAN KEHUTANAN
No
Stadia Hama Klasifikasi Bio Ekologi Pengendalian
.

Kingdom :  Pengendalian

Animalia kimia dengan


 Tempat menyemprot
Phylum :
hidupnya di kan
Gambar 4.1 Hama Arthropoda
batang dan insektisida
Ulat Penggerek
Class : pucuk  Pengendalian
Pucuk Tanaman
Insecta pangkal biologi
Mahoni
Ordo :  Faktor yang dengan

Lepidoptera mempengaru sistem


1.
hi yaitu silvikultur
Family :
iklim dan  Pengendalian
Pyralidae
cuaca. mekanik
Gambar 4.2 Siklus Genus :  Waktu dengan
Hidup Ulat Hypsiyla serangan memotong
Penggerek Pucuk
Spesies : terjadi saat bagian pucuk
Sumber : Nuraeni,
Hypsipyla malam hari. tanaman
Y., & Nuroniah,
robusta yang
H. S. (2017, terserang.
October).
TANAMAN PERKEBUNAN
 Tempat
Kingdom :
hidupnya  Pengendalian
Animalia
pada batang biologi
Phylum :
tanaman menggunaka
Arthropoda
Gambar 4.3 Hama yang telah n agens
Kelas :
Larva Kumbang membusuk hayati
Insecta
Badak Tanaman  Faktor yang  Pengendalian
Ordo :
Kelapa mempengaru mekanik
2. Coleoptera
hi yaitu dengan
Famili :
curah hujan perangkap
Scarabaeidae
dan iklim. feromon
Genus :
 Waktu  Pengendalian
Gambar 4.4 Siklus Oryctes
serangan kimia dengan
Hidup Kumbang Spesies :
terjadi saat menyemprot
Badak Oryctes
menjelang kan pestisida
Sumber : Susanto, rhinoceros
malam hari.
dkk., 2011

4.2 Pembahasan
4.2.1 Tanaman Mahoni yang Terserang Ulat Penggerek Pucuk

Tanaman mahoni (Swietenia macrophylla) banyak ditanam sebagai


pohon pelindung karena sifatnya yang tahan panas dan memiliki daya
adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi tanah sehingga tetap bertahan
menghiasi tepi jalan di beberapa daerah. Berikut klasifikasi tanaman mahoni :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magoliopsida

Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae

Genus : Swietenia

Spesies : Swietenia macrophylla

Tanaman ini dikembangkan pada awalnya di wilayah Jawa sejak jaman


penjajahan Belanda. Kayu mahoni mempunyai nilai ekonomis yang cukup
tinggi sehingga dibudidayakan untuk keperluan sumber bahan baku industri.
Kualitas kayunya keras dan memiliki warna kemerahan, sangat baik
digunakan untuk meubel, furniture, barang-barang ukiran dan kerajinan
tangan (Azzahra, 2018). Hama yang sering merusak tanaman mahoni adalah
penggerek pucuk yaitu Hypsipyla robusta sehingga terjadi kematian pucuk
dan bentuk batang jadi pendek dan banyak cabang.

Hypsiphyla sp. termasuk Ordo Lepidoptera, Famili Pyralidae. Serangga


ini merupakan salah satu hama penting pada tanaman mahoni (Swietenia
macrophylla). Serangga ini menyerang pucuk tanaman mahoni sehingga
disebut penggerek pucuk tanaman mahoni. Stadium yang menyerang
tanaman adalah stadium larva. Imago betina meletakkan telur pada
permukaan daun muda atau yang dipilihnya sehingga saat menetas larva
muda sudah berada disekitar/dekat atau pada pucuk, dan langsung memakan
bagian pucuk pohon yang lunak kemudian setelah berganti kulit larva instar-
2 menggerek pucuk tersebut (Sembiring 2016).

Pengendalian hama penggerek pucuk dapat dilakukan dengan tindakan


silvikultur antara lain menggunakan bibit yang tahan hama dan penyakit,
menanam pohon dengan lahan yang sesuai dan dilakukan penyiangan,
pemupukan, pemangkasan cabang dan penjarangan untuk mengurangi
serangan hama. Dapat pula dengan melakukan penanaman campuran dan
memotong pucuk yang terserang. Cara lain dengan menyuntikkan insektisida
setelah batangnya ditakik.
4.2.2 Tanaman Kelapa yang Terserang Kumbang Badak
Kelapa merupakan tanaman penting bagi kehidupan manusia. Seluruh
bagian kelapa dapat dimanfaatkan mulai dari akar sampai buahnya.
Kebutuhan produksi tanaman kelapa sangat penting bagi manusia tidak seiring
dengan jumlah produksi yang terus-menerus berkurang akibat serangan hama.
Berikut klasifikasi tanaman kelapa :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathopyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos Nucifera Linn
Beberapa jenis hama yang dapat merusak tanaman kelapa diantaranya
kumbang Oryctes rhinoseros, Brontispa sp, dan Rhynchophorus ferrugineus
serta jenis-jenis hama lainnya (Hosang, 2010). Salah satu jenis hama yang
telah terbukti berbahaya yaitu hama O. rhinoceros, hama ini menyebar hampir
diseluruh provinsi yang ada di Indonesia karena ketersediaan inang dan
tumpukan bahan organik dilapangan sebagai tempat perkembangbiakan dan
makanan larva. Hama ini menyerang pucuk pohon dan pangkal daun muda
yaitu jaringan yang mengandung cairan yang kaya akan gizi.
Hama O. rhinoceros dewasa terbang ketajuk kelapa pada malam hari dan
mulai bergerak kebagian salah satu ketiak pelepah daun paling atas dan
memakan pelepah daun muda yang belum terbuka, bekas gigitan akan
menyebabkan daun seperti tergunting dan jelas terlihat setelah daun terbuka.
Tampak guntingan-guntingan pada daun yang baru terbuka berbentuk seperti
segitiga, gejala ini merupakan ciri khas kumbang O. rhinoceros. Apabila
serangan berat tanaman kelapa dapat mati, O. rhinoceros dapat menyerang
tanaman kelapa yang masih muda maupun yang sudah dewasa. Serangan ini
dapat dilakukan serangga jantan maupun betina.
Kumbang O. rhinoceros menempati posisi paling penting sebagai hama
tanaman kelapa, baik ditinjau dari kemampuan merusak, luas sebaran,
stabilitas maupun jumlah populasi sepanjang tahun dan sudah umum dikenal
oleh petani kelapa. Hama ini merusak daun muda yang belum terbuka, pada
tanaman muda yang berumur dua tahun atau kurang, kumbang akan merusak
titik tumbuh dan tanaman akan mati. Suatu populasi kumbang dalam tahap
makan sebanyak lima ekor per hektar dapat mematikan setengah dari tanaman
yang baru ditanam.
Siklus hidup Kumbang Tanduk tergantung pada habitat dan kondisi
lingkungan. Stadia yang mengganggu tanaman dari kumbang ini adalah stadia
dewasanya (imago). Kumbang ini panjangnya 4 cm dan berwarna coklat tua
dan pada kepalanya terdapat tanduk atau cula. Kumbang ini terbang dari
sarang tempat meletakkan telurnya. Sarangnya ini merupakan kayu lapuk,
kompos, batang kelapa atau kelapa sawit membusuk yang lembab. Larvanya
berwarna putih, silindris, gemik, berkerut-kerut, agak melengkung. Pupanya
berwarna coklat kekuningan. Siklus hidupnya berlangsung 8-11 bulan yaitu
stadia telur 9-14 hari, larva (instar) 106-141 hari, pupa 18-23 hari, praimago
15-20 hari dan imago 90-138 hari.
Iklim kering dan kondisi sedikit makanan akan merusak perkembangan
larva, yang dapat bertahan selama 14 bulan dan menyebabkan ukuran dewasa
lebih kecil. Suhu perkembangan larva yang sesuai adalah 27°C dengan
kelembapan relative 85-95%. Satu siklus hama ini dari telur sampai dewasa
sekitar 6-9 bulan (Susanto dkk, 2012).
Pengendalian pada tingkat serangan berat kumbang tanduk dapat
dipertimbangkan menggunakan pengendalian hama terpadu dengan
menerapkan beberapa teknik pengendalian sekaligus. Menurut Kalidas
(2012), pengendalian hama terpadu dapat diterapkan dengan beberapa
cara seperti konservasi musuh alami, koleksi virus dalam jumlah besar yang
dapat melawan hama target, pemeliharaan kondisi kebun dari situs
pembiakan hama, pengembangan feromon nanopartikel/nanakapsul/nanofiber
yang stabil agar dapat menahan feromon dalam konsentrasi tinggi meskipun
suhu tinggi yang dapat menyebabkan evaporasi feromon dll. Bedford (2014)
menyatakan bahwa pengendalian kumbang tanduk dapat menggunakan fungi
Metarhizium anisopliae sebagai biopestisida dan Oryctes Nudivirus (OrNV)
yang dapat membunuh larva dan disebarluarkan oleh kumbang dewasa.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Salah satu hama yang menyerang tanaman kehutanan yaitu hama ulat penggerek
pucuk (Hypsipyla robusta) yang menyerang pucuk tanaman mahoni. Gejala
yang dialami adalah pucuknya mati karena serangan ulat penggerek sehingga
merangsang pertumbuhan kuncup samping, batang bebas cabang menjadi
pendek.
2. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah tindakan silvikultur, melakukan
penanaman campuran dan memotong pucuk yang terserang, menggunakan
insektisida setelah batangnya ditakik.
3. Salah satu hama penting yang menyerang tanaman perkebuna yaitu hama
kumbang badak (O. rhinoceros) yang menyerang pucuk dan pangkal daun muda.
Gejala yang ditimbulkan yaitu tampak guntingan-guntingan pada daun yang baru
terbuka berbentuk seperti segitiga.
4. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah konservasi musuh alami, agens hayati
dan perangkap feromon.
DAFTAR PUSTAKA

Achadian, E.M., A. Kristiani, R.C. Magarey, N. Sallam, P. Samson, F.R. Goebel,


dan K. Lonie. 2011. Hama dan Penyakit Tebu. Buku Saku. Kerja Sama P3GI
dengan BSES Limited, Australia dan ACIAR.

Azzahra, Raden Mutia Inayah. 2018. Analisis Morfologis Mahoni (Swietenia


macrophylla King.). Makassar : Progam Studi Kehutanan, Universitas
Hassanuddin.

Bandu, M. L., Tarore, D., & Tairas, R. W. (2018, October). Serangan Hama
Kumbang (Oryctes rhinoceros L.) pada Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.)
di Desa Mapanget Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara.
In COCOS (Vol. 1, No. 4).

Bedford, G.O. 2014. Advances in The Control of Rhinoceros Beetle,


Oryctes rhinoceros in Oil Palm. Journal of Oil Palm Research Vol.
26, No 13

Hosang, M.L.A 2010. Ketahanan Lapang Empat Aksesi Terhadap Hama Oryctes
rhinoceros di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Kalidas, P. 2012. Pest Problem of Oil Palm and Management Strategies for
Sustainbility. Agrotechnology SS11,001

Lukmana, M., & Alamudi, F. (2018). INTENSITAS SERANGAN HAMA


KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros L.) PADA TANAMAN
KELAPA SAWIT BELUM MENGHASILKAN DI PT BARITO PUTERA
PLANTATION. AGRISAINS, 4(01), 11-15.

Nuraeni, Y., & Nuroniah, H. S. (2017, October). Dinamika Serangan Hama


Penggerek Pucuk Hypsipyla Robusta (Moore)(Lepidoptera: Pyralidae) Pada
Tanaman Mahoni. In Seminar Nasional PEI Cabang Bandung (p. 97).
Sembiring J. 2016. Penggerek Pucuk Tanaman Mahoni Hypsipyla sp. (Lepidoptera:
Pyralidae) pada Tanaman Meliaceae di Sulawesi Utara.Disertasi. Manado:
Universitas Sam Ratulang.

Susanto, A, Sudharto, dan AE Prasetyo. 2011. Informasi Organisme Pengganggu


Tanaman Kumbang Tanduk Oryctes rhinoceros Linn. Artikel. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit.

Suswanto, I., Sarbino, S., & Maherawati, M. (2020). PENGENDALIAN HAMA


KUMBANG BADAK PADA KEBUN KELAPA MASYARAKAT. JMM
(Jurnal Masyarakat Mandiri), 4(5), 752-763.

Anda mungkin juga menyukai