Anda di halaman 1dari 11

DRAMA SIMULASI DIGITAL

DISUSUN OLEH:
- M. AMARRUDIN
- M. FERRY CANNAFFRO
- NABILA TYAS ROHIMAH
- NURUL HUSNA
- RISNI ASTRI YANI
- YUSVANDI KALAM FADILLAH

SMK MAHADIKA 1 JAKARTA TIMUR


KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-NYA kepada kita semua sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah
ini dengan lancar. Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah sebagai tugas Pengantar Ilmu
Sosiologi membahas mengenai Kelompok yang diberikan oleh dosen matakuliah. Penulis
mengambil judul makalah “Pengamen” karena saat ini banyak sekali anak jalanan yang
mengamen dijalan-jalan raya. Mereka memanfaatkan lampu lalulintas yang menujukkan
warna merah untuk mendapatkan sesuatu yang amat berharga buat mereka, uang. Banyak
pengamen anak jalanan yang melakukan hal tersebut karena tidak memiliki biaya.

            Dalam makalah ini menjelaskan kemiskinan secara umum di kota Jakarta Timur.
Kemudian juga menjelaskan bagaimana pengamen anak jalanan menjalani hidup selama
berkeliling mengamen di setiap toko-toko.
Tidak lupa kami kelompok 5 juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah
turut serta membantu penyelesaian makalah ini yang berupa materi maupun nonmateri.
Adapun pihak-pihak tersebut adalah :
1) Allah SWT sebagai sumber kekuatan dan inspirasi penulis
2) Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan dan mendorong untuk terus belajar
3) Ibu selaku dosen matakuliah Pengantar Ilmu Sosiologi yang sudah memberikan banyak ilmu
kepada penulis
4) Teman-teman yang sudah berpartisipasi dalam pembuatan video
5) Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan semua.
            Namun, kami sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan. Kami
sudah melakukan yang terbaik. Demikian juga terhadap makalah ini yang masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami kelompok 5 mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan makalah ini untuk menjadi yang lebih baik ke depannya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang............................................................................................................................
1
B.   Tujuan........................................................................................................................................ 
2
C.     RumusanMasalah..................................................................................................................... 
2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Kehidupan
Pengamen............................................................................................................... 3
B.     Menjadi
Pengamen................................................................................................................... 4
C.     Solusi Bagi
Pengamen.............................................................................................................. 5

BAB III PENUTUPAN

A.    Kesimpulan............................................................................................................................... 
7
B.     Saran......................................................................................................................................... 
8

TAHAPAN –TAHAPAN

A. Tahap Praproduksi................................................................................................................9
B. Tahap Produksi...................................................................................................................10
C. Tahap Pasca Produksi.........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1.      Gambaran Umum Kemiskinan di Kota Jakarta Timur


Berdasarkan data dari hasil sensus Tim Penganggulangan Kemiskinan Pusat tahun
2009 menyampaikan bahwa jumlah penduduk yang masuk kategori miskin sebesar 5,58%
dari total penduduk kota Jakarta Timur yang berjumlah sekitar 814.000 jiwa. Jumlah
penduduk miskin tersebut menurun dari tahun yang sebelumnya yang memiliki sekitar
11,42% dari total penduduk kota Jakarta Timur. Hal tersebut dapat kita lihat bahwa
Pemerintah kota Jakarta Timur sudah berhasil menurunkan angka kemiskinan yang dilakukan
dengan beberapa program. Pemkot Jakarta Timur juga berpartisipasi dalam menciptakan
lapangan pekerjaan  baru untuk masyarakat yang kurang mampu dengan cara mengurangi
beban pengeluaran masyarakat miskin, meningkatkan kemampuan dan pendapatan
masyarakat miskin, mengembangkan dan menjamin keberlanjutan UKM (Usaha Kecil dan
Mikro).
2.      Alasan Memilih Pengamen
Dijelaskan dalam penjelasan di atas masih ada angka kemiskinan di kota Jakarta
Timur. Ini berarti bahwa masih ada masyarakat miskin yang belum mendapatkan pekerjaan
yang layak dengan pendapatan yang mencukupi seluruh kebutuhan keluarganya. Banyak
anak kecil yang masih berkeliaran di bawah lampu lalu lintas maupun berkeliling setiap
rumah dan/atau toko untuk mengamen agar mendapatkan uang. Anak adalah harapan masa
depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik atau
bisa juga lebih buruk. Seperti yang penulis temui, amat miris rasanya melihat anak-anak yang
hidup mengamen di jalanan, bukannya bersekolah. Rasanya lebih menyedihkan jika melihat
orang dewasa yang melakukan pekerjaan serupa. Seperti kota Jakarta Timur pun juga sangat
banyak sekali pengamen jalanan, mulai dari anak-anak sampai remaja. Kebanyakan dari
pengamen itu adalah anak-anak yang ingin membantu orang tua dan putus sekolah dengan
alasan kekurangan biaya untuk melanjutkan pendidikan mereka. Akibat hal tersebut di atas,
mereka terpaksa menjalani kehidupan dengan menjadi pengamen jalanan.

B.     TUJUAN PENULIS
Sebelum membahas permasalahan tersebut diatas maka kami memepunyai tujuan dalam
membuat makalah ini sebagai berikut :
·  Ingin mengetahui tentang kehidupan anak jalanan khususnya pengamen.
·   Ingin mengetahui mengapa mereka harus mencari nafkah seperti itu.
·     Ingin memberi sousi kepada mereka tentang kehidupan yang sebernarnya harus mereka
lakukan.

C.    RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana realita kehidupan pengamen?
2.      Mengapa mereka mencari uang dengan mengamen?
3.      Solusi apakah yang tepat untuk kehidupan pengamen yang lebih baik?

BAB II
PEMBAHASAN

A. KEHIDUPAN PENGAMEN
Seperti kita tahu bahwa salah satu profesi yang paling favorit dijalankan oleh orang-
orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap adalah menjadi pengamen baik secara sendiri-
sendiri maupun berkelompok. Mengamen tidak harus bernyanyi tetapi juga bisa hanya
memainkan alat musik atau hanya bertugas menarik uang receh dari pendengar ngamenan.
Pengamen ada di mana-mana mulai di perempatan jalan raya, di dalam bis kota, di
rumah makan, di ruko, di perumahan, di kampung, di pasar, dan lain sebagainya. Penampilan
pengamen pun macam-macam juga mulai dari tampilan yang biasa saja sampai penampilan
banci / bencong, anak punk, preman, pakaian muslim, pakaian pengemis, pakaian seksi nan
minim, dsb.
Pengamen terkadang sangat mengganggu ketenangan kita akan tetapi mau bagaimana
lagi. Jika mereka tidak mengamen mereka mau makan apa dan daripada mereka melakukan
kejahatan lebih baik mengamen secara baik-baik walaupun mengganggu.
Pengamen merupakan komunitas yang relatif baru dalam kehidupan pinggiran
perkotaan, setelah kaum gelandangan, pemulung, pekerja sex kelas rendah, selain itu juga
dianggap sebagai “virus social” yang mengancam kemampuan hidup masyarakat, artinya
pengamen jalanan dianggap sebagai anak nakal, tidak tahu sopan santun, brutal, pengganggu
ketertiban masyarakat. Oleh karena itu tidak mengherankan jika mereka sering diperlakukan
tidak adil dan kurang manusiawi terutama oleh kelompok masyarakat yang merasa terganggu
oleh komunitas anak jalanan seperti golongan ekonomi kelas atas.
   Adapun beberapa alasan mereka memilih bekerja sebagai pengamen bahwa sebagian
besar adalah untuk menyalurkan hobi akan bakat menyayi, untuk mencari uang buat
memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk menghibur orang-orang, dan untuk menghilang kan
rasa pengagguran dalam diri.
     Mengamen merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi mereka karena dengan
mengamen mereka bisa menyalurkan hobi dan bakat mereka di bidang seni.

B.     MENJADI PENGAMEN

Jika ditelaah, pengamen jalanan seperti mereka berlima (Mamat, Ani, dan
Agung)  muncul akibat kemiskinan. Kemiskinan muncul dari berbagai sumber, tapi secara
keseluruhan, kondisi ekonomi-sosial Indonesia memang memiliki andil besar. Karena kurang
modal, orang menjadi miskin. Anak mereka pun mau tak mau meninggalkan pendidikan dan
mencari uang, yang pada akhirnya akan membawa ia ke dalam lingkaran kemiskinan lagi
karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan. Kemiskinan struktural semacam ini
menjadi lingkaran siklus yang sulit diputus; kemiskinan seakan diwariskan dari generasi ke
generasi.
Pengamen tumbuh dengan berbagai latar belakang sosial, seperti anak broken home,
anak yatim yang terbuang, anak-anak yang kelahirannya tidak dikehendaki, atau anak-anak
yang harus membantu ekonomi orang tuanya maupun anak-anak yang lari dari berbagai
problema keluarga maupun masyarakatnya. Selanjutnya dari kondisi dan situasi demikian
mereka tumbuh dan mensosialisasikan dirinya ditengah-tengah budaya perkotaan yang keras
dan penuh dengan kesibukan.
Pada dasarnya mereka yang bekerja sebagai pengamen bukan hanya karena ingin
menyalurkan hobi atau bakat akan menyanyi akan tetapi dapat juga di lihat dari tindakan
mereka yang cenderung sebagian besar suka memaksa terhadap pengujung hal ini pada
umumnya karena mereka merasa kurang di hargai.
Pengamen seharusnya dapat dihargai, sehingga mereka merasa bahwa dirinya diakui
oleh masyarakat hanya karena keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk
mempertahankan hidupnya dengan cara semacam itu. Pengamen sering dikucilkan dan tidak
dianggap keberadaannya dalam masyarakat, mereka sudah memiliki image yang jelek dalam
masyarakat. Di jalanan mereka berinteraksi dengan nilai dan norma yang jauh berbeda
dengan apa yang ada di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

C.    SOLUSI BAGI PENGAMEN

Melalui penjelasan di atas, sudah seharusnya pemerintah melakukan tindakan untuk


mengatasi segala permasalahan terutama kepada masyarakat menengah ke bawah yang masih
belum hidup secara layak. Pemerintah bisa melakukan penampungan kepada anak jalanan
yang mengamen untuk diberi bekal, bisa berupa pendidikan, pelatihan, ataupun pembinaan.
Yang pasti jangan sampai jumlah pengamen jalanan semakin bertambah.
     Kita ketahui bahwa pemerintah kota Malang sudah melakukan berbagai hal untuk
mengurangi jumlah anak jalanan yang mengamen dengan cara melakukan pemberdayaan
anak jalanan di Kota Jakarta Timur melalui Kemitraan antara Pemerintah dan Lembaga
Swadaya Masyarakat. menunjukkan bahwa dapat diperoleh hasil: (1) Pemberdayaan anak
jalanan di Kota Malang tidak ada yang memprakarsai karena terjadi secara otomatis. (2)
Mekanisme pemberdayaan anak jalanan di Kota Malang dilakukan oleh Bidang Sosial dan
LPA Griya Baca melalui program bimbingan dan pelatihan. Bimbingan yang diberikan
kepada pengamen anak jalanan yaitu:
a. bimbingan moral dan mental,
b. bimbingan sosial,
c.    bimbingan hukum,
d.       bimbingan agama, dan
e.        bimbingan kesehatan.
Sedangan pelatihan yang diberikan kepada pengamen anak jalanan meliputi:
a.     pelatihan otomotif,
b.       pelatihan mengemudi,
c.        pelatihan elektronika.
     
Selain bermitra dengan LPA Griya Baca, Bidang Sosial juga berkoordinasi dengan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain, yaitu Dinas Kesehatan, Kementrian Agama,
Kepolisian, Dinas Pendidikan, dan Satpol PP untuk memberikan pembinaan dan bimbingan.
Sedangkan untuk kegiatan pelatihan, Bidang Sosial mengajak kalangan profesional untuk
bekerjasama, seperti Lembaga Pelatihan Mengemudi Natuna, elektronika, dan otomotif.
Pemerintah harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat miskin bahwa anak-anak
mereka harus mendapatkan pendidikan yang layak. Pemerintah sudah menjanjikan
pendidikan wajib belajar 9 tahun, sehingga para orang tua tidak perlu harus memikirkan biaya
sekolah lagi untuk anak-anak mereka. Kalaupun ada alasan orang tua tidak bisa
menyekolahkan anak-anak mereka dengan  tidak ada biaya, berarti pemerintah masih harus
gencar melakukan sosialisasi yang bisa dikoordinasikan dengan pemerintah daerah. Dengan
begitu, semua anak-anak bisa mendapatkan pendidikannya dan tidak perlu untuk mengamen
lagi di jalanan.
     Keadaan akan jauh lebih baik jika orang tua diberi pekerjaan yang layak dan memiliki
penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan anak-anak mereka
mendapatkan pendidikan gratis dan layak, pasti jalanan akan sepi dari pengamen jalanan.
Sehingga, dalam masyarakat itu sendiri akan tercipta keadaan yang sejahtera.
     Perlu diketahui juga bahwa anak-anak adalah aset yang sangat berharga untuk masa depan
negara Indonesia. Maka dari itu, pemerintah harus menjaga dan mengelolanya dengan
berbagai cara, seperti memberikan pendidikan yang layak dan pelatihan materi maupun
nonmateri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan di atas khususnya pada anak jalanan yang berprofesi
sebagai pengamen dapat diambil kesimpulan bahwa:
1)    Tindakan mereka pada umumnya di dasari oleh hasrat ingin menuangkan kreatifitas
mereka akan bakat menyanyi lewat mengamen. Sebab mengamen merupakan kegiatan yang
menyenangkan bagi mereka karena dengan mengamen mereka bisa menyalurkan hobi dan
bakat mereka di bidang seni.
2)       Anak jalanan memilih hidup di jalan terkadang bukan hanya faktor kondisi kesulitan
ekonomi namun juga karena mereka menikmati kondisi lingkungan di jalan, atau alun
alun, tempat ini selalu ramai dengan pengunjung pada sore dan malam hari karena keramaian
tempat ini menjadikan lahan bagi para pengamen mencari nafkah dan mendapatkan teman.
3)       Faktor-faktor yang menyebabkan mereka turun ke jalan untuk mengamen adalah
faktor internal yaitu keinginan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari secara mandiri
dan faktor eksternal yaitu keadaan hubungan keluarga yang kurang harmonis serta kondisi
ekonomi keluarga yang jauh dari kecukupan.
4)       Tindakan mereka kepada sesama pengamen,dari hasil penelitian sangat beragam
dimana tindakan mereka umumnya merupakan tindakan yang bertujuang untuk mencari uang
demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
5)      Hidup menjadi anak jalanan bukanlah sebagai pilihan hidup yang menyenangkan,
melainkan  keterpaksaan yang harus mereka terima, pengamen seharusnya dapat dihargai
sehingga mereka merasa bahwa dirinya diakui oleh masyarakat hanya karena keadaan
ekonomi yang memaksa mereka untuk mempertahankan hidupnya dengan cara semacam itu.

B.     SARAN
1.   Masyarakat luas, khususnya para orang tua pengamen agar memberikan kasih sayang,
ketentraman, penerimaan diri bahwa anak jalanan tidak hanya sebagai tulang punggung
keluarga atau pencari nafkah utama sehingga orang tua dapat memberikan hak yang sama
seperti anak-anak lainnya.
2.  Pemerintah seharusnya memperhatikan orang-orang yang miskin dan memberikan
bantuan-bantuan yang meringankan beban mereka.
3.     Pemerintah wajib memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak agar tidak
mengamen di jalanan.
4.    Pemerintah harus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat menengah ke
bawah bisa dengan memberikan pekerjaan, memberikan bantuan modak untuk usaha, ataupun
mengadakan pelatihan bagi orang-orang yang hidup menengah ke bawah.
5.      Pemerintah harus membuat program untuk menampung pengamen jalanan yang tidak
memiliki orang tua dan tempat tinggal untuk diberi pendidikan ataupun pelatihan.
Proses Kreatif

A. Proses Produksi

TAHAP PRAPRODUKSI

1. Menentukan Kelompok via WhatsApp pada tanggal 4 Maret 2022

2. Menentukan Tema via WhatsApp pada tanggal 7 Maret 2022


3. Membuat Naskah dan Alur Cerita 7 Maret 2022

TAHAP PRODUKSI

Setelah tahap proses praproduksi, selanjutnya adalah dimana hal yang dilakukan adalah
proses pengambilan gambar atau syuting sesuai dengan naskah, kita juga tidak mementingkan
jobdisk pada saat produksi. Kelompok Kami saling membantu satu sama lain supaya
produksi berjalan dengan baik.

TAHAP PASCA PRODUKSI

A.Sound
Suara suara yang awalnya kita rekam pada saat produksi mulai kita edit dan
dikembangkan kualitasnya. Music atau lagu yang diperlukan dibuat dan diarasemen sesuai
dengan kebutuhan film.

B. Membuat laporan
Laporan ini dibuat untuk menjelaskan detail dan proses kreatif yang kami lakukan serta
mempertanggung jawabkan semua hasil produksi hingga pasca produksi.
B. Property / peralatan
1.Custome
 Natural hanya menggunakan kaos casual dan celana jeans (milik talent).
2.Aksesoris
 Handphone
 Pulpen
 Kertas HVS
3.Peralatan produksi
 Kamera handphone

C. Tim Produksi
Adapun tugas dan job disc yang terbagi dalam kelompok ini adalah sebagai berikut:

Produser : All crew


Sutradara : Yusvandi Kalam Fadillah
Penulis Naskah : Nurul Husna
Lighting : Sumber Matahari
Cameramen : Nabila Tyas Rohimah
Editor : Nurul Husna

D. Jadwal Produksi

Anda mungkin juga menyukai