Di Susun Oleh :
Yulasteriyani, M.SOS
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
2.1 Penelitian Terdahulu........................................................................5
2.2 Kerangka Pemikiran.........................................................................6
BAB III.....................................................................................................................7
3.1 Desain Penelitian..............................................................................7
3.2 Lokasi Penelitian..............................................................................7
3.3 Metode Pelaksanaan Penelitian........................................................7
3.4 Fokus Penelitian...............................................................................7
3.5 Strategi Penelitian.............................................................................7
3.6 Sumber Data.....................................................................................8
3.7 Teknik Pengumpulan Data...............................................................8
BAB 1.
PENDAHULUAN
Di Indonesia Badut jalan sudah tidak asing lagi kita dengar atau kita saksikan,
terkhusus beberapa bulan terakhir ini, keberadaan badut jalanan memang sedang menjamur di
area Kota Palembang. Badut-badut jalanan tersebut bisa ditemukan di area lampu merah kota.
Sejak sore hari hingga malam, mereka beraksi menantikan para dermawan memberikan
sedikit uang Salah satunya, terlihat para badut jalanan di lampu Merah terkhusus yang sering
kita jumpai di daerah RS. Charitas Palembang
Begitu kendaraan roda dua dan roda empat keluar dari parkiran, para badut tersebut
segera melambaikan tangan mereka. Berharap adanya yang menyodorkan sebagian uang
yang bagi mereka sangat berarti. Keberadaan badut jalanan memang sedang menjamur di
area sumatera selatan. Mereka bisa ditemui di mana saja, hampir di seluruh titik
persimpangan jalan utama. Begitu lampu lalu lintas menyala merah, para badut itu bergegas
mengambil ancang-ancang,
Fenomena badut jalanan ini terkadang juga meresahkan pengguna mobil dan motor
dikarenakan menghambat laju kendaraan yang lewat ketika lampu lalu lintas sudah terlihat
hijau dan sering kali terlihat berdiri di bibir jalan, selain itu dari pihak pemerintah Satpol-pp
juga sudah mencoba untuk mentertibkan para badut untuk tidak menghalangi pengguna jalan,
banyak sekali yang bekerja adalah anak-anak bila bila ditanyakan "Alasannya bermacam-
macam. Mencari uang jajan, membantu orang tua dan seterusnya.
Ditambah sulitnya perekonomian , yang dialami akibat dari dampak covid 19 , mengharuskan
untuk tetap bertahan hidup dari kondisi yang terdesak ini, banyak sekali karyawan swasta
yang di PHK yang di akibatkan dampak pandemi , mengharuskan mereka untuk beralih
profesi demi mencukupi kebutuhan salah satunya dengan cara menjadi badut jalanan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja penyebab masyarakat lebih memilih untuk beralih profesi menjadi
badut jalanan ?
2. Bagaimana tanggapan pemerintahan terkait maraknya fenomena badut
jalanan ?
Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui kegiatan dan kehidupan badut jalanan dalam
menghadapi situasi kondisi terkhusus nya untuk berjuang memenuhi kebutuhan hidup
Tujuan khusus nya ialah untuk mengetahui bagaimana cara bertahan hidup dari
kondisi pandemic yang menyebabkan banyak orang harus dikeluarkan dari pekerjaannya dan
yang latar belakang perekonomian nya dibawah rata-rata, yang menyebabkan harus beralih
profesi menjadi badut jalanan .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Eksplotasi anak jalanan sebagai pengamen dan pengemis di terminal tidar oleh
keluarga oleh yuliarti (2012)
2.1.2. Tindakan sosial anak jalanan di kawasan pantai losari oleh Riady (2011)
Di latar belakangi oleh fenomena anak jalanan dianggap sebagai produk gagal dari
pembangunan yang sedang digalak oleh pemerintah kita saat ini. anak jalanan memilih hidup
di jalan terkadang bukan hanya faktor kondisi lingkungan di jalan. Pantai losari yang
merupakan kawasan pariwisata di kota makasar, tempat ini selalu ramai dengan pengunjung
sore maupun malam hari karena keramaian tempat ini menjadikan lahan bagi para pengamen
mencari nafka dan mendapatkan teman. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan melakukan survey dan menyebarkan angket atau kuesioner, wawancara, serta
dokumentasi pada saat penelitian di lapangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahawa
tindakan mereka pada umumnya didasari pada hasrat ingin menuangkan kreatifitas mereka
akan bakat nyanyi lewat pengamen. Sebab pengamen menurut mereka merupakan kegiatan
yang menyenangkan bagi mereka karena dengan mengamen mereka bisa menyalurkan hobi
dan bakat mereka dibidang seni.
Banyak sekali faktor yang melatarbelakangi muculnya badud jalanan. Salah satu
faktor utama yang menyebabkan munculnya badud jalanan adalah kemiskinan. Kemiskinan
struktural yang dialami oleh keluarga badud jalanan dianggap menjadi faktor utama memilih
untuk hidup sebagai badud jalanan.
Badud jalanan merupakan orang-orang yang terpaksa ataupun dipaksa untuk mencari
nafkah bagi diri, keluarga atau orang lain dengan melambai tangan, maupun membawa
sebuah alat pemutar musik berharap orang-orang memberi uang. Pekerjaan ini dapat
menghasilkan uang yang tidak memperlukan keterampilan dan dapat dilakukan oleh semua
kalangan baik anak-anak maupun orang dewasa.
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai
fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya
menarik realitas itu ke permukaan sebagi suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau
gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu.
Penelitian ini dilakukan secara tatap muka, ditengah era pandemic ini penelitian
melakukan sesuai arahan protokol kesehatan saat mengamati dan mewawancarai badud
jalanan.
Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus. Dalam penelitian ini dapat
difokuskan sebagai berikut :
1.Apa saja penyebab masyarakat lebih memilih untuk beralih profesi menjadi badut jalanan ?
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi kasus sebagai strategi penelitian
yaitu melakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau
kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam
melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi dan pelaporan hasilnya.
Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu
terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya.
1. Data Primer
Menurut lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
tindakan, kata-kata dan tindakan merupakansumber data yang diperoleh melalui lapangan
dengan cara mengamati dan mewawancarai narasumber yaitu badud jalanan dilampu merah
bukit.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber penunjang yang berkaitan dapat berupa dokumen-
dokumen dan bahan bacaan yang digunakan berkaitan dengan penelitian
Di dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data
kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). Dokumentasi.
3.7.1.Wawancara
Terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth interview),
di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan
kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang
disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali; 2). wawancara
terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah
disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki
kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar
pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan informan, sehingga suasana terasa
kaku.
Menurut Singarimbun dan Sofian Effendi (1989: 198-199), jika terjadi jawaban “tidak
tahu”, maka peneliti harus berhati-hati dan tidak lekas-lekas pindah ke pertanyaan lain.
Sebab, makna “tidak tahu” mengandung beberapa arti, yaitu:
Teknik wawancara dilakukan dengan sumber badut jalanan di lampu merah bukit dan
lampu mera simpang dprd.
3.7.2 Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam
metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan
pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang
diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian,
peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi
dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Teknik dalam observasi ini ialah dengan media wawancara dan
melihat langsung tempat yang akan diteliti yaitu Badut Jalanan yang berada di lampu merah
bukit dan lampu merah simpang DPRD.
3.7.3 Dokumentasi
Selain melalui wawancara dan observasi, adapun dokumentasi yang diperoleh dalam
penelitian berupa foto-foto bersama sumber.