Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

CHARACTER BUILDING
" Kehidupan Pengamen Jalanan "

DISUSUN OLEH :
Sarah Nur Amalina (412022018)

Naila (412022015)

Siti Mutiara (41202207)

M. Solehudin AlAyyubi (412022002)

M. Aditya Somantri (412022012)

PRODI D III ADMINISTRASI BISNIS


POLITEKNIK SUKABUMI
TAHUN AJARAN
2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas bahasa indonesia ini. Terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat khususnya kepada teman-teman dan bapak Rudi
Afriyadi,M.M. yang telah memberikan waktu luang.

Tugas yang kami kerjakan meliputi wawancara terhadap pengamen. Isi tugas
kami tentang observasi pengemis,pengamen, dan fakir miskin.

Semoga tugas kami ini bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Dan
apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf, karena kami masih dalam tahap
belajar.

Sukabumi, 17 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengamen Jalanan.................................................................................4
2. Kehidupan Pengamen Jalanan................................................................................4
3. Faktor Penyebab Seseorang Mengamen .............................................................5
4. Pengamen Jalanan termasuk Target Operasi..................................................6
5. Metode Penelitian...........................................................................................7
a. Observasi..................................................................................................7
b. Wawancara.............................................................................................7
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DOKUMENTASI.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Era global sekarang ini keadaan ekonomi di Indonesia memang sangat mem-
prihatinkan namun kita tidak boleh menyerah pada keadaan sekarang ini yang serba sulit kita
harus berusaha kreatif, inovatif, dan berani mengambil suatu keputusan serta resiko untuk
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Kita tidak harus bergantung pada orang lain. untuk
mendapatkan suatu pekerjaan kita harus berusaha semaksimal mungkin.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi pengangguran yaitu dengan berwira usaha.
Dengan kita berwira usaha kita bisa belajar mandiri dan bisa memaknai arti penting kehidupan
secara tidak langsung kita sudah membantu banyak orang. Bisnis adalah sebuah pembelajaran, di
mana dibutuhkan analisa yang sangat dalam tentang prospek dan kelayakan dalam usaha itu.
Oleh karena itu bisnis itu harus dimulai sejak dini sehingga kita memiliki banyak waktu untuk
dapat berfikir dan mengolah otak demi kesuksesan usaha tersebut.

B. Identifikasi Masalah

 Bagaimana kehidupan pengamen jalanan.


 Apa penyebab mereka mencari nafkah dengan cara mengamen dan pengemis dengan cara
meminta-minta.
 Bagaimana bentuk kepedulian kita terhadap pengamen jalanan.

C. Tujuan Penelitian
 Ingin mengetahui tentang kehidupan pengamen jalanan.
 Ingin mengetahui mengapa mereka harus mencari nafkah seperti itu.
 Ingin memberi solusi kepada mereka tentang kehidupan yang sebernarnya harus mereka
lakukan.

BAB II
PEMBAHASAN

Dalam bab ini kami akan membahas tentang kehidupan pengamen jalanan secara rinci
agar kami dapat mengetahui bagaimana sebenarnya kehidupan di jalanan. Dalam bab ini kami
juga melakukan observasi kejalan dan mewawancarai pengamen jalanan.

1. Pengertian Pengamen Jalanan


Pengamen adalah sebuah komunitas baru yang datang di kehidupan pinggiran perkotaan.
Kehadiran pengamen ada setelah pemulung, badut jalanan, gelandangan, dan juga pekerja seks kelas
rendahan. Selain itu, pengamen juga dianggap sebagai penyakit sosial yang keberadaannya mengancam
kehidupan masyarakat. Pengamen juga biasa diidentikkan dengan istilah anak nakal yang brutal,
mengganggu sopan santun, serta tidak tahu tata tertib.

Pengamen kini kian banyak hadir di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Di pinggir-pinggir


jalan, di terminal, keliling dari rumah ke rumah, di dalam bus, dan sebagainya. Perspektif masyarakat
terhadap pengamen pun akhirnya terkotak-kotak. Ada yang terganggu, namun ada juga yang
memaklumi dan berbaik hati membagi rezeki. Sebenarnya hal ini tergantung dari pengamen itu sendiri.
Apabila pengamen mengamen dengan sopan, suara dan musiknya enak didengar, tentu akan disukai.
Sebaliknya, pengamen yang asal bunyi, bersikap tidak sopan, bahkan sampai berperilaku kriminal, akan
membawa citra buruk bagi sesama pengamen.

2. Kehidupan Pengamen Jalanan


Pengamen jalanan yang sering kali dikatakan orang sebagai alat pencari uang bagi kaum
premanisme ternyata mempunyai hak dan kewajiban. Mereka yang selama ini hidup menyendiri
berteman dengan sesama pengamen jalanan membuat mereka lupa bahkan sengaja dilupakan
untuk mendapatkan hak-hak itu berbagai harapan ketika mereka hidup di dunia ini menjadi
sesuatu yang sulit bahkan kecil kemungkinan untuk didapat.

Pengamen adalah orang-orang yang mencari nafkah / bekerja dengan menyediakan


hiburan musik pada orang-orang sekitar. Mengamen merupakan pekerjaannya. Mereka bekerja
tanpa kenal lelah dari pagi hingga malam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengamen seharusnya dapat dihargai, sehingga mereka merasa bahwa dirinya diakui oleh
masyarakat hanya karena keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk mempertahankan
hidupnya dengan cara semacam itu. Pengamen sering dikucilkan dan tidak dianggap
keberadaannya dalam masyarakat, mereka sudah memiliki image yang jelek dalam masyarakat.
3. Faktor Penyebab Seseorang Mengamen
Ada 2 faktor penyebab seseorang menjadi Pengamen diantaranya sebgai berikut:
1. Faktor Internal

Faktor internal penyebab pengamen jalanan diantaranya seperti berikut :

Punya sifat malas sehingga tidak mau bekerja


Punya cacat yang bersifat biologis atau psikologis. Cacat biologis yaitu kurang
berfungsinya organ tubuh. Sedangkan cacat psikologis adalah kurang
berfungsinya mental untuk bersosialisasi di masyarakat
Tidak punya hobi positif untuk mengisi waktunya
Faktor penyebab berikutnya yaitu masalah kemampuan. Tidak punya
kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang baik
Ingin punya kebebasan hidup dari masalah yang ada di keluarga
Ingin punya uang sendiri

2. Faktor Eksternal

Selain faktor internal ada juga faktor eksternal yang mempengaruhi mereka. Pengaruh
tersebut berasal dari :

Adanya dorongan keluarga seperti orang tua atau kakaknya. Mereka mengajak anak ke
jalan untuk mengemis atau mengamen. Intinya menyuruh anak untuk melakukan kegiatan
di jalan yang menghasilkan uang
Ada juga karena pengaruh teman yang mengajak untuk mengamen. Terlebih, jika hal
tersebut ada dorongan dari orang tua atau keluarganya
Faktor lainnya karena ada kekerasan dari keluarga yang menyebabkan anak menjadi
pengamen jalanan.

4. Pengamen Jalanan termasuk Target Operasi


Para pengamen ini biasanya melakukan kegiatanya dengan menyasar para pelanggan
rumah-rumah makan maupun warung-warung tenda di pinggiran jalan. ''Mereka mengamen tapi
jangan sampai menekan (memaksa) kepada pelanggan meski hanya seribu atau dua ribu rupiah
saja,'' jelasnya.
Keberadaan pengamen memang dinilai cukup meresahkan masyarakat, pasalnya mereka bisa
meminta uang pada orang (pelanggan) yang sama hingga tiga sampai empat kali meski
personilnya (pengamen) beda tetapi alat musik yang mereka gunakan masih sama.
''Kadang kita sadari bahwa saat kita makan hingga satu jam bisa saja 3-4 kali dengan gitar yang
sama hanya personilnya beda. Ini yang akan menjadi target kita,'' ujar Kombes Zulkarnain
Adinegara.
Aktifitas para pengamen itu bisanya dilakukan pada malam hari sehingga terkadang lepas
dari jangkuan operasi kepolisian.
Pada gelaran operasi yang bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat itu
dilaksanakan di seluruh Indonesia. Operasi tersebut menargetkan tempat-tempat yang dianggap
rawan kejahatan seperti kawasan pusat-pusat perbelanjaan, tempat sepi, lampu merah, dll.

5. Metode Penelitian
Dalam hal ini kami pelakukan penelitian tentang kehidupan badut jalanan dengan cara
terjun langsung ke lapangan, atau dengan melakukan observasi, dan wawancara. Agar kami
mendapat pengetahuan yang lebiih dalam membuat makalah ini.
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung kelokasi, agar data-data yang
diharapkan benar-benar obyektif. Artinya data yang kami ambil berdasarkan fakta dan tidak di
buat-buat.
b. Wawancara
Kami melakukan wawancara kepada sekelompok badut jalanan, yaitu di sekitar Lapang
Merdeka Kota Sukabumi, agar mengetahui secara lebih jelas bagaimana kehidupan badut
jalanan.
Adapun hasil wawancara yang kami lakukan kepada para badut jalanan adalah sebagai berikut :

Hasil wawancara dengan badut jalanan


Kami melakukan penulusuran disekitar Lapang Merdeka dengan mewawancarai salah satu
badut jalanan yang bernama Abo. Bahwa dia melakukan semua ini atas dasar tuntutan ekonomi,
karena untuk membantu keuangan orang tua dan membiayai adik - adiknya sekolah .
Jalan satu-satunya mereka mengumpulkan uang degan mengamen mulai dari pukul 10 pagi
sampai 7 malam atau disaat jam-jam ramai(Abo, 24th).
Penghasilan badut jalanan tidak menentu, rata-rata penghasilan Rp.50.000 dan itupun
jika ramai orang-orang. mereka mengamen tidak sendiri, biasanya mereka bersama temannya.
Selain penghasilannya dibagi rata dgn temannya, terkadang mereka harus menyetorkan uangnya
sebagian kepada koordinator yang ada wilayah tersebut.
Abo juga berharap kepada pemerintah untuk lebih memerhatikan para pengemen dan
diberikan lapangan pekerjaan yang baik.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagian besar banyaknya para pengamen di picu karena masalah ekonomi mereka, orang-
orang menjadi pengamen jalanan ialah orang-orang dari berbagai daerah di indonesia yang
sengaja datang ke kota-kota besar yang mempunyai niat untuk mendapatkan pekerjaan tetapi
karena usia mereka dan skill yang mereka punya pun belum bisa bersaing dengan yang lain,
sehingga mereka putus asa dan memilih menjadi pengamen jalanan sebagai mata pencaharian
mereka.
B. Saran
Dalam makalah yang kami yang bejudul Kehidupan Anak Jalanan dan pengemis memiliki
beberapa saran yaitu:
 Pemerintah lebih memperhatikan keberadaan pengamen jalanan dan pengemis dengan
memberikan solusi untuk mereka, contohnya seperti memberikan lapangan kerja bagi mereka.
 Masyarakat lebih peduli terhadap anak jalanan dan memberi dukungan positif.
 Memfasilitasi pengamen jalanan dalam hal-hal yang positif yang mereka lakukan.

DOKUMENTASI
DAFTAR PUSAKA

Baharoglu, D & C, Kessides. 2001. Urban Poverty. Asian City Development:

Departemen Sosial RI. 1995. Pedoman Penyelenggaraan Pembinaaan

Jakarta: Departemen Sosial RI.


Kristiana, D. 2009. Interaksi Sosial pada Pengamen di Sekitar Terminal

Tirtonadi Surakarta Jurnal UMS (tidak diterbitkan). Solo:

Anda mungkin juga menyukai