3. Pemerintah selain melarang perokok, harus jug memperhatikan nasib petani tembakau dan buruh
pabrik rokok.
Paragraf penutup : Pemerintah harus pantai mengambil jalan tengah terhadap petani tembakau dan
buruh industi rokok.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa rokok adalah hal yang tak bisa dipisahkan bagi sebagian luas
masyarakat Indonesia khususnya dan dunia umumnya. Balutan tembakau ini begitu akrab dengan
semua kalangan. Dari anak-anak hingga orang dewasa, dari si kaya sampai si miskin. Banyak orang yang
menjadi seorang perokok aktif. Bahkan di suatu daerah, ada balita yang umurnya sekitar 4 tahun sudah
menjadi perokok aktif. Dan itu tidak dilarang oleh orang tuanya.
Hampir di setiap kegiatannya, setiap orang pasti dalam keadaan merokok. Mulai dari supir yang sedang
mengendarai kendaraannya, sampai orang kantoran yang merokok di ruang kerjanya. Kebiasaan
merokok itu sebenarnya adalah kebiasaan yang tidak sehat. Dan para perokok itu sebenarnya tau bahwa
rokok itu tidak sehat dan bisa menyebabkan kematian. Tapi mereka tetap tidak meninggalkan
kebiasaanya itu. Karena bagi mereka rokok itu memiliki kenikmatan tersendiri.
Rokok itu adalah olahan dari tanaman tembakau. Di Indonesia banyak sekali orang membudidayakan
tanaman tembakau. Dari tanaman tembakau mereka menggantungkan hidupnya. Dan tanaman
tembakau tersebut diolah di tempat industri rokok. Baik industri skala rumahan maupun industri skala
besar. Sekitar 4 juta penduduk Indonesia menjadi petani tembakau dan juga buruh dari industri orang.
Dan rokok pun menjadi buah simalakama bagi Pemerintah Indonesia. Di satu sisi pemerintah
mempertimbangkan kesehatan masyarakat dengan pelarangan rokok, dan di sisi lain jika pelarangan
rokok itu dilakukan banyak industri-industri rumahan maupun pabrik yang gulung tikar. Dan otomatis
PHK pun terjadi dan mengakibatkan bertambahnya jumlah pengganguran di Indonesia.
Oleh sebab itu, Pemerintah harus bisa mengambil jalan tengah terhadap persoalan rokok ini. Dengan
mempertimbangkan kesehatan masyarakat tanpa melupakan para petani tembakau dan para buruh
pabrik rokok. Juga dibutuhkan kesadaran dirinya sendiri para perokok terhadap bahaya rokok pada
kesehatannya.
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua umat manusia tanpa membedakan
status sosialnya. Jika seseorang sakit, dia tidak akan mampu melaksanakan berbagai tugas dan
kewajibannya. Hal tersebut akan berdampak bagi kelangsungan hidupnya dan keluarganya. Oleh karena
itu, semua orang berlomba-lomba menjaga kesehatan mereka. Tapi sayang sekali, penyakit sering tiba-
tiba datang dalam kehidupan manusia. Bagi orang yang mampu, mereka dapat dengan mudah
memperoleh perawatan atau pengobatan dengan biaya mereka sendiri. Tetapi, bagaimana dengan nasib
warga miskin? Bagi mereka kesehatan adalah hal yang sangat mahal. Apabila mereka terkena penyakit,
hal tersebut merupakan hal yang sangat menakutkan. Mereka akan sangat sulit untuk mendapatkan
kesembuhan dari penyakit tersebut karena buruknya pelayanan kesehatan di negara kita terutama bagi
golongan seperti mereka.
Bagi warga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan adalah hal yang
sangat sulit. Mereka harus memenuhi berbagai macam syarat yang ditentukan oleh pihak rumah sakit.
Syarat-syarat tersebut menjadi alat untuk mempersulit pasien dari warga miskin untuk memperoleh
pelayanan kesehatan. Pihak rumah sakit terlalu mementingkan syarat daripada pelayanan yang
diberikan.
Pasien kalangan kurang mampu seringkali mendapat perlakuan yang berbeda dari pihak rumah
sakit. Mereka dijadikan pasien kelas dua. Pihak rumah sakit lebih mendahulukan pasien yang memiliki
uang daripada pasien yang menggunakan Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Walaupun
mereka dalam keadaan sekarat, mereka harus rela menunggu setelah pasien yang mimiliki uang
tersebut. Diskriminasi dalam hal pelayanan inilah yang membuat masyarakat kecewa dengan kinerja
pemerintah khususnya di bidang kesehatan.
Upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga miskin melalui
Jamkesmas masih belum dapat terealisasi dengan baik. Banyak pasien pengguna Jamkesmas masih saja
dipersulit dengan urusan administrasi. Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus dalam
menangani masalah ini. Hal ini karena kesehatan merupakan hak dasar setiap warga negara. Negara
wajib memberikan jaminan kesehatan kepada warganya, termaksuk warga miskin.
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin masih belum dapat dirasakan. Masyarakat golongan
miskin seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang layak. Mereka harus dihadapkan dengan berbagai
syarat yang mempersulit. Ditambah lagi dengan sikap diskriminasi yang dilakukan oleh pihak rumah
sakit. Dalam hal ini, pemerintah perlu meninjau kembali kinerja rumah sakit khususnya dalam pelayanan
terhadap warga kurang mampu.