Anda di halaman 1dari 5

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT ESSAI

Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai


berikut:

Menentukan tema atau topik


Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang
singkat dan jelas
Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang
akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih
memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai
penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita
buat sebelumnya.
Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu
sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar
belakang alasan kita menulis esai tersebut.
Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini
pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita
sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu.
Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang)
bersikap netral.
Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar
pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut
dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir
mereka secara utuh.

MENYUSUN KERANGKA ESAI


Topik : Pro Kontra Rokok

Paragraf pembuka : Kebiasaan orang banyak yang merokok.

Paragraf isi : 1. Perokok aktif sulit meninggalkan kebiasaan buruknya itu.

2. Banyaknya para petani tembakau dan buruh industri rokok.

3. Pemerintah selain melarang perokok, harus jug memperhatikan nasib petani tembakau dan buruh
pabrik rokok.

Paragraf penutup : Pemerintah harus pantai mengambil jalan tengah terhadap petani tembakau dan
buruh industi rokok.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa rokok adalah hal yang tak bisa dipisahkan bagi sebagian luas
masyarakat Indonesia khususnya dan dunia umumnya. Balutan tembakau ini begitu akrab dengan
semua kalangan. Dari anak-anak hingga orang dewasa, dari si kaya sampai si miskin. Banyak orang yang
menjadi seorang perokok aktif. Bahkan di suatu daerah, ada balita yang umurnya sekitar 4 tahun sudah
menjadi perokok aktif. Dan itu tidak dilarang oleh orang tuanya.

Hampir di setiap kegiatannya, setiap orang pasti dalam keadaan merokok. Mulai dari supir yang sedang
mengendarai kendaraannya, sampai orang kantoran yang merokok di ruang kerjanya. Kebiasaan
merokok itu sebenarnya adalah kebiasaan yang tidak sehat. Dan para perokok itu sebenarnya tau bahwa
rokok itu tidak sehat dan bisa menyebabkan kematian. Tapi mereka tetap tidak meninggalkan
kebiasaanya itu. Karena bagi mereka rokok itu memiliki kenikmatan tersendiri.

Rokok itu adalah olahan dari tanaman tembakau. Di Indonesia banyak sekali orang membudidayakan
tanaman tembakau. Dari tanaman tembakau mereka menggantungkan hidupnya. Dan tanaman
tembakau tersebut diolah di tempat industri rokok. Baik industri skala rumahan maupun industri skala
besar. Sekitar 4 juta penduduk Indonesia menjadi petani tembakau dan juga buruh dari industri orang.

Dan rokok pun menjadi buah simalakama bagi Pemerintah Indonesia. Di satu sisi pemerintah
mempertimbangkan kesehatan masyarakat dengan pelarangan rokok, dan di sisi lain jika pelarangan
rokok itu dilakukan banyak industri-industri rumahan maupun pabrik yang gulung tikar. Dan otomatis
PHK pun terjadi dan mengakibatkan bertambahnya jumlah pengganguran di Indonesia.

Oleh sebab itu, Pemerintah harus bisa mengambil jalan tengah terhadap persoalan rokok ini. Dengan
mempertimbangkan kesehatan masyarakat tanpa melupakan para petani tembakau dan para buruh
pabrik rokok. Juga dibutuhkan kesadaran dirinya sendiri para perokok terhadap bahaya rokok pada
kesehatannya.

Pudarnya Kebudayaan Nasional oleh Kebudayaan


Asing
Sebuah kebudayaan nasional dalam perkembangannya selalu berkutat pada masalah
apresiasi masyarakat dan pelestariannya. Membicarakan kedua masalah tadi akan menuju satu
masalah pokok yaitu waktu. Waktu dalam hal kebudayaan sesungguhnya mempunyai dua arti
penting. Pertama, kebudayaan daerah akan berkembang ketika masyarakat sekitar
memperlakukan kebudayaan daerah mereka sendiri seperti barang berharga yang harus dijaga.
Kedua, kebudayaan daerah dianggap biasa saja, yang mereka pikir kebudayaan itu hanya akan
menjadi bahan ajar dalam buku sejarah, sehingga lama kelamaan akan pudar bahkan hilang.
Perkembangan zaman yang modern mau tidak mau akan berbenturan dengan kebudayaan
daerah yang kita miliki. Masuknya budaya asing ke dalam negeri membuat kecintaan masyarakat
terhadap kebudayaan daerah menjadi berkurang bahkan tidak ada sama sekali.
Perubahan kebudayaan yang terjadi di masyarakat kita, yakni perubahan dari mental
simpatik menjadi antipatif, dari nilainilai yang dihayati menjadi sebuah beban perkembangan
zaman. Inilah menurut saya makhluk modern yang menamakan dirinya globalisasi.
Kebudayaan kita yang cenderung mengarah kepada kebudayaan luar, entah itu baik atau
buruk yang penting dianggap sebagai manusia modern yng menjunjung globalisasi. Misalnya,
setiap hari kita disuguhi tayangan TV yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, Jepang, Korea melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran televisi yang
ditangkap dari parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Yang menjadi
pertanyaan adakah kesenian atau budaya daerah kita yang nampak?
Faktanya, jarang sekali siaran televisi Indonesia menyiarkan tentang kebudayaan
Indonesia. Fakta yang demikian memberikan bukti bahwa negaranegara lain lebih berhasil
memasarkan budaya mereka sendiri dibanding kita. Coba kita balik, adakah masyarakat Amerika
yang kecanduan menyanyi campursari atau berkawih Jawa, justru bangsa kita yang menelan
mentahmentah budaya mereka. Lalu dimanakah kebudayaan Indonesia berada? Apakah hanya
dibuku sejarah?
Peristiwa seperti itu akan berpengaruh terhadap keberadaan kebudayaan daerah
kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khazanah kebudayaan nasional
yang perlu dijaga kelestariannya. Pada saat bangsa lain maju dengan teknologi informasi yang
semakin canggih seperti saat ini, seharusnya kita memanfaatkan potensi yang ada, misalnya
menjadi negara yang pandai melestarikan budaya.
Apabila kondisi demikian masih berlanjut, anak cucu kita mungkin akan kehilangan
identitas bangsanya sendiri. Saya berharap ada orang Indonesia yang meniru negara lain dalam
memasarkan kebudayaannya. Misalnya dengan membuat game yang mengisahkan kerajaan
kerajaan di Indonesia. Seperti halnya Amerika dengan game bergaya modernnya.
Ada lagi negara Jepang, dengan banyaknya film kartun dan komik yang mengisahkan
tokohtokoh Jepang mengenai orangorangnya yang sakti. Kita dapat membuat film kartun dan
komik tentang kebudayaan yang ada di Indonesia dengan tokoh orangorang Indonesia yang
juga sakti-sakti seperti Wira Sableng atau tokoh-tokoh wayang yang mempunyai kekuatan
melebihi manusia biasa. Jika hal ini dilakukan, hal-hal berbau modern tidak lagi menjadi beban,
tetapi sebagai alat untuk melestarikan dan mendampingi kebudayaan nasional. Sehingga
kebudayaan nasional kita tidak akan pudar oleh kebudayaan dari luar.
Contoh Essay (Buruknya Pelayanan Kesehatan Bagi Warga Miskin)

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua umat manusia tanpa membedakan
status sosialnya. Jika seseorang sakit, dia tidak akan mampu melaksanakan berbagai tugas dan
kewajibannya. Hal tersebut akan berdampak bagi kelangsungan hidupnya dan keluarganya. Oleh karena
itu, semua orang berlomba-lomba menjaga kesehatan mereka. Tapi sayang sekali, penyakit sering tiba-
tiba datang dalam kehidupan manusia. Bagi orang yang mampu, mereka dapat dengan mudah
memperoleh perawatan atau pengobatan dengan biaya mereka sendiri. Tetapi, bagaimana dengan nasib
warga miskin? Bagi mereka kesehatan adalah hal yang sangat mahal. Apabila mereka terkena penyakit,
hal tersebut merupakan hal yang sangat menakutkan. Mereka akan sangat sulit untuk mendapatkan
kesembuhan dari penyakit tersebut karena buruknya pelayanan kesehatan di negara kita terutama bagi
golongan seperti mereka.

Bagi warga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan adalah hal yang
sangat sulit. Mereka harus memenuhi berbagai macam syarat yang ditentukan oleh pihak rumah sakit.
Syarat-syarat tersebut menjadi alat untuk mempersulit pasien dari warga miskin untuk memperoleh
pelayanan kesehatan. Pihak rumah sakit terlalu mementingkan syarat daripada pelayanan yang
diberikan.

Pasien kalangan kurang mampu seringkali mendapat perlakuan yang berbeda dari pihak rumah
sakit. Mereka dijadikan pasien kelas dua. Pihak rumah sakit lebih mendahulukan pasien yang memiliki
uang daripada pasien yang menggunakan Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Walaupun
mereka dalam keadaan sekarat, mereka harus rela menunggu setelah pasien yang mimiliki uang
tersebut. Diskriminasi dalam hal pelayanan inilah yang membuat masyarakat kecewa dengan kinerja
pemerintah khususnya di bidang kesehatan.

Upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga miskin melalui
Jamkesmas masih belum dapat terealisasi dengan baik. Banyak pasien pengguna Jamkesmas masih saja
dipersulit dengan urusan administrasi. Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus dalam
menangani masalah ini. Hal ini karena kesehatan merupakan hak dasar setiap warga negara. Negara
wajib memberikan jaminan kesehatan kepada warganya, termaksuk warga miskin.

Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin masih belum dapat dirasakan. Masyarakat golongan
miskin seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang layak. Mereka harus dihadapkan dengan berbagai
syarat yang mempersulit. Ditambah lagi dengan sikap diskriminasi yang dilakukan oleh pihak rumah
sakit. Dalam hal ini, pemerintah perlu meninjau kembali kinerja rumah sakit khususnya dalam pelayanan
terhadap warga kurang mampu.

Anda mungkin juga menyukai