Tontonan di Indonesia, seperti acara gosip, konser, sinetron, serbuan iklan, dan lain
sebagainya dapat membuat banyak masyarakat Indonesia menjadi pribadi yang konsumtif
yang akhirnya justru menjadi penghalang bagi Pembangunan Nasional.
PRO: Jika rakyat Indonesia mayoritas menonton acara-acara seperti sinetron, konser, iklan-
iklan dan melihat artis idola mereka mengenakan pakaian-pakaian ber-merk yang mahal-mahal,
hal itu akan mendorong banyak warga Indonesia menjadi pribadi yang konsumtif. Keinginan
untuk selalu membeli ini tidak baik, bahkan bukan tidak mungkin warga perekonomian rendah
tergoda untuk berdandan layaknya artis yang sering mereka lihat di televisi. Pribadi konsumtif
ini jelas dapat memperbanyak jumlah rakyat miskin, hingga memperparah masalah ekonomi
negara kita, yang pada akhirnya akan menjadi penghalang terbesar bagi Pembangunan Nasional.
KONTRA: Rakyat Indonesia bukanlah rakyat yang bodoh. Mereka yang masih memiliki
masalah ekonomi, dililit hutang, kebingungan untuk membiayai sekolah anak-anak mereka, tidak
akan tergoda untuk pergi ke mall dan membeli pakaian-pakaian mahal layaknya yang dikenakan
oleh artis idola mereka. Buktinya dalam kehidupan sehari-hari, kita menemui banyak warga yang
mengenakan pakaian murah, seperti kaos biasa, bahkan orang dengan perekonomian menengah-
pun pasti akan memilih pakaian yang nyaman dan semurah mungkin. Hanya orang-orang kaya
yang akan meresponi pribadi konsumtif mereka, itu karena mereka memang mampu. Apabila
rakyat miskin memiliki pribadi konsumtif, mereka tidak akan meladeninya, itu karena mereka
memang tidak mampu.
PRO: Jika rakyat Indonesia melihat cara hidup orang luar negri dan terpengaruh, bangsa
Indonesia akan merasa bebas, sangat demokratis, hingga akhirnya justru membawa pada
perpecahan bangsa. Tiap kelompok akan merasa ber-hak untuk membentuk negaranya sendiri,
contohnya seperti kasus Timor Timor dan Aceh.
KONTRA: Arus globalisasi tidak akan membuat bangsa Indonesai ingin terlepas dari negara
Indonesia, kemajuan itu justru akan membuat rakyat makin bersatu. Lagipula, jika memang arus
globalisasi dapat membawa gelombang demokratisasi yang memecahkan bangsa, dari negara
mana rakyat Indonesia mendapat dorongan disintegrasi tersebut??
18. Organisasi FPI adalah contoh organisasi yang merusak sifat Nasionalisme Bangsa
Indonesia.
PRO: Organisasi Front Pembela Islam merupakan contoh organisasi yang memakai topeng
agama untuk merusak persatuan bangsa kita. Justru dengan adanya kelompok yang
mengatasnamakan agama untuk melakukan tindak kekerasan, hal itu justru akan memecah-
mecahkan bangsa kita. Toleransi beragama dapat berkurang, melalui tayangan-tayangan di
televise tentang tindak kekerasan FPI, Warga masyarakat dapat menarik kesimpulan bahwa FPI
jahat, sehingga keinginan masyarakat untuk bersatu padu menjadi semakin terlihat sulit untuk
direalisasikan.
KONTRA: FPI tidak melakukan kekerasan, melainkan ketegasan, sesuai dengan apa yang
dicantumkan dalam kitab mereka, FPI marah sebab agama Islam telah dilecehkan dengan adanya
agama baru yang mengaku bagian lain dari Islam, namun justru mengandung unsure
menyesatkan. Maka wajar apabila FPI marah dan bertindak tegas terhadap agama yang
menyesatkan tersebut. Hal ini tidak akan membuat nasionalisme bangsa kita berkurang, tapi FPI
justru akan membuat agama-agama sesat di negara ini dilenyapkan, sehingga pada akhirnya, kita
semua yan tinggal di negara yang memiliki agama majemuk, dapat hidup dengan damai, tanpa
dihantui ketakutan akan momok agama sesat.
24. UU Anti-Pornografi di Indonesia justru akan membawa bangsa kita pada kehancuran.
PRO: Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan, dan beberapa budaya yang
masih kental di daerah terdalam dan paling timur di Indonesia ini masih merupakan sesuatu yang
dapat dianggap mengusung pornografi bagi masyarakat modern. Contohnya pakaian-pakaian
adat orang Bali, atau cara berpakaian orang-orang Irian Jaya atau Papua yang mungkin hanya
berupa penutup penis bagi laki-laki, dan penutup aurat dari tumbuh-tumbuhan bagi wanita,
bahkan terkadang, kebudayaan di daerah tertentu memandang wajar jika seseorang tidak
mengenakan pakaian sama sekali. Apabila kebudayaan-kebudayaan yang kaya, unik, dan variatif
itu akhirnya dibatasi dengan UU Anti-Pornografi, hal tersebut dapat menghancurkan keadaan
Indonesia, dapat mengurangi secara drastis pendapatan negara melalui sektor pariwisata, seperti
di Bali misalnya, dimana banyak turis yang datang tidak mengenakan busana saat di pantai.
Bidang budaya akan dibatasi dengan tidak bebas, ekonomi negara akan hancur, sebab devisa
negara menurun dengan drastis, dan banyak masyarakat yang akan dirugikan pada akhirnya.
KONTRA: UU Anti-Pornografi harus ditegakkan! Indonesia adalah negara yang terkenal
penduduknya ramah, beragama, dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Apabila di era
globalisasi ini masyarakat Indonesia tidak memiliki batasan untuk mempraktekkan segala
sesuatu yang masuk dari luar negri ke Indonesia, maka segala reputasi baik Indonesia itu akan
hancur dengan cepat. Contohnya saja kemunculan majalah Playboy, tanpa adanya UU Anti-
Pornografi, Playboy akan menjadi majalah yang diresmikan, dan walaupun pada edisi
perdananya tidak menampilkan apapun yang berbau pornografi, bukanlah tidak mungkin untuk
edisi-edisi selanjutnya, para artis Indonesia mulai berani untuk terbuka dan menampilkan
auratnya untuk publik. Dan itu merupakan degradasi moral bangsa yang akan berakibat sangat
mengerikan bagi masa depan bangsa Indonesia.
31. Menutup tempat-tempat maksiat saat bulan Ramadhan secara paksa tidak
menunjukkan adanya sikap toleransi beragama di negara Indonesia
PRO: Seharusnya jika bulan Ramadhan itu hanya dirayakan umat beragama Islam, tidak
perlu memaksakan pada umat beragama lain, terutama jika memakai kekerasan, untuk menutup
tempat-tempat maksiat, semisal diskotik-diskotik yang buka saat Ramadhan, tiba-tiba didatangi
sekelompok orang Islam yang kemudian menghancurkan diskotik tersebut. Memang tujuannya
baik untuk menjaga hawa nafsu, tetapi penggunaan kekerasan tersebut sudah menggambarkan si
penghancur tersebut telah batal puasa. Seperti kata pepatah, untuk merubah dunia, rubahlah
dirimu terlebih dahulu. Jadi, toleransi agama tidak terlihat sama sekali pada situasi pengrusakan
tempat-tempat maksiat ini. Lagipula apa esensi dari bersikap suci selama 1 bulan, tapi lalu
kemudian kembali bejat selama 11 bulan? Jika ingin ditutup, lebih baik tempat-tempat maksiat
tersebut ditutup untuk seterusnya.
KONTRA: Kalau para pemeluk agama Islam harus menjaga hawa nafsu, sedangkan para
pemeluk agama lain tidak menjaga hawa nafsu, dan justru menikmati kenikmatan-kenikmatan
duniawi lewat pesta seks, narkoba, pergi ke diskotik-diskotik, mabuk-mabukan, dan lain
sebagainya, itu baru bisa dikatakan para pemeluk agama lain tersebut tidak memiliki toleransi
beragama. Jadi sudah seharusnya masyarakat sadar, tanpa perlu diberitahu, untuk menutup
tempat-tempat maksiat di saat umat Islam sedang berpuasa. Kalau tempat-tempat tersebut sudah
ditutup, tidak akan ada yang namanya penghancuran tempat-tempat maksiat.
32. Fenomena hal-hal gaib yang sekarang marak terjadi dan diberitakan, akan
memberikan pengaruh terhadap pendidikan di Indonesia.
PRO: Selama ini, kita diajari Ilmu Pengetahuan Alam yang mencakup Kimia, Fisika, dan
Biologi. Sekarang dengan ada banyaknya kasus gaib, seperti fenomena dukun-dukun cilik yang
banyak dimana-mana, dimulai dari kasus Ponari, lalu batu Petir di Bali yang dimiliki dukun buta,
dukun cilik lain di Jombang juga, lantai panas yang dapat menyembuhkan rematik, dan lain
sebagainya, fenomena ini tentunya akan mempengaruhi pendidikan di Indonesia, terutama bagi
anak-anak kecil yang baru mempelajari mengenai ilmu pengetahuan alam dan sekaligus
dipengaruhi oleh pemberitaan-pemberitaan gaib di televisi. Fenomena ini, pasti akan
mempengaruhi pemikiran setiap orang di masa depan nanti, sebab sejak dini, mereka telah
melihat dan mendengarkan mengenai fenomena gaib yang tidak logis. Dan pengaruh ini jelas
pengaruh yang tidak baik, sebab tidak dapat dijelaskan dengan teori sains.
KONTRA: Selama para orang tua dapat mengajari dan membimbing anak-anaknya dengan
benar, kita tidak perlu khawatir terhadap pemikiran anak-anak tersebut di masa depan nanti,
mereka pasti akan dapat membedakan mana yang benar dan masuk akal, serta mana yang hanya
fenomena gaib. Tidak mungkin fenomena-fenomena gaib yang sekarang marak terjadi dapat
mempengaruhi pendidikan di Indonesia, sebab hal-hal yang tak dapat dibuktikan secara ilmiah
seperti itu tidak mungkin dijadikan bahan pembelajaran bagi para siswa Tanah Air.
Ada tiga hal yang diatur dalam fatwa MUI yang dikeluarkan tahun 1981 itu, yaitu:
1. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, tetapi
Natal tidak dapat dipisahkan dari soal-soal keyakinan dan peribadatan.
2. Mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram.
3. Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT, dianjurkan untuk tidak
mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.
Yang perlu kita cermati bahwa ketiga poin fatwa tersebut tak mengatur soal ucapan selamat Natal.
"Selama dalam konteks budaya sebagai bentuk persahabatan, maka itu (ucapan selamat Natal) bisa
dilakukan,".
Kedua, sebagai umat beragama dan bernegara prinsip kita adalah kerukunan/perdamaian. Tanpa
kerukunan persaudaraan tidak bisa terwujud, sehingga pembangunan bangsa dan negara juga mustahil
sukses.
Kita ingat di tahun 2000 anggota banser mojokerto yang bernama Rianto terenggut nyawanya saat
menjaga perayaan natal. Ceritanya seperti ini, ketika Rianto melihat bungkusan hitam di bawah kursi
gereja, secara insting dia langsung mengecek apa yang ada di dalamnya. Setelah mengetahui isinya
adalah bom, Rianto langsung membawa lari bom itu dijauhkan dari kerumunan. Akhirnya bom meledak,
tubuh rianto bun hancur. Ini adalah cerminan sikap kemanusiaan yang luar biasa. Berkorban untuk
sesama manusia yang bahkan beda agama.
Sikap riyanto anggota banser tersebut adalah Implementasi nilai Panacasila yang nyata, bukan hanya
sebatas retorika politik semata. Buya Syafi`i Maarif dalam tulisanya di dalam buku negara minus nurani
mengatakan bahwa, Bung karno dan tokoh pergerakan nasional lainya menekankan tentang mutlaknya
cita-cita nation and character building. Karena mereka insaf sepenuhnya bahwa Indonesia adalah
sebuah negara “ kebhinekaan” yang harus dijaga dan diberdayakan.
Selanjutnya, dalam Islam terdapat konsep habl min an-nas, habl min Allah, dan juga habl min
`alam, yaitu bagaiman hubungan antar sesama manusia, hubungan manusia dengan Allah, dan
hubungan manusia dengan alam. Untuk menuju kebahagiaan dalam konteks kemanusiaan di
Indonesia tentu umat Islam harus bisa membangun relasi kemanusiaan terhadap umat dari agama
lain tanpa harus mengikuti kegiatan keagamaan mereka. Kalau bukan urusan kegiatan
keagamaan, bukan ibadah itu justru menjadi keharusan. Ini jelas kan, sudah menjadi realitas
bahwa di Indonesia ada berbagai agama. Lalu relasi yang seperti apa yang harus di bangun?.
Tentu relasi yang tetap saling menghormati, menghargai perbedaan, gotong royong sesuai nilai
pancasila. Sampai di sana jangan takut, karena kebanyakan Ulama meyakini bahwa pancasila
tidak bersebrangan dengan Islam, bahkan di dalam pancasila terpancar nilai keislaman. Dan
pertanyaan selanjutanya adalah, bagaimana kebahagiaan dalam konteks kemanusiaan yang
dicita-citakan Islam akan tercapai kalau umat islam tidak bisa membangun relasi kemanusiaan
yang baik dengan pemeluk agama lain?. Mari kita renungkan bersama sebagai warga negara
Indonesia.
Kontra:
Toleransi itu cukup menghargai dan menghormatinya saja tanpa harus menjadi bagian dari
mereka yang memeluk agama lain. "Jaga, hormati, kasihi, kwn2 kristiani, budha, hindu... tp ga
usah jd bagian dari mereka u/ ursn agama. toleransi dlm batasan aqidah," umat Muslim di
Indonesia tidak perlu mengucapkan selamat natal ataupun memakai atribut natal untuk ikut
memeriahkan acara tersebut. Cukuplah bila berpapasan dengan pengikut agama Kristen cukup
memberikan senyuman dan salaman tanpa harus mengucapkan selamat natal dll. Akan selalu ada
kokcara... u/ brteman, brkawan, brkeluarga, 1 atap, Indonesia, dg kwn2 yg lain, tnp perlu jd
bagian aqidah mrk. I'm toleraner,". Karena memberikan selamat kepada orang yang Allah benci,
ingkar, tidak Allah sukai. Berarti kita bukan di pihak Allah kan?. Contoh Nabi Ibrahim tidak
boleh memintakan ampunan untuk ayahnya.
“…ْdanْampunilahْbapakku,ْkarenaْsesungguhnyaْiaْadalahْtermasukْgolonganْorang-orang
yangْsesat.”ْ(QS.ْAsy-Syu’araْ[26]:ْ86)
Namun, permohonan Ibrahim itu ditolak oleh Allah SWT. Karena, orang musyrik, termasuk para
orangtua yang musyrik tidak boleh dimohonkan ampun, karena sudah pasti dosa-dosa mereka
tidak akan diampuni oleh Allah SWT.
Lalu mengapa Ibrahim memohonkan ampun orangtuanya? Hal itu dia lakukan sebelum nyata
baginya bahwa orangtuanya termasuk musuh Allah SWT, karena menyekutukan-Nya. Allah
SWT menyatakan,
ِ َّْللِْتَبَ َّرأ
ُْم ْن ْه َّْ ٍْو َعدَهَآْإِيَّاهُْفَلَ َّماْتَبَيَّنَ ْلَهُْأَنَّهُْ َعد ٌُّو
َ ِيمْألَبِي ِهْإِالَّْ َعنْ َّم ْو ِعدَة
َ َو َماْ َكانَ ْاستغفارْإِب َْراه
“DanْpermintaanْampunْdariْIbrahimْ(kepadaْAllah)ْuntukْbapaknya, tidak lain hanyalah karena
suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa
bapaknyaْituْadalahْmusuhْAllah,ْmakaْIbrahimْberlepasْdiriْdaripadanya.”ْ(QS.ْIbrahim:ْ114)
Surah Al-Kafirun
Ayat ini turun saat orang-orang kafir Quraisy mencari-cari cara untuk menghentikan dakwah
Rasulullah saw.. Setelah mereka gagal membujuk Rasulullah saw. dengan tahta, wanita, dan
harta, maka mereka pun sekarang hendak membujuknya dengan berkompromi (bertoleransi)
untuk saling menyembah Tuhan satu dengan Tuhan yang lain. Artinya, kaum kafir Quraisy
hendak meminta Rasulullah untuk menyembah Tuhan mereka pada tahun tertentu dan mereka
akan menyembah Allah pada tahun lainnya (bergantian). Maka ayat ini menjawab ajakan itu
dengan menolaknya dengan tegas, bahwa toleransi yang seperti ini tidaklah tepat.
Kesimpulan:
1. Islam tegas untuk hanya menyembah dan patuh pada perintah Allah, tidak akan
menyekutukannya dengan lainNya.
2. Islam tidak memaksa kaum lain untuk menyembah Allah karena kewajiban umat Islam
hanya menyampaikan dakwah, tidak untuk memaksa masuk Islam.
Yunus 40-41
َ امْلَ َه
َّ اْو
َّْللاُْ َس ِمي ٌع َ ص ْ ِسكَ ْبِ ْالعُ ْر َوة
َ ْال ُوثْقَىْالْا ْن ِف ْْ اّللِْفَقَدِْا
َ ست َ ْم َّ ِِْويُؤْ ِم ْنْب َّ يْفَ َم ْنْيَ ْكفُ ْرْبِال
ُ طا
َ غوت ْ َْالر ْشد ُِْمن
ِِّ َْالغ ِ الْإِ ْك َراهَْفِيْال ِد
ُّ َِّينْقَدْْتَبَيَّن
َع ِلي ٌْم
Artinya: “TidakْadaْpaksaanْuntukْmemasukiْagamaْIslamْSesungguhnyaْtelahْjelasْjalanْyangْ
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang amat Kuat
(Islam)ْyangْtidakْakanْputus.ْdanْAllahْMahaْmendengarْlagiْMahaْMengetahui.”
AyatْiniْberkenaanْdenganْHushainْdariْgolonganْAnshar,ْsukuْBaniْSalimْbinْ‘Aufْyangْ
mempunyai dua orang anak yang beragama Nasrani, sedang ia sendiri seorang Muslim. Ia
bertanyaْkepadaْNabiْSaw:ْ“Bolehkahْsayaْpaksaْkeduaْanakْitu,ْkarenaْmerekaْtidakْtaatْ
kepadaku,ْdanْtetapْinginْberagamaْNasrani?.”ْAllahْmenjelaskanْjawabannyaْdenganْayatْ
tersebut bahwa tidak ada paksaan dalam Islam.
Kesimpulan
1. Tidak dibenarkan adanya paksaan. Kewajiban kita hanyalah menyampaikan agama Allah
kepada manusia dengan cara yang baik dan penuh kebijaksanaan serta dengan nasihat-
nasihat yang wajar sehingga mereka masuk agama Islam dengan kesadaran dan kemauan
mereka sendiri.
2. Apabila kita sudah menyampaikan kepada mereka dengan cara yang demikian tetapi
mereka tidak juga mau beriman itu bukanlah urusan kita melainkan urusan Allah swt..
3. Telah jelas perbedaan antara kebenaran dan kebatilan. Maka barangsiapa yang mengikuti
kebenaran, atasnya kebaikan. Namun jika mengikuti hawa nafsunya, maka atasnya
penyesalan di kemudian hari.
Surat Yunus : 99
Ayat ini menerangkan bahwa jika Allah berkehendak agar seluruh manusia beriman kepada-Nya,
maka hal ini akan terlaksana, karena untuk yang melakukan yang demikian adalah mudah bagi-
Nya. Sesungguhnya, andaikan Tuhanmu menghendaki untuk tidak menciptakan manusia dalam
keadaan siap menurut fitrahnya untuk melakukan kebaikan dan keburukan, dan untuk beriman
atau kafir dan dengan pilihannya sendiri dia lebih suka kepada salah satu diantara perkara-
perkara yang mungkin dilakukan, dengan meninggalkan kebalikannya melalui kehendak dan
kemauannya sendiri, tentu semua itu Allah lakukan. Namun, kebijaksanaan Allah tetap untuk
menciptakan manusia sedemikian rupa, sehingga manusia mempertimbangkan sendiri dengan
pilihannya, apakah akan beriman atau kafir, sehingga ada sebagian manusia yang beriman dan
adapula yang kafir.
ْ ىَّْللاِْقَال
َُْال َحنِي ِفيَّةُْالس َّْم َح ْة َّ َانْأَ َحبُّ ْ ِإل
ِ َيْاْألَدْي
ُّ َ سلَّ َمْأ َّ َّصل
َ ىَّْللاُْ َعلَ ْي ِه
َ ْو َ َِّْْللا ُ َّاسْقَالَْقِيلَْ ِل َر
َّ سو ِل ٍ َع ِنْاب ِْنْ َعب.
DariْIbnuْ‘Abbas,ْiaْberkata;ْditanyakanْkepadaْRasulullahْsaw.ْ“Agamaْmanakah yang paling
dicintaiْolehْAllah?”ْmakaْbeliauْbersabda:ْ“Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi
toleran)”
َ َىْوِْإذَاْا ْقت
ضى َ ْو ِإذَاْا ْشت ََر
َ عَ س ْمحاْ ِإذَاْ َبا
َ ْْر ُجًل
َ َُّْللا َ سلَّ َمْقَال
َّ َْر ِح َم َ ْو َّ َّصل
َ ىَّْللاُْ َعلَ ْي ِه َّ سول
َ ََِّْْللا َ أ َ َّن.
ُ ْر
BahwasanyaْRasulullahْsaw.ْbersabda:ْ“Allahْmerahmatiْorangْyangْmemudahkanْketikaْ
menjualْdanْketikaْmembeli,ْdanْketikaْmemutuskanْperkara”.
Dengan keterbatasan waktu pembelajaran agama di sekolah dan minimnya kontribusi peserta
didik pada usia SMP, SMA, SMK dalam kegiatan yang diadakan masyarakat seperti
pengajian, halaqoh, pesantren, diniyah pada usia SMP, SMA, SMK sudah menurun, bahkan
di kawasan kompleks perumahan ditemukan anak-anak kurang mengenal ajaran agama, akan
membuat kompleksitas pendidikan agama di sekolah umum. Hal ini yangmenjadi PR buat
para praktisi pendidikan dalam hal ini sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan
memiliki kontribusi positif dalam menghadirkan nilai-nilai keagamaan pada setiap jiwa
peserta didik, sehingga pengalaman keagamaan di sekolah akan membentuk mental dan sikap
relijius pada setiap peserta didik, yang dalam teori pendidikan dikenal dengan internalisasi
nilai-nilai agama dalam kehidupan peserta didik.
Desain internalisasi nilai-nilai tidak terlepas dari pembelajaran yang dilakukan guru dan
segenap yang ada di sekolah. Karena konsep pembelajaran mengandung implikasi adanya
upaya proses pembelajaran yang interaktif antara peserta didik dan sumber belajar yang
direncanakan.
Sekolah sebagai institusi pendidikan yang direncanakan tentu harus memiliki desain
pendidikan. Begitu pula dalam hal proses internalisasi nilai-nilai Islami di kalangan peserta
didik harus memiliki desainnya, karena tanpa desain yang jelas dan sasaran target yang akan
dicapai mustahil akan menghasilkan proses pendidikan yang diharapkan. Karena menurut
Thomasْ(1997)ْdalamْMuhaiminْsekolahْtidakْpernahْbebasْdariْnilai,ْ“ْSchools can never
be free of values. Transmitting values to student occurs implicity trough the content and
materials to which students are exposed as a part of the formal curriculum as well as
through the hidden curriculum[19].
Dengan segala kegiatan di sekolah yang semuanya mengandung nilai-nilai yang diajarkan
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada peserta didik, maka alangkah lebih baik
jika pembelajaran nilai-nilai tersebut didesain sedemikian rupa oleh sekolah sebagai program
sekolah, baik termuat dalam mata pelajaran maupun dalam budaya sekolah.
Internalisasi nilai-nilai ajaran agama di kalangan peserta didik mutlak diperlukan dalam
membentuk peserta didik yang beriman dan berakhlak mulia. Hal ini karena realitasnya
ditunjukkan dengan terjadinya degradasi moral, radikalisme pelajar, pornografi dan porno
aksi di kalangan pelajar yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sekolah sebagai
lembaga ke dua setelah orang tua, menurut Hurlock (1959) mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap kepribadian peserta didik, karena sekolah merupakan substitusi dari
keluarga dan guru sebagai substitusi dari orang tua.[23]
Pemerintah dalam hal ini Kemendiknas telah merancang grand disign pembelajaran
pendidikan karakter sebagai proses internalisasi nilai-nilai ajaran Islam dengan mengacu
kepada olah hati, olah pikir, olah raga dan olah rasa-karsa. Olah hati bermuara pada kekuatan
spiritual keagamaan, olah pikir bermuara pada pengelolaan intelektual, olah rasa-karsa
bermuara pada emosi dan kreativitas sedangkan olah raga bermuara pada pengelolaan fisik
manusia.
4. Internalisi sebagai salah satu proses pendidikan tidak akan terlepas dari pembelajaran
yang merupakan rekayasa dalam upaya untuk membantu peserta didik dapat tumbuh
berkembang sesuai dengan maksud dan tujuan penciptaannya. Maka dapatlah dikatakan
bahwa proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan tujuan (goal
based), sehingga segala kegiatan proses pembelajaran, metode kondisi pembelajaran
harus direncanakan dengan mengacu kepada tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
Desain internalisasi dalam pembelajaran menurut Muhaimin pada intinya adalah memilih,
menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang cocok dengan kondisi yang ada
untuk mencapai hasil pembelajaran agama Islam yang diharapkan.[24] Desain internalisasi
dalam pembelajaran harus berpijak kepada empat hal pokok, yaitu tujuan pembelajaran
agama Islam yang ingin dicapai, isi pembelajaran yang harus dipelajari peserta didik, sumber
belajar yang tersedia dan dapat mengantarkan pesan yang lebih efektif dan efisien, serta
karakteristik peserta didik yang belajar terutama terkait dengan kemampuan yang telah
dikuasai peserta didik.
Pada pembelajaran terakhir setelah penguatan materi pembelajaran, guru PAI pada umumnya
menutup kegiatan dengan membaca hamdalah dan salam kemudian dilanjutkan dengan
membaca doa-doa yang sudah ditentukan seperti doa ayat qursy, doa naik kendaraan, doa
setelah wudu dan terkadang diganti dengan membaca surat-surat yang sudah ditargetkan.
Kegiatan mandiri tak tersruktur ini adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang guru namun
tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran baik untuk system paket atau system SKS.
Strategi pembelajaran yang digunakan adalah discovery inkuiri dengan penugasan, observasi
lingkungan atau proyek.
Program tak terstruktur di SMP Negeri 1 Megamendung adalah kegiatan yang dirancang oleh
guru melalui pembiasanaan, suasana religious dikawasan sekolah, seperti budaya 3 SAS (
Salam, Salim, senyum ambil sampah), Budaya jumat bersih, Halal bihalal, Peringatan Hari
Besar Islam, Santunan Kematian, Santunan anak yatim, budaya anjang sono keluarga dewan
guru dan karyawan, budaya tasyakuran, budaya beramal jariyah (infak), dan budaya
berbusana muslim/ muslimah wajib pada hari jumat dan dianjurkan pada hari-hari lain
dengan menggunakan celana panjang setiap hari bagi peserta didik putra dan rok panjang
bagi peserta didik putri.
Kegiatan ini dikategorikan ke dalam pembelajaran mandiri tak tersruktur, karena tidak masuk
dalam pembelajaran yang terjadwal, akan tetapi direncanakan secara matang disesuaikan
dengan kondisi waktu dan kegiatan. Pada acara-acara ini juga biasanya jika ada acara
memperingati Isra Mikraj, Maulidan, atau penyambutan Tahun Baru Hijriyah biasa dilakukan
Pensi ( Pentas Seni Islami ), baik berisi lomba pidato, lomba membuat madding Islami,
lomba Cerdas Cermat Islam, Lomba Tahfiz Juz-30, Lomba Cerita Islami, Lomba Busana
Muslim, dan lomba baca puisi Islam.
Selain ektrakurikuler Pendidikan Agama Islam ini, ditemukan juga bahwa program dalam
bentuk kegiatan tak terstruktur di SMP Negeri 1 Megamendung sebagai berikut:
Dalam penelitian ini juga ditemukan ekstra kurikuler program pembelajaran agama Islam di
SMP Negeri 1 Megamendung dikembangkan program Rohis ( Islamic Study Club) bagi
peminat yang sudah lancar baca al-Quran dengan mengembangkan tahsin, tilawah, dan
muratal, serta dilatih menjadi mentor dalam mengajarkan BTQ/ Iqra kepada teman-teman
sebanya atau adik-adik kelas bahkan SD, dan ekstrakurikuler Klinic Qurani Club khusus bagi
peserta didik yang belum bisa baca al –Quran dengan sistem paket sampai bisa membaca al-
Quran.
b. Bentuk kegiatan mandiri tak tersruktur dalam pembiasaan imtaq, pembiasaan shalat zuhur
berjama’ah,ْshalatْjum’at,ْpengajianْjum’at,ْjum’atْbersih,ْberpakaianْmuslimْpadaْsetiapْ
jumat, kerja bakti sosial setiap semester,budaya 3 SAS ( Salam, Salim, Senyum dan Ambil
Sampah), infak jumat, halal bil halal, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), Santunan
kematian, santunan anak yatim, budaya tasyakuran, dan berseragam busana muslim pada
setiap hari jumat.
2. Kegiatan Ektrakurikuler PAI di SMP Negeri 1 Megamendung
a. Klinik al-Quran
Klinik al-Quran merupakan program kuratif (pengobatan) dalam bidang penguasaan al-
Quran. Program ini diadakan sebagai jawaban terhadap temuan guru pendidikan Agama
Islam di kelas yang menemukan beberapa peserta didik yang belum bisa membaca al-Quran
padahal mereka sudah menginjak usia SMP. Temuan ini pada umumnya dilakukan pada awal
pertemuan pertama dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dalam praktik membaca al-
Quran, peserta didik yang belum bisa membaca al-Quran dengan kategori tidak mengenal
huruf hijaiyah, masih terbata-bata, dan belum lancar membaca al-Quran maka diharuskan
mengikuti program Klinik al-Quran.
Program klinik al-Quran disediakan seminggu sekali dalam pembelajaran al-Quran baik
menggunakan metode iqra ataupun menggunakan cara cepat membaca al-Quran dengan
target peserta didik mampu membaca al-Quran.
b. Bengkel Hati
Bengkel hati merupakan program ekstrakurikuler dalam penanganan peserta didik yang
mengalami masalah di kelas dalam bidang akhlak dengan kategori melakukan tindakan
kenakalan remaja yang masih dalam ambang batas ketertiban sekolah, seperti melakukan
tawuran antar pelajar, pemalakan (memaksa minta uang ke peserta lainnya secara paksa),
merokok di lingkungan sekolah atau di luar sekolah dengan menggunakan seragam sekolah,
sering bolos sekolah tanpa alasan yang jelas, maka harus mengikuti program bengkel hati.
Bengkel hati ini pada mulanya merupakan program bimbingan konseling, siswa yang
mengalami masalah berulang-ulang melakukan tindakan pelanggaran tersebut, maka
solusinya menggunakan pendekatan ke-Islaman dengan ESQ dan kegiatan perenungan
keagamaan, yang pada akhirnya menghasilkan peserta didik yang hasilnya mencapai 95%
ada perubahan sikap ke arah yang lebih baik.
c. Rohis
Rohis sebagai kependekan dari Rohani Islam di kenal di SMP Negeri 1 Megemendung
dengan Islamic Study Club (ISQ). Rohis ini merupakan ekstrakurikuler pendidikan agama
Islam yang menjadi motor dalam kegiatan keislaman yang ada di SMP Negeri 1
Megamendung. Peserta Rohis pada umumnya adalah peserta didik yang sudah memiliki
dasar keagamaan yang kuat di rumahnya, serta berminat mengembangkan kemampuan
keagamaannya dalam ektrakurikuler ini, hampir jarang sekali peserta didik yang belum bisa
membaca al-Quran menjadi peserta Rohis. Kegiatan ini bersifat pengembangan kemampuan
pribadi keagamaan peserta didik.
Dalam perekrutan angora Rohis ini peserta didik mendaftarkan diri di kesiswaan bagian
ektrakurikuler, kemudian diserahkan data ke Pembina ekstrakurikuler Rohis untuk diolah dan
mengikuti kegiatan yang rutin serta perencanaan program yang akan dicapai.
Kegiatan ini bersifat pengembangan maka kegiatan difokuskan kepada materi pengembangan
pendidikan agama Islam yang dibutuhkan di masyarakat, seperti tahsin al-Quran, Muratal al-
Quran, Pidato Keislaman, ke-MC-an, kaderisasi dakwah Islam, menjadi tutor al-Quran,
leadership keislaman, dan bakti sosial keagamaan.
Metode pembelajaran dengan cara mengajarkan kepada orang lain, tingkat motivasi dan rasa
percaya diri peserta didik dalam kemampuan keagamaan akan semakin meningkat. Hal ini
sejalan dengan konsep pembelajaran active learning dengan pendekatan humanistis. Tahapan
mengajarkan kepada orang lain merupakan tahapan tertinggi dalam pembelajaran,
sebagaimana ditulis Muhaimin sebagai berikut:
a) What I hear, I forget, pembelajaran mendengarkan kata-kata guru atau pelatih, maka
peserta didik lama kelamaan akan semakin berkurang dan hilang.
b) What I hear and see, I remember a little, pembelajaran dengan mendengarkan dan melihat
tayangan akan diingat sedikit, lama kelamaan hilang.
c) What I hear, see and ask question about or discuss with some one else, I begin to
understand, pembelajaran dengan mendengar, melihat, mempertanyakan atau mendiskusikan
dengan orang lain maka akan semakin mengerti.
d) What I hear, see, and discuss, and do, I acquire knowledge and skill, pembelajaran dengan
mendengar, melihat, mendiskusikan, dan melaksanakan, maka akan diperoleh pengetahuan
dan keterampilan.
e) When I Teach to another, I master, yaitu dengan mengajarkan kepada orang lain atau
teman sebaya maka menguasai pembelajaran.[15]
Dengan prinsip when I teach to another I master, maka yang dilakukan anggota Rohis dalam
tampil pada pengajian jumat pagi, mengajarkan kepada teman sebaya pada kegiatan Klinik
al-Quran, di kelas dalam pembelajaran PAI dan kepada anak-anak SD, akan semakin
termotivasi rasa keberagamaan mereka dan penguasaan keagamaan. Sehingga pada akhirnya
kegiatan keagamaan di sekolah banyak disumbang oleh anggota Rohis.Sedangkan guru atau
pembina keagamaan hanya melengkapi kekurangan pengetahuan mereka.
7. Ukhuwah Islamiyah
8. Kepedulian terhadap sesama
9. Radikalisme
10. Demokrasi