NPM : 1910631010273
Dilihat dari berbagai faktor terbentuknya suatu negara yang merdeka, Indonesia menjadi
negara yang sangat sulit dipercaya bisa mencapai kemerdekaannya. Hal ini dipandang
Narasumber sebagai suatu hal yang ajaib. Mengingat latar belakang Indonesia sendiri yakni
dengan kondisi geografis yang luas dan terbentang lautan, bahasa yang berbeda-beda setiap
daerahnya, etnis bangsa yang beraneka ragam dan agama yang berbeda pula antara orang satu
dan lainnya, menjadi hal yang munsathil untuk mencapai suatu persatuan bangsa. Namun,
rakyat Indonesia membantah kemustahilan ini. Perjuangan awal dengan menusir penjajahan
dari negeri dilanjutkan dengan perjuangan mempersatukan setiap perbedaan yang ada
Berdirinya Indonesia itu jika dipikir aneh karena berdirinya suatu negara di dunia ini ada
beberapa faktor yang sangat substantif yang mendorong berdirinya suatu negara, yaitu :
1. Persamaan Geografis
Ditentukan oleh letak mereka tinggal. Padahal di Indonesia tidak ada dan sangat beda
daratan. Jadi disini Indonesia tidak didukung oleh sistem geografis ini
2. Persamaan Bahasa
3. Persamaan Etnis
4. Persamaan Agama
5. Persamaan Sejarah
Itu semua tidak ada di Indonesia. Pakitas dan india dulunya bersama namun karena perbedaan
agama akhirnya berpisah menjadi sebuah negara sendiri, oleh karena itu menurut pak buya suatu
negara Indonesia berdiri karena kemukjizatan zaman akhir, dan kenikmatan bagi kita semua
sebagai rakyat indonesia. Oleh karena itu perbedaan yang ada di Indonesia didirikan karena
adanya
pancasila yang bisa menyatukan perbedaan. Hingga akhirnya bisa menjadi sebuah negara.
Menurut pancasila no 1 negara kita bukan negara agama tetapi negara yang bertuhan. Menurut
beliau juga pancasila tidak boleh diberhentikan diskusinya untuk anak cucu bangsa kita ini,
biarkan
Pak Buya mengutip dari Wakil Presiden Indonesia “ Dengan pemahaman yang seperti itu berarti
pancasila tidak boleh didorong ke arah penyimpangan yang seperti sekularisme, liberalisme, atau
komunisme. Selain itu agama juga dipahami secara moderat tanpa mengorbankan ajaran-ajaran
dasar agama. Dan bukan pemahaman yang bersifat radikal, ekstrim, atau liberal “
Ini menjadi persoalan bagi kita untuk membangun budaya bangsa tanpa adanya sekuler, liberal
dan komunisme. Karena bagaimanapun juga di era globalisasi ini sulit bagi kita menyaring
informasi yang masuk ke negara kita ini. Karena kita tidak bisa memblok itu semua, oleh karena
itu webinar tentang kebangsaan ini terus kita kembangkan agar anak anak kita bisa meyakninya
sendiri, dan pola pendidikan kita jangan selalu mementingkan nilai kognitif saja, tapi harus
mengembangkan budaya menalar, moral, kepribadiannya, dan budaya yang diyakininya dengan
akhirnya mereka bisa memilih sendiri mana yang buruk mana yang baik.
Dahulu seorang gubernur di Irbil saat khotbah idul adha “ hari ini saudara-saudara kambing
korban
yang sudah dikorbankan nanti langsung dipotong setelah khotbah idul adha, dengan ini saya juga
mempunyai korban khusus yaitu pimpinan muktazillah yang mengatakan alqur’an adalah
makhluk
“ dan langsung dipenggal saat itu. Setelah 10 ribu orang orang dibantai. Dan begitu pimpinan
dipegang aliran muktazillah dibalik sekarang yang dibantai yang mengatakan alqur’an khodim.
Artinya ketika urusan agama dan politik dipegang satu orang itu menjadi persoalan, setelah
itulah
dipisah menjadi urusan agama dan politik masing-masing. Karena apabila sesuatu itu diserahkan
Menurut Prof Dr. KH.Abdul Syakur Yasin “ negara kita bukan negara islam, bukan negara
kristen,
bukan negara buddha atau negara agama, tapi dengan adanya pancasila sebagai dasar negara
itulah
yang membuat negara kita bertuhan “. Dan beliau setuju NKRI bersyariah, namun beliau juga
mempertanyakan apakah nantinya bisa menjamin tidak adanya diskriminasi. Dan berkat
pancasila
Indonesia tidak pernah terjadi perang saudara banjir darah. Padahal di negara-negara lain kerap
Reformasi di Indonesia ini jika dibandikan negara islam lainnya, mulai dari Tunisia, Mesir, Irak,
Yaman, dan sebagainya. Sampai sekarang mesir yang presiden yang sudah terpilih secara
demokratis di hukum mati, Tunisia yang begitu aman damai, jika partai Islam yang menang
terpaksa melepaskan jabatannya, Intinya yang paling selamat itu reformasi di Indonesia.
Mengkritik adalah suatu hal yang mulia. Kita mengajak bahwa Oposisi itu bukan musuh,
melainkan adalah partner dalam kehidupan berpolitik, tanpa oposisi tidak ada yang kontrol.
Dan menurut beliau jika Partai Politik jangan disatukan dengan agama, atau diimingi agama,
beliau
sendiri juga meragukan partai seperti itu, lebih baik dijadikan ormas seperti NU,
Muhammadiyah.
Wawasan kebangsaan ini juga tidak bisa dipaksakan, jika wawasan kebangsaan luas, mari kita
cerdaskan anak bangsa ini. Bisa melalui pemerintah yang seharusnya memberikan pendidikan
yang gratis, atau buku gratis agar meningkatkan minat baca. Karena di Mesir yang miskinnya
sam
akya kita saja, mereka sudah mentapkan Pendidikan gratis. Karena Pendidikan sendiri itu sangat
1. Apakah kata sekuler itu merujuk pada pembagian atau pemisahan kekuasaan?
Jawaban : bahwasanya hal ini sama saja. Sebab sebaai contoh air dalam ember yang
Jawaban : Indonesia tidak bisa menjadi negara Syariah, karna negara ini bukan neara
agama melainkan negara BerTuhan. Jika ingin bersyariah maka banyak hal yang harus
dirubah dan kurang cocok diterapkan seperti, perempuan tidak boleh bekerja, kehidupan
sosial yang akan jauh berbeda, dan harus ada yang bertanggung jawab akan hal ini agar
untuk ditinggali seperti negara-negara di eropa. Melihat kenyataan, malah banyak negara
4. Cara membumikan NU
Jawaban : hak politik adalah hak pribadi setiap orang. Melihat fakta dilapangan bahwa
mengganggap bahwasannya opisisi itu bukanlah musuh melainkan pathner kerja. Karna
opsisilah yang nantinya akan mengawasi dan mengkritik pemerintah jika terjadi
Jawaban : memang hal semacam ini sangat meragukan dengan dalil membela agama
namun dengan cara politik. Perlu adanya bukti yang konkrit untuk membuktikan
pembelaan agama. Karna lebih baik untuk membentuk ormas agama daripada partai
7. Ayat mengenai “masuk surga bisa untuk semua orang dengan beramal saleh”
Jawaban : ada ayat-ayat damai, karna pada saat membicarakan syariah, akhlak dan
akidah tentu kita akan terus bertengkar. Namun pada saat kita mempelajari inti agama