Anda di halaman 1dari 5

Nama : Steven Farkas Siahaan

NPM : 1910631010273

Kelas : Antropologi Hukum ©

Dosen : Dr. H. Dedi Pahroji, S.H, M.H.

Resume Webinar Kebangsaan “Membangun Budaya Bnagsa Berdasarkan Pancasila”

Pembicara Prof Dr KH. Abdul Syakur Yasin MA

Dilihat dari berbagai faktor terbentuknya suatu negara yang merdeka, Indonesia menjadi

negara yang sangat sulit dipercaya bisa mencapai kemerdekaannya. Hal ini dipandang

Narasumber sebagai suatu hal yang ajaib. Mengingat latar belakang Indonesia sendiri yakni

dengan kondisi geografis yang luas dan terbentang lautan, bahasa yang berbeda-beda setiap

daerahnya, etnis bangsa yang beraneka ragam dan agama yang berbeda pula antara orang satu

dan lainnya, menjadi hal yang munsathil untuk mencapai suatu persatuan bangsa. Namun,

rakyat Indonesia membantah kemustahilan ini. Perjuangan awal dengan menusir penjajahan

dari negeri dilanjutkan dengan perjuangan mempersatukan setiap perbedaan yang ada

menjadi titik awal kesuksesan negeri melepas belenggu penjajahan.

Berdirinya Indonesia itu jika dipikir aneh karena berdirinya suatu negara di dunia ini ada

beberapa faktor yang sangat substantif yang mendorong berdirinya suatu negara, yaitu :

1. Persamaan Geografis

Ditentukan oleh letak mereka tinggal. Padahal di Indonesia tidak ada dan sangat beda

daratan. Jadi disini Indonesia tidak didukung oleh sistem geografis ini

2. Persamaan Bahasa

3. Persamaan Etnis
4. Persamaan Agama

5. Persamaan Sejarah

Itu semua tidak ada di Indonesia. Pakitas dan india dulunya bersama namun karena perbedaan

agama akhirnya berpisah menjadi sebuah negara sendiri, oleh karena itu menurut pak buya suatu

negara Indonesia berdiri karena kemukjizatan zaman akhir, dan kenikmatan bagi kita semua

sebagai rakyat indonesia. Oleh karena itu perbedaan yang ada di Indonesia didirikan karena
adanya

pancasila yang bisa menyatukan perbedaan. Hingga akhirnya bisa menjadi sebuah negara.

Menurut pancasila no 1 negara kita bukan negara agama tetapi negara yang bertuhan. Menurut

beliau juga pancasila tidak boleh diberhentikan diskusinya untuk anak cucu bangsa kita ini,
biarkan

berkembang tanpa adanya doktrinisasi.

Pak Buya mengutip dari Wakil Presiden Indonesia “ Dengan pemahaman yang seperti itu berarti

pancasila tidak boleh didorong ke arah penyimpangan yang seperti sekularisme, liberalisme, atau

komunisme. Selain itu agama juga dipahami secara moderat tanpa mengorbankan ajaran-ajaran

dasar agama. Dan bukan pemahaman yang bersifat radikal, ekstrim, atau liberal “

Ini menjadi persoalan bagi kita untuk membangun budaya bangsa tanpa adanya sekuler, liberal

dan komunisme. Karena bagaimanapun juga di era globalisasi ini sulit bagi kita menyaring

informasi yang masuk ke negara kita ini. Karena kita tidak bisa memblok itu semua, oleh karena

itu webinar tentang kebangsaan ini terus kita kembangkan agar anak anak kita bisa meyakninya

sendiri, dan pola pendidikan kita jangan selalu mementingkan nilai kognitif saja, tapi harus

mengembangkan budaya menalar, moral, kepribadiannya, dan budaya yang diyakininya dengan

akhirnya mereka bisa memilih sendiri mana yang buruk mana yang baik.
Dahulu seorang gubernur di Irbil saat khotbah idul adha “ hari ini saudara-saudara kambing
korban

yang sudah dikorbankan nanti langsung dipotong setelah khotbah idul adha, dengan ini saya juga

mempunyai korban khusus yaitu pimpinan muktazillah yang mengatakan alqur’an adalah
makhluk

“ dan langsung dipenggal saat itu. Setelah 10 ribu orang orang dibantai. Dan begitu pimpinan

dipegang aliran muktazillah dibalik sekarang yang dibantai yang mengatakan alqur’an khodim.

Artinya ketika urusan agama dan politik dipegang satu orang itu menjadi persoalan, setelah
itulah

dipisah menjadi urusan agama dan politik masing-masing. Karena apabila sesuatu itu diserahkan

kepada bukan ahlinya kerusakannya itulah yang terjadi.

Menurut Prof Dr. KH.Abdul Syakur Yasin “ negara kita bukan negara islam, bukan negara
kristen,

bukan negara buddha atau negara agama, tapi dengan adanya pancasila sebagai dasar negara
itulah

yang membuat negara kita bertuhan “. Dan beliau setuju NKRI bersyariah, namun beliau juga

mempertanyakan apakah nantinya bisa menjamin tidak adanya diskriminasi. Dan berkat
pancasila

Indonesia tidak pernah terjadi perang saudara banjir darah. Padahal di negara-negara lain kerap

kali sering terjadi.

Reformasi di Indonesia ini jika dibandikan negara islam lainnya, mulai dari Tunisia, Mesir, Irak,

Yaman, dan sebagainya. Sampai sekarang mesir yang presiden yang sudah terpilih secara

demokratis di hukum mati, Tunisia yang begitu aman damai, jika partai Islam yang menang

terpaksa melepaskan jabatannya, Intinya yang paling selamat itu reformasi di Indonesia.
Mengkritik adalah suatu hal yang mulia. Kita mengajak bahwa Oposisi itu bukan musuh,

melainkan adalah partner dalam kehidupan berpolitik, tanpa oposisi tidak ada yang kontrol.

Dan menurut beliau jika Partai Politik jangan disatukan dengan agama, atau diimingi agama,
beliau

sendiri juga meragukan partai seperti itu, lebih baik dijadikan ormas seperti NU,
Muhammadiyah.

Wawasan kebangsaan ini juga tidak bisa dipaksakan, jika wawasan kebangsaan luas, mari kita

cerdaskan anak bangsa ini. Bisa melalui pemerintah yang seharusnya memberikan pendidikan

yang gratis, atau buku gratis agar meningkatkan minat baca. Karena di Mesir yang miskinnya
sam

akya kita saja, mereka sudah mentapkan Pendidikan gratis. Karena Pendidikan sendiri itu sangat

penting untuk memperluas pola pikir kita.

Sesi Tanya jawab

1. Apakah kata sekuler itu merujuk pada pembagian atau pemisahan kekuasaan?

Jawaban : bahwasanya hal ini sama saja. Sebab sebaai contoh air dalam ember yang

ditaruh di 2 gelas berbeda.

2. Tanggapan mengenai NKRI Syariah

Jawaban : Indonesia tidak bisa menjadi negara Syariah, karna negara ini bukan neara

agama melainkan negara BerTuhan. Jika ingin bersyariah maka banyak hal yang harus

dirubah dan kurang cocok diterapkan seperti, perempuan tidak boleh bekerja, kehidupan

sosial yang akan jauh berbeda, dan harus ada yang bertanggung jawab akan hal ini agar

tidak ada diskriminasi dan dikotomi hukum.

3. Apakah ada dampak negarif dari sekularisme?


Jawaban : melihat pengalaman Narasumber, bahwasanya negara sekuler pun nyaman

untuk ditinggali seperti negara-negara di eropa. Melihat kenyataan, malah banyak negara

syariah yang rakyatnya bertumpah darah

4. Cara membumikan NU

Jawaban : NU hanya harus bertahan sebagai kelompok mayoritas.

5. Bagaimana cita-cita politik Islam pasca reformasi?

Jawaban : hak politik adalah hak pribadi setiap orang. Melihat fakta dilapangan bahwa

sejatinya reformasi paling selamat yaitu reformasi Indonesia. Sepatutnya kita

mengganggap bahwasannya opisisi itu bukanlah musuh melainkan pathner kerja. Karna

opsisilah yang nantinya akan mengawasi dan mengkritik pemerintah jika terjadi

kesalahan. Mengkritik sendiri itu dibenarkan karna bagian dari budaya.

6. Bagaimana tanggapan berkaitan dengan kontes politik yang mengatasnamakan agama

untuk meraup suara?

Jawaban : memang hal semacam ini sangat meragukan dengan dalil membela agama

namun dengan cara politik. Perlu adanya bukti yang konkrit untuk membuktikan

pembelaan agama. Karna lebih baik untuk membentuk ormas agama daripada partai

politik dengan nama agama.

7. Ayat mengenai “masuk surga bisa untuk semua orang dengan beramal saleh”

Jawaban : ada ayat-ayat damai, karna pada saat membicarakan syariah, akhlak dan

akidah tentu kita akan terus bertengkar. Namun pada saat kita mempelajari inti agama

maka tidak akan ada pertengkaran.

Anda mungkin juga menyukai