Anda di halaman 1dari 5

Nama : Audiva Nurhasanah Batu Bara

NIM : 210406071

Kelas : Pancasila 29

RESUME MKWK

Gotong Royong Menuju Kebhinekaan Sebagai Modal Dasar


Menuju Sumatera Utara Maju, Aman, dan Bermartabat
Seperti yang diketahui Pancasila mengalami pasang surut dalam pengimplementasiannya,
Pancasila yang dikatakan sebagai leadmotif dan leadstar sebagai dorongan pokok dan bintang
penunjuk jalan bagi jalannya kehidupan sebagai bangsa namun dalam tatanan kenyataannya secara
terang-benderang juga bisa melihat banyak penyelewengan yang dilakukan terhadap nilai-nilai
Pancasila bahkan oleh penegak hukum itu sendiri. Kenyataan-kenyataan pahit menjadi tontonan
atas dinamika dan tantangan Pancasila ini tentu saja menyadarkan kita ada permasalahan dalam
Pendidikan Pancasila dan penerapannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dr.Drs.Karjono

Adapun Langkah pemerintah menindaklanjuti permasalahan, yaitu sebagai berikut :

• Penetapan hari lahir Pancasila : Keputusan Presiden 24/2016 tentang hari lahir Pancasila
• Revitalisasi UKP-PIP menjadi BPIP : Perpres 7/2018 tentang BPIP
• Peneparan mata kuliah dan mata pelejaran Pancasila : PP 4/2022 tentang perubahan PP
57/2021 tentang standar Nasional Pendidikan

BPIP menyiapkan bahan ajar bagi PAUD, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan sudah
dideklarasikan. Mata kuliah Pancasila menjadi wajib karena para anak didik menjadi pemegang
estapet bangsa agar menjadi manusia yang berkarakter Pancasila dan beriman bertaqwa kepada
Tuhan yang maha Esa. Berakhlak mulia, mandiri, berilmu, bernalar kritis, berkebhinekaan,
bergotong royong dan kreatif.

Pelajaran Pancasila

• berkebhinekaan global
• beriman kepada Tuhan YME
• bergotong royong
• kreatif
• mandiri
• bernalar kritis

Peraturan Pendidikan dan kebudayaan No. 22 Tahun 2020 tentang rencana strategis
Kementerian Penididikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.

Pemuda hebat itu akan memegang estafet bangsa, pemuda adalah pembawa estafet
kepemimpinan.

“Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 orang pemuda,
niscaya akan ku guncangkan dunia.” (Bung Karno)

Artinya dengan cara meyakini dan mempercayai peserta didik benar-benar generasi sangat
diharapkan oleh tokoh-tokoh pemimpin bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
gotong-royong artinya bersama-sama, saling tolong-menolong. Sedangkan arti dari gotong-royong
merawat kebhinekaan yaitu bersama-sama menjaga beragaman bukan menghilangkan perbedaan
tetapi menyatukan yang berbeda. Beragam itu bukan kelemahan tapi beragam itu adalah kekuatan
yang sangat luar biasa dan keberagaman inilah yang menjadi kekuatan.

Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.


Untuk yang islam Esa-Nya tunggal, untuk yang Kristen Esa-Nya kesatuan, untuk yang Hindu
Buddha Esa-Nya kesatuan satu kesatuan. Menjunjung tinggi kesamaan jangan menonjolkan
adanya perbedaan.

Ideologi negara (Sidang BPUPKI 1 JUNI 1945)

Pancasila—Trisila (Ketuhanan, Nasionalisme dan Gotong Royong)—Ekasila (Gotong Royong)

Keberagaman adalah kekayaan bangsa. Hingga kini telah ditemukan 81 individu manusia yang
terdiri dari ras mongoloid dan ras austramelanesoid, ditemukan pula artefak penunjang kehidudpan
mereka pada saat itu. Situs ini diduga merupakan situs penguburan. Lukisan gua merupakan
ekspresi nenek moyang bangsa Indonesia.
Survey Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)

85% milenial rentan radikal penyebab terjadinya karena belum tumbuh ketertiban social,
belum tumbuh kepatuhan hukum, belum tumbuh itikad baik dalam bermedia social. Potensi radikal
pada pria (seluruh usia) tercatat dalam persentase 12,1%, sedangkan potensi radikal pda Wanita
(seluruh usia) tercatat dalam persentase 12,3%. Ini membuktikan bahwa potensi radikal pada
Wanita lebih tinggi 0,2% dari pria.

Survey Saiful Mujani Research Consulting (SMRC)

Jumlah sila yang hanya bisa disebutkan dengan benar

• hanya bisa menyebutkan 4 sila 10,2%


• hanya bisa menyebutkan 3 sila 5,1%
• hanya bisa menyebutkan 2 sila 3,9%
• hanya bisa menyebutkan 1 sila 3,9%
• tidak bisa menyebutkan pancasila 12,3%
• benar menyebutkan Pancasila 64,6%

Secara keseluruhan ada 64,6% warga yang dapat menyebutkan dengan benar semua sila.
Selanjutnya, ada yang dapat menyebutkan dengan benar hanya empat sila (10,2%), hanya tiga
sila (5,1%), hanya dua sila (3,9%), hanya satu sila (3,9%). Dan ada yang tidak bisa
menyebutkan satu pun dengan benar (12,3).

Prof. DR. P. FRANZ MAGNIS SUSENO, SJ

Bagaimana konkrit dalam menghadapi tantangan di Indonesia cukup serius, covid saya
membaca di kementerian kesehatan German mengantisipasi gelombang covid di German
memuncak akhir bulan November.

Demokrasi Indonesia juga belum mapan, agama-agama, gereja-gereja yang mengalami


pergolakan. Maka kita mesti betanya kita berada dimana kita mau apa. Hal ini menjadi tantangan-
tantangan yang akan dihadapi Indonesia. Namun, jika dibandingkan dengan negara lain, dalam hal
kemajemukan, Indonesia berhasil membuat kemajemukan bukan sebagai ancaman melainkan
sebagai aset. Sang Pancasila merupakan suatu kunci, karena dengan Pancasila kemajemukan
komunikasi antar agama, budaya Indonesia bisa mempertahankan dan mengembangkan identitas
mereka dengan menjadikan orang Indonesia berkarakter Pancasila.Perkembangan budaya
demokratis sampai sekarang belum berkembang, seperti DPR RI yang hanya sedikit rakyat
Indonesia merasa diwakili oleh dewan tersebut. Banyak kritik yang melemparkan kata oligarki.
Meskipun demikian, demokrasi pasca orde baru mengalami kemajuan, UUD dasar 1945
menyelamatkan Indonesia. Hubungan antar umat beragama juga jauh lebih baik dan terasa lebih
dekat daripada dulu. Meskipun kita saat ini masih terancam dengan intoleransi lokal, yaitu
intoleransi yang sebenarnya merupakan suatu reaksi terhadap yang asing, tidak dikenal, sehingga
dirasa sebagai ancaman. Lain halnya lagi dengan radikalisme agama yang menolak Pancasila dan
memaksa mengganti ideologi yang mereka yakini. Ancaman terbesar bagi Indonesia adalah
perpecahan vertikal dimana orang kaya semakin kaya, sehingga 50c/o rakyat kecil tidak
sesejahtera dan merasa tidak ada keadilan social bagi rakyat-rakyat kecil. Hal ini merupakan
tantangan bagi bangsa Indonesia dalam mengamankan bangsanya.

Mengenai tantangan global, terdapat 5 tantangan yaitu:

• Krisis Demokrasi
Demokrasi-demokrasi di dunia banyak yang mengalami kegagalan, contohnya
Amerika Serikat 30c/o dari mereka merasa bahwa pemerintah telah mencuri kekuasaan
bahkan mereka berbicara mengenai perang saudara. Sementara di Jerman, 20c/o
masyarakat menganggap Covid-19 adalah konspirasi dari orang-orang yang ingin
menguasai dunia.
• Ekstremisme Agamis
Bahayanya ekstremisme ideologis agamis, gerakan-gerakan yang mengatakan
masyarakat dunia harus diatur menurut keyakinan mereka yang lain harus disingkirkan jika
perlu harus dibunuh.
• Kelaparan
Sekarang, 800 juta manusia mengalami kelaparan.
• Ancaman keambrukan lingkungan hidup
Contohnya, beberapa negara mengalami kekeringan yang luar biasa akibat
pemanasan global.
• Artificial Intelligence (AI)
Meskipun AI memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia, namun tidak
dapat dipungkiri AI juga dapat membuat manusia menjadi irrelevant. Semua pekerjaan
manusia yang akan digantikan oleh kecerdasan buatan, contohnya seperti mobil yang bisa
berjalan sendiri tanpa sopir, hal ini akan membuat sopir tidak akan diperlukan lagi. AI perlu
menjadi perhatian, karena jika kita tidak bisa menandingi kercedasan buatan ini maka akan
banyak yang akan kehilangan pekerjaannya, skill yang dimiliki tidak akan relevan lagi di
masa yang akan datang karena semuanya tergantikan oleh kecerdasan buatan ini (AI).

Kita harus bisa mempersiapkan diri tantangan-tantangan global ini, agar kita bisa selamat
di dalamnya. Oleh karena itu, sebagai penerus bangsa, perlu dipelajari sikap-sikapketerbukaan
kreatifitas, bagaimana menanggapi situasi yang akan datang, sikap yang mampu menanggapi
tantangan-tantangan yang kita hadapi. Kita harus memiliki kreatifitas dan juga keberanian, serta
jangan telalu mudah jatuh ke hal-hal yang tidak baik, seperti miras, narkoba, seks, judi dan
sebagainya. Kita harus bisa menjadi orang yang berarti, bisa memajukan Indonesia, memberikan
kebahagiaan dan juga kedamaian pada lingkungan hidup kita.

Sebagaimana seorang filosof yang hidup 2.400 tahun yang lalu, beliau Bernama
Aristoteles. Ia mengkritik berbagai etika ajaran moral, Dia mengatakan kita hidup kalua kehidupan
itu menambah kebahagiaan. Aristoteles juga mengatakan kebahagiaan tidak bisa dicari itu adalah
sebuah anugerah. Aristoteles juga mengatakan prestasi yang penting adalah ikut mengurus, ikut
membangun masyarakat dalam berpolitik. Jadi tidak hanya hidup bagi diri kita sendiri, bahkan
tidak hanya hidup bagi keluarga, rumah tangga, tetapi bagi masyarakat. Jadilah manusia yang
berarti, memiliki makna bagi orang lain.

Pesan dari Pak Prof. Dr. Franz Magnis Suseno

Mahasiswa itu harus selalu memperhatikan terhadap apa yang terjadi dalam masyarakat,
sebagai mahasiswa jangan hanya fokus pada apa yang dipelajari di Fakultas dalam jurusan masing-
masing meskipun itu penting. Mahasiswa harus memiliki perhatian politik agar dapat bersatu
meskipun berasal dari berbagai keragaman.

Anda mungkin juga menyukai