Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aidil anwar siregar

Nim : 220200290
Fakultas : Hukum
Prodi : Ilmu Hukum

I. Resume Kuliah Umum MKWK Hari ke-1


Hari dan tanggal : Senin, 19 September 2022
Judul : Pancasila dan Kewaregaraan dalam Kebhinekaan
Pemateri : 1. Dr. drs. Karjono (Wakil BPIP Jakarta)
2. Prof. Dr. Franz Magnis Suseno

1. Dr. Drs. Karjono (Wakil BPIP Jakarta)


Mahasiswa Indonesia Terkhusus Mahasiswa Universitas Sumatera Utara ditun tut
memiliki karakter bintang yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam bingkai
kebhinekaan, inovatif yang berintegritas serta tanggung dan aktif, oleh karena itu pemerintah
merancang/ merencanakan kebijakan yang dapat mendukung terwujudnya cita-cita tersebut.
Saai ini pemerintah bersama jajaran birokrasi yang terkait telah menerapkan beberapa
kebijakan yang disinyalir akan mendukung pencapaian Visi dan Misi yang dicita-citakan oleh
seluruh aspek birokrasi dan lingkungan kegiatan belajar- mengajar
Adapun kebijakan tersebut antara lain
1. Penetapan Hari Lahir Pancaila (sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 2016)
2. Revtalisasi UKP-BIP menjadi BIP (Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor &
tahun 2010 tentang BPIP)
3. Penetapan Mata kuliah dan Mata pelajaran (sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 4 tahun 2022 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2021 tentag Standar Nasaional Pancasila)
Dalam lingkungan kampus Ataupun Institusi Kegiatan Belajar Mengajar lainnya,
Pemerintah hendaknya mewujudkan perilaku dan sikap para pelajar/mahasiswa yang
bernafaskan Pancasila yang dinmakan sebagai pelajar pancasila, adapun aspek yang ingin
dicapai ialah:
1. Berkebhinekaan global
2. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak muia
3. Bergotong- royong
4. Mandiri
5. Kreatif
6. Bernalar kritis
(Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementrian Pendidikan dan Kebudayan tahun
2020-2024)
Sepanjang eksistensinya, Idelologi Pancasila emngalami transformasi mulai dari
keberadaan yang masih abstrak semasa Nusantara masih berbentuk kerajaan-kerajaan yang
terpetak atau terkotak-kotakan hingga sampai pada bentuk causa final nya yang dicapai ketika
Pnitia Sembilan yang ditunjuk setelah sidang BPUPKI (29 mei-1 juni 1945) berakhir
mengeluarkan Piagam jakarta yang nantinya melahirkan ideologi Pancasila yang sampai saay
ini masih kita gunakan sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara. Pancasila juga bisa
diperas menjadi trisila yang berisikan Nasionalisme, Ketuhanan yang Berkebudayaan dan
Gotong Royong yang kemudian dapat dikerucutkan lagi menjadi Ekasila yang
mempresentasikan sikap Gotong Royong
Jika kita menyinggung Pancasila maka kita tidak bisa lepas dari kemajuan dan
keberagaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, Bahkan Kitab isa menyebutkan
sebagai asset yang perlu dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya. Dalam hal inila kita
bisa melihat peran Pancasila yang sesungguhnya, Yaitu menjadi akat yang mampu berperan
dalam mencapai integrasi nasional diserai dengan nilai persatuan dan gotong royong yang
tinggi
Namun Nyatanya, Implementasi dan kedekatan Pancasila dengan bangsa Indonesia
masih jauh dari kata cukup, Bahkan beberapa surbey yang dilakukan beberapa lembaga yang
memfokuskan perhatiannya pada ranah ini masih menangkap hubungan yang renggang antara
ideologi Pancasika kita dengan aspek masyarakat yang “katanya” hidep dengan bernafaskan
idelologi ini. Berikut adalah survey yang menunjukan hal tersebut:
A. Survey Badan Nasional Penanggulangan terorisme (BNPT)

“ Sebanyak 85% Generasi Millenial sangan rentan terhadap Radikalisme, dengan


presentase 12,1% pada pria dan 12.3% pada Wanita diseluruh jenjang usia”
Hal ini disebabkan Oleh:
1. Belum Tumbuh ketertiban sosial
2. Belum tumbuh kepatuhan hukum
3. Belum tumbuh itikad baik dalam bermedia sosial

B. Survey Saiful Mujani Research Consulting (SMRC)

NO Perkara yang disurvey Presentase


1 Benar Menyebutkan Pancasila 54,6
2 Hanya bisa menyebutkan 4 sila 10,2
3 Hanya bisa menyebutkan 3 sila 5,1
4 Hanya bisa menyebutkan 2 sila 3,9
5 Hanya bisa menyebukan 1 sila 3,9
6 Tida bisa menyebutkan Pansacila 12,3

2. Prof. Dr. Franz Magnis Suseno


Pancasila merupakan etika politik yang paling cocok untuk demokrasi Indonesia
namun Tantangan-tantangan yang dihadapunya cukup berat terutama dalam upaya
mengaplikasikan tantangan tersebut bukan hanya berasal dari luar namun juga dari bangsanya
sendiri, tantangan dari liar dapat kita lihat dari gejolak demokrasi global yang semakin
memanas, sementara dari dalam dapat dilihat dari hubungan antar agama, suku dan ras yang
semakin intens serta ancaman- ancaman radikalisme lainnya
Profesor Franz menyatakan bahwa sejatinya indonesia sebenarnya sudah memiliki
kemajuan dalam hal demokrasi, Hal ini dapat dilihat semenjak terjadinya revolusi mahasiswa
mei tahun 1998, sebuah gerakan yang mampu menumbangkan kekuasaan oligarki yang
otoriter dan diktator, hal ini dapat dijadikan sebagai indikator bahwa demoktrasi Indonesia
kian membaik sejak tahun 1945. Kemajuan bangsa Indonesia menuju negara demokrasi yang
mutlak dan bersahaja
Namun jalan untuk mencapai negara demokrasi yang kita cita-citakan, ada hal-hal
yang menjadi halangan untuk meraih cita-cita tersebut, narasumber merangkumnya dalam 5
point besar sebagai tatanan yang akan dihadapi bangsa Indonesia yang mencita-citakan
demokrasi yang sehat, antara lain:
1. Krisis Demokrasi Global
2. Ektrimisme Ideologi yang Agamais/Etnosentris
3. Bencana Kelaparan
4. Kerusakan Lingkungan Kehidupan Alami
5. Kemajuan Artificial Inteligence (AI) yang kian meresahkan
Ancaman-ancaman di atas dapat diatasi dengan sinergi serta sikap gotong-royong
yang dimiliki oleh rakyat indonesia. Sebagai bangsa yang taat,Kita seharusnya bisa
mengabdikan diri untuk mewujudkan ketentraman dan kebahagiaan yang merata sebagai
wujud antisipasi dan tindakan penanggulangan dari tantangan-tantangan diatas yang
mungkin akan dihadapi dalam tahun-tahun mendatang. Aristoteles menyatakan bahwa
“Kebahagiaan tidak dapat dicari, kebahagiaan itu didapat dari sebuah anugrah.
Dan didapay melalui prestasi yang berguna bagi khalayak ramai (berpolitik)”
Selanjutnya untuk menanggulangi tantangan diatas diperlukan adanya sinergi antar
Bangsa, Suku, Ras ,dan Agama (SARA) agar bibit-bibit diintegritas dan penyakit sosial
lainnua tidak berkembang biak di bumi pertiwi ini. Adapun langkah dan sikap yang
diperlukan untuk mweujudkan adalah
1. Menjaga komunikasi antar komunitas SARA
2. Sikap perhatian dan empati kepada seluruh aspek dan golongan masyarakat
(option For the Poor)
3. Utamakan sikap yang berzashabat dan rendah hati, sehingga tercipta ruang public
yang damai dan kondusif
4. Ikuti pola hidup yang menyelamatkan keberadaan lingkungan hidup
5. Pemerintah harus bisa menciptakan peraturan yang tidak bias dan mampu
menaungi seluruh Etnis, Golongan dan Aspek masyrakat yang dipimpinya

Opini
Adanya Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan akan mampu menambah semangat
kebangsaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi di masyarakat yang dimana saling
berhargai dalam keberagaman
Menurut saya materi yang disampaikan oleh narasumber sangat bermanfaat dan sangat
menambah wawasan saya karena penyampaiannya menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dan di mengerti
11. Resume Kuliah Umum MKWK Hari ke-2
Hari dan tanggal : Selasa, 20 September 2022
Judul : Pancasila dan Kewaregaraan dalam Kebhinekaan
Pemateri : - Pdt. Prof Dr. Risawati Sinulingga S.Tb Mtb
- Dr Dra. Ida Basaria M. Hum
- Dra Nurhayati Harahap, M Hum
- Dr. Drs Ahmad Zuhri Rangkuti LC, MH

Nilai filosofi yang menjadi tolak ukur akhlak manusia adalah Sholat. Sholat sendiri
artinya adalah doa, tiada yang lebih tinggi dari pada sholat dan tidak ada yang boleh
mengganggu hubungan manusia dengan tuhannya sehingga urusan dunia harus tertunda
Agama berperan sangat penting karena agama berisi dogma tentang perintah/larangan
(supaya penganutnya memiliki akhlak dan iman yang baik). Agama bisa mempengaruhi individu
dalam semua bidang kehidupan manusia seperti hukum, politik, ekonomi dan hubungan
hubungan sosial lainnya. Agama dalam konteks sosial mempengaruhi perekonomian serta
system politik negara karena agama khususnya institusi agamawi untuk berperan secara aktif dan
kritis dalam pengontrolan...
Agama dapat berperan menjadi transformasi sosial, mengubah pertentangan menjadi
perdamaian dan ketentraman, kehidupan saling menghargai, dan saling membantu bahkan kerja
sama sosial. Hal ini diajarkan dalam semua agama tanpa terkecuali. Agama adalah sebagai
sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan kepribadian mahasiswa yang menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia.
Peran Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu NKRI berkaitan dengan persoalan yang
dihadapi bangsa sampai saat ini. Peran Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa memang
berjalan dengan baik namun kekhawatiran terhadap mulai terancamnya peran dan kedudukan
Bahasa Indonesia dan lunturnya sikap positif terhadap Bahasa Indonesia perlu mendapat
perhatian dan penanganan yang cukup serius.
Menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia dapat dilalui melalui: jalur
keteladanan, agama, sekolah, media massa, organisasi, keluarga. Bahasa Indonesia masih
digunakan secara aktif dalam interaksi sehari-hari oleh bangsa Indonesia karena sesuai dengan
perannya sebagai identitas resmi bahasa bangsa dan bahasa persatuan. Bahasa Indonesia dapat
menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi yang efektif, berdampingan dengan bahasa-
bahasa daerah yang ada di Indonesia
Opini
Menurut saya peran agama dan bahasa Indonesia di nusantara indonesia ini sangat
berhubungan erat karena kebanyakan penyampaian nilai-nilai keagamaan menggunakan bahasa
indonesa yang dimana mempermudah dalam penyampaian informasi dan komunikasa semasa
masyarakat dan umat beragama
Menurut saya, boleh belajar bahasa asing namun jangan tinggalkan bahasa
daerah/tradisonal terutama bahasa indonesia

Anda mungkin juga menyukai