Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBERDAYAAN ANAK TERLANTAR DI INDONESIA

Disusun oleh:
1. Abid Ammar Shabri (01)
2. Fitrah Agung Banyuaji (14)
3. Muhammad Abdan Annur (21)
4. Nabil Bhanu Ardine (24)

XI MIPA 2

SMA NEGERI 1 TEGAL


Jalan Menteri Supeno, No.16, Kota Tegal.
Telp. (0283) 353498
Website : www.sman1tegal.sch.id
Email: sman1kotategal@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehinggga kami dapat
membuat dan menyelesaikan Makalah “Pemberdayaan Anak Terlantar di
Indonesia”.
Makalah ini kami buat dalam rangka untuk memenuhi tugas kelompok
mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan mengambil tema tentang Sosial.
Penyusunan makalah ini bersumber pada informasi internet dan buku yang kami
peroleh, dengan ini diharapkan pembaca dapat lebih mengetahui tentang
Pemberdayaan Anak Terlantar di Indonesia, serta dapat memberikan manfaat
khususnya bagi para siswa dan para pembaca pada umumnya.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Moh. Hasan Basri, S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia
2. Teman-teman kelompok yang sudah bekerja sama.
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangannya. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Kami meminta maaf apabila ada kesalahan pada penyusunan kata maupun
cetakan karena kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi masyarakat dan
pembaca. Terima kasih.

Penulis
Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah............................................................................4
B. Identifikasi Masalah..................................................................................4
C. Pembatasan Masalah.................................................................................5
D. Rumusan Masalah.....................................................................................5
E. Tujuan........................................................................................................5
F. Manfaat.....................................................................................................5
BAB 2......................................................................................................................5
A. Anak Terlantar di Indonesia......................................................................6
B. Faktor Anak Terlantar...............................................................................6
1. Kemiskinan............................................................................................6
2. Keluarga.................................................................................................7
3. Implementasi Teknis dalam Perlindungan Anak...................................7
C. Dampak Anak Terlantar............................................................................8
BAB 3......................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah investasi dan harapan masa depan bangsa serta
sebagai penerus generasi di masa mendatang. Dalam siklus kehidupan,
masa anak-anak merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh
kembang yang menentukan masa depannya. Anak membutuhkan perhatian
dan kasih sayang dari orang tua atau keluarga sehingga secara mendasar
hak dan kebutuhan anak dapat terpenuhi secara baik. Anak harus dapat
tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohani,
cerdas, bahagia, bermoral tinggi dan terpuji, karena di masa depan mereka
merupakan aset yang akan menentukan kualitas peradaban bangsa.
Fenomena yang perlu mendapat perhatian saat ini adalah maraknya
anak-anak terlantar. Meningkatnya angka penduduk miskin telah
mendorong meningkatnya angka anak putus sekolah dan meningkatnya
anak-anak terlantar. Pada umumnya anak-anak terlantar mengalami
masalah ganda seperti kesulitan ekonomi, menderita gizi buruk, kurang
perhatian dan kasih sayang orang tua, tidak bisa mendapat layanan
pendidikan secara maksimal, dan lain sebagainya.
Anak jalanan merupakan salah satu bagian dari anak terlantar.
Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya
untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk mencari
nafkah atau berkeliaran di jalan dan tempat-tempat umum lainnya. Anak
jalanan mempunyai ciri-ciri, berusia antara 5 sampai dengan 18
tahun,melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan,penampilannya
kebanyakan kusam dan pakaian tidak terurus, mobilitasnya tinggi.
Masalah anak jalanan masih merupakan masalah kesejarteraan
sosial yang serius dan perlu mendapat perhatian.
B. Identifikasi Masalah
1. Banyaknya anak-anak terlantar.
2. Kurangnya perhatian pada masalah anak terlantar.
3. Keadaan ekonomi menyebabkan maraknya anak terlantar.
4. Rendahnya tingkat pendidikan anak-anak terlantar.
5. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan.
6. Anak jalanan mengalami masalah kemiskinan, penganiayaan, dan
hilangnya kasih sayang orang tua.

C. Pembatasan Masalah
1. Banyaknya anak-anak terlantar.
2. Kurangnya perhatian pada masalah anak terlantar.
3. Rendahnya tingkat pendidikan anak-anak terlantar.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menangani banyaknya anak-anak terlantar?
2. Bagaimana cara menangani kurangnya perhatian pada anak-anak
terlantar?
3. Bagaimana cara menangani rendahnya tingkat pendidikan pada anak-
anak terlantar?

E. Tujuan
1. Untuk memenuhi Tugas Kelompok Bahasa Indonesia.
2. Untuk memberitahu pembaca tentang masalah Anak Terlantar di
Indonesia.
3. Untuk mencari solusi mengurangi jumlah Anak Terlantar.
4. Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang penyebab penyebab
banyaknya anak terlantar.
5. Untuk mengetahui dan memperoleh data anak terlantar di Indonesia.

F. Manfaat
1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat tentang
pemberdayaan anak terlantar.
2. Mampu memberi wawasan agar lebih peduli terhadap anak anak
terlantar.
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari anak terlantar.
BAB 2
ISI
A. Anak Terlantar di Indonesia
Di Indonesia, anak-anak terlantar telah didefinisikan dalam UU No. 35 tahun
2014, pasal 1 ayat 6 sebagai seorang anak yang tidak memenuhi kebutuhannya
dengan baik, baik secara fisik, mental, spiritual atau sosial. Berdasarkan data
Kementerian Sosial yang diambil dari Dashboard Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial (DTKS) SIKS-NG per-15 Desember 2020, jumlah anak terlantar di
Indonesia sebanyak 67.368 orang. 

Anak-anak terlantar di Indonesia banyak melakoni hidup di jalan-jalan,


bantaran sungai, samping rel kereta api, terminal, pasar dan stasiun. Mengacu
pada UU 23/2002 dan UU 35 tahun 2014, anak harus mendapat perlindungan
yang diatur dalam pasal 4 sampai pasal 18. Jadi anak-anak yang tidak
mendapatkan perlindungan fisik, psikis, rohani dapat dikategorikan sebagai anak
terlantar. Para pekerja Sosial banyak mengutip ciri-ciri anak terlantar pada
Keputusan Menteri Sosial RI No 27 Tahun 1984 antara lain anak usia 5-18 tahun
(dalam banyak kasus anak dibawah usia 5 tahun juga banyak ditelantarkan orang
tuanya), tidak memiliki ayah (yatim) atau Ibu (piatu) tanpa diwarisi harta benda
yang dapat dikelola untuk menuntut ilmu, orang tua sakit-sakitan, orang tua tak
memiliki penghasilan cukup, tak memiliki tempat tinggal, yatim-piatu di mana
kondisinya tidak memiliki saudara yang memberikan perlindungan dasar, tidak
terpenuhi kebutuhan dasar dan anak yang lahir tidak diinginkan karena korban
pemerkosaan.

B. Faktor Anak Terlantar


Memahami faktor-faktor risiko penelantaran anak di Indonesia adalah penting,
di mana pengetahuan tentang faktor-faktor risiko ini berguna untuk mencegah dan
mengurangi kejadian penelantaran anak di negara ini. Dengan karakteristik rumah
tangga di Indonesia umumnya keluarga besar, ada kecenderungan besar bahwa
satu rumah tangga memiliki lebih dari satu anak, sehingga penelantaran anak
perlu memperhitungkan pengaruh keluarga atau rumah tangga. Disini kami
meriset bahwa terdapat 3 Faktor, yaitu:

1. Kemiskinan
Anak-anak yang terlahir dari keluarga dan lingkungan kemiskinan
menjadikan mereka rentan dengan ketelantaran. Ketelantaran anak dalam
keluarga miskin yang paling menyolok adalah asupan gizi sejak dalam
kandungan. Kondisi keterbatasan secara ekonomi menyebabkan keluarga
kesulitan akses gizi seimbang bagi anak. Akibatnya, anak-anak yang terlahir
dalam kemiskinan ini mereka rentan sakit sehingga terhambat pertumbuhan
dan perkembangannya.
Kemiskinan juga menjadi penyebab banyak keluarga miskin tak hanya
menelantarkan anak-anaknya, namun juga meng-eksploitasi secara ekonomi.
Anak-anak yang harusnya mengenyam pendidikan, di usia yang masih dini
harus bekerja membantu orang tuanya. Beragam pekerjaan dilakoni anak-anak
ini mulai dari mengemis, pemulung sampai menjadi pekerja rumah tangga.

2. Keluarga
Keluarga menempati posisi dan peran strategis dalam perlindungan anak.
Semua agama mengajarkan bagaimana pentingnya peran keluarga sebagai
sekolah kehidupan bagi anak. Anak-anak sejak lahir (bahkan sejak dalam
kandungan) mendapat stimulasi (baik itu positif maupun negative) dari
keluarganya. Sosialisasi baik-buruk, nilai-nilai, budaya, karakter dan
sebagainya dimulai dari keluarga. Anak dalam bahasa agama ibarat kertas
putih, maka orang tua dan keluargalah yang memiliki andil besar memberi
warna apa atau gambar apa di atar kertas putih tersebut..

Tidak berfungsinya keluarga dalam kehidupan anak dapat disebabkan oleh


banyak factor-faktor pendukung. Anak-anak yang hidupnya di jalanan, secara
garis besar disebabkan oleh karena kemiskinan dan broken home. Istilah
“broken home” yang kerap kita gunakan menunjuk pada rusaknya fungsi
keluarga khususnya dalam memberikan kenyamanan, keamanan serta jaminan
perlindungan bagi anak.

3.  Implementasi Teknis dalam Perlindungan Anak


Secara normative dan konstitusi, perlindungan anak sudah mendapat
perhatian Pemerintah dengan terbitnya banyak Undang-undang dan Peraturan
Pemerintah. UU yang mengatur tentang perlindungan anak antara lain UU
23/2002, UU No 52/2009, UU No 36/2009, UU 11/2012, UU No 24/2013, UU
No 35/2014 dan masih banyak lainnya. Bagaimana implementasi secara teknis
dari regulasi yang ada di Republik ini? Inilah masalahnya.

Masalah perlindungan anak yang dapat dicontohkan di sini adalah soal hak
atas catatan kependudukan. Anak-anak di komunitas terpencil nun jauh di sana
masih banyak yang mengalami kesulitan dalam mengakses “akte lahir”.
Penyebabnya beragam, yang paling mencolok adalah soal tradisi masyarakat
yang masih enggan mencatatkan pernikahan. Catatan pernikahan berdampak
pada sulitnya akses akte lahir bagi anak. Dampak yang diperoleh anak dengan
tidak adanya akte lahir adalah tidak adanya perlindungan bagi anak tersebut.
Anak yang tidak punya akta lahir secara otomatis sulit mendapatkan jaminan
sosial berupa jaminan atas kesehatan, pendidikan dan kehidupan yang layak.

Perlindungan anak di Indonesia mengalami kendala bukan disebabkan oleh


tidak adanya aturan atau regulasi namun implementasi teknis dari regulasi yang
ada. Kondisi seperti ini sama dengan permasalahan pengentasan kemiskinan.
Sebagai contoh, penduduk miskin yang memperoleh bantuan (biaya pendirian)
bagi rumah tidak layak huni adalah tersedianya tanah milik si miskin yang
dibuktikan dengan surat kepemilikan yang sah. Pertanyaan besarnya,
bagaimana si miskin bisa punya tanah sedangkan mereka hidupnya (memang)
miskin? Mengakhiri tulisan ini, soal perlindungan anak terlantar konstitusi kita
sudah tegas hal tersebut adalah tanggung jawab negara sebagaimana tertuang
pada pasal 34 ayat 1 UUD 1945. 

C. Dampak Anak Terlantar


Penelantaran anak menyebabkan efek yang merugikan, seperti masalah
dengan perkembangan kognitif, sosial dan emosional, penggunaan narkoba,
melukai diri sendiri, kemampuan hidup sosial yang lebih rendah, masalah
kejiwaan dan neurologis, kesinambungan pengabaian terhadap anak-anak mereka
sendiri dan potensi ingin membalas dendam pada orang-orang yang mengabaikan
mereka.

Oleh sebab itu, anak-anak terlantar adalah masalah sosial yang kompleks,
karena penyebabnya tidak dapat dilihat hanya berdasarkan karakteristik individu
tetapi juga harus mempertimbangkan efek variasi rumah tangga sang orangtua
dari anak tersebut.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut uraian yang telah di jabarkan di atas dapat di simpulkan bahwa anak
terlantar di sekitar kita masih banyak, banyak anak terlantar karena memilliki
banyak sekali faktor nya misal kemiskinan, faktor keluarga yang tidak harmonis,
kesenjangan sosial dll. Serta anak anak terlantar sangat kasihan karna mereka
memiliki masa depan yang tidak baik.

B. Saran
Kita sebagai masyarakat juga harus peduli dengan lingkungan sekitar supaya
mengurangi angka anak terlantar yang ada di lingkungan kita sendiri. Serta peran
pemerintah juga harus lebih aktif dalam membuat program program
pemberdayaan anak terlantar. Seperti program kesejahteraan sosial anak atau
( PKSA ) dan melakukan sosialisasi terhadap orang tua tetang cara merawat anak,
bahaya melantarkan anak dan dampak dampak dari melantarkan anak
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from Indosiana:


https://www.indonesiana.id/read/107801/penyebab-anak-terlantar

(n.d.). Retrieved from kemenkommk:


https://www.kemenkopmk.go.id/penanganan-anak-terlantar-butuh-
komitmen

(n.d.). Retrieved from https://www.indonesiana.id/read/110161/perlindungan-


anak-terlantar

(n.d.). Retrieved from https://akurat.co/ini-efek-mengerikan-dari-penelantaran-


anak

(n.d.). Retrieved from https://www.halodoc.com/artikel/ini-dampak-psikologis-


anak-yang-ditelantarkan

Airlangga, U. (n.d.). Retrieved from


https://news.unair.ac.id/2019/09/19/fenomena-penelantaran-anak-di-
indonesia/?lang=id

Anda mungkin juga menyukai