Anda di halaman 1dari 22

Bidang Ilmu : PENDIDIKAN LUAR BIASA

791/ilmu pendidikan

PENERAPAN METODE PECS (PICTURE EXCHANGE COMMUNICATION


SYSTEM) DAN PERMAINAN EDUKASI AUTISPARK DALAM MENINGKATKAN
PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTISME DI
SLB ABCD CARINGIN

Disusun Oleh :

Anggota Kelompok 2 : Riny Oktinayan 41032102211006


4.A1 Refi Mariska 41032102211016
Sani Kharisma Siami 41032102211074
Nabila Qurrota A Yunina 41032102211085
Silva Maratul Zanah 41032102211099
Ginggi Maulana 41032102211123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
rahmat dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Laporan
Observasi Penerapan Metode PECS (Picture Exchange Communication System) dan
Permainan Edukasi Autispark dalam Meningkatkan Pengembangan Komunikasi dan Interaksi
Sosial Anak Autisme Di Slb Abcd Caringin”. Laporan ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan serta pengalaman mengenai Mata Kuliah Pengembangan Komunikasi dan
Interaksi Anak Autisme.

Dalam pembuatan laporan ini, kami mendapatkan banyak bantuan baik secara materi
maupun non materi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima
kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Dimulai dari:

1. Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Komunikasi dan Interaksi Anak


Autisme., Ibu Argiasri Mustika, M.Pd yang telah memberikan ilmu dasar sebagai
panduan dalam pelaksanaan observasi ini.
2. Kedua orangtua kami yang senantiasa mendukung dari awal hingga selesainya
laporan ini, serta
3. Tim Kelompok 2 yang senantiasa memberikan dedikasinya dan kerjasama yang
baik dalam menyelesaikan tugas observasi serta laporan ini,
4. Pihak Kepala Sekolah, Wali kelas dan SLB ABCD Caringin yang berkenan
memberikan kesempatan untuk kami dalam melakukan observasi dan wawancara
di sekolah secara langsung.
5. Pihak kedua orangtua Ananda Imam Mustafa yang sudah berkenan memberikan
kesempatan untuk kami dalam melakukan observasi dan wawancara di rumah
secara langsung.
Kami berharap dengan adanya laporan ini mampu bermanfaat baik bagi kami selaku
penyusun, nusa bangsa, maupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Mohon maaf atas
kekurangan yang ada. Kritik dan saran yang membangun akan kami terima untuk
perkembangan dari laporan ini.

Bandung, Mei 2023

Tim Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II: LANDASAN TEORI .......................................................................................... 3

A. Pengertian Autisme ................................................................................................. 3


B. Metode PECS .......................................................................................................... 3
C. Media Permainan Edukasi AutiSpark ..................................................................... 6

BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 8

A. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 8


1) Profil Sekolah.................................................................................................... 8
2) Profil Anak ........................................................................................................ 9
B. Wawancara dengan Narasumber............................................................................. 11
1) Orangtua Anak .................................................................................................. 11
2) Wali Kelas ......................................................................................................... 12
C. Hasil Observasi dan Penerapan Metode PECS dan Media Permainan Edukasi
AutiSpark ................................................................................................................ 14

BAB IV: PENUTUP.......................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 16
B. Rekomendasi ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

LAMPIRAN DOKUMENTASI ....................................................................................... 18

JOBDESK KELOMPOK ................................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Interaksi sosial penting untuk diajarkan pada anak semenjak dini. Interaksi sosial pada
dasarnya bersifat dinamis, timbal balik antar individu, antar kelompok, dan antar individu
dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi apabila satu individu melakukan tindakan
sehingga menimbulkan reaksi bagi individu lainnya. Interaksi sosial secara tidak langsung
menyadarkan anak bahwa manusia hidup tidak akan pernah lepas dari lingkungan sosial di
sekitarnya dengan beragam kegiatan dan persoalan yang ada.
Kesadaran atas pribadi masing-masing akan mempengaruhi proses interaksi sosial.
Dengan demikian, interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena
tanpa adanya interaksi maka tidak akan ada kehidupan bersama. Interaksi sosial ini
terwujud karena adanya kontak dan komunikasi. Bagaimana mengawal serta mengasah
secara baik proses komunikasi dan interaksi sosial anak dengan lingkungan sekitarnya
merupakan hal penting untuk diperhatikan.
Interaksi yang rendah akan memicu sikap acuh tak acuh terhadap sesama teman bahkan
menyakiti teman. Kenyataan yang ada bahwa setiap manusia membutuhkan interaksi sosial
yang baik karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari hubungan
satu dengan yang lain. Interaksi yang sering dilakukan manusia adalah komunikasi, yakni
proses penyampaian dan pertukaran pesan. Pada dasarnya komunikasi dilakukan sejak
manusia 2 tersebut terlahir dan terus berjalan seiring dengan kehidupan manusia. (Mirza
Maulana, 2007: 182)
Komunikasi akan ada selama interaksi sosial berlangsung. Setiap manusia tentunya
akan menggunakan komunikasi sebagai sarana dalam berinteraksi sosial. Beberapa orang
terkadang mengalami gangguan dalam berkomunikasi dengan faktor gangguan yang
berbeda-beda. Salah satu orang yang mengalami gangguan komunikasi dalam berinteraksi
yaitu anak autis. Anak autis tentunya akan mengalami perbedaan komunikasi dalam
berinteraksi sosial dengan anak normal karena anak autis memiliki tiga gangguan pokok
dalam komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Anak autis cenderung sibuk sendiri
sehingga gangguan-gangguan yang dialami anak autis kadang tidak dimengerti oleh orang-
orang di sekitanya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, di atas maka dapat di rumuskan masalah mengenai :
1. Apa saja bentuk kemampuan komunikasi yang dapat dilakukan anak autis di SLB
ABCD Caringin?
2. Bagaimana kemampuan komunikasi itu dilakukan ketika anak berinteraksi sosial di
SLB ABCD Caringin?
3. Bagaimana dan menggunakan metode apa ketika interaksi dan komunikasi dengan anak
autis?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk kemampuan komunikasi yang dapat dilakukan anak autis di
SLB ABCD Caringin
2. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi anak autis ketika melakukan interaksi
sosial di SLB ABCD Caringin
3. Untuk mengetahui bagaimana cara interaksi dan komunikasi dengan anak autis beserta
metode yang sesuai

D. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam observasi ini adalah wawancara dan pengamatan langsung.

E. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal Observasi : Rabu dan Jum’at/ 10 dan 12 Mei 2023
2. Tempat Observasi : SLB ABCD Caringin dan Rumah Peserta Didik
3. Waktu : Pagi (09.00-11.00 WIB)

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Anak Autism


Penemu autis pertama kali yaitu Eugen Bleuler. Dulu orang mengira anak autis adalah
orang gila atau skizofrenia. Autis berasal dari bahasa Yunani yaitu Atos yang berarti sendiri
dan Amos/Imos yang berarti Stage/keaadaan. Seseorang yang memiliki hambatan autisme
memiliki kesulitan dalam berinteraksi sosial, komunikasi, dan pola perilaku yang terbatas
atau berulang. Mereka juga mungkin memiliki minat yang sangat fokus pada objek atau
topik tertentu.
Autism berdasarkan tingkat kecerdasannya dibagi menjadi 3 yaitu:
• High functional
• Medium functional
• Low functional
Autism berdasarkan interaksi sosial dibagi menjadi 3 yaitu :
• Aloof yaitu sangat pendiam, menarik diri dari lingkungan
• Pasif yaitu anak autism yang masih bisa bergabung dengan anak lainnya namun tidak
menunjukkan interaksi
• Aktif yaitu anak autism yang tidak bisa diam bahkan seringkali menyakiti diri

B. Metode PECS (Picture Exchange Communication System)

Menurut Bondy dan Frost PECS (Picture Exchanfe Communication System)


merupakan suatu pendekatan untuk melatih komunikasi dengan menggunakan simbol -
simbol verbal.

Menurut Charlop PECS (Picture Exchanfe Communication System) yaitu suatu bentuk
sistem komunikasi alternatif yang digunakan untuk anak dengan gangguan spektrum autis
agar memiliki inisiatif sendiri untuk meminta menggunakan simbol gambar. PECS
merupakan bagian atau jenis dari AAC (Augmentative and Alternative Communication
System) dimana fokus utamanya adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikasi

3
spontan dan komunikasi sosial fungsional pada anak dengan ASD dengan menggunakan
simbol gambar

Sejarah PECS
PECS dirancang oleh Andy Bondy dan Lori Frost pada tahun 1985 dan mulai di
publikasikan pada tahun 1994 di Amerika Serikat. Sistem ini pertama kali digunakan pada
program Autistik Delaware. Sistem PECS ini terinspirasi oleh analisis VB (Verbal
Behavior) dari Skinner (1957) dan berfokus pada fungsi bukan tingkah lakunya. Dengan
menggunakan sistem ini, seseorang memulai melakukan komunikasi dengan anak autis
dengan cara menunjukkan atau memberikan gambar untuk diamati.
Pada awal penerapan PECS ini banyak pihak yang menantang karena mereka
beranggapan bahwa sistem ini justru akan menghambat komunikasi anak dan
ketergantungan dengan media gambar. Schwartz (1998) melakukan penelitian terhadap 18
anak yang mengalami ganggguan komunikasi termasuk anak yang di diagnosa mengalami
autism. Mereka mendapat penanganan dengan menggunakan PECS. Termasuk cara
berkomunikasi selama di sekolah, bukan saat latihan saja. Hasil penelitian setelah satu
tahun, lebih dari setengah anak tersebut telah berhenti menggunakan PECS dan mulai
menggunakan komunikasi bahasa alaminya.
Penelitian terakhit oleh Yoder dan Stone (2006) membandingkan antara anak-anak
yang menggunakan PECS dengan sistem yang lain. Hasil menunjukkan bahwa anak autism
yang dilatih menggunakan PECS lebih memiliki kemampuan verbal dibanding dengan
yang lainya.

Prinsip Dasar PECS (Picture Exchanfe Communication System)


1. Terstruktur
2. Terpola
3. Terprogram
4. Konsisten
5. Kontinue

Strategi PECS (Picture Exchanfe Communication System)

• Cara berkomunikasi
Pembimbing memperlihatkan satu persatu item favorite anak (barang, makanan,
mainan) kelompok kami menggunakan (sendok, stabilo, pulpen warna merah muda,

4
serta puzzel) anak diminta untuk memilih item tersebut lalu pembimbing memberikan
kartu/gambar yang sesuai dengan item yang di sukai anak ataupun sebaliknya.
• Diskriminasi gambar
Anak diajarkan memilih kartu gambar berjumlah dua atau lebih yang di favoritkannya
• Struktur Kalimat
Pembimbing mengajarkan kepada anak contoh kalimat sederhana dalam. Penyampaian
nya seperti "minta", " Pinjam" dengan menggunakan gambar.
• Respon Yang diinginkan
Ketika anak membuka kartu/gambar yang sudah di tempel kemudian perintahkan anak
untuk memberikan kartu gambar tersebut kepada pembimbing lalu pembimbing
memberikan item yang sesuai dengan gambar dengan mengenalkan apa item tersebut.
Kemudian anak diperintahkan mengulang perkataan pembimbing sambil menunjukkan
item kepada anak sehingga menghasilkan respon dari anak.
• Berkomentar
Anak diberikan kesempatan untuk berkomentar beberapa hal yang diamati contohnya
mengenalkan item yang dipilih lalu pembimbing memberikan kesempatan untuk anak
memilih pertanyaan "mau pinjam atau tidak" Dan sebagainya.

Alat Bantu PECS


• Alat bantu PECS berupa kartu gambar yang dilengkapi simbol simbol konkrit yang
sesuai dengan benda aslinya.
• Alat bantu multimedia Augmented Reality dengan materi informasi beruoa Audio,
video, teks disertai backsound audio.

Kelebihan Metode PECS


• Metode PECS memiliki tahapan yang jelas dan sesuai dengan tahapan komunikasi pada
anak autisme tanpa ada syarat tertentu dan gambarnya bebas.
• Metode PECS terbukti cukup efektif untuk mengurangi luapan ekspresi anak autis yang
tidak dapat bicara.
• Sistem PECS hanya membutuhkan gerakan motorik yang relatif sedikit, tidak
mengharuskan anak untuk mengenal bahasa isyarat serta dapat dipakai dalam berbagai
situasi. Sehingga mudah dipahami dan diterapkan oleh banyak orang
• Metode PECS memungkinkan bagi anak autis berkomunikasi dengan orang lain tanpa
huruf-huruf secara verbal.

5
• Metode PECS tidak hanya bisa digunakan pada anak autis namun juga dapat digunakan
dan dikembangkan pada anak yang mengalami gangguan komunikasi seperti Down
Syndrome

Kelemahan PECS
• Metode PECS secara manual membutuhkan buku yang harus dibawa kemana-mana
• Keterlambatan dalam menemukan gambar yang sesuai juga menciptakan kesenjangan
komunikasi antara anak autis dan pendampingnya.
• Memerlukan kartu gambar dengan jumlah yang sangat banyak serta beberapa tambahan
kartu untuk menambah kosakata anak autis.

C. Media Permainan Edukasi AutiSpark


Autispark adalah aplikasi pendidikan unik untuk anak-anak dengan Autism Spectrum
Disorder (ASD) dengan permainan pembelajaran yang dirancang khusus dan disetujui oleh
para ahli. Autispark menawarkan banyak game pembelajaran yang diteliti dengan baik,
menarik, dan interaktif yang dirancang dengan cermat agar sesuai dengan persyaratan
pembelajaran anak. Termasuk konsep asosiasi gambar, pemahaman emosi, pengakuan
suara dan banyak lagi. Permainan pendidikan ini secara khusus dibuat dengan
mempertimbangkan berbagai kebutuhan anak -anak pada spektrum autistik, dengan
bantuan dan bimbingan terapis. Ini termasuk penguatan positif yang perlu dipelajari dan
diingat anak -anak. Permainan autisme ini dibuat dengan menjaga konsep -konsep
mendasar dalam pikiran untuk membantu anak -anak mempelajari keterampilan dasar yang
dibutuhkan setiap hari.

Kelebihan Autispark
• Cocok untuk anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD).
• Permainan dan kegiatan pendidikan yang dirancang khusus.
• Melibatkan konten untuk memastikan fokus dan perhatian anak.
• Mengikuti prinsip ABA untuk mengembangkan keterampilan visual, komunikasi, dan
bahasa dasar.

6
Berbagai permainan yang ada dalam Autispark:
• Cerita Sosial: Anak-anak di spektrum dapat mempelajari keterampilan sosial,
komunikasi, dan perilaku lebih cepat dengan cerita sederhana. Autispark akan
memiliki banyak cerita untuk membantu anak -anak belajar lebih cepat.
• Kata -kata dan ejaan: Mungkin sulit untuk mengajarkan keterampilan membaca
kepada anak -anak dengan autisme. Pemahaman bacaan awal kami akan fokus pada
pengakuan surat, kombinasi surat, dan kata -kata.
• Keterampilan Matematika Dasar:
• Autispark akan membuat matematika menyenangkan dengan permainan
pembelajaran yang dirancang khusus yang mudah dimengerti dan dimainkan.
Anak-anak akan belajar konsep matematika dengan cara yang mudah.
• Menelusuri game: Menulis adalah keterampilan penting yang perlu dikuasai setiap
anak. Autispark akan mengajarkan huruf besar dan huruf kecil dari alfabet, angka,
dan bentuk.
• Game Memori: Anak-anak akan mempertajam ingatan dan keterampilan kognitif
mereka dengan memainkan permainan memori yang menyenangkan dan
pendidikan. Akan ada berbagai tingkat kesulitan yang sesuai dengan kebutuhan
anak.
• Game Menyortir: Autispark akan mengajar anak -anak untuk mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan dengan mudah. Anak -anak akan belajar
mengkategorikan dan mengatur objek yang berbeda.
• Game yang cocok: Kemampuan untuk memahami dan mengenali berbagai objek
akan membantu anak -anak untuk mengembangkan rasa logika.
• Teka -teki: Permainan puzzle akan membantu anak-anak untuk meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah, kecepatan mental dan proses pemikiran.

7
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Metode Pengumpulan Data


1) Profil Sekolah
Didirikan pada tahun 2003 dibawah naungan Yayasan Pendidikan Lara Adam
Mulia oleh Bapak H. Tatang, S.Sos, S.Pd.i
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SLB ABCD Caringin
NPSN : 20219867
Jenjang Pendidikan : SLB
Status Sekolah : Swasta
Status Kepemilikan : Yayasan
SK Pendirian Sekolah : 421.9/3390/DISDIK/2003
Tanggal SK Pendirian : 2003-08-04
Alamat Sekolah : Jl. Holis Gg. Faqih Rt 02/09,
Babakan, Kec. Babakan Ciparay,
Kota Bandung Prov. Jawa Barat

2. Data Pelengkap
Akreditasi :B
Kurikulum : Kurikulum Merdeka
Kepala Sekolah : Tati Rumiati, S.Pd
Operator : Abdul Holik Fajar Prihanto, S.Pd
Guru :8
Siswa Laki-laki : 36
Siswa Perempuan : 21
Rombongan Belajar : 10
Kebutuhan Khusus : ABCD
Ruang Kelas :17
Perpustakaan :1

8
2) Profil Anak
1. Identitas Anak
Nama anak : Imam Mustafa
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat tanggal lahir : Bandung, 2006
Umur : 15
Agama : Islam
Anak ke dari jumlah bersaudara : 3 dari 3 bersaudara
Alamat rumah : Kel. Haurkuning, Kec. Cisompet, Garut
Diagnosis : Autisme Ringan disertai ADHD
2. Riwayat Kehamilan
Perkembangan pada masa balita : Normal seperti anak pada umumnya
Penyakit pada masa kehamilan :-
3. Riwayat Kelahiran
Usia kandungan ketika melahirkan : 9 bulan
Riwayat proses kelahiran : Normal
Penolong proses kelahiran : Dukun beranak
Tempat kelahiran : Rumah dukun beranak
Gangguan pada saat bayi lahir : Tidak nangis
Berat badan bayi : 2 kg
Panjang badan bayi :-
Tanda-tanda kelainan bayi : Tidak menangis
4. Riwayat Perkembangan Masa Balita
Menyusu pada ibu hingga umur : 2 tahun
Minum susu kaleng hingga umur : Tidak pernah
Imunisasi lengkap : Tidak pernah
Pemeriksaan/penimbangan rutin : Tidak pernah
Status gizi balita :-
Kualitas makanan : Baik
Kuantitas makan : Baik
Kesulitan makan : Tidak ada
5. Perkembangan Fisik
Dapat tengkurap pada umur : Normal
9
Dapat merangkak pada umur : Normal
Dapat duduk pada umur : Normal
Dapat berjalan pada umur : Normal
Bicara pada kalimat lengkap : 5 tahun baru bisa ngomong
Riwayat kesehatan : Ya
Kesulitan gerak yang dialami : Tidak ada
6. Perkembangan Sosial
Hubungan dengan saudara : Baik
Hubungan dengan teman : Baik
Hubungan dengan orantua : Baik
Hobi : Main puzzle
7. Perkembangan Pendidikan
Masuk PAUD/TK pada umur :-
Lama pendidikan di PAUD/TK :-
Pelayanan khusus yang pernah :-
Mata pelajaran yang paling disukai : B. Sunda
Prestasi belajar yang di capai : Juara 1 Menggambar se-Kecamatan
SD/MI : Ke MI hanya 6 hari, tapi dikembalikan
lagi oleh pihak sekolah. SDLB ABCD
Caringin
SMP/Sederajat : SMPLB ABCD Caringin

10
B. Wawancara dengan Narasumber
1) Orang tua
Nama Ayah dan Ibu : Irin Sobirin dan Dede Ruka
Usia : 55
Hari/Tanggal : Jum’at, 12 Mei 2023
Waktu : 10.00 – Selesai
Tempat : Rumah Kediaman

No. Pertanyaan Jawaban


1. Sejak usia berapa tahun anak Sejak lahir pun sempat tidak langsung
ibu/bapak sudah terlihat memiliki
menangis sepertii bayi pada umumnya,
hambatan dalam perkembangan
Dan sangat terlihat itu di usia 2 tahun
interaksi dan komunikasi karena mengalami terlambat bicara.
2. Untuk riwayat masa kehamilan, Untuk perkembaangan kehamilan itu
kelahiran itu seperti apa dan normal, hanya saja mungkin bisa jadi dari
bagaimana ya ibu/bapak? pikiran ibu yang ga rileks karena ibu
pengennya lahiran di Bandung biar ga
ngerepotin orang tua, dan ayahnya pengen
lahiran di Garut. Seminggu mau lahiran
pun ketika di USG posisi kepalanya masih
diatas. Seminggu setelah USG, maghrib
pergi ke dukun beranak. Bayi yang ada di
dalam kandunganpun di puterin supaya
kepalanya ada di bawah (tidak sungsang),
jam 8 kurang alhamdulillah udah normal
tapi ga langsung nangis, sama warna
bayinya teh hitam (aya jantung pisang)
alhamdulillah langsung ditangani sama
dukun beranak diurut bayinya sama air
anget ke bali selama 20 menit lalu nangis.
3. Untuk riwayat perkembangan masa Setelah dapat hasil dari psikolog yaitu
balita nya bagaimana ibu/bapak? autism ringan dan adhd. Untuk
perkembangan fisik dan motorik mungkin
tidak ada hambatan, maka dari itu anak ini
sangat aktif hiperaktif banget bahkan
seringkali kabur jika pintu rumah terbuka
sedikit karena energinya yang cukup
tinggi. Kalo sosial emosinya cukup baik
tapi kalo punya keinginan itu harus banget
pada saat itu juga kalo tidak pasti ngamuk-
ngamuk. Adapun perkembangan
bahasanya sangat terlambat sekali, anak ini
bisa berbicara itu di usia 5 tahun.
4 Apakah imam pernah di terapi Pernah, saat itu ada yang ngasih tau harus
makanan? terapi makanan kurang lebih 2 tahunan
sebelum masuk sekolah ada. Tapi pas udah
masuk sekolah susah karena banyak yang
ngasih sama siapa aja, jajan pun apa aja
semuanya di beli sampai habis uang bekel
jajannya.

11
5 Bagaimana perkembangan belajar, Anak ini meskipun telat bicara tapi di usia
interaksi dan komunikasi imam dari 5 tahun udah langsung bisa baca sama
saat balita sampai sekarang ibu/bapak? nulis pas diajarkan oleh ibu di rumah.
Untuk interaksi dan komunikasi pun
banyak perkembangan yang cukup baik.
Dulu itu kalo diajak bicara gak nyambung,
tapi sekarang mah alhamdulillah udah bisa
nyambung.

2) Guru
Nama guru : Iis Kartisah. S.Pd
Hari/Tanggal : Jumat, 12 Mei 2023
Waktu : 09.30 - Selesai
Tempat : Ruang Kepala Sekolah SLB ABCD Caringin

No. Pertanyaan Jawaban


Bagaimana cara bapak/ibu Komunikasi bagus, tetapi imam harus
berkomunikasi dengan anak tersebut ? fokus kalo kurang fokus langsung buyar
2. Bagaimana respon anak ketika proses Bagus alhamdulillah setiap tahunnya
pembelajaran berlangsung ? selalu ada perkembangan yang cukup baik
dan signifikan
3. Apakah bapak / ibu mengalami Tidak, kadang-kadang fokus hanya ke
kesulitan dalam berkomunikasi saat guru sendiri (wali kelas) jika dilarang oleh
pembelajaran berlangsung ? guru lain imam akan mengucapkan “guru
saya ibu iis” tetapi selalu diingatkan oleh
guru kelas bahwa semua guru yang ada
disini guru imam juga
4. Pembelajaran yang berlangsung Jika pembelajaran keseharian memang
apakah selalu di dalam kelas atau di dikelas kecuali literasi, sholat dhuha dan
luar kelas? pramuka baru diluar kelas
5. Media apa saja yang digunakan pada Jika alat bantu kebanyakan gambar,
saat proses pembelajaran disesuaikan dengan materi saja jika perlu
berlangsung ? menggunakan bentuk aslinya kadang anak
disuruh bawa/disediakan guru
6. Metode apa yang digunakan bapak/ibu Semua metode yang paling diutamakan
saat proses pembelajaran berlangsung? metode ceramah dan diskusi sama teman
berkelompok
7. Apa sajakah yang di siapkan bapak/ibu Materi yang akan disampaikan, alat bantu
sebelum proses pembelajaran terutama dikondisikan dulu anaknya karna
berlangsung ? dikelas ada 3 macam jenis abk yaitu
downsindrom, autis dan tunagrahita.
Ketika anak downsindrom ada masalah
yang lain juga jadi terganggu tetapi ketika
anaknya baik baik saja itu aman aman saja
belajarnya jadi nyaman belajar
dikelasnnya, tapi ketika salah satu dari
mereka bermasalah disitulah kita harus
mengkondisikan dulu situasi kelas
8. Bagaimana cara bapak/ibu melihat Dilihat dari rapot ketika anak naik kelas
kemajuan anak dari awal masuk saja kita harus komunikasi sama guru
sekolah sampai sekarang ? sebelumnya, misalkan anak ini sampai

12
dimana/secara tidak langsung karna di slb
caringin kecil kita pasti tau anak ini seperti
apa tetapi yang terutama kita isi rapot anak
sampai dimana baru kita melanjutkan,
kadang tidak sesuai kurikulumnya
9. Apakah intervensi yang diberikan Kalo anaknya baik kadang kadang dikasih
untuk anak tersebut? reward seperti “besok ibu iis mau bawa ini
kalian belajar dulu ya” jadi anak lebih
semangat
10. Bagaimana cara ibu/ bapak mengatasi Kebetulan imam itu tidak tantrum cuman
anak tersebut ketika tantrum? kalo emosinya saja jika sedang meluap
luap paling didekati diajak ngobrol
“kenapa sih dia sampai marah seperti itu”
anggaplah kita orang tuannya sehingga
diterangkan dikasih nasihat sampai dia
benar benar nerima.
11 Bagaimana kmampuan mendengar dan Imam kalo akademik bagus cuman harus
membaca anak tersebut? difokuskan dulu aja, kejelasan bahasannya
juga bagus kemampuan membaca dan
mendengarnya juga bagus.
12 Apakah anak ketika komunikasi Tidak
melakukan sentuhan?
13 Apakah anak ketika komunikasi Sering menghindari kontak mata ketika
melakukan kontak mata? berkomunikasi tetapi kalo 5 detik masih
bisa
14 Ekspresi wajah sesuai dengan topik Kadang kadang engga, kita lagi nerangin
komunikasi? apa, dia kemana mungkin itu
kekurangannya
15 Nada suara saat berkomunikasi? Tidak stabil, kadang keras ketika dia lagi
emosi tetapi kalo benar benar yang disuruh
dia bias baca undang undang bias baca doa
ketika upacara kadang kadang nadannya
kecil ga tetap tiba tiba suarannya ilang
16 Apakah aktivitas yang dilakukan Sering menghindari pandangan mata saja
ketika berkomunikasi? dan mengulang ulang kalimat yang dia
tidak suka
17 Apakah menyapa orang yang Imam itu ketika bertemu sama guru lain
ditemukan? malah lari menghindar jadi dia merasa
salah karna bermain dia malah kaya takut
18 Apakah menjawab ketika dipanggil? Iya menjawab tetapi dia tidak peduli
dengan teman dan dia merasa tidak
nyaman sama orang lain
19 Memperhatikan sumber suara saat Itu lebih dominan karna jika dia sedang
berinteraksi? berintraksi ada suara lain langsung
teralihkan ke suara yang baru
20 Memaki ketika berintraksi social? Kadang kadang lebih ke menggerutu

13
C. Hasil Observasi dan Penerapan Metode PECS serta Media Permainan Edukasi
autiSpark

1) Metode PECS
Tingkat efektivitas penerapan metode PECS cukup baik karena dalam proses
prakteknya, anak tersebut bisa mengikuti arahan yang dilakukan oleh observer.
Mungkin hanya ada beberapa hal yang masih perlu dibantu untuk mengungkapkan apa
yang diinginkanya. Seperti cara meminjam. Selebihnya anak tersebut cukup baik dalam
berinteraksi dan berkomunikasi selama pembelajaran berlangsung.

2) Permainan Edukasi autiSpark


Aplikasi edukasi autiSpark ini cukup efektif apabila digunakan secara berkala dengan
pendampingan secara khusus. Adapun hasil yang diperoleh dalam penerapannya, anak
tersebut mampu mengikuti arahan dan cukup terampil dalam menyelesaikan permainan
yang beragam pada aplikasi tersebut.

3) Hasil Observasi Penerapan Metode PECS dan Permainan Edukasi autiSpark


serta Wwancara
Berdasarkan hasil proses pengamatan dan penetapan metode yang kami gunakan, maka
diperoleh hasil data kemampuan komunikasi dan interaksi anak tersebut sebagaimana
berikut ini:
No. Sub Variabel Indikator Ya Tidak
1 Komunikasi a. Kemampuan berbicara dan menulis
Verbal 1) Berkomunikasi dengan berbicara ✓
2) Kejelasan dalam berbicara ✓
3) Berkomunikasi dengan menulis
4) Kejelasan dalam bahasa tulis

b. Kemampuan mendengarkan dan
membaca
1) Keadaaan pendengaran baik ✓
2) Respon komunikasi setelah ✓
mendengar
3) Membaca ✓
2 Komunikasi a. Ketika berkomunikasi melakukan ✓
Nonverbal sentuhan
b. Ketika berkomunikasi melakukan

kontak mata

14
c. Ekspresi wajah sesuai dengan topik ✓
komunikasi
d. Kecepatan berkomunikasi baik ✓
e. Nada suara saat berkomunikasi sesuai

topik
f. Ketepatan ketika berkomunikasi ✓
g. Beraktivitas lain ketika sedang

berkomunikasi
3 Interaksi Sosial a. Menyapa orang yang ditemui ✓
b. Bisa menyapa dengan berbagai bentuk ✓
sapaan
c. Menjawab panggilan ✓
d. Memperhatikan sumber suara saat ✓
berinteraksi
e. Berteriak ketika berinteraksi

f. Respon ketika interaksi ✓
g. Mengikuti percakapan sederhana

h. Memanggil nama oranglain dengan ✓
seenaknya
i. Mengejek dengan kata-kata yang tidak
sopan ✓
j. Tidak ada timbal balik secara sosio
emosional ✓

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan fakta lapangan dan hasil dari penerapan metode PECS dan media
pembelajaran AutiSpark, anak yang kami observasi itu merupakan anak ASD dengan
diangnosa autism ringan yang disertai ADHD. Maka dari itu, selama proses pembelajaran
menggunakan metode pecs dan bermain game pada media edukasi AutiSpark respon yang
diberikan anak tersebut dalam berkomunikasi dan berinteraksi cukup baik dan mudah untuk
diarahkan.

B. Rekomendasi
Semoga dari hasil observasi lapangan ini bisa menambah menjadi sumber wawasan dan
kebermanfaatan bagi khalayak umum terkhusus kami dari tim kelompok agar lebih banyak
menggali ilmu dimanapun. Adapun untuk SLB ABCD Caringin, sejauh ini sudah cukup
baik dalam melayani ABK baik dari pendidik, tendik dan juga fasilitas yang cukup
memadai, semoga semakin berkembang dan terus mengevaluasi segala kekurangan agar
menjadi SLB yang nyaman dan banyak melahirkan generasi peserta didik ABK yang
unggul.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu F. 2014. Kemampuan Komunikasi Anak Autis Dalam Interaksi Sosial (Kasus Anak
Autis di Sekolah Inklusi, SD Negeri Giwangan Kotamadya Yogyakarta). Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Yogyakarta.

Kelompok 2 PKISA. 2018. Pengembangan Komunikasi, Interaksi dan Sosial Anak Autis.
Youtube: Special Education 2018. UNS

http://www.academicschoice.com/apps/autispark.php

17
DOKUMENTASI

18
JOBDESK KELOMPOK

Laporan dan PPT disusun Bersama

Riny Oktinayan 41032102211006 Wawancara Guru


Refi Mariska 41032102211016 Praktek 2 Media AutiSpark/Edit Video
Sani Kharisma Siami 41032102211074 Praktek 1 Metode PECS
Nabila Qurrota A Y 41032102211085 Wawancara Orangtua
Silva Maratul Zanah 41032102211099 Dokumentasi Praktek
Ginggi Maulana 41032102211123 Dokumentasi Wawancara

19

Anda mungkin juga menyukai