791/ilmu pendidikan
Disusun Oleh :
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
rahmat dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Laporan
Observasi Penerapan Metode PECS (Picture Exchange Communication System) dan
Permainan Edukasi Autispark dalam Meningkatkan Pengembangan Komunikasi dan Interaksi
Sosial Anak Autisme Di Slb Abcd Caringin”. Laporan ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan serta pengalaman mengenai Mata Kuliah Pengembangan Komunikasi dan
Interaksi Anak Autisme.
Dalam pembuatan laporan ini, kami mendapatkan banyak bantuan baik secara materi
maupun non materi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima
kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Dimulai dari:
Tim Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 16
B. Rekomendasi ........................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi sosial penting untuk diajarkan pada anak semenjak dini. Interaksi sosial pada
dasarnya bersifat dinamis, timbal balik antar individu, antar kelompok, dan antar individu
dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi apabila satu individu melakukan tindakan
sehingga menimbulkan reaksi bagi individu lainnya. Interaksi sosial secara tidak langsung
menyadarkan anak bahwa manusia hidup tidak akan pernah lepas dari lingkungan sosial di
sekitarnya dengan beragam kegiatan dan persoalan yang ada.
Kesadaran atas pribadi masing-masing akan mempengaruhi proses interaksi sosial.
Dengan demikian, interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena
tanpa adanya interaksi maka tidak akan ada kehidupan bersama. Interaksi sosial ini
terwujud karena adanya kontak dan komunikasi. Bagaimana mengawal serta mengasah
secara baik proses komunikasi dan interaksi sosial anak dengan lingkungan sekitarnya
merupakan hal penting untuk diperhatikan.
Interaksi yang rendah akan memicu sikap acuh tak acuh terhadap sesama teman bahkan
menyakiti teman. Kenyataan yang ada bahwa setiap manusia membutuhkan interaksi sosial
yang baik karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari hubungan
satu dengan yang lain. Interaksi yang sering dilakukan manusia adalah komunikasi, yakni
proses penyampaian dan pertukaran pesan. Pada dasarnya komunikasi dilakukan sejak
manusia 2 tersebut terlahir dan terus berjalan seiring dengan kehidupan manusia. (Mirza
Maulana, 2007: 182)
Komunikasi akan ada selama interaksi sosial berlangsung. Setiap manusia tentunya
akan menggunakan komunikasi sebagai sarana dalam berinteraksi sosial. Beberapa orang
terkadang mengalami gangguan dalam berkomunikasi dengan faktor gangguan yang
berbeda-beda. Salah satu orang yang mengalami gangguan komunikasi dalam berinteraksi
yaitu anak autis. Anak autis tentunya akan mengalami perbedaan komunikasi dalam
berinteraksi sosial dengan anak normal karena anak autis memiliki tiga gangguan pokok
dalam komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Anak autis cenderung sibuk sendiri
sehingga gangguan-gangguan yang dialami anak autis kadang tidak dimengerti oleh orang-
orang di sekitanya.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, di atas maka dapat di rumuskan masalah mengenai :
1. Apa saja bentuk kemampuan komunikasi yang dapat dilakukan anak autis di SLB
ABCD Caringin?
2. Bagaimana kemampuan komunikasi itu dilakukan ketika anak berinteraksi sosial di
SLB ABCD Caringin?
3. Bagaimana dan menggunakan metode apa ketika interaksi dan komunikasi dengan anak
autis?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk kemampuan komunikasi yang dapat dilakukan anak autis di
SLB ABCD Caringin
2. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi anak autis ketika melakukan interaksi
sosial di SLB ABCD Caringin
3. Untuk mengetahui bagaimana cara interaksi dan komunikasi dengan anak autis beserta
metode yang sesuai
D. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam observasi ini adalah wawancara dan pengamatan langsung.
E. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal Observasi : Rabu dan Jum’at/ 10 dan 12 Mei 2023
2. Tempat Observasi : SLB ABCD Caringin dan Rumah Peserta Didik
3. Waktu : Pagi (09.00-11.00 WIB)
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Charlop PECS (Picture Exchanfe Communication System) yaitu suatu bentuk
sistem komunikasi alternatif yang digunakan untuk anak dengan gangguan spektrum autis
agar memiliki inisiatif sendiri untuk meminta menggunakan simbol gambar. PECS
merupakan bagian atau jenis dari AAC (Augmentative and Alternative Communication
System) dimana fokus utamanya adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikasi
3
spontan dan komunikasi sosial fungsional pada anak dengan ASD dengan menggunakan
simbol gambar
Sejarah PECS
PECS dirancang oleh Andy Bondy dan Lori Frost pada tahun 1985 dan mulai di
publikasikan pada tahun 1994 di Amerika Serikat. Sistem ini pertama kali digunakan pada
program Autistik Delaware. Sistem PECS ini terinspirasi oleh analisis VB (Verbal
Behavior) dari Skinner (1957) dan berfokus pada fungsi bukan tingkah lakunya. Dengan
menggunakan sistem ini, seseorang memulai melakukan komunikasi dengan anak autis
dengan cara menunjukkan atau memberikan gambar untuk diamati.
Pada awal penerapan PECS ini banyak pihak yang menantang karena mereka
beranggapan bahwa sistem ini justru akan menghambat komunikasi anak dan
ketergantungan dengan media gambar. Schwartz (1998) melakukan penelitian terhadap 18
anak yang mengalami ganggguan komunikasi termasuk anak yang di diagnosa mengalami
autism. Mereka mendapat penanganan dengan menggunakan PECS. Termasuk cara
berkomunikasi selama di sekolah, bukan saat latihan saja. Hasil penelitian setelah satu
tahun, lebih dari setengah anak tersebut telah berhenti menggunakan PECS dan mulai
menggunakan komunikasi bahasa alaminya.
Penelitian terakhit oleh Yoder dan Stone (2006) membandingkan antara anak-anak
yang menggunakan PECS dengan sistem yang lain. Hasil menunjukkan bahwa anak autism
yang dilatih menggunakan PECS lebih memiliki kemampuan verbal dibanding dengan
yang lainya.
• Cara berkomunikasi
Pembimbing memperlihatkan satu persatu item favorite anak (barang, makanan,
mainan) kelompok kami menggunakan (sendok, stabilo, pulpen warna merah muda,
4
serta puzzel) anak diminta untuk memilih item tersebut lalu pembimbing memberikan
kartu/gambar yang sesuai dengan item yang di sukai anak ataupun sebaliknya.
• Diskriminasi gambar
Anak diajarkan memilih kartu gambar berjumlah dua atau lebih yang di favoritkannya
• Struktur Kalimat
Pembimbing mengajarkan kepada anak contoh kalimat sederhana dalam. Penyampaian
nya seperti "minta", " Pinjam" dengan menggunakan gambar.
• Respon Yang diinginkan
Ketika anak membuka kartu/gambar yang sudah di tempel kemudian perintahkan anak
untuk memberikan kartu gambar tersebut kepada pembimbing lalu pembimbing
memberikan item yang sesuai dengan gambar dengan mengenalkan apa item tersebut.
Kemudian anak diperintahkan mengulang perkataan pembimbing sambil menunjukkan
item kepada anak sehingga menghasilkan respon dari anak.
• Berkomentar
Anak diberikan kesempatan untuk berkomentar beberapa hal yang diamati contohnya
mengenalkan item yang dipilih lalu pembimbing memberikan kesempatan untuk anak
memilih pertanyaan "mau pinjam atau tidak" Dan sebagainya.
5
• Metode PECS tidak hanya bisa digunakan pada anak autis namun juga dapat digunakan
dan dikembangkan pada anak yang mengalami gangguan komunikasi seperti Down
Syndrome
Kelemahan PECS
• Metode PECS secara manual membutuhkan buku yang harus dibawa kemana-mana
• Keterlambatan dalam menemukan gambar yang sesuai juga menciptakan kesenjangan
komunikasi antara anak autis dan pendampingnya.
• Memerlukan kartu gambar dengan jumlah yang sangat banyak serta beberapa tambahan
kartu untuk menambah kosakata anak autis.
Kelebihan Autispark
• Cocok untuk anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD).
• Permainan dan kegiatan pendidikan yang dirancang khusus.
• Melibatkan konten untuk memastikan fokus dan perhatian anak.
• Mengikuti prinsip ABA untuk mengembangkan keterampilan visual, komunikasi, dan
bahasa dasar.
6
Berbagai permainan yang ada dalam Autispark:
• Cerita Sosial: Anak-anak di spektrum dapat mempelajari keterampilan sosial,
komunikasi, dan perilaku lebih cepat dengan cerita sederhana. Autispark akan
memiliki banyak cerita untuk membantu anak -anak belajar lebih cepat.
• Kata -kata dan ejaan: Mungkin sulit untuk mengajarkan keterampilan membaca
kepada anak -anak dengan autisme. Pemahaman bacaan awal kami akan fokus pada
pengakuan surat, kombinasi surat, dan kata -kata.
• Keterampilan Matematika Dasar:
• Autispark akan membuat matematika menyenangkan dengan permainan
pembelajaran yang dirancang khusus yang mudah dimengerti dan dimainkan.
Anak-anak akan belajar konsep matematika dengan cara yang mudah.
• Menelusuri game: Menulis adalah keterampilan penting yang perlu dikuasai setiap
anak. Autispark akan mengajarkan huruf besar dan huruf kecil dari alfabet, angka,
dan bentuk.
• Game Memori: Anak-anak akan mempertajam ingatan dan keterampilan kognitif
mereka dengan memainkan permainan memori yang menyenangkan dan
pendidikan. Akan ada berbagai tingkat kesulitan yang sesuai dengan kebutuhan
anak.
• Game Menyortir: Autispark akan mengajar anak -anak untuk mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan dengan mudah. Anak -anak akan belajar
mengkategorikan dan mengatur objek yang berbeda.
• Game yang cocok: Kemampuan untuk memahami dan mengenali berbagai objek
akan membantu anak -anak untuk mengembangkan rasa logika.
• Teka -teki: Permainan puzzle akan membantu anak-anak untuk meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah, kecepatan mental dan proses pemikiran.
7
BAB III
2. Data Pelengkap
Akreditasi :B
Kurikulum : Kurikulum Merdeka
Kepala Sekolah : Tati Rumiati, S.Pd
Operator : Abdul Holik Fajar Prihanto, S.Pd
Guru :8
Siswa Laki-laki : 36
Siswa Perempuan : 21
Rombongan Belajar : 10
Kebutuhan Khusus : ABCD
Ruang Kelas :17
Perpustakaan :1
8
2) Profil Anak
1. Identitas Anak
Nama anak : Imam Mustafa
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat tanggal lahir : Bandung, 2006
Umur : 15
Agama : Islam
Anak ke dari jumlah bersaudara : 3 dari 3 bersaudara
Alamat rumah : Kel. Haurkuning, Kec. Cisompet, Garut
Diagnosis : Autisme Ringan disertai ADHD
2. Riwayat Kehamilan
Perkembangan pada masa balita : Normal seperti anak pada umumnya
Penyakit pada masa kehamilan :-
3. Riwayat Kelahiran
Usia kandungan ketika melahirkan : 9 bulan
Riwayat proses kelahiran : Normal
Penolong proses kelahiran : Dukun beranak
Tempat kelahiran : Rumah dukun beranak
Gangguan pada saat bayi lahir : Tidak nangis
Berat badan bayi : 2 kg
Panjang badan bayi :-
Tanda-tanda kelainan bayi : Tidak menangis
4. Riwayat Perkembangan Masa Balita
Menyusu pada ibu hingga umur : 2 tahun
Minum susu kaleng hingga umur : Tidak pernah
Imunisasi lengkap : Tidak pernah
Pemeriksaan/penimbangan rutin : Tidak pernah
Status gizi balita :-
Kualitas makanan : Baik
Kuantitas makan : Baik
Kesulitan makan : Tidak ada
5. Perkembangan Fisik
Dapat tengkurap pada umur : Normal
9
Dapat merangkak pada umur : Normal
Dapat duduk pada umur : Normal
Dapat berjalan pada umur : Normal
Bicara pada kalimat lengkap : 5 tahun baru bisa ngomong
Riwayat kesehatan : Ya
Kesulitan gerak yang dialami : Tidak ada
6. Perkembangan Sosial
Hubungan dengan saudara : Baik
Hubungan dengan teman : Baik
Hubungan dengan orantua : Baik
Hobi : Main puzzle
7. Perkembangan Pendidikan
Masuk PAUD/TK pada umur :-
Lama pendidikan di PAUD/TK :-
Pelayanan khusus yang pernah :-
Mata pelajaran yang paling disukai : B. Sunda
Prestasi belajar yang di capai : Juara 1 Menggambar se-Kecamatan
SD/MI : Ke MI hanya 6 hari, tapi dikembalikan
lagi oleh pihak sekolah. SDLB ABCD
Caringin
SMP/Sederajat : SMPLB ABCD Caringin
10
B. Wawancara dengan Narasumber
1) Orang tua
Nama Ayah dan Ibu : Irin Sobirin dan Dede Ruka
Usia : 55
Hari/Tanggal : Jum’at, 12 Mei 2023
Waktu : 10.00 – Selesai
Tempat : Rumah Kediaman
11
5 Bagaimana perkembangan belajar, Anak ini meskipun telat bicara tapi di usia
interaksi dan komunikasi imam dari 5 tahun udah langsung bisa baca sama
saat balita sampai sekarang ibu/bapak? nulis pas diajarkan oleh ibu di rumah.
Untuk interaksi dan komunikasi pun
banyak perkembangan yang cukup baik.
Dulu itu kalo diajak bicara gak nyambung,
tapi sekarang mah alhamdulillah udah bisa
nyambung.
2) Guru
Nama guru : Iis Kartisah. S.Pd
Hari/Tanggal : Jumat, 12 Mei 2023
Waktu : 09.30 - Selesai
Tempat : Ruang Kepala Sekolah SLB ABCD Caringin
12
dimana/secara tidak langsung karna di slb
caringin kecil kita pasti tau anak ini seperti
apa tetapi yang terutama kita isi rapot anak
sampai dimana baru kita melanjutkan,
kadang tidak sesuai kurikulumnya
9. Apakah intervensi yang diberikan Kalo anaknya baik kadang kadang dikasih
untuk anak tersebut? reward seperti “besok ibu iis mau bawa ini
kalian belajar dulu ya” jadi anak lebih
semangat
10. Bagaimana cara ibu/ bapak mengatasi Kebetulan imam itu tidak tantrum cuman
anak tersebut ketika tantrum? kalo emosinya saja jika sedang meluap
luap paling didekati diajak ngobrol
“kenapa sih dia sampai marah seperti itu”
anggaplah kita orang tuannya sehingga
diterangkan dikasih nasihat sampai dia
benar benar nerima.
11 Bagaimana kmampuan mendengar dan Imam kalo akademik bagus cuman harus
membaca anak tersebut? difokuskan dulu aja, kejelasan bahasannya
juga bagus kemampuan membaca dan
mendengarnya juga bagus.
12 Apakah anak ketika komunikasi Tidak
melakukan sentuhan?
13 Apakah anak ketika komunikasi Sering menghindari kontak mata ketika
melakukan kontak mata? berkomunikasi tetapi kalo 5 detik masih
bisa
14 Ekspresi wajah sesuai dengan topik Kadang kadang engga, kita lagi nerangin
komunikasi? apa, dia kemana mungkin itu
kekurangannya
15 Nada suara saat berkomunikasi? Tidak stabil, kadang keras ketika dia lagi
emosi tetapi kalo benar benar yang disuruh
dia bias baca undang undang bias baca doa
ketika upacara kadang kadang nadannya
kecil ga tetap tiba tiba suarannya ilang
16 Apakah aktivitas yang dilakukan Sering menghindari pandangan mata saja
ketika berkomunikasi? dan mengulang ulang kalimat yang dia
tidak suka
17 Apakah menyapa orang yang Imam itu ketika bertemu sama guru lain
ditemukan? malah lari menghindar jadi dia merasa
salah karna bermain dia malah kaya takut
18 Apakah menjawab ketika dipanggil? Iya menjawab tetapi dia tidak peduli
dengan teman dan dia merasa tidak
nyaman sama orang lain
19 Memperhatikan sumber suara saat Itu lebih dominan karna jika dia sedang
berinteraksi? berintraksi ada suara lain langsung
teralihkan ke suara yang baru
20 Memaki ketika berintraksi social? Kadang kadang lebih ke menggerutu
13
C. Hasil Observasi dan Penerapan Metode PECS serta Media Permainan Edukasi
autiSpark
1) Metode PECS
Tingkat efektivitas penerapan metode PECS cukup baik karena dalam proses
prakteknya, anak tersebut bisa mengikuti arahan yang dilakukan oleh observer.
Mungkin hanya ada beberapa hal yang masih perlu dibantu untuk mengungkapkan apa
yang diinginkanya. Seperti cara meminjam. Selebihnya anak tersebut cukup baik dalam
berinteraksi dan berkomunikasi selama pembelajaran berlangsung.
14
c. Ekspresi wajah sesuai dengan topik ✓
komunikasi
d. Kecepatan berkomunikasi baik ✓
e. Nada suara saat berkomunikasi sesuai
✓
topik
f. Ketepatan ketika berkomunikasi ✓
g. Beraktivitas lain ketika sedang
✓
berkomunikasi
3 Interaksi Sosial a. Menyapa orang yang ditemui ✓
b. Bisa menyapa dengan berbagai bentuk ✓
sapaan
c. Menjawab panggilan ✓
d. Memperhatikan sumber suara saat ✓
berinteraksi
e. Berteriak ketika berinteraksi
✓
f. Respon ketika interaksi ✓
g. Mengikuti percakapan sederhana
✓
h. Memanggil nama oranglain dengan ✓
seenaknya
i. Mengejek dengan kata-kata yang tidak
sopan ✓
j. Tidak ada timbal balik secara sosio
emosional ✓
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan fakta lapangan dan hasil dari penerapan metode PECS dan media
pembelajaran AutiSpark, anak yang kami observasi itu merupakan anak ASD dengan
diangnosa autism ringan yang disertai ADHD. Maka dari itu, selama proses pembelajaran
menggunakan metode pecs dan bermain game pada media edukasi AutiSpark respon yang
diberikan anak tersebut dalam berkomunikasi dan berinteraksi cukup baik dan mudah untuk
diarahkan.
B. Rekomendasi
Semoga dari hasil observasi lapangan ini bisa menambah menjadi sumber wawasan dan
kebermanfaatan bagi khalayak umum terkhusus kami dari tim kelompok agar lebih banyak
menggali ilmu dimanapun. Adapun untuk SLB ABCD Caringin, sejauh ini sudah cukup
baik dalam melayani ABK baik dari pendidik, tendik dan juga fasilitas yang cukup
memadai, semoga semakin berkembang dan terus mengevaluasi segala kekurangan agar
menjadi SLB yang nyaman dan banyak melahirkan generasi peserta didik ABK yang
unggul.
16
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu F. 2014. Kemampuan Komunikasi Anak Autis Dalam Interaksi Sosial (Kasus Anak
Autis di Sekolah Inklusi, SD Negeri Giwangan Kotamadya Yogyakarta). Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Yogyakarta.
Kelompok 2 PKISA. 2018. Pengembangan Komunikasi, Interaksi dan Sosial Anak Autis.
Youtube: Special Education 2018. UNS
http://www.academicschoice.com/apps/autispark.php
17
DOKUMENTASI
18
JOBDESK KELOMPOK
19