Anda di halaman 1dari 3

PUTUS SEKOLAH DAN BUDAYA MERANTAU MASYARAKAT MINANGKABAU

Azizul Rahman
Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Padang
Azizulrahman2808@gmail.com

Abstrak
Artikel ini mencoba membahas tentang banyaknya anak-anak yang mengalami putus sekolah
yang terjadi pada anak-anak muda di Minangkabau, fenomena ini masih banyak kita jumpai
sampai saat sekarang ini Putus sekolah disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah
masalah ekonomi, banyak anak-anak putus sekolah dikarenakan kurangnya biaya untuk
melanjutkan sekolah, oleh karena itu dalam kasus ini banyak anak-anak muda di Minangkabau
lebih memilih merantau daripada melanjutkan sekolahnya, jelas tujuannya adalah untuk
merubah nasibnya dan keluarganya, di sisi lain ada juga yang pergi merantau untuk
melanjutkan belajarnya, dalam beberapa kasus ada beberapa faktor yang menyebabkan
banyaknya anak muda di Minangkabau pergi merantau, selain karena merantau ini sudah
menjadi salah satu tradisi dalam masyarakat Minangkabau terutama pada anak laki-laki, karena
anak laki-laki dalam masyarakat Minangkabau tidak mewarisi harta pusaka.

Kata kunci: Putus Sekolah, Merantau, Minangkabau

Pendahuluan
Penulisan artikel ini bertujuan untuk membahas tentang faktor-faktor penyebab anak putus
sekolah dan hubungannya dengan budaya merantau pada masyarakat Minangkabau, yang
dimana budaya merantau ini juga selain merupakan sudah menjadi sebuah budaya dalam
masyarakat Minangkabau, ada juga beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya masyarakat
terutama anak-anak muda Minangkabau pergi merantau.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode observasi, yang dimana
metode ini dilakukan melalui pengamatan langsung. Peneliti melakukan pengamatan di tempat
terhadap objek penelitian untuk diamati menggunakan pancaindra.

Pembahasan
Sebelum saya membahas tentang apa hubungan putus sekolah dengan budaya merantau
masyarakat Minangkabau, maka disini saya akan coba memaparkan sedikit pengertian tentang
putus sekolah dan merantau
1. Putus Sekolah
Putus sekolah adalah kondisi dimana anak tidak dapat menyelesaikan program belajarnya
dari suatu lembaga pendidikan ( SD, SMP, atau SMA), sebelum waktu yang ditentukan
atau sebelum dinyatakan lulus dan mendapat ijazah dari sekolah. Putus sekolah bisa
disebabkan oleh banyak faktor, namun yang paling umum adalah karena faktor ekonomi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), pengertian putus sekolah adalah siswa
yang belum sampai tamat sekolahnya sudah berhenti. Anak putus sekolah merupakan suatu
kondisi anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah formal-nya mulai pada tingkat dasar,
lanjut dan seterusnya karena adanya faktor yang menghambat.
• Menurut Imrom (2014), putus sekolah adalah siswa yang dinyatakan telah keluar
dari sekolah yang bersangkutan sebelum waktu yang telah ditentukan atau sebelum
dinyatakan lulus dan menerima ijazah.
• Menurut Ary (2011), putus sekolah adalah predikat yang diberikan kepada mantan
peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga
tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
• Menurut Trismansyah (1998), putus sekolah adalah kondisi anak yang mengalami
kegagalan dalam mengikuti pendidikan di sekolah. Sehingga anak berhenti sekolah
sebelum waktunya. Anak putus sekolah merupakan anak yang sudah terdaftar di
sekolah SD, SMP, SMA namun belum menyelesaikan sekolahnya.
• Menurut Nasir (1999), putus sekolah adalah murid yang tidak dapat menyelesaikan
program belajarnya sebelum waktunya selesai atau murid yang tidak tamat
menyelesaikan program belajarnya.

2. Merantau
Merantau merupakan salah satu tradisi yang sudah melekat bagi beberapa suku di Indonesia
terutama dalam masyarakat Minangkabau. Tradisi merantau ini sendiri dapat diartikan
perginya seseorang dari tempat asal dimana ia tumbuh dan dibesarkan ke wilayah lain .
Merantau merupakan perginya seseorang itu meninggalkan tempat dimana ia berasal dan
ia tumbuh besar menuju suatu wilayah lain guna menjalani kehidupan baru maupun untuk
sekedar mencari pengalaman. Sebenarnya banyak hal yang membuat seseorang pergi untuk
merantau. Alasan untuk merantau itu salah satu faktornya adalah tradisi dari beberapa
kelompok etnis, namun ada juga faktor pendidikan, peperangan, dan faktor ekonomi.
Pada negara berkembang di samping karena sebuah kebudayaan , instrumen pentingnya
adalah karena sistem perekonomian bangsa, ketersediaan lapangan kerja, regulasi
ketenagakerjaan, serapan lapangan kerja, Keahlian ,pengelolaan SDA serta pemanfaatan
yang tepat untuk menyejahterakan bangsa serta SDM, tetap jadi masalah klasik yang terus
saja ada. Kearifan lokal selalu saja jadi isu utama akibat pengaruh kebijakan dalam
mengambil sebuah keputusan baik itu Pemerintah maupun Swasta. Dalam desentralisasi
juga para pelaku pembangunan. Beberapa faktor tersebut juga menyebabkan banyaknya
para perantau.

Setelah saya sedikit menjelaskan pengertian dari putus sekolah dan merantau, maka
selanjutnya saya akan coba membahas tentang hubungan putus sekolah dengan budaya
merantau pada masyarakat Minangkabau. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya,
ada beberapa faktor penyebab anak putus sekolah, baik itu dari lingkungannya,
pergaulannya dan juga banyak faktor yang lainnya, tetapi kebanyakan faktor utama
banyaknya anak putus sekolah adalah karena faktor ekonomi keluarga yang kurang
memadai untuk membiayai pendidikan bagi anak-anaknya, karena dalam masyarakat
Minangkabau pun kebanyakan para orang tua hanya bekerja sebagai petani yang memiliki
penghasilan tidak seberapa, maka disinilah kebanyakan anak mengalami putus sekolah dan
lebih memilih untuk pergi merantau supaya merubah nasibnya dan keluarganya, yang
dimana anak-anak yang putus sekolah ini pergi merantau ke kota lain atau ke daerah lain
untuk mencari pekerjaan dan mencoba merubah perekonomian keluarganya.
Namun di sisi lain sebenarnya juga banyak anak-anak muda Minangkabau pergi merantau
untuk menuntut ilmu, dan setelah mereka berhasil menyelesaikan pendidikannya, maka
tidak sedikit dari mereka akan kembali ke kampung halaman mereka untuk mengamalkan
apa yang telah mereka pelajari, baik itu dilakukan dengan cara mereka akan menjadi
perangkat pemerintahan ataupun akan menjari guru untuk mengamalkan apa yang telah
mereka pelajari.

Simpulan
Putus sekolah disebabkan oleh banyak faktor, namun faktor utama terjadinya putus sekolah
adalah karena permasalahan ekonomi, maka disini banyak anak-anak muda di
Minangkabau yang putus sekolah disebabkan oleh permasalahan ekonomi tersebut lebih
memilih merantau daripada melanjutkan sekolahnya, mereka pergi merantau untuk
merubah perekonomian keluarganya.

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2008. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Imron, Ali. 2014. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Malang: Deparmen
Pendidikan Nasional.

Ary, Gunawan. 2011. Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi tentang


Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasir, S.A. 1999. Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problem


Remaja. Jakarta: Kalam Mulia.

Trismansyah. 1998. Anak Putus Sekolah dan Permasalahannya. Jakarta: Percetakan


Rosda Karya.

Muarif. Rahasia Sukses Orang Minang Di Perantauan. Yogyakarta: Pinus. 2009.

Naim, Mochtar. Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2013.

Anda mungkin juga menyukai