FAKULTAS EKONOMI
TANTANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM )
Pendidikan adalah suatu wadah untuk memanusiakan manusia. Dimana semua masyarakat di suatu
negara berhak dan wajib untuk menempuh pendidikan tanpa terkecuali. Pendidikn sendiri sangat
pentig bagi semua orang, karena pendidikan sendiri bertujuan untuk mencerdaskan dan
mengembangkangkan potensi diri. Namun, jika dilihat kembali, pendidikan yang diberikan oleh
negara kitapun dibilang masi sangat jauh dari kata sempurna. Kita dapat menilai sendiri bagaimana
rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di negara kita. Banyaknya permasalahan yang timbul, seperti
kurangnya sarana prasarana, kurikulum yang tidak menentu, kurangnya guru yang pofesional,
minimnya sekolah di daerah terpencil, dan lain sebagainya.
Masyarakat yang seharusnya menikmati seluruh ilmu yang ada jadi terhambat karena adanya masalah
masalah tersebut. Dengan itu, seharusnya pemerintah membuat pemberharuan pada sistem pendidikan
yang ada. Mereka juga sharusnya memfasilitasi masyarakat di daerah terpencil dengan membangun
sekolah-sekolah gratis atau semacamnya. Dapat kita lihat, di daerah perkotaan saja masi banyak anak-
anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang sesuai, apalagi dengan masyarakat yang tinggal di
daerah terpncil. Jika adapun sekolah mereka terbuat dari gubuk rapuh yang hampir ambruk. Kalaupun
ada bangunan yang terbuat dari batu bata pun, terkadang sudah tak layak pakai atau bahkan atapnya
yang bocor disaat hujan membuat pembelajaran mereka terganggu. Lantas kemana perginya simpati
dan hati nurani pemerentah sebagai manusia? Tidakkah seharusnya pemerintah memberikan dana
bantuan pendidikan dan menyediakan pendidikan yang layak bagi mereka?
Pendidikan yang digadang-gadang sebagai hal yang utama dan wajib di tempuh oleh seluruh
masyrakat indonesia, justru hanya bisa dinikmati oleh sebagian masyarakatnya saja. Bagaimana tidak,
saat ini banyak sekali kasus seorang anak putus sekolah karena faktor ekonomi. Seharusnya, ekonomi
tidak menjadi alasan jika pemerintah tidak buta dan sadar akan hal itu. Jika pemerintah sadar
seharusnya pemerintah memberikan fasilitas pendidikan bagi masyarakatnya yang kurang mampu.
Disisi lain pendidikan di Indonesia sama sekali belum merata. Mayoritas penduduk Indonesia hanya
lulusan SMP. Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo
mengatakan kualitas pendidikan di Indonesia belum merata. Buktinya mayoritas penduduk indonesia
atau sebesar 65 % nya hanya tamatan SMP.
Dapat kita lihat dalam hal ini kualitas pendidikan di indonesia masi jauh dari kata sempurna.
Ditambah negara kita menempati peringkat ke-54 dari 78 negara yang masuk dalam pemeringkat
pendidikan dunia. Lalu bagaimana dengan nasib anak bangsa kita jika masalah seperti ini tidak di
tindak lanjuti? Bahkan beberapa anak bangsa menempuh pendidikan diluar negeri dengan alasan
mereka ingin mencari kualitas pendidikan yang lebih baik lagi. Dimana yag seharusnya pendidikan
yang baik itu disediakan oleh negara kita sendiri. Baiknya jika mereka menempuh pendidikan diluar
negeri lalu kembali dengan ilmu-ilmu baru yang mereka dapatkan agar bisa di terapkan dan berguna
di negara kita. Tapi kenyataanya mereka disia-siakan di negaranya sendiri, sehingga membuat mereka
kembali pergi keluar negeri untuk mendapatkan pengakuan dan tempat yang layak.
Saya pribadi akan mengambil contoh krisisnya mutu pendidikan di Indonesia. Tentang daerah yang
masih tertinggal dalam hal pendididkan, yaitu di suatu tempat kecil di daerah Sulawesi Utara. Sebut
saja Bolaang Mongondow Selatan. Kabupaten itu baru saja mekar dari kabupaten Bolaang
Mongondow. Sudah 14 tahun setelah pemekaranya, tetapi apa yang mereka dapat ?. Tingkat
pendapatannya yang sedikit tak sebanding dengan harga jual di daerah tersebut. Kabupaten yang
berada di pesisir pantai itu sebagian warganya bekerja sebagai nelayan. Jangan tanya berapa
penghasilan yang mereka dapatkan. Banyak dari mereka yang akhirnya memutuskan untuk putus
sekolah, dikarenakan faktor ekonomi dan faktor lingkungan. Guru-gurunya pun kebanyakan diambil
dari luar daerah, seperti daerah gorontalo atau kotamobagu. Jangan ditanya bagaimana sikap mereka.
Dapat diketahui bahwa sikap seseorang pun di bentuk oleh lingkungan sekolahnya. Banyak dari
mereka yang membolos, atau kabur saat jam pelajaran berlangsung. Bahkan banyak juga dari mereka
yang tidak naik kelas. Semua pengajar disanapun bekerja sangat keras.
Tak banyak dari masyarakat setempat yang menyelesaikan sampai ke jenjang sarjana. Mungkin hanya
orang-orang dengan ekonomi tinggi yang dapat sekolah sampai jenjang sarjana. Sisanya, hanya
tamatan SMP atau SMA. Bahkan beberapa dari mereka ada yang tidak mengetahui suatu kata bahasa
Indonesia. Mukena contohnya, mereka tidak tau apa itu mukena. Bagaimana bisa mereka tidak
mengetahui bahasa negaranya sendiri? Bisa kita lihat dari sini bagaimana mutu pendidikan di
Indonesia. Ini hanya contoh kecil saja, mungkin di daerah yang kecil lainnya, seperti Papua, Nusa
Tenggara Barat, dan daerah kecil lainnya. Kurangnya tenaga pendidik dan fasilitas juga
memperngaruhi pembelajaran anak. Tak jarang juga para guru yang merasa tak betah jika di
tempatkan di suatu tempat yang terpencil. Dan fakta yang ada dilapangan adalah gaji mereka yang tak
seberapa dan buruknya fasilitas yang tersedia membuat mereka merasa tak nyaman dan akhirnya
mengajukan perpindahan ke kota yang lebih besar.
Maka dari itu seharusnya Indonesia menambahkan fasilitas bagi semua sekolah, terutama di daerah
terpencil. Pemerintah juga bisa melakukan sosialisasi ke daerah tersebut. Kita sebagai bangsa negara
yang baik juga bisa berkontribusi untuk membantu masyarakat di daerah terpencil untuk mendapatkan
pendidikan. Dengan mengikuti kegiatan volunter contohnya. Walaupun hanya dilakukan beberapa
pekan, tapi diarasa bisa membuat masyarakat di sekitar bahagia dan merasa ada yang peduli. Serta
menyebarluaskan ilmu adalah suatu hal yang baik.
Buruknya kualitas pendidikan di Insonesia di dasari oleh banyak hal. Salah satunya adalah
tertinggalnya pendidikan di tempat terpencil. Maka dari itu pemerintah seharunya memberikan
fasilitas-fasilitas yang lebih baik lagi dan menambah seorang pendidik di daerah tersebut. Pemerintah
juga bisa melakukan sosialisasi ke daerah tersebut. Kita sebagai bangsa negara yang baik juga bisa
berkontribusi untuk membantu masyarakat di daerah terpencil untuk mendapatkan pendidikan.
Dengan mengikuti kegiatan volunter contohnya. Walaupun hanya dilakukan beberapa pekan, tapi
diarasa bisa membuat masyarakat di sekitar bahagia dan merasa ada yang peduli. Serta
menyebarluaskan ilmu adalah suatu hal yang baik.
Pemerintah seharusnya bisa lebih terbuka kembali mengenai pendidikan di indonesia. Melihat mutu
pendidikan yang rendah dan kurang baik pemerintah bisa melakukan penyebaran guru secara rata,
memberikan fasilitas yang memadai, dan melakukan sosialisasi secara berkala.
Daftar Pustaka :
Dinilhaq, Afi (2021, Februari 04). Kualitas pendidikan di Indonesia belum merata. Warta ekonomi.
Diakses pada 16 Oktober 2021 melalui https://wartaekonomi.co.id
Milagsita, Anindya (2022, Juni 29). 10 Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia,
Indonesia Peringkat Berapa?. Beautynesia.
seperti adanya mobilitas masyarakat yang semakin meningkat. Hal ini bisa membawa
perubahan serta pola kehidupan manusia menjadi kurang baik karena dapat berakibat
budaya populer, perjalanan, dan dalam bentuk-bentuk lainnya. Globalisasi yang terjadi
secara fisik ditandai dengan adanya perkembangan kawasan perkotaan yang dapat dilihat
adanya kemajuan transportasi dan juga infrastruktur. Tidak hanya itu dapat ditemukan juga
banyak tempat yang dimilikinya. Salah satu dampak positif dari globalisasi adalah terdapat
perkembangan teknologi dan juga ilmu pengetahuan, perubahan sistem nilai, serta
kesejahteraan kehidupan yang meningkat. Sedangkan pengaruh negatif yang dirasakan dari
adanya globalisasi adalah gaya hidup yang buruk seperti munculnya sikap individualisme
yang tidak sesuai dengan nilai yang berlaku di Indonesia serta munculnya kesenjangan sosial
yang kerap kali terjadi di beberapa tempat. Di Indonesia, proses globalisasi mulai dirasakan
sejak pembangunan gencar dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut juga ditandai dengan
adanya pemikiran yang mulai berkembang yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di
Indonesia.
Kemajuan teknologi memberikan dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia.
Teknologi membuat segalanya lebih mudah dan praktis, tetapi teknologi seperti pedang
bermata dua. Teknologi akan merugikan kita jika kita tidak menggunakannya dengan benar
dan juga jika kita salah menggunakannya. Menurut Munir, teknologi secara positif
mempengaruhi kehidupan manusia melalui perkembangan, tetapi sisi negatifnya juga ikut
berkembang dalam kehidupan sehingga menyebabkan perubahan norma, aturan, nilai, dan
moralitas hidup untuk khalayak umum (Munir. 2008). Hal ini tentu berlaku juga dalam
hubungan dengan teknologi, jika kita tidak menggunakannya dengan bijak, teknologi dapat
adalah akhlak atau karakter (KBBI). Degradasi moral adalah fenomena kemerosotan karakter
seseorang atau sekelompok orang. Lickona mengatakan, terdapat 10 tanda gejala degradasi
yang harus diperhatikan agar perubahan menjadi lebih baik; 1) kekerasan dan kekacauan, 2)
pencurian, 3) tindak curang, 4) pelanggaran aturan yang telah ditetapkan, 5) perkelahian
antar pelajar, 6) perilaku tidak toleran, 7) penggunaan bahasa yang tidak baik, 8)
penyimpangan dan kematangan seksual dini, 9) bunuh diri, 10) kecanduan narkoba. (Lickona,
a) Smartphone
memori, layar, dan modem bawaan (Lohr, 2011). Masyarakat dipermudah dengan
jauh, namun jika tidak digunakan dengan bijak, smartphone dapat menimbulkan
b) Jejaring internet
komputer dan jaringan yang ada di seluruh dunia. Internet merupakan teknologi yang
dibutuhkan banyak orang saat ini. Internet menyediakan informasi yang luas, mudah
c) Media sosial
Media sosial adalah alat sosial dan dilakukan dengan cara yang memungkinkan
orang online untuk saling berkomunikasi yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan
saja. Media sosial adalah platform (perangkat lunak) yang digunakan untuk bisa
teman lama melalui media sosial, berbagi cerita, berbagi keceriaan melalui tulisan,
foto, bahkan video. Media sosial tidak hanya memberikan efek positif, tetapi juga
dapat digunakan untuk hal-hal negatif, seperti paket promosi untuk menjual diri dan
penipuan.
d) Game online
antara pemain dengan pemain lainnya di dunia maya. Game online adalah permainan
digital yang digunakan pada komputer atau smartphone untuk dimainkan secaraonline/melalui
koneksi internet. Game online adalah hiburan paling populer untuk
anak-anak dan bahkan orang dewasa. Semakin banyaknya varian game online
membuat para pemainnya membuang waktu, lupa pelajaran bahkan ada yang
Negara Indonesia dikenal dunia sebagai negara yang indah dan juga masyarakatnya
yang ramah dan bermoral. namun hal tersebut dalam beberapa waktu terakhir menjadi
perlu diulas karena adanya hal-hal yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di
narkoba, seks bebas, pelecehan seksual, pembunuhan, dan lainnya. Saat ini masyarakat
Indonesia sedang dilanda gejala degradasi moral karena adanya perbuatan dari sekelompok
orang yang menyalahi nilai moral. Degradasi moral yang terjadi dapat dilihat dari berbagai
kelompok masyarakat terutama di kalangan remaja. padahal generasi muda memiliki peran
yang sangat besar untuk kemajuan bangsa di era berikutnya. kondisi degradasi moral yang
terjadi pada generasi muda ini membuat jauhnya harapan kemajuan bangsa yang
seharusnya berada di tangan mereka. Penurunan kualitas moral pada remaja dibuktikan
adanya kasus narkoba, seks bebas, perkelahian, dan lunturnya rasa hormat dan etika yang
Degradasi moral pada generasi muda saat ini dilatarbelakangi oleh beberapa aspek.
Faktor yang berkontribusi terhadap degradasi moral pada remaja, antara lain: 1) Pengaruh
lingkungan. 2) Kurangnya pendidikan moral. 3) Perubahan budaya dan nilai- nilai sosial. 4)
5) Kurangnya pengawasan dan dukungan. Poin pengawasan dan dukungan yang dimaksud
dalam hal ini adalah peran yang dilakukan oleh keluarga atau orang tua baik yang ada di
lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang dirasakan oleh seseorang dalam
hidup mereka. Untuk usia remaja, peran dari keluarga sangat penting karena pada masamasa tersebut
mereka mencari jati diri mereka sehingga perlu adanya bimbingan,
pengawasan, dan dukungan dari keluarga. tapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa tidak
jarang ditemukan adanya orang tua ataupun keluarga yang kurang memahami penting tersebut. Orang
tua percaya bahwa pendidikan anaknya cukup memadai di tingkat
sekolah dan perhatian utama orang tua terhadap anaknya hanyalah nilai sekolah. Orang
tua secara tidak langsung mengajarkan bahwa hasil lebih penting dari pada proses,
sehingga penting membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Orang tua
siswa kebanyakan tidak sepenuhnya mendukung pengajaran dan melaporkan guru yang
menghukum anaknya. Hal ini menyebabkan adanya keresahan yang muncul di kalangan
pengajar untuk melakukan semacam hukuman pendisiplinan kepada siswa yang melakukan
kesalahan dan hal ini berdampak pada banyaknya siswa yang berani untuk melawan guru.
pengawasan yang dilakukan oleh orang tua dianggap kurang terhadap bagaimana cara
seorang anak bergaul dengan teman sebayanya yang berakibat pada merosotnya moral
anak tersebut.
siswa. Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder di mana konseling, pengajaran dan
mereka dari berbagai perspektif moral, intelektual, spiritual, emosional dan sosial. Orang
tua kebanyakan percaya bahwa dunia pendidikan cukup untuk membekali anak-anak
mereka dengan konten moral terlepas dari kondisi dunia pendidikan saat ini yang tidak
Tenaga pendidik kebanyakan tidak mengajarkan tentang pentingnya moralitas siswa. Siswa lebih
ditekankan dalam hal intelektual saja dan meninggalkan pendidikan moral. hal tersebut seharusnya
ditinjau kembali oleh para pembuat kebijakan agar diberikan pendidikan moral yang seharusnya
menjadi hal utama dalam proses belajar mereka. adanya degradasi moral yang terjadi pada remaja
sebenarnya bisa diperbaiki apabila kedua pihak tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan penuh
kesadaran dalam hal mendidik remaja di era ini. Kedua lini ini harus dapat bekerjasama,
berkolaborasi dan saling mendukung untuk menciptakan generasi yang bermoral dan berakhlak
mulia. Remaja diharapkan tidak mengalami kegagalan dalam kedua lini ini. Remaja harus dibekali
dengan pendidikan keterampilan hidup yang mendorong untuk mewujudkan kehidupan remaja
bermoral baik. Pendidikan keterampilan hidup dibutuhkan remaja untuk bekal kehidupannya supaya
dapat menghadapi tantangan dan hambatan sehingga remaja . memanfaatkan peluang yang ada di
depannya menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan. Degradasi moral merupakan
permasalahan serius yang memerlukan upaya kerjasama dari pihak keluarga, sekolah, masyarakat,
pemerintah untuk mempromosikan pendidikan moral yang baik, memberikan pengawasan dan
dukungan yang memadai, serta menciptakan lingkungan yang mendorong remaja untuk
mengembangkan dan mempraktikkan nilai- nilai moral yang positif. Kecanggihan teknologi di era
globalisasi saat ini mempengaruhi perkembangan nilai moral generasi muda. Pendidikan karakter
berperan penting untuk tujuan aktualisasi kepribadian remaja yang sehat. pembinaan yang dilakukan
terhadap remaja atau sekelompok orang yang memiliki usia produktif harus dilakukan secepatnya
agar Indonesia bisa menghasilkan sumber daya manusia usia produktif yang berkualitas (Effendi,
2018). Karakter terdiri dari nilai operatif dan nilai dalam tindakan. Manusia secara alami memproses
nilai-nilai yang menjadi kebaikan dan kecenderungan batin yang dapat diandalkan untuk menanggapi
situasi yang dianggap baik secara moral (Lickona, 2013: 81). Pendidikan karakter adalah suatu proses
pembinaan yang dilakukan kepada generasi muda agar menjadi generasi bangsa yang bisa
diandalkan. Pembinaan tersebut dilakukan di usia remaja karena pada masa yang dialami oleh remaja
tersebut sangat rentan dan mereka memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang baru.
Seperti hal-hal yang baru mereka dengar atau mereka lihat tanpa mempertimbangkan adanya dampak
baik ataupun dampak buruk yang mereka rasakan dalam jangka waktu pendek maupun panjang.
generasi muda yang suatu saat nanti akan memimpin pemerintahan menggantikan generasi terdahulu
harus diberikan pembinaan terutama dalam pendidikan karakter agar memiliki sifat yang berbudi
luhur. pendidikan karakter tersebut dilakukan agar mereka tidak terjerumus ke dalam karakter yang
buruk dan hanya karakter-karakter baik yang mereka miliki di dalam diri mereka (Muhammad
Kristiawan, 2015). Pendidikan bukan sekedar pengajaran, tetapi merupakan upaya untuk
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar dapat menjadi manusia yang mandiri serta
berpengaruh bagi masyarakat dan bangsa. Peran dari pendidikan yang efektif dapat membentuk
karakter siswa menjadi seseorang yang tumbuh dengan kepribadian yang baik. Pendidikan karakter
berintegrasi dengan pembelajaran formal, informal, dan nonformal yang bisa membentuk karakter
baik.
3 ) . TANTANGAN SDM DALAM PENEKANAN KEMAMPUAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI ( IT )
Tantangan sekaligus tuntutan di era abad ke-21 tidak bisa lepas bahkan dipisahkan
dari teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau Information Communication
Technology (ICT), karena interaksi sosial dengan berbagai kebutuhan dan
kepentingan diberbagai aspek kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, budaya dan
lain sebagainaya, nyaris tidak ada lagi batas ruang, jarak dan waktu, bisa dimana
saja dan kapan saja selama media dan aksesnya tersedia disebut McLuhan sebagai
global village1
tatap muka secara langsung (secara fisik) tetapi bisa secara audio (suara) dan visual
(gambar) dengan teknologi internet menggunakan webcam. Hal tersebut melalui
akses atau sambungan (hubungan) melalui teknologi media komunikasi seperti
handphone (hp) yang sekarang berkembang dengan smartphone atau dengan media
komputer atau laptop dengan akses dan jaringan internet semua bisa dimiliki
dalam genggaman tangan. Semua fungsi komunikasi bisa didapatkan melalui TIK
khususnya media internet, mulai dari fungsikebutuhan dan memberikan informasi,
edukasi, sosialisasi, hiburan, sampai mempengaruhi dan membentuk opini.
Fenomena tersebut ada yang menyebutnya era milenium baru atau era globalisasi
yang ditandai semakin bersatunya dunia, baik secara fisik maupun emosional,
seperti menurut pendapat Ohmae dalam Wasistono2 bahwa “dunia mendatang
menjadi tanpa batas (borderless world) batas-batas fisik suatu Negara dan batas
administrasi pemerintahan seolah-olah menjadi tidak berarti lagi”. Kalau menurut
potensi dan sumber daya masyarakat dalam proses pembangunan secara luas demi
(e) memberikan rasa aman, keadilan dan kepastian hukum bagi penyelenggara
teknologi informasi. Kemudian menurut Pasal 3 UU No 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik bahwa :
(a) menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan
publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta
alasan pengambilan suatu keputusan publik;
(c) meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan
pengelolaan Badan Publik yang baik;
(d) mewujudkan menyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif
dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggung-jawabkan;
(e) Tuntutan dan Tantangan TIK dalam E-Gov Seiring era milenium abad ke-21dan
era globalisasi, di lembaga pemerintahan sendiri ada tuntutan dan tantangan berupa
era otonomi daerah yang juga menjadi keharusan dalam melakukan percepatan
percepatan pembangunan daerah (secara otonom) sekaligus tetap berintegrasi secara
integral dengan pemerintah daerah lain (bekerjasama) serta dengan pemerintah
pusat. Maka dalam rangka penjalankan fungsi dan tugas pemerintahan sudah
menjadi keharusan untuk dapat memanfaatkan, menguasai, dan mengembangkan
TIK dengan menyelenggarakan Electronic Government (e-Government). Apalagi
dalam konteks melaksanakan pelayanan publik (public service) yang cepat dan
tuntutan era demokratisasi dimana masyarakat menuntut kebebasan menyampaikan
aspirasi, hak mendapatkan informasi, transparansi serta akuntabilitas pemerintah
(pejabat publik). Mengutip dari Jurnal tulisan artikel Hasibuan Bahwa E-
Government pada dasarnya memberikan layanan informasi kepada sesama insitusi
pemerintah (Government to Government – G2G), kepada dunis bisnis (Government
to Business – G2B) dan kepada masyarakat (Government to Citizen – G2C), dengan
tujuan sbb: (1) Mampu memberikan informasi lengkap mengenai lembaga atau
daerah untuk kemajuan ekonomi dan Zainal A. Hasibuan, “Langkah-langkah
Strategis dan Taktis Pengembangan E-Government untuk Pemda”, (Jurnal Sistem
Informasi MTI UI Vol 3 – No. 1 – April 2007), hlm. 67-68 pembangunan daerah,
dan peningkatan kinerja proses pelayanan (peningkatan efektivitas dan
produktivitas). (2) Mampu mengoptimalkan penggunaan sumberdaya (resources)
seperti waktu, tenaga, budget, dan fasilitas lainnya (peningkatan efisiensi).
Tuntutan dan kebutuhan akan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) khususnya oleh pemerintah melalui electronic Government (e-Gov) dalam
rangka meningkatkan p e l a y a n a n p u b l i k , p a r t i s i p a s i ,implementasi, evaluasi dan
transparansidalam pelaksanaan pembangunan di era demokratisasi, otonomi daerah
dan desentralisasi sebagai tuntutan reformasi. E-Gov sendiri adalah penggunaan
TIK dalam domain administrasi (termasuk penyediaan layanan publik, peraturan,
penegakan hukum, keamanan, peningkatan efisiensi birokrasi dan pembuatan
kebijakan) dan domain politik (sejumlah aktivitas yang berhubungan dengan
bagaimana masyarakat membuat keputusan dan mewujudkan nilai-nilai yang
mengikat anggotanya) di tingkat lokal, nasional, regional, dan global. Kemudian
kerangka pengembangan e-Gov di Indonesia dapat mengacu kepada Kerangka
Sistem Informasi Nasional (Sisfonas) yang dimodifikasi dari Hasibuan yaitu :
Seri Modul Akademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan
Pemerintahan Modul 2 tentang Kebijakan, Proses, dan Tata Kelola TIK untuk
Pembangunan, dari Economic and Social Commission for Asia and Pacific (Escap)
dan Asian and Pasific Training Centre for Information
(2) kebebasan media seyogyanya dibatasi sesuai dengan perioritas ekonomi dan
kebutuhan pembangunan masyarakat.
(4) media hendaknya memperioritaskan berita dan informasinya pada negara sedang
berkembang.
(5) bagi kepentingan tujuan pembangunan, negara memiliki hak untuk campur
tangan dalam membatasi, mengoprasionalkan media dan sarana penyensoran untuk
pengendalian. Kemudian pemerintah memiliki rencana untuk melakukan program
pelatihan dan keterampilan atau keahlian TIK kepada para aparatur pemerintah
sampai ke tingkat daerah dan desa. Termasuk perluasan infrastruktur perlengkapan
dan sistem jaringan TIK sampai ketingkat daerah dan desa. Kesemuanya itu dalam
rangka meningkatkan kualtitas kinerja pemerintah yang lebih efektif, efisien, tepat
dan cepat sasaran yaitu dalam melakukan pelayanan publik, menampung dan
merespon aspirasi masyarakat, mensosialisasikan, melaksanakan, mempromosiakan
sampai evaluasi (akuntabilitas) program pemerintah.