Anda di halaman 1dari 12

ESSAY CASE METHOD

ANALISA TANTANGAN SDM DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Dosen Pengampu : Dr. Dina Sarah Syahreza S.E.,M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK IX

Ricce Sukmawati Br Raja Guk Guk ( 7231210001)

Afifah Nida Suhailah Boru Dalimunthe ( 7232510004)

Agil Badawi (7233210033)

Bintang Pajar Ramadhan (7233510040)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1

FAKULTAS EKONOMI
TANTANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM )

1 ) .OPINI PENDIDIKAN YANG TERTINGGAL DI DAERAH TERPENCIL

Pendidikan adalah suatu wadah untuk memanusiakan manusia. Dimana semua masyarakat di suatu
negara berhak dan wajib untuk menempuh pendidikan tanpa terkecuali. Pendidikn sendiri sangat
pentig bagi semua orang, karena pendidikan sendiri bertujuan untuk mencerdaskan dan
mengembangkangkan potensi diri. Namun, jika dilihat kembali, pendidikan yang diberikan oleh
negara kitapun dibilang masi sangat jauh dari kata sempurna. Kita dapat menilai sendiri bagaimana
rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di negara kita. Banyaknya permasalahan yang timbul, seperti
kurangnya sarana prasarana, kurikulum yang tidak menentu, kurangnya guru yang pofesional,
minimnya sekolah di daerah terpencil, dan lain sebagainya.

Masyarakat yang seharusnya menikmati seluruh ilmu yang ada jadi terhambat karena adanya masalah
masalah tersebut. Dengan itu, seharusnya pemerintah membuat pemberharuan pada sistem pendidikan
yang ada. Mereka juga sharusnya memfasilitasi masyarakat di daerah terpencil dengan membangun
sekolah-sekolah gratis atau semacamnya. Dapat kita lihat, di daerah perkotaan saja masi banyak anak-
anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang sesuai, apalagi dengan masyarakat yang tinggal di
daerah terpncil. Jika adapun sekolah mereka terbuat dari gubuk rapuh yang hampir ambruk. Kalaupun
ada bangunan yang terbuat dari batu bata pun, terkadang sudah tak layak pakai atau bahkan atapnya
yang bocor disaat hujan membuat pembelajaran mereka terganggu. Lantas kemana perginya simpati
dan hati nurani pemerentah sebagai manusia? Tidakkah seharusnya pemerintah memberikan dana
bantuan pendidikan dan menyediakan pendidikan yang layak bagi mereka?

Pendidikan yang digadang-gadang sebagai hal yang utama dan wajib di tempuh oleh seluruh
masyrakat indonesia, justru hanya bisa dinikmati oleh sebagian masyarakatnya saja. Bagaimana tidak,
saat ini banyak sekali kasus seorang anak putus sekolah karena faktor ekonomi. Seharusnya, ekonomi
tidak menjadi alasan jika pemerintah tidak buta dan sadar akan hal itu. Jika pemerintah sadar
seharusnya pemerintah memberikan fasilitas pendidikan bagi masyarakatnya yang kurang mampu.
Disisi lain pendidikan di Indonesia sama sekali belum merata. Mayoritas penduduk Indonesia hanya
lulusan SMP. Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo
mengatakan kualitas pendidikan di Indonesia belum merata. Buktinya mayoritas penduduk indonesia
atau sebesar 65 % nya hanya tamatan SMP.

Dapat kita lihat dalam hal ini kualitas pendidikan di indonesia masi jauh dari kata sempurna.
Ditambah negara kita menempati peringkat ke-54 dari 78 negara yang masuk dalam pemeringkat
pendidikan dunia. Lalu bagaimana dengan nasib anak bangsa kita jika masalah seperti ini tidak di
tindak lanjuti? Bahkan beberapa anak bangsa menempuh pendidikan diluar negeri dengan alasan
mereka ingin mencari kualitas pendidikan yang lebih baik lagi. Dimana yag seharusnya pendidikan
yang baik itu disediakan oleh negara kita sendiri. Baiknya jika mereka menempuh pendidikan diluar
negeri lalu kembali dengan ilmu-ilmu baru yang mereka dapatkan agar bisa di terapkan dan berguna
di negara kita. Tapi kenyataanya mereka disia-siakan di negaranya sendiri, sehingga membuat mereka
kembali pergi keluar negeri untuk mendapatkan pengakuan dan tempat yang layak.

Saya pribadi akan mengambil contoh krisisnya mutu pendidikan di Indonesia. Tentang daerah yang
masih tertinggal dalam hal pendididkan, yaitu di suatu tempat kecil di daerah Sulawesi Utara. Sebut
saja Bolaang Mongondow Selatan. Kabupaten itu baru saja mekar dari kabupaten Bolaang
Mongondow. Sudah 14 tahun setelah pemekaranya, tetapi apa yang mereka dapat ?. Tingkat
pendapatannya yang sedikit tak sebanding dengan harga jual di daerah tersebut. Kabupaten yang
berada di pesisir pantai itu sebagian warganya bekerja sebagai nelayan. Jangan tanya berapa
penghasilan yang mereka dapatkan. Banyak dari mereka yang akhirnya memutuskan untuk putus
sekolah, dikarenakan faktor ekonomi dan faktor lingkungan. Guru-gurunya pun kebanyakan diambil
dari luar daerah, seperti daerah gorontalo atau kotamobagu. Jangan ditanya bagaimana sikap mereka.
Dapat diketahui bahwa sikap seseorang pun di bentuk oleh lingkungan sekolahnya. Banyak dari
mereka yang membolos, atau kabur saat jam pelajaran berlangsung. Bahkan banyak juga dari mereka
yang tidak naik kelas. Semua pengajar disanapun bekerja sangat keras.

Tak banyak dari masyarakat setempat yang menyelesaikan sampai ke jenjang sarjana. Mungkin hanya
orang-orang dengan ekonomi tinggi yang dapat sekolah sampai jenjang sarjana. Sisanya, hanya
tamatan SMP atau SMA. Bahkan beberapa dari mereka ada yang tidak mengetahui suatu kata bahasa
Indonesia. Mukena contohnya, mereka tidak tau apa itu mukena. Bagaimana bisa mereka tidak
mengetahui bahasa negaranya sendiri? Bisa kita lihat dari sini bagaimana mutu pendidikan di
Indonesia. Ini hanya contoh kecil saja, mungkin di daerah yang kecil lainnya, seperti Papua, Nusa
Tenggara Barat, dan daerah kecil lainnya. Kurangnya tenaga pendidik dan fasilitas juga
memperngaruhi pembelajaran anak. Tak jarang juga para guru yang merasa tak betah jika di
tempatkan di suatu tempat yang terpencil. Dan fakta yang ada dilapangan adalah gaji mereka yang tak
seberapa dan buruknya fasilitas yang tersedia membuat mereka merasa tak nyaman dan akhirnya
mengajukan perpindahan ke kota yang lebih besar.

Maka dari itu seharusnya Indonesia menambahkan fasilitas bagi semua sekolah, terutama di daerah
terpencil. Pemerintah juga bisa melakukan sosialisasi ke daerah tersebut. Kita sebagai bangsa negara
yang baik juga bisa berkontribusi untuk membantu masyarakat di daerah terpencil untuk mendapatkan
pendidikan. Dengan mengikuti kegiatan volunter contohnya. Walaupun hanya dilakukan beberapa
pekan, tapi diarasa bisa membuat masyarakat di sekitar bahagia dan merasa ada yang peduli. Serta
menyebarluaskan ilmu adalah suatu hal yang baik.

SOLUSI TERHADAP TANTANGAN MINIMNYA KESETARAAN DAN KUALITAS


PENDIDIKAN :

Buruknya kualitas pendidikan di Insonesia di dasari oleh banyak hal. Salah satunya adalah
tertinggalnya pendidikan di tempat terpencil. Maka dari itu pemerintah seharunya memberikan
fasilitas-fasilitas yang lebih baik lagi dan menambah seorang pendidik di daerah tersebut. Pemerintah
juga bisa melakukan sosialisasi ke daerah tersebut. Kita sebagai bangsa negara yang baik juga bisa
berkontribusi untuk membantu masyarakat di daerah terpencil untuk mendapatkan pendidikan.
Dengan mengikuti kegiatan volunter contohnya. Walaupun hanya dilakukan beberapa pekan, tapi
diarasa bisa membuat masyarakat di sekitar bahagia dan merasa ada yang peduli. Serta
menyebarluaskan ilmu adalah suatu hal yang baik.

Pemerintah seharusnya bisa lebih terbuka kembali mengenai pendidikan di indonesia. Melihat mutu
pendidikan yang rendah dan kurang baik pemerintah bisa melakukan penyebaran guru secara rata,
memberikan fasilitas yang memadai, dan melakukan sosialisasi secara berkala.

Daftar Pustaka :

Dinilhaq, Afi (2021, Februari 04). Kualitas pendidikan di Indonesia belum merata. Warta ekonomi.
Diakses pada 16 Oktober 2021 melalui https://wartaekonomi.co.id

Milagsita, Anindya (2022, Juni 29). 10 Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia,
Indonesia Peringkat Berapa?. Beautynesia.

2 ) . OPINI PENURUNAN MORAL AKIBAT GLOBALISASI TERHADAP REMAJA

seperti adanya mobilitas masyarakat yang semakin meningkat. Hal ini bisa membawa

perubahan serta pola kehidupan manusia menjadi kurang baik karena dapat berakibat

terhadap perkembangan generasi muda Indonesia.

Globalisasi adalah ketergantungan antar manusia melalui investasi, perdagangan,

budaya populer, perjalanan, dan dalam bentuk-bentuk lainnya. Globalisasi yang terjadi

secara fisik ditandai dengan adanya perkembangan kawasan perkotaan yang dapat dilihat

adanya kemajuan transportasi dan juga infrastruktur. Tidak hanya itu dapat ditemukan juga

banyak perusahaan yang memiliki skala internasional dengan adanya cabang-cabang di

banyak tempat yang dimilikinya. Salah satu dampak positif dari globalisasi adalah terdapat

perkembangan teknologi dan juga ilmu pengetahuan, perubahan sistem nilai, serta

kesejahteraan kehidupan yang meningkat. Sedangkan pengaruh negatif yang dirasakan dari

adanya globalisasi adalah gaya hidup yang buruk seperti munculnya sikap individualisme
yang tidak sesuai dengan nilai yang berlaku di Indonesia serta munculnya kesenjangan sosial

yang kerap kali terjadi di beberapa tempat. Di Indonesia, proses globalisasi mulai dirasakan

sejak pembangunan gencar dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut juga ditandai dengan

adanya pemikiran yang mulai berkembang yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di

Indonesia.

Kemajuan teknologi memberikan dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia.

Teknologi membuat segalanya lebih mudah dan praktis, tetapi teknologi seperti pedang

bermata dua. Teknologi akan merugikan kita jika kita tidak menggunakannya dengan benar

dan juga jika kita salah menggunakannya. Menurut Munir, teknologi secara positif

mempengaruhi kehidupan manusia melalui perkembangan, tetapi sisi negatifnya juga ikut

berkembang dalam kehidupan sehingga menyebabkan perubahan norma, aturan, nilai, dan

moralitas hidup untuk khalayak umum (Munir. 2008). Hal ini tentu berlaku juga dalam

hubungan dengan teknologi, jika kita tidak menggunakannya dengan bijak, teknologi dapat

merusak cara hidup kita dari segi spiritual dan material.

Degradasi berarti kegagalan, penurunan atau kemerosotan sesuatu, sedangkan moralitas

adalah akhlak atau karakter (KBBI). Degradasi moral adalah fenomena kemerosotan karakter

seseorang atau sekelompok orang. Lickona mengatakan, terdapat 10 tanda gejala degradasi

yang harus diperhatikan agar perubahan menjadi lebih baik; 1) kekerasan dan kekacauan, 2)
pencurian, 3) tindak curang, 4) pelanggaran aturan yang telah ditetapkan, 5) perkelahian

antar pelajar, 6) perilaku tidak toleran, 7) penggunaan bahasa yang tidak baik, 8)

penyimpangan dan kematangan seksual dini, 9) bunuh diri, 10) kecanduan narkoba. (Lickona,

2013). Ditinjau dari perkembangan teknologi di era globalisasi, faktor-faktor penyebab

degradasi moral adalah sebagai berikut:

a) Smartphone

Smartphone adalah perangkat seluler yang dilengkapi dengan mikroprosesor,

memori, layar, dan modem bawaan (Lohr, 2011). Masyarakat dipermudah dengan

hadirnya teknologi smartphone yang dapat digunakan untuk berkomunikasi jarak

jauh, namun jika tidak digunakan dengan bijak, smartphone dapat menimbulkan

banyak hal negatif.

b) Jejaring internet

Jejaring internet (interconnected network) merupakan suatu sistem


komunikasi yang digunakan oleh masyarakat global yang bisa menghubungkan

komputer dan jaringan yang ada di seluruh dunia. Internet merupakan teknologi yang

dibutuhkan banyak orang saat ini. Internet menyediakan informasi yang luas, mudah

diakses dan cepat.

c) Media sosial

Media sosial adalah alat sosial dan dilakukan dengan cara yang memungkinkan

orang online untuk saling berkomunikasi yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan

saja. Media sosial adalah platform (perangkat lunak) yang digunakan untuk bisa

melakukan komunikasi di internet. Kita bisa berteman atau bersilaturahmi dengan

teman lama melalui media sosial, berbagi cerita, berbagi keceriaan melalui tulisan,

foto, bahkan video. Media sosial tidak hanya memberikan efek positif, tetapi juga

dapat digunakan untuk hal-hal negatif, seperti paket promosi untuk menjual diri dan

penipuan.

d) Game online

Game online adalah permainan online yang menciptakan jaringan interaktif

antara pemain dengan pemain lainnya di dunia maya. Game online adalah permainan

digital yang digunakan pada komputer atau smartphone untuk dimainkan secaraonline/melalui
koneksi internet. Game online adalah hiburan paling populer untuk

anak-anak dan bahkan orang dewasa. Semakin banyaknya varian game online

membuat para pemainnya membuang waktu, lupa pelajaran bahkan ada yang

kecanduan judi online.

Negara Indonesia dikenal dunia sebagai negara yang indah dan juga masyarakatnya

yang ramah dan bermoral. namun hal tersebut dalam beberapa waktu terakhir menjadi

perlu diulas karena adanya hal-hal yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat seperti adanya tawuran pelajar, perundungan, korupsi, pencurian, penggunaan

narkoba, seks bebas, pelecehan seksual, pembunuhan, dan lainnya. Saat ini masyarakat

Indonesia sedang dilanda gejala degradasi moral karena adanya perbuatan dari sekelompok

orang yang menyalahi nilai moral. Degradasi moral yang terjadi dapat dilihat dari berbagai

kelompok masyarakat terutama di kalangan remaja. padahal generasi muda memiliki peran

yang sangat besar untuk kemajuan bangsa di era berikutnya. kondisi degradasi moral yang

terjadi pada generasi muda ini membuat jauhnya harapan kemajuan bangsa yang
seharusnya berada di tangan mereka. Penurunan kualitas moral pada remaja dibuktikan

adanya kasus narkoba, seks bebas, perkelahian, dan lunturnya rasa hormat dan etika yang

sedang marak saat ini.

Degradasi moral pada generasi muda saat ini dilatarbelakangi oleh beberapa aspek.

Faktor yang berkontribusi terhadap degradasi moral pada remaja, antara lain: 1) Pengaruh

lingkungan. 2) Kurangnya pendidikan moral. 3) Perubahan budaya dan nilai- nilai sosial. 4)

Masalah psikologis. 5) Tekanan sosial.

5) Kurangnya pengawasan dan dukungan. Poin pengawasan dan dukungan yang dimaksud

dalam hal ini adalah peran yang dilakukan oleh keluarga atau orang tua baik yang ada di

luar sekolah maupun di dalam sekolah.

Keluarga menjadi faktor yang penting dalam perkembangan moral karena

lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang dirasakan oleh seseorang dalam

hidup mereka. Untuk usia remaja, peran dari keluarga sangat penting karena pada masamasa tersebut
mereka mencari jati diri mereka sehingga perlu adanya bimbingan,

pengawasan, dan dukungan dari keluarga. tapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa tidak

jarang ditemukan adanya orang tua ataupun keluarga yang kurang memahami penting tersebut. Orang
tua percaya bahwa pendidikan anaknya cukup memadai di tingkat

sekolah dan perhatian utama orang tua terhadap anaknya hanyalah nilai sekolah. Orang

tua secara tidak langsung mengajarkan bahwa hasil lebih penting dari pada proses,

sehingga penting membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Orang tua

siswa kebanyakan tidak sepenuhnya mendukung pengajaran dan melaporkan guru yang

menghukum anaknya. Hal ini menyebabkan adanya keresahan yang muncul di kalangan

pengajar untuk melakukan semacam hukuman pendisiplinan kepada siswa yang melakukan

kesalahan dan hal ini berdampak pada banyaknya siswa yang berani untuk melawan guru.

pengawasan yang dilakukan oleh orang tua dianggap kurang terhadap bagaimana cara

seorang anak bergaul dengan teman sebayanya yang berakibat pada merosotnya moral

anak tersebut.

Lingkungan sekolah juga memberikan peran penting dalam membentuk moral

siswa. Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder di mana konseling, pengajaran dan

pelatihan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu siswa mengembangkan potensi

mereka dari berbagai perspektif moral, intelektual, spiritual, emosional dan sosial. Orang

tua kebanyakan percaya bahwa dunia pendidikan cukup untuk membekali anak-anak
mereka dengan konten moral terlepas dari kondisi dunia pendidikan saat ini yang tidak

mampu sepenuhnya membentuk akhlak peserta didiknya.

SOLUSI TERHADAP TANTANGAN SDM PENURUNAN MORAL REMAJA AKIBAT


GLOBALISASI :

Tenaga pendidik kebanyakan tidak mengajarkan tentang pentingnya moralitas siswa. Siswa lebih
ditekankan dalam hal intelektual saja dan meninggalkan pendidikan moral. hal tersebut seharusnya
ditinjau kembali oleh para pembuat kebijakan agar diberikan pendidikan moral yang seharusnya
menjadi hal utama dalam proses belajar mereka. adanya degradasi moral yang terjadi pada remaja
sebenarnya bisa diperbaiki apabila kedua pihak tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan penuh
kesadaran dalam hal mendidik remaja di era ini. Kedua lini ini harus dapat bekerjasama,
berkolaborasi dan saling mendukung untuk menciptakan generasi yang bermoral dan berakhlak
mulia. Remaja diharapkan tidak mengalami kegagalan dalam kedua lini ini. Remaja harus dibekali
dengan pendidikan keterampilan hidup yang mendorong untuk mewujudkan kehidupan remaja
bermoral baik. Pendidikan keterampilan hidup dibutuhkan remaja untuk bekal kehidupannya supaya
dapat menghadapi tantangan dan hambatan sehingga remaja . memanfaatkan peluang yang ada di
depannya menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan. Degradasi moral merupakan
permasalahan serius yang memerlukan upaya kerjasama dari pihak keluarga, sekolah, masyarakat,
pemerintah untuk mempromosikan pendidikan moral yang baik, memberikan pengawasan dan
dukungan yang memadai, serta menciptakan lingkungan yang mendorong remaja untuk
mengembangkan dan mempraktikkan nilai- nilai moral yang positif. Kecanggihan teknologi di era
globalisasi saat ini mempengaruhi perkembangan nilai moral generasi muda. Pendidikan karakter
berperan penting untuk tujuan aktualisasi kepribadian remaja yang sehat. pembinaan yang dilakukan
terhadap remaja atau sekelompok orang yang memiliki usia produktif harus dilakukan secepatnya
agar Indonesia bisa menghasilkan sumber daya manusia usia produktif yang berkualitas (Effendi,
2018). Karakter terdiri dari nilai operatif dan nilai dalam tindakan. Manusia secara alami memproses
nilai-nilai yang menjadi kebaikan dan kecenderungan batin yang dapat diandalkan untuk menanggapi
situasi yang dianggap baik secara moral (Lickona, 2013: 81). Pendidikan karakter adalah suatu proses
pembinaan yang dilakukan kepada generasi muda agar menjadi generasi bangsa yang bisa
diandalkan. Pembinaan tersebut dilakukan di usia remaja karena pada masa yang dialami oleh remaja
tersebut sangat rentan dan mereka memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang baru.
Seperti hal-hal yang baru mereka dengar atau mereka lihat tanpa mempertimbangkan adanya dampak
baik ataupun dampak buruk yang mereka rasakan dalam jangka waktu pendek maupun panjang.
generasi muda yang suatu saat nanti akan memimpin pemerintahan menggantikan generasi terdahulu
harus diberikan pembinaan terutama dalam pendidikan karakter agar memiliki sifat yang berbudi
luhur. pendidikan karakter tersebut dilakukan agar mereka tidak terjerumus ke dalam karakter yang
buruk dan hanya karakter-karakter baik yang mereka miliki di dalam diri mereka (Muhammad
Kristiawan, 2015). Pendidikan bukan sekedar pengajaran, tetapi merupakan upaya untuk
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar dapat menjadi manusia yang mandiri serta
berpengaruh bagi masyarakat dan bangsa. Peran dari pendidikan yang efektif dapat membentuk
karakter siswa menjadi seseorang yang tumbuh dengan kepribadian yang baik. Pendidikan karakter
berintegrasi dengan pembelajaran formal, informal, dan nonformal yang bisa membentuk karakter
baik.
3 ) . TANTANGAN SDM DALAM PENEKANAN KEMAMPUAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI ( IT )

Tantangan sekaligus tuntutan di era abad ke-21 tidak bisa lepas bahkan dipisahkan
dari teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau Information Communication
Technology (ICT), karena interaksi sosial dengan berbagai kebutuhan dan
kepentingan diberbagai aspek kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, budaya dan
lain sebagainaya, nyaris tidak ada lagi batas ruang, jarak dan waktu, bisa dimana
saja dan kapan saja selama media dan aksesnya tersedia disebut McLuhan sebagai
global village1

Sehingga komunikasi sebagai

1 Stephen Littlejohn, Theories of Human Communication . (Wadsworth Publishing


Company. USA, 1997), hlm. 526 interaksi sosial tidak harus lagi dilakukan

tatap muka secara langsung (secara fisik) tetapi bisa secara audio (suara) dan visual
(gambar) dengan teknologi internet menggunakan webcam. Hal tersebut melalui
akses atau sambungan (hubungan) melalui teknologi media komunikasi seperti
handphone (hp) yang sekarang berkembang dengan smartphone atau dengan media
komputer atau laptop dengan akses dan jaringan internet semua bisa dimiliki

dalam genggaman tangan. Semua fungsi komunikasi bisa didapatkan melalui TIK
khususnya media internet, mulai dari fungsikebutuhan dan memberikan informasi,
edukasi, sosialisasi, hiburan, sampai mempengaruhi dan membentuk opini.

Fenomena tersebut ada yang menyebutnya era milenium baru atau era globalisasi
yang ditandai semakin bersatunya dunia, baik secara fisik maupun emosional,
seperti menurut pendapat Ohmae dalam Wasistono2 bahwa “dunia mendatang
menjadi tanpa batas (borderless world) batas-batas fisik suatu Negara dan batas
administrasi pemerintahan seolah-olah menjadi tidak berarti lagi”. Kalau menurut

Rogers dan Schoemeker3 bahwa “kemajuan teknologi dan transoprtasi telah


mendorong mobilitas yang tidak terikat jaral dan waktu. Begitupun Tubb dan Moss
4 menyebutkan, “teknologi baru dapat dianggap sebagai perluasan media yang lebih
interaktif dan menuju pada tatanan global”. Sehingga perkembangan TIK juga
menjadi tuntutan dan tantangan khususnya bagi lembaga pemerintah yang memiliki
tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pelayanan (public service) akan
kebutuhan masyarakat (public) dan pemberdayaan (empowering) dari segala

potensi dan sumber daya masyarakat dalam proses pembangunan secara luas demi

kesejahteraan yang merata dan berkeadilan.

2 Sadu Wasistiono, Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah. (Fokus Media.


Bandung 2003), hlm. 1

3 Everett M Roger and Floyd F, Schoemaker. :


Communicationof Innovation :Cross Culture Approach. (The Free Fress. New York,
1983), hlm. 14

4 Stewart L. Tubbs dan Moss, Sylvia. 2001. Human Communication : Konteks-


Konteks Komunikasi .Terjemahan Deddy Mulaya dan Gembirasari.

(Rosdakarya. Bandung, 2001), hlm. 225

Perwujudannya dengan adanya UU No 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik, khususnya dalam Pasal 4 bahwa pemanfaatan teknologi
informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan dengan tujuan :

(a) mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi


dunia;

(b) mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional, dalam rangka


meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

(c) meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan publik, (d) membuka

kesempatan yang seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran

dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi


seoptimal mungkin dan bertanggung jawab,

(e) memberikan rasa aman, keadilan dan kepastian hukum bagi penyelenggara
teknologi informasi. Kemudian menurut Pasal 3 UU No 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik bahwa :

(a) menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan
publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta
alasan pengambilan suatu keputusan publik;

(b)mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;

(c) meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan
pengelolaan Badan Publik yang baik;

(d) mewujudkan menyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif
dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggung-jawabkan;

(e) Tuntutan dan Tantangan TIK dalam E-Gov Seiring era milenium abad ke-21dan
era globalisasi, di lembaga pemerintahan sendiri ada tuntutan dan tantangan berupa
era otonomi daerah yang juga menjadi keharusan dalam melakukan percepatan
percepatan pembangunan daerah (secara otonom) sekaligus tetap berintegrasi secara
integral dengan pemerintah daerah lain (bekerjasama) serta dengan pemerintah
pusat. Maka dalam rangka penjalankan fungsi dan tugas pemerintahan sudah
menjadi keharusan untuk dapat memanfaatkan, menguasai, dan mengembangkan
TIK dengan menyelenggarakan Electronic Government (e-Government). Apalagi
dalam konteks melaksanakan pelayanan publik (public service) yang cepat dan
tuntutan era demokratisasi dimana masyarakat menuntut kebebasan menyampaikan
aspirasi, hak mendapatkan informasi, transparansi serta akuntabilitas pemerintah
(pejabat publik). Mengutip dari Jurnal tulisan artikel Hasibuan Bahwa E-
Government pada dasarnya memberikan layanan informasi kepada sesama insitusi
pemerintah (Government to Government – G2G), kepada dunis bisnis (Government
to Business – G2B) dan kepada masyarakat (Government to Citizen – G2C), dengan
tujuan sbb: (1) Mampu memberikan informasi lengkap mengenai lembaga atau
daerah untuk kemajuan ekonomi dan Zainal A. Hasibuan, “Langkah-langkah
Strategis dan Taktis Pengembangan E-Government untuk Pemda”, (Jurnal Sistem
Informasi MTI UI Vol 3 – No. 1 – April 2007), hlm. 67-68 pembangunan daerah,
dan peningkatan kinerja proses pelayanan (peningkatan efektivitas dan
produktivitas). (2) Mampu mengoptimalkan penggunaan sumberdaya (resources)
seperti waktu, tenaga, budget, dan fasilitas lainnya (peningkatan efisiensi).
Tuntutan dan kebutuhan akan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) khususnya oleh pemerintah melalui electronic Government (e-Gov) dalam
rangka meningkatkan p e l a y a n a n p u b l i k , p a r t i s i p a s i ,implementasi, evaluasi dan
transparansidalam pelaksanaan pembangunan di era demokratisasi, otonomi daerah
dan desentralisasi sebagai tuntutan reformasi. E-Gov sendiri adalah penggunaan
TIK dalam domain administrasi (termasuk penyediaan layanan publik, peraturan,
penegakan hukum, keamanan, peningkatan efisiensi birokrasi dan pembuatan
kebijakan) dan domain politik (sejumlah aktivitas yang berhubungan dengan
bagaimana masyarakat membuat keputusan dan mewujudkan nilai-nilai yang
mengikat anggotanya) di tingkat lokal, nasional, regional, dan global. Kemudian
kerangka pengembangan e-Gov di Indonesia dapat mengacu kepada Kerangka
Sistem Informasi Nasional (Sisfonas) yang dimodifikasi dari Hasibuan yaitu :

Seri Modul Akademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan
Pemerintahan Modul 2 tentang Kebijakan, Proses, dan Tata Kelola TIK untuk
Pembangunan, dari Economic and Social Commission for Asia and Pacific (Escap)
dan Asian and Pasific Training Centre for Information

and Communication Technology for Development.

SOLUSI TERHADAP TANTANGAN IT DI ERA GLOBALISASI :

Simpulan Perkembangan TIK di era globalisasi, demokratisasi dan otonomi daerah


atau desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi
pemerintah. Pemerintah harus beradaptasi untuk memanfaatkan, menguasai dan

mengembangkan TIK melalui e-Gov sebagai media pelayanan publik (public


service), partisipasi publik (masyarakat), pemberdayaan masyarakat (empowerment
community), termasuk media pencitraan pemerintah dan daerah dalam meningkatkan
prestasi-prestise (karya dan nama baik), kemudian e-Gov bisa dijadikan media
untuk transparansi, akuntabilitas serta evaluasi bagi kemajuan pembangunan yang
lebih sejahtera, merata dan berkeadilan. Beberapa pendapat menyatakan seperti
menurut MacBridge 18 yang mengingatkan dampak negatif akibat teknologi
komunikasi yang menyebutkan disamping teknologi modern memberikan prospek
baru bagi perkembangan komunikasi juga menimbulkan bahaya dan masalah. Kita
harus menahan diri (mengontrol) untuk menganggap teknologi sebagai alat
struktural yang serba bisa di negara maju dan berkembang.
Sehingga Denis McQuail 19 diantaranya menyarankan:

(1) m e d i a 18 Sean McBride, Communication and Society: Today and Tomorrow :


Many Voice One World. Kogan Page. London, 1980), hlm. 60 19 McQuail, Ibid.,
hlm 119-120 seyogyanya menerima dan melaksanakan tugas pembangunan positif
yang sejalan dengan kebijaksanaan yang diterapkan secara nasional.

(2) kebebasan media seyogyanya dibatasi sesuai dengan perioritas ekonomi dan
kebutuhan pembangunan masyarakat.

(3) media perlu memperioritaskan isi dan bahasa nasional.

(4) media hendaknya memperioritaskan berita dan informasinya pada negara sedang
berkembang.

(5) bagi kepentingan tujuan pembangunan, negara memiliki hak untuk campur
tangan dalam membatasi, mengoprasionalkan media dan sarana penyensoran untuk
pengendalian. Kemudian pemerintah memiliki rencana untuk melakukan program
pelatihan dan keterampilan atau keahlian TIK kepada para aparatur pemerintah
sampai ke tingkat daerah dan desa. Termasuk perluasan infrastruktur perlengkapan
dan sistem jaringan TIK sampai ketingkat daerah dan desa. Kesemuanya itu dalam
rangka meningkatkan kualtitas kinerja pemerintah yang lebih efektif, efisien, tepat
dan cepat sasaran yaitu dalam melakukan pelayanan publik, menampung dan
merespon aspirasi masyarakat, mensosialisasikan, melaksanakan, mempromosiakan
sampai evaluasi (akuntabilitas) program pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai