Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI DESA


Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas pengganti ujian akhir semester UAS
Mata kuliah “sosiologi pendidikan
Dosen = Dr Ahmad Atang .M.Si

Oleh :
NAMA : INTAN MUTIA LILY
NIM : 2111111056

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KUPANG


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAULTAS TARBIYYAH
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah tentang " Perkembangan
Pendidikan Di Desa ”.

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.

sayaberharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. penyebab tidak melanjutkan sekolah ...............................................................6
B. Konsep Penyelesaian Masalah…………………………………………….7

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN..................................................................................................... 8
B. SARAN................................................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu wadah untuk memanusiakan manusia. Dimana semua


masyarakat di suatu negara berhak dan wajib untuk menempuh pendidikan tanpa
terkecuali. Pendidikn sendiri sangat pentig bagi smua orang, karena pendidikan sendiri
bertujuan untuk mencerdskan dan mengembangkangkan potensi diri. Namun, jika
dilihat kembali, pendidikan yang diberikan oleh negara kitapun dibilang masi sangat
jauh dari kata sempurna. Kita dapat menilai sendiri bagaimana rendahnya kualitas dan
mutu pendidikan di negara kita. Banyaknya permasalahan yang timbul, seperti
kurangnya sarana prasarana, kurikulum yang tidak menentu, kurangnya guru yang
pofesional, minimnya sekolah di daerah terpencil, dan lain sebagainya.

Masyarakat yang seharusnya menikmati seluruh ilmu yang ada jadi terhambat karena
adanya masalah msalah tersebut. Dengan itu, seharusnya pemerintah membuat
pemberharuan pada sistem pendidikan yang ada. Mereka juga sharusnya memfasilitasi
masyarakat di daerah terpencil dengan membangun sekolah-sekolah gratis atau
semacamnya. Dapat kita lihat, di daerah perkotaan saja masi banyak anak-anak yang
tidak mendapatkan pendidikan yang sesuai, apalagi dengan masyarakat yang tinggal di
daerah terpncil. Jika adapun sekolah mereka terbuat dari gubuk rapuh yang hampir
ambruk. Kalaupun ada bangunan yang terbuat dari batu bata pun, terkadang sudah tak
layak pakai atau bahkan atapnya yang bocor disaat hujan membuat pembelajaran
mereka terganggu. Lantas kemana perginya simpati dan hati nurani pemerentah
sebagai manusia?. Tidakkah seharunya pemerintah memberikan dana bantuan
pendidikan dan menyediakan pendidikan yang layak bagi mereka?.

Pendidikan yang digadang-gadang sebagai hal yang utama dan wajib di tempuh oleh
seluruh masyrakat indonesia, justru hanya bisa dinikmati oleh sebagian masyarakatnya
saja. Bagaimana tidak, saat ini banyak sekali kasus seorang anak putus sekolah karena
faktor ekonomi. Seharusnya, ekonomi tidak menjadi alasan jika pemerintah tidak buta
dan sadar akan hal itu. Jika pemerintah sadar seharusnya pemerintah memberikan
fasilitas pendidikan bagi masyarakatnya yang kurang mampu. Disisi lain pendidikan di
Indonesia sama sekali belum merata. Mayoritas penduduk Indonesia hanya lulusan
SMP. Seperti penduduk di Desa Mauleum Kecamatan Amanuban Timur Banyak Sekali
Tempat Atau Sekolah Yang Bamgunannya Masih Seperti Gubuk yang harusnya masih
di perhatikan oleh pemerintan agas siswa nyaman dalam menjalankan proses
pembelajaran

Dapat kita lihat dalam hal ini kualitas pendidikan di indonesia masi jauh dari kata
sempurna. Ditambah negara kita menempati peringkat ke-54 dari 78 negara yang
masuk dalam pemeringkat pendidikan dunia. Lalu bagaimana dengan nasib anak
bangsa kita jika masalah seperti ini tidak di tindak lanjuti?. Bahkan beberapa anak
bangsa menempuh pendidikan diluar negeri dengan alasan mereka ingin mencari
kualitas pendidikan yang lebih baik lagi. Dimana yag seharusnya pendidikan yang baik
itu disediakan oleh negara kita sendiri. Baiknya jika mereka menempuh pendidikan
diluar negeri lalu kembali dengan ilmu-ilmu baru yang mereka dapatkan agar bisa di
terapkan dan berguna di negara kita. Tapi kenyataanya mereka disia-siakan di
negaranya sendiri,sehingga membuat mereka kembali pergi keluar negeri untuk
mendapatkan pengakuan dan tempat yang layak.

Saya pribadi akan mengambil contoh krisisnya mutu pendidikan di Indonesia. Tentang
daerah yang masih tertinggal dalam hal pendididkan, yaitu di suatu tempat kecil di desa
mauleum Banyak anak anak dari mereka yang akhirnya memutuskan untuk putus
sekolah, dikarenakan faktor ekonomi dan faktor lingkungan.. Jangan ditanya bagaimana
sikap mereka. Dapat diketahui bahwa sikap seseorang pun di bentuk oleh lingkungan
sekolahnya. Banyak dari mereka yang membolos, atau kabur saat jam pelajaran
berlangsung. Bahkan banyak juga dari mereka yang tidak naik kelas. Semua pengajar
disanapun bekerja sangat keras.

Tak banyak dari masyarakat setempat yang menyelesaikan sampai ke jenjang sarjana.
Mungkin hanya orang-orang dengan ekonomi tinggi yang dapat sekolah sampai jenjang
sarjana. Sisanya, hanya tamatan SMP atau SMA. Bahkan beberapa dari mereka ada
yang tidak mengetahui suatu kata bahasa Indonesia. Mukena contohnya, mereka tidak
tau apa itu mukena. Bagaimana bisa mereka tidak mengetahui bahasa negaranya
sendiri?. Bisa kita lihat dari sini bagaimana mutu pendidikan di Indonesia. Ini hanya
contoh kecil saja,mungkin di daerah yang kecil lainnya, seperti daerah kecil lainnya.
Kurangnya tenaga pendidik dan fasilitas juga memperngaruhi pembelajaran anak. Tak
jarang juga para guru yang merasa tak betah jika di tempatkan di suatu tempat yang
terpencil. Dan fakta yang ada dilapangan adalah gaji mereka yang tak seberapa dan
buruknya fasilitas yang tersedia membuat mereka merasa tak nyaman dan akhirnya
mengajukan perpindahan ke kota yang lebih besar.

Maka dari itu seharusnya Indonesia menambahkan fasilitas bagi semua sekolah,
terutama di daerah terpencil. Pemerintah juga bisa melakukan sosialisasi ke daerah
tersebut. Kita sebagai bangsa negara yang baik juga bisa berkontribusi untuk
membantu masyarakat di daerah terpencil untuk mendapatkan pendidikan. Dengan
mengikuti kegiatan volunter contohnya. Walaupun hanya dilakukan beberapa pekan,
tapi diarasa bisa membuat masyarakat di sekitar bahagia dan merasa ada yang peduli.
Serta menyebarluaskan ilmu adalah suatu hal yang baik.

Buruknya kualitas pendidikan di Insonesia di dasari oleh banyak hal. Salah satunya
adalah tertinggalnya pendidikan di tempat terpencil. Maka dari itu pemerintah
seharunya memberikan fasilitas-fasilitas yang lebih baik lagi dan menambah seorang
pendidik di daerah tersebut. Pemerintah juga bisa melakukan sosialisasi ke daerah
tersebut. Kita sebagai bangsa negara yang baik juga bisa berkontribusi untuk
membantu masyarakat di daerah terpencil untuk mendapatkan pendidikan. Dengan
mengikuti kegiatan volunter contohnya. Walaupun hanya dilakukan beberapa pekan,
tapi diarasa bisa membuat masyarakat di sekitar bahagia dan merasa ada yang peduli.
Serta menyebarluaskan ilmu adalah suatu hal yang baik.
Pemerintah seharusnya bisa lebih terbuka kembali mengenai pendidikan di indonesia.
Melihat mutu pendidikan yang rendah dan kurang baik pemerintah bisa melakukan
penyebaran guru secara rata, memberikan fasilitas yang memadai, dan melakukan
sosialisasi secara berkala.
A.Rumusan Masalah
a. Apa yang menyebabkan seorang anak tidak melanjutkan sekolah?
b. Bagaimana tindakan yang di akan dilakuan oleh pemerintah untuk menangani
masalah tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYEBAB TIDAK MELANJUTKAN SEKOLAH
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam maupun diluarsekolah dan berlangsung seumur hidup.Namun
pada kenyataannya, kondisi ekonomi masyarakat tentu saja berbeda, tidak semua
keluarga memiliki kemampuan ekonomi yang memadaidan mampu memenuhi segala
kebutuhan anggota keluarga. Salah satu pengaruh yang ditimbulkan oleh kondisi
ekonomi yang seperti ini adalah
orang tua tidak sanggup menyekolahkan anaknya pada jenjang yang lebih tinggi
walaupun mereka mampu membiayainya di tingkat sekolah dasar. Jelas bahwa kondisi
ekonomi keluarga merupakan faktor pendukung yang paling besar untuk kelanjutan
pendidikan anak-anaknya, sebab pendidikan juga membutuhkan dana besar. Banyak
sekali faktor yang menyebabkan anak putus sekolah, seperti faktor internal dan faktor
eksternal. faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak, baik
berupa kemalasan, hobi bermain, dan rendahnya minat yang menyebabkan anak putus
sekolah. Sedangkan factor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri anak
baik berasal dari orang tua yakni keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua,
hubungan orang tua yang kurang harmonis, latar belakang pendidikan orang tua dan
lingkungan pergaulan sehingga menyebabkan dorongan anak untuk
bersekolah juga rendah.
Putus sekolah bukan merupakan persoalan baru dalam sejarah pendidikan. Persoalan
ini telah berakar dan sulit untuk untuk dipecahkan, sebab ketika membicarakan solusi
maka tidak ada pilihan lain kecuali memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Ketika
membicarakan peningkatan
ekonomi keluarga terkait bagaimana meningkatkan sumber daya manusianya.
Sementara semua solusi yang diinginkan tidak akan lepas dari kondisi ekonomi
nasional secaramenyeluruh, sehingga kebijakan pemerintahberperan penting dalam
mengatasi segala permasalahan termasuk perbaikan kondisi masyarakat.Putus sekolah
bukan merupakan salah satu permasalahan pendidikan yang tidak pernah berakhir.
Masalah ini telah berakar dan sulit untuk
dipecahkan penyebabnya.
B. KONSEP PENYELESAIAN MASALAH
Konseo untuk mengatasi masalah putus sekolah:

1. Mebebeaskan biaya sekolah.


2. Memberikan beasiswa.
3. Memberikan subsidi buku dan sarana pendidikan.
4. Membangun sekolah di daerah terpencil.
5. Mengirim guru pengajar ke daerah terpencil.
6. mengeluarkan kebijakan di bidang pen- didikan, bantuan dana pendidikan, pem-
berian beasiswa pendidikan bagi masyarakat miskin,
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
Penyebab anak putus sekolah di Desa mauleum Kecamatan amanuban timur
Kabupaten timor tengah selatan disebabkan oleh faktor kurangnya minat anak untuk
sekolah, dan lingkungan pergaulan anak putus sekolah. Minat anak untuk sekolah
sangat rendah, mereka lebih memilih untuk bekerja mencari uang dari pada
melanjutkan sekolah. Sekitar 95% anak yang putus sekolah di desa mauleum
disebabkan karena kurangnya minat mereka untuk sekolah. Lingkungan pergaulan
anak, lingkungan pergaulan anak menjadi faktor penyebab anak putus sekolah karena
mereka bergaul dengan orang-orang dan teman sebaya yang sudah tidak lagi
sekolah mereka bekerja mencari uang, sehingga memberikan pengaruh negatif
terhadap anak yang masih sekolah. Sekitar 95% anak yang putus sekolah di desa
mauleum disebabkan karena lingkungan pergaulan.
Faktor paling dominan yang melatarbelakangi anak putus sekolah di diDesa mauleum
Kecamatan amanuban timur Kabupaten TTS adalah kurangnya kesadaran anak dan
orang tua tentang pentingnya pendidikan untuk masa depannya serta kurangnya
motivasi dalam diri anak tersebut. Dalam mendorong anak untuk mau bersekolah perlu
kerjasama antara orangtua, dan pihak sekolah serta masyarakat agar mampu
memotivasi anak sehingga maukembali bersekolah.

B. Saran
Adapun saran penulis untuk anak putus sekolah, orangtua, dan pemerintah desa
anatara lain:
1. Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat dengan mendatangkan
narasumber dari dinas pendidikan.
2. Pihak sekolah mengadakan penyuluhan kepada anak-anak dan

Anda mungkin juga menyukai