Anda di halaman 1dari 23

PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK

(STUDI KASUS MASYARAKAT PEDAGANG DI DESA AEK NABARA


KECAMATAN BILAH HULU KABUPATEN LABUHANBATU)

DISUSUN OLEH:

NAMA: Amenobelia Sitepu

NIM: 221223371002

KELAS:PENMAS REG B

Dosen Pengampu: Sani Susanti,S.Pd,M.Pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Pendidikan pada Jurusan Geografi
Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Medan (FIP UNIMED).

Walaupun penyusunan Makalah ini telah diusahakan dengan maksimal namun


masih ada kekurangan, karena itu dengan rendah hati penulis bersedia menerima
kritik serta saran yang membangun demi kebaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini
pula kami ucapkan banyak terima kasih dan penghormatan setinggi tingginya
kepada beliau yang terhormat Sani Susanti, S.Pd,M.Pd.

Semoga Tuhan YME yang maha pemurah menerima makalah atas jasa yang telah
diberikan. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca terutama bagi yang mengkaji ilmu di Jurusan pendidikan
kemasyarakatan.

Medan,15 februari 2023

AMENOBELIA SITEPU
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .....................................................................................................1

B,Rumusan Masalah................................................................................................................4

C.Tujuan .................................................................................................................................4

D. Manfaat…………………………………………………………………………………...5

E. Penegasan Istilah…………………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAAN........................................................................................................7

A. Peranan keluarga dalam pendidikan anak………………………7

B. Tingkat pendidikan...…………………................................................11

C. Kondisi sosial – ekonomi………………………………..........13

D. Belajar…………………………………………………………14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................17

A. Kesimpulan .......................................................................................................................17

B. Saran...................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai


kapan pun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian
karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia
yang selalu mengalami perkembangan (Hasbullah, 2009: ix). Oleh karena itu
pendidikan merupakan salah satu sektor yang harus mendapatkan perhatian khusus
dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Sesuai dengan UU nomor 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dituangkan dalam pasal 3 bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
bangsa. Sehubungan dengan fungsi pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan bangsa telah disampaikan dalam pembukaan Undang-undang 1945
alenia ke-4.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup


tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Coser at all mengungkapkan “Education is the deliberate,
formal transfer of knowledge, skill and values from one person to another person”
(Hasbullah, 2009: 9). Pendidikan 2 merupakan pemindahan pengetahuan,
ketrampilan dan nilai dari satu orang ke orang lain.
Tujuan umum pendidikan merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan
mendidik dalam segala waktu dan keadaan, sedangkan salah satu tujuan khususnya
yaitu perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat, misalnya: tujuan khusus
untuk masyarakat pertanian berbeda dengan masyarakat perikanan (Hasbullah,
2009: 14). Latar belakang keluarga yang berbeda akan mempengaruhi karakter dan
pendidikan anaknya.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam


keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga
dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak
adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh
anak adalah dalam keluarga (Hasbullah, 2009: 38). Oleh karena itu, peranan orang
tua sangatlah penting untuk mendukung kelangsungan pendidikan anak. Seperti
dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS bahwa
pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah
tangga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan menjadi tanggung
jawab bersama.

Karena keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan


anak, maka tingkat pendidikan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan
pendidikan anaknya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya
memiliki cita-cita tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Mereka
menginginkan agar pendidikan anak-anaknya lebih 3 tinggi atau setidaknya sama
dengan pendidikan orangtua mereka, cita-cita dan dorongan ini akan
mempengaruhi sikap dan keberhasilan anaknya.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan masa yang
akan datang karena dengan pendidikan yang lebih baik dapat diharapkan
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sehingga mampu dalam mengembangkan
taraf hidupnya (BKKBN, 1993: 60). Oleh karena itu, tingkat pendidikan sangat
besar pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya bergantung pada lingkungan


baik fisik maupun non fisik.Seperti masyarakat yang hidup di desa aek nabara,
mayoritas mereka bermata pencaharian sebagai pedagang .Pedagang adalah orang
atau badan usaha yang melakukan aktivitas menjual jasa ataupun barang di pasar.

Kesibukan orang tua yang bekerja, menyita waktu untuk keluarga dalam hal
perkembangan pendidikan anak. Mereka menjadi kurang perhatian atau tidak
mendapatkan perhatian penuh oleh kedua orang tuanya, dengan tidak pernah
menanyakan ada pekerjaan rumah atau tidak dan tidak pernah menanyakan ada
masalah dalam pemenuhan kebutuhan sekolah. Hal itu terjadi karena orang tua
mereka jarang di rumah dan juga mempunyai dasar pendidikan yang rendah. Pada
kenyataanya peranan keluarga (orang tua) sangatlah penting dalam kelangsungan
pendidikan anak dalam hal perhatian orang tua, cara orang tua mendidik dan lain
sebagainya.

Keberadaan kondisi sosial ekonomi mempunyai dampak yang sangat luas


dalam berbagai sendi kehidupan baik pada diri sendiri maupun pada anggota
keluarga termasuk anak-anaknya baik berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
primer yang berupa pangan, sandang dan papan maupun kebutuhan sekunder
termasuk didalamnya pendidikan..

Kondisi ekonomi nelayan yang masih miskin menjadi perhatian bagaimana


dengan kondisi pendidikan anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan
agar anaknya tidak mengikuti jejaknya sebagai pedagang, tetapi ingin melihat
anaknya sukses dengan pendidikan tinggi. Oleh karena itu diperlukan peranan
keluarga (orang tua) dalam pendidikan anak, agar anak mendapat kelangsungan
hidup yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud mengadakan


penelitian dengan judul “Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus
Masyarakat Pedagang di Desa Aek Nabara Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten
Labuhanbatu)”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat


dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1) Bagaimana tingkat pendidikan di keluarga?


2) Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga?
3) Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat?

C.Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Tingkat pendidikan keluarga nelayan di Desa Aek Nabara Kecamatan Bilah


Hulu Kabupaten Labuhanbatu.
2. Kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di Desa Aek Nabara Kecamatan
Bilah Hulu Kabupaten Labuhanbatu.
3. Peranan keluarga terhadap pendidikan anak pada masyarakat nelayan di
Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
D.Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, meliputi:

1. Bagi keluarga, dapat memberikan perhatian dan peranan yang lebih


terhadap pendidikan anak, agar pendidikan anak menjadi lebih baik.
2. Bagi akademis, sebagai salah satu sumbangan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan penambah referensi karya tulis ilmiah agar dapat
dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi penelitian lain.
3. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan agar dapat menerapkan ilmu yang di
dapat di bangku perkuliahan dan membuktikan kesesuaian teori dengan yang
ada di lapangan.

E.Penegasan Istilah

Agar ruang lingkup permasalahan menjadi jelas, tidak terjadi penyimpangan arti
dan dapat menjadi satu kesatuan makna, cara pandang dan anggapan mengenai
sesuatu, serta menekan semaksimal mungkin kesalahpahaman dalam penelitian ini
yang berjudul “Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus
Masyarakat Pedagang di Desa Aek Nabara Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten
Labuhanbatu)”, maka diperlukan batasan pengertian sebagai berikut

1. Peranan

Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keikutsertaan atau


keterlibatan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya, baik itu
keterlibatan dalam hal mendampingi dan membimbing anak dalam belajar
ataupun keterlibatan dalam pengadaan fasilitas yang mendukung pendidikan
anak.
2. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal,
yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang
bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,
melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik
(Slameto, 2003: 34).
Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu orang tua yang
merupakan suatu lingkungan sosial terdekat yang berpengaruh dan
memegang peranan penting dalam pendidikan anak yang dipengaruhi tingkat
pendidikan dan kondisi sosial ekonomi keluarga.

3. Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Slameto, 2003: 4).
Pendidikan yang dimaksudkan dalam pendidikan ini adalah
tingkat pendidikan formal yang diperoleh anak.

4. Anak
Anak yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anak SD, SMP,
SMA dari orang tua yang bekerja sebagai nelayan di desa Tasikagung
Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

5. Masyarakat Pedagang kaki lima


Pedagang Kaki Lima atau yang biasa disingkat dengan kata PKL
adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang menggunakan
gerobak. Secara “etimologi”atau bahasa, pedagang biasa diartikan sebagai
jenis pekerjaan yang berkaitan dengan jual beli. Pedagang adalah orang yang
bekerja dengan cara membeli suatu barang yang kemudian barang tersebut
dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi sehingga mendapat
keuntungan dari barang tersebut. Kaki lima diartikan sebagai lokasi
berdagang yang tidak permanen atau tetap. Dengan demikian, pedagang kaki
lima dapat diartikan sebagai pedagang yang tidak memiliki lokasi usaha
yang permanen atau tetap. Sedangkan menurut kamus umum Bahasa
Indonesia oleh W.J.S Poerwadarminta, istilah kaki lima adalah lantai yang
diberi atap sebagai penghubung rumah dengan rumah, arti yang kedua
adalah lantai (tangga) dimuka pintu atau di tepi jalan. Arti yang kedua ini
lebih cenderung diperuntukkan bagi bagian depan bangunan rumah toko,
dimana di jaman silam telah terjadi kesepakatan antar perencana kota bahwa
bagian depan dari toko lebarnya harus sekitar lima kaki dan diwajibkan
dijadikan suatu jalur dimana pejalan kaki dapat melintas. Namun ruang
selebar kira-kira lima kaki itu tidak lagi berfungsi sebagai jalur lintas bagi
pejalan kaki, melainkan telah berubah fungsi menjadi area tempat jualan
barang-barang pedagang kecil, maka dari situlah istilah pedagang kaki lima
dimasyarakatkan.

Jadi judul makalah dalam penelitian ini adalah “Peranan Keluarga


Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Pedagang di Desa Aek
Nabara Kecamatan Bilah hulu Kabupaten Labuhanbatu)” yang artinya
penelitian ini mengkaji tentang bagaimana peranan keluarga dari masyarakat
nelayan dalam pendidikan anaknya.
BAB II

PEMBAHASAN

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperlukan teoriteori yang
mendukung, meliputi peranan keluarga dalam pendidikan anak, tingkat pendidikan,
kondisi sosial ekonomi, belajar, dan masyarakat Pedagang.

A. Peranan keluarga dalam pendidikan anak


Peranan suatu lembaga pendidikan yang mempengaruhi pendidikan
anak adalah lembaga pendidikan keluarga. Peranan keluarga memegang
peranan penting dalam pendidikan anak.

1. Peranan keluarga
Menurut para ahli psikologi, lingkungan yang banyak
memberikan sumbangan dan besar pengaruhnya terhadap proses belajar
maupun perkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Karena
lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat
informal yang pertama dan utama yang dialami oleh anak.
Ahmadi (2004: 167) menyebutkan “keluarga adalah kelompok
sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan
darah, perkawinan dan atau adopsi”. Keluarga dilihat dari segi
pendidikan merupakan satu kesatuan hidup (sistem sosial), dan keluarga
menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama
(sistem sosial) keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak mempunyai
ikatan yang kuat dan saling kerja sama, dan saling memberi kasih sayang
(Hasbullah, 2009: 87). Keluarga menyediakan situasi belajar berarti
bahwa anak membutuhkan bimbingan orang tua dalam kelangsungan
pendidikannya. Karena orang tua memegang peran utama dari anak sejak
kecil yang meniru apa yang diajarkan oleh orang tua.
Peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya tidak
hanya memberikan sebatas pendidikan saja atau memberikan uang yang
cukup, tetapi juga dengan pengasuhan dari orang tua, dengan memberi
perhatian, kasih sayang, kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga.
Ada beberapa orang tua yang hanya memberikan anak berupa materi
saja, mungkin karena kesibukan mereka bekerja mencari nafkah. Hal ini
tergantung dari masingmasing orang tua dalam mendidik anak, semua
akan berjalan dengan baik apabila orang tua mampu membagi waktu,
dalam mendidik serta memberi pendidikan dan perhatian yang cukup
bagi anak (Andriyani, 2010: 11-12).
Hubungan antara keluarga dengan anak harus terjalin dengan
baik demi keberhasilan anak dengan perhatian dan kasih sayang yang
cukup bagi anak. Menurut Hasbullah (2009: 88-89) tanggung jawab
keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut:
a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini
merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan karena si
anak memerlukan makan, minum dan perawatan agar dia
dapat hidup secara berkelanjutan;
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara
jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan
penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan
dirinya; 14 c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi
kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu
berdiri sendiri dan membantu orang lain;
c. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan
memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan
TUHAN YME, sebagai tujuan akhir hidup manusia.
Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak
secara kontinue perlu dikembangkan kepada setiap keluarga agar pendidikan yang
dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah.

Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan anak.


Peranan itu dapat dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anak dengan
mendampingi serta membimbing anak dalam belajar. Selain itu juga dapat
dilakukan dengan cara tidak berinteraksi secara langsung dengan anak, yaitu
menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung pendidikan anak, penyediaan
sarana-prasarana, pemilihan pendidikan, menanyakan nilai rapor, pemberian kasih
sayang, serta mendorong anak untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi
(Andriyani, 2010: 15).

2. Pemilihan pendidikan
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar
pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang
berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan
pernyataan tujuan pendidikan (Ihsan, 2008: 1-2).

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mendapatkan


pendidikan yang layak. Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang
pendidikan yang luas akan memberikan pendidikan kepada anaknya yang
terbaik. Philip H. Combs dalam Zahara (1984: 58-59) mengklasifikasikan
pendidikan, meliputi pendidikan informal, pendidikan formal, dan
pendidikan non formal.
a) Pendidikan Informal Pendidikan informal adalan proses pendidikan yang
diperoleh seseorang dari kehidupan sehari-hari dengan sadar atau tidak
sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang
lahir sampai mati. Seperti dalam keluarga, merupakan pendidikan yang
pertama dan utama bagi setiap manusia. Waktu seseorang lebih banyak
dirumah dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain.
b) Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang
teratur dan sistematis, berjenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu
yang berlangsung dari taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi.
Walaupun masa sekolah bukan satu-satunya untuk belajar namun kita
menyadari bahwa sekolah adalah tempat dan saat yang strategis bagi
pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi
masa depannya.
c) Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diselenggarakan
secara sengaja, tertib, terarah, terencana diluar kegiatan persekolahan.
Dalam hal ini tenaga pendidik, fasilitas, cara penyampaian dan waktu yang
dipakai serta komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta didik
supaya menciptakan hasil yang memuaskan. Manusia sepanjang hidupnya
sebagian besar akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan
yang utama yakni, keluarga, sekolah, dan masyarakat dan ketiganya biasa
disebut dengan tripusat pendidikan (Syarah, Erie Siti, 2009).
Manusia sepanjang hidupnya sebagian besar akan menerima
pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni, keluarga,
sekolah, dan masyarakat dan ketiganya biasa disebut dengan tripusat
pendidikan (Syarah, Erie Siti, 2009).

Menurut Munib (2007: 75) menyebutkan bahwa salah satu masukan dalam sistem
pendidikan adalah masukan lingkungan. Salah satunya adalah lingkungan
pendidikan meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.
a. Lingkungan pendidikan keluarga Lingkungan keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang pertama dan utama karena sebelum manusia
mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga inilah yang pertama
ada. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang utama karena
didalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia
terbentuk dan sebagian dikembangkan.
b. Lingkungan pendidikan sekolah Karena perkembangan peradaban
manusia, orang merasa tidak mampu untuk mendidik anaknya, pada
masyarakat yang semakin komplek dan terspesialisasi, seorang anak
memerlukan persiapan yang khusus untuk memasuki usia dewasa.
Persiapan ini memerlukan waktu yang khusus, tempat yang khusus,
dan proses yang khusus pula. Oleh karena itu, orang tua memerluakan
lembaga yang disebut sekolah. Sekolah bukan menggantikan tugas
orang tua sebagai pendidik tetapi sebagai pelengkap dari pendidikan
yang diberikan oleh orang tua.
c. Lingkungan pendidikan masyarakat Lingkungan masyarakat
merupakan lingkungan pelengkap kedua dari pendidikan yang
diberikan oleh orang tua. Masyarakat melengkapi yang tidak ada di
sekolah karena sekolah hanya mencetak manusia yang berkepribadian
inovatif dan juga dapat menjadi motivator. Sedangkan masyarakatlah
yang memiliki sumber daya yang memungkinkan untuk
mengembangkan inovasi.
B. Tingkat pendidikan

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, jenjang pendidikan


adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang ingin dicapai dan kemampuan
yang dikembangkan. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS pada bab VI menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi.

1. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar dijabarkan dalam pasal 17 Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Pendidikan dasar
adalah pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarkan program
pendididkan 6 tahun terdiri atas Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI), sedangkan bentuk satuan program pendidikan 3 tahun
setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.
2. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah dijabarkan dalam pasal 18 Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan
menengah adalah lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas
pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.
Bentuk satuan pendidikan menengah terdiri atas Sekolah Menengah
Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah umum
adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan
siswa. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan
kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.
3. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi dijabarkan dalam pasal 19 dan pasal 20
Undangundang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003.
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister spesialis, doktor yang disediakan oleh pergururan tinggi.
Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut
perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah
tinggi, institut atau universitas.
C. Kondisi sosial - ekonomi
Kondisi sosial selalu mengalami perubahan melalui proses
sosial. Proses sosial merupakan interaksi sosial yang terjadi karena
adanya saling mengerti masing-masing pihak dalam suatu hubungan
sosial. Interaksi sosial terjadi antar individu, antar kelompok, dan
antar individu dengan kelompok (Abdulsyani, 2002: 153).

Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah


laku manusia dalam upayanya untuk mencapai tingkat kepuasan yang
maksimal dalam memenuhi kebutuhan (Sriyadi, 2001: 2). Menurut Badan
penelitian dan pengembangan (2000: 22) Indikator kondisi sosial-ekonomi
antara lain:
1. Umur
Umur merupakan karakteristik penduduk yang pokok. Struktur ini
mempunyai pengaruh penting baik terhadap tingkah laku demografis
maupun sosial ekonomi.
2. Jumlah anak
Jumlah tanggungan anak yaitu jumlah anak usia sekolah yang
menjadi tanggung jawab orang tua. Semakin banyak tanggungan orang
berarti semakin tinggi pula kebutuhan ekonomi yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
3. Status perkawinan
Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa agar kehidupan di dunia ini berkembangbiak. Status perkawinan
dapat dikelompokkan menjadi belum kawin, kawin, cerai, duda atau
janda. Status perkawianan yang dimaksud adalah status perkawinan
nelayan.
4. Pekerjaan/ mata pencaharian
Mata pencaharian merupakan jenis pekerjaan yang dilaksanakan
oleh penduduk masyarakat. Kerja keras yang dilakukan dalam bekerja
akan mendapat penghasilan atau pendapatan sehingga dapat
mempertahankan kehidupannya. Mata pencaharian seseorang juga akan
berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang diterima. Jenis
pekerjaan atau mata pencaharian bermacam-macam sehingga masyarakat
dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
Berbagai macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu mata pencaharian pokok dan mata
pencaharian sambilan. Mata pencaharian penduduk dalam penelitian ini
adalah penduduk yang bekerja sebagai nelayan, baik itu pekerjaan
sambilan ataupun menjadi pekerjaan pokok.

D. Belajar

Belajar merupakan proses penting dalam perubahan perilaku manusia dan


mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang
peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi manusia (Anni, 2007: 2).

Menurut Slameto (2003: 60) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat


digolongkan menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor intern, faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar,
meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
2. Faktor ekstern, faktor yang ada di luar individu yaitu faktor lingkungan,
meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Faktor keluarga adalah faktor yang berpengaruh terhadap anak
(siswa) yang belajar berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, 24 suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua dan latar belakang kebudayaan.

a. Cara orang tua mendidik


Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap
belajar anaknya, karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang
utama dan pertama. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan
anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya,
tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan
kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar dapat menyebabkan anak
tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.
b. Relasi antara anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi
antara orang tua dengan anak. Selain itu relasi antara anak dengan
saudaranya atau anggota keluarga yang lain juga turut mempengaruhi
belajar anak. Relasi yang baik di dalam keluarga akan membantu
dalam kelancaran dan keberhasilan anak.
c. Suasana rumah tangga
Suasana rumah tangga dimaksudkan sebagai situasi atau
kejadiankejadian yang sering terjadi di lingkungan keluarga dimana
anak berada 25 dan belajar. Rumah yang sering dipakai untuk acara
berkumpul atau sering dipakai keperluan-keperluan akan menganggu
belajar anak.
d. Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila
anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.
Terkadang anak mengalami patah semangat maka orang tua wajib
memberikan semangat dan dorongan, serta membantu kesulitan anak.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan anak dalam keluarga berpengaruh terhadap didikan

orang tua.

2. Kondisi sosial ekonomi sangat mepengaruhi peranan pendidikan dalam

keluarga.

3. Peranan keluarga sangat penting dalam pendidikan anak dimana Peranan

keluarga sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak untuk kelancaran

pendidikannya dan keberhasilan anak di masa yang akan datang.

B. Saran

1. Dilihat dari tingkat pendidikan orang tua yang hanya tamat SD

diharapkan pemikiran mereka tentang dunia pendidikan lebih luas agar

anak mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

sehingga kesejahteraan di masa yang akan datang lebih baik.

2. Diharapkan adanya pemberdayaan pedagang dan wanita pedagang agar

dapat bekerja pada sektor lain untuk membantu meningkatkan

kesejahteraan sosial ekonomi mereka dan dapat membantu dalam

pembiayaan pendidikan anaknya.

3. Peranan keluarga terhadap pendidikan anak yang tinggi diharapkan

mendorong kelancaran pendidikan dan keberhasilan anak, serta

mendapatkan dukungan lebih besar dari pemerintah desa dan kelompok

nelayan dengan memberikan beasiswa untuk anak-anak kurang mampu


dan berprestasi untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan

nantinya dapat membantu mengembangkan desa menjadi lebih maju..

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2002. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmadi, Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Badiran, dkk. 2009. Pengembangan Model Pendidikan Dasar Bagi Anak Masyarakat Pedagang. Badan
Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera
Utara.http://balitbang.sumutprov.go.id/form/PenelitianBalitbang. php?field=ID&download=135. (2 Juli
2011).

Bambang A. 2011. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunasi Tt Di Ruang Kia.
Http://Rian84.Blogspot.Com/2011_03_01_Archive. Html?Zx=D0fc6116cfe0a4bc. (7 Agustus 2011).

BKKBN. 1993. Gerakan Keluarga Berencana Dalam Membangun Keluarga Kecil Nasional Mandiri.
Semarang: BKKBN Provinsi Jateng.

BPS. 2009. Survey Sosial Ekonomi Nasional Pedoman Pencacahan KOR.

BPS. 2010. Kecamatan Rembang dalam Angka Tahun 2010. Sumatra: BPS.

BPS. Kabupaten Bilah Hulu dalam Angka. Semarang: BPS.

Dahuri, Rakhman. 2003. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta: PT gramedia pustaka
utama.

Dinas Perikanan dan Kelautan. 2000. Selayang Pandang Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah.
Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. www.diskanlut-jateng.go.id.

Ekaningdyah, Astrid. 2005. Peran Wanita dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga Nelayandi Desa
Aeknabara Kecamatan Bilah hulu Kabupaten Labuhanbatu. Tugas Akhir. Semarang: UNDIP.

Gerungan, G.A. 1981. Psikologi Sosial. Bandung: Ereska.

Anda mungkin juga menyukai