Disusun oleh:
1. A Aufas Shofi Mubarok (20015042)
2. Dwi Putri Karuniatul S (20015098)
3. Wahyu Steviani (20015120)
FAKULTAS TARBIYAH
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan selalu atas limpahan Rahmat-Nya yang telah
mengantarkan kami sampai pada titik ini. Dan senantiasa memberikan kemudahan dan
kelancaran dalam pembuatan makalah kami yang berjudul “Latar belakang pendidikan orang
tua dan Masalah Sos-eko dalam keluarga”.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita pada jalan yang terang benderang. Dan karena Beliaulah sampai saat ini
kita berada dalam jalan kebenaran.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 4
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 6
C. Tujuan Masalah........................................................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 7
A. Kesimpulan................................................................................................................ 11
B. Kritik dan Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan dalam pendidikan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan yaitu faktor
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dari beberapa
faktor tersebut, salah satu kunci dalam pendidikan ialah peranan orang tua dalam
lingkungan keluarga siswa untuk sebagai pendorong yang memberi semangat,
penasehat serta teman menjadi contoh anaknya selain sebagai orang yang mencintai,
yang memberi kasih sayang dan tempat bertanya anaknya. Pada pasal 7 ayat (2)
undangundang nomor 20 tentang sistem pendidikan nasional, disebutkan bahwa
“orang tua dari anak usia wajib belajar, wajib memberikan pendidikan dasar kepada
lingkungan keluarga ini sebagai tempat pertama pertumbuhan dan perkembangan
anak-anaknya”. Orang tua mempunyai tanggung jawab penuh atas anak-anaknya.
Peran orang tua menyediakan materi dan membantu anaknya saat-saat mengalami
kesulitan dalam proses belajar.
Agar siswa dapat memahami dan memiliki minat terhadap mata pelajaran
orang tua perlu memberikan perhatian kepada anak sehingga memahami apa yang
dibutuhkan anak agar dapat meningkatkan prestasi belajar. Dalam kenyataannya,
masih banyak orang tua beranggapan bahwa masalah pendidikan adalah urusan guru,
maka lenyaplah tanggung jawab orang tua dalam memerhatikan pendidikan anaknya.
4
Selain perhatian orang tua, latar belakang pendidikan orang tua juga dapat
memberikan pengaruh terhadap minat belajar anak, yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Persepsi siswa tentang pendidikan orang
tua akan memengaruhi persepsi mereka terhadap pentingnya pendidikan itu sendiri
sehingga akan memengaruhi prestasi belajar mereka.
Peserta didik yang berada di dalam kelas berasal dari latar belakang yang
berbeda, baik itu berdasarkan daerah, bahasa, jenis pekerjaan serta tingkat pendidikan
orang tua. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk melihat apakah terdapat pengaruh
yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar peserta
didik kelas Sekolah Dasar.
5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Analisis Latar Belakang Pendidikan Ortu dalam proses Parenting?
2. Bagaimana Pengaruh /dampak Pendidikan Ortu dalam proses Parenting?
4. Apa Masalah sos-eko yang berdampak dalam proses parenting?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Analisis Latar Belakang Pendidikan Ortu dalam proses Parenting;
2. Menjelaskan Pengaruh /dampak Pendidikan Ortu dalam proses Parenting;
3. Menjelaskan Masalah sos-eko yang berdampak dalam proses parenting;
6
BAB II
PEMBAHASAN
Dampak dari pola pengasuhan orang tua terhadap anak menurut (Dalimonte-
Merckling, 2016) yaitu ;
7
a. Pola asuh demokratis ini memungkinkan anak memiliki kepribadian
seimbang, membuat keputusan secara mandiri, disiplin melalui komunikasi
yang baik, memiliki kepercayaan diri, kreatif, dan bahagia secara mental.
Diyakini bahwa ciri-ciri ini adalah kunci kesuksesan anak di masa depan.
b. Pola asuh otoriter akan menyebabkan anak menjadi mudah emosi, hubungan
anak akan menjadi tidak baik apabila bertemu dengan orang lain dan di
kemudian hari anak cenderung memiliki perilaku yang otoriter.
c. Pola asuh permisif yang diterima akan menciptakan ciri-ciri anak yang terbuka
tumbuh secara kreatif karena mereka terbiasa bebas dari keramaiannya sendiri.
Namun anak yang tidak dibiasakan dengan batasan cenderung akan menjadi
anak yang terikat kedepannya. Hal ini menyebabkan anak menjadi kurang
motivasi untuk belajar, dengan lingkungannya anak susah untuk beradaptasi,
banyak menuntut, menjadi egois, dan cenderung memberontak.
Jenjang pendidikan ayah-ibu merupakan faktor penting yang mempengaruhi gaya
pengasuhan ibu dan ayah. Sebuah studi mengani orang tua di Afrika-Amerika
menunjukkan bahwa orang tua yang lebih berpendidikan cenderung mengasuh
anak secara otoritatif dengan gaya yang kurang permisif dan lebih ke gaya
pengasuhan otoriter. (Bornstein & Zlotnik, 2008).
Peran menonjol dari tingkat pendidikan orang tua, terutama sekolah ibu, dalam
proses perkembangan kognitif dan nonkognitif anak telah ditekankan dalam
literature (Grossman, 2000). Mengenai pengasuhan, ibu dengan pendidikan yang
lebih tinggi dapat menciptakan lingkungan rumah yang lebih memelihara dan
lebih sehat untuk perkembangan anak, seperti memiliki lebih banyak masukan
ekonomi, perilaku pengasuhan yang tepat, pemrosesan informasi yang baik,
kapasitas, dan efisiensi yang lebih tinggi dalam investasi modal manusia
(Kornrich dan Furstenberg, 2013; Guryan et al., 2008; Kalil et al., 2012).
Galih (2009) menemukan bahwa ayah ibu yang berpendidikan memiliki pengaruh
yang lebih besar terhadap kontrol orang tua. Ayah ibu yang berpendidikan dasar
memilih disiplin yang kuat dan orang tua berpendidikan tinggi memilih orang tua
yang demokratis. Edwards (2006) mengatakan dia mendidik keterampilan dan
pengalaman yang bereksperimen dan mempengaruhi cintanya untuk mengetahui
bebannya sebagai seorang ayah dan ibu.
8
Sikap orang tua terhadap pendidikan anak serta permasalahan dalam keluarga
sebagai akibat dari permasalahan ekonomi juga menghambat anak dalam
menumbuhkan hasil belajar (Limyati, 1999)
Tingkat Pendidikan
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pada dasarnya jenjang pendidikan adalah
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,
tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan menurut
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didika secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina
potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta
jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan).
9
pendidikan yang terdiri atas: Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah
Kejuruan, Sekolah Menengah Keagamaan, Sekolah Menengah Kedinasan, dan
Sekolah Menengah Luar Biasa.
d. Pendidikan Tinggi
Menurut UU No. 2 tahun 1989 dalam Kunaryo (2000), pendidikan tinggi
merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik atau professional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi
disebut perguruan tinggi, yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah
tinggi, institut atau universitas.
Pendidikan orang tua selain dilihat dari jenjangnya juga dapat dilihat
dari tahun keberhasilan atau lamanya orang tua sekolah. Semakin lama orang
tua bersekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikannya. Contohnya,
orang tua yang hanya sekolah 6 tahun berarti hanya sekolah sampai SD
berbeda dengan orang yang sekolahnya sampai 12 tahun berarti lulusan SMA.
Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh orang tua berpengaruh pada
kelanjutan sekolah anak mereka. Orang tua yang memiliki pendidikan yang
tinggi mempunyai dorongan atau motivasi yang besar untuk menyekolahkan
anak mereka.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Latar belakang pendidikan orang tua merupakan faktor eksternal
lingkungan keluarga yang berdampak signifikan pada pola asuh anak
(Hamalik, 2002). Pemahaman pola pengasuhan orang tua merupakan bentuk
rangkaian yang digunakan oleh untuk menerima, mengasuh dan membesarkan
anaknya (Dasmo, Nurhayati, & Marhento, 2015).
Jenjang pendidikan ayah-ibu merupakan faktor penting yang
mempengaruhi gaya pengasuhan ibu dan ayah. Sebuah studi mengani orang
tua di Afrika-Amerika menunjukkan bahwa orang tua yang lebih
berpendidikan cenderung mengasuh anak secara otoritatif dengan gaya yang
kurang permisif dan lebih ke gaya pengasuhan otoriter. (Bornstein & Zlotnik,
2008).
Peran menonjol dari tingkat pendidikan orang tua, terutama sekolah
ibu, dalam proses perkembangan kognitif dan nonkognitif anak telah
ditekankan dalam literature (Grossman, 2000). Mengenai pengasuhan, ibu
dengan pendidikan yang lebih tinggi dapat menciptakan lingkungan rumah
yang lebih memelihara dan lebih sehat untuk perkembangan anak, seperti
memiliki lebih banyak masukan ekonomi, perilaku pengasuhan yang tepat,
pemrosesan informasi yang baik, kapasitas, dan efisiensi yang lebih tinggi
dalam investasi modal manusia (Kornrich dan Furstenberg, 2013; Guryan et
al., 2008; Kalil et al., 2012).
B. Saran
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
serta masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah kelompok 6 ini yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya pagi para pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, & Bahri, S. (2014). Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga.
Jakarta: Erlangga.
12