Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PERAN ORANG TUA SEBAGAI MITRA DALAM PROSES PENDIDIKAN


DISEKOLAH”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Hubungan sekolah dan Masyarakat


Dosen Pengampu:

Dr. H. Ahmad Muhyani Rizalie, M.Si.

Disusun Oleh:
Kelas 7D PGSD Kelompok 7
08. Novia Wahdah 1910125120039
11. Husnul Khatimah 1910125120057
15. Muhammad Qastalani Imawan 1910125210109
18. Nahdia 1910125220019
26. Noor Liana 1910125220064
47. Wayan Leni 1910125320024

KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BANJARMASIN

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia serta
taufik dan hidayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran
Orang Tua Sebagai Mitra Dalam Proses Pendidikan Di Sekolah”. Makalah ini telah kami
selesaikan dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan rasa hormat dan terima
kasih kepada:

1. Dr. H. Ahmad Muhyani Rizalie, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Hubungan sekolah dan Masyarakat

2. Rekan-rekan Mahasiswa Kelas 7D S1 PGSD Universitas Lambung Mangkurat.

Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini ada memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat oleh siapapun yang membacanya dan dapat menambah ilmu
kita khususnya pada mata kuliah Inovasi dan Pengembangan Program Sekolah.

Banjarmasin, 14 November 2022


Penyusun

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pentingnya Peranan Orang Tua Sebagai Mitra Proses Pendidikan Di Sekolah.................6
B. Kendala atau Hambatan dalam Kerjasama Sekolah dengan Orang Tua Saat Proses
Pendidikan di Sekolah.....................................................................................................................8
C. Bagaimana Upaya-Upaya yang Dilakukan Sekolah untuk Meningkatkan Peran Serta
Orang Tua dalam Mendukung Proses Keberhasilan Sekolah.....................................................9
D. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kerjasama Orang Tua dan Sekolah Dalam
Proses Pendidikan di Sekolah.......................................................................................................12
E. Contoh Sekolah yang Didalamnya Melibatkan Orang Tua sebagai Mitra dalam Proses
Pendidikan di Sekolah...................................................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan oleh manusia.
Ini dikarenakan pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai makhluk yang
berkembang. Pendidikan dijadikan sebagai pembentuk Sumber Daya Manusia (SDM)
yang paling baik, yakni dalam menciptakan kecerdasan agar manusia dapat terus
melangsungkan hidupnya. Selain itu pendidikan juga merupakan hal mendasar yang
menunjang tercapainya tujuan hidup dan kemajuan kehidupan. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
Bab 1 Pasal 1dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didika secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sekolah merupakan tempat pelaksanaan belajar dan mengajar, serta wadah
bagi siswa untuk memperoleh pelajaran. Sekolah adalah tempat pembentukan karakter
bagi siswa yang sangat memengaruhi perkembangan kognitif dan afektif siswa.
Sekolah juga merupakan tempat kedua bagi siswa setelah rumah dimana siswa akan
lebih banyak menghabiskan waktu efektifnya, sudah semestinya menyediakan selain
kenyamanan fisik juga kenyamanan psikologis. Kenyamanan secara psikologis
penting untuk didapatkan siswa sehingga siswa memiliki penilaian positif terhadap
lingkungan sekolah.
Setiap anak memerlukan pendidikan yang layak untuk meningkatkan taraf
hidup sehingga secara nyata memerlukan suatu lembaga yang mampu meningkatkan
pendidikan anak dalam pendidikan formal. Orangtua didalam keluarga yang sangat
penting terhadap pendidikan formal bagi anak, sebagai media penerapan pendidikan
formal bagi anak, sebuah keluarga harus mampu memberikan kenyamanan untuk bisa
memudahkan dan membantu anak dalam menerima pengajaran yang diberikan
orangtua Peran orangtua sangatlah penting dalam pendidikan, karena pendidikan yang
pertama dan utama dimulai dari lingkungan keluarga dan orangtua menjadi kunci
utama terjadinya sebuah pendidikan dalam keluarga itu sendiri. Peranan orangtua bagi
pendidikan anak memberikan dasar pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar,
sepertipendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa
aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan, dan menanamkan kebiasaan (Nopiati,
Imran, & Al Hidayah, 2021).

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pentingnya peranan orang tua sebagai mitra proses pendidikan di
Sekolah?
2. Apa saja kendala atau hambatan yang terjadi dalam kerjasama sekolah dengan
orang tua saat proses pendidikan di Sekolah?
3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan peran serta
orang tua dalam mendukung proses keberhasilan sekolah?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan kerjasama orang tua dan
sekolah dalam proses pendidikan di Sekolah?
5. Bagaimana contoh sekolah yang didalamnya melibatkan orang tua sebagai mitra
dalam proses pendidikan di sekolah?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana pentingnya peranan orang tua sebagai mitra proses
pendidikan di sekolah.
2. Mengetahui apa saja kendala atau hambatan yang terjadi dalam kerjasama sekolah
dengan orang tua saat proses pendidikan di sekolah.
3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan peran serta
orang tua dalam mendukung proses keberhasilan sekolah.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan kerjasama orang tua dan
sekolah dalam proses pendidikan di sekolah.
5. Mengetahui contoh sekolah yang didalamnya melibatkan orang tua sebagai mitra
dalam proses pendidikan di sekolah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Peranan Orang Tua Sebagai Mitra Proses Pendidikan Di Sekolah


Walaupun para orang tua memberikan kepercayaan pendidikan kepada
sekolah. Namun tanggung jawab orang tua tidak dapat lepas begitu saja. Karenanya
orang tua dan sekolah harus mempunyai hubungan secara teratur demi kemajuan
pendidikan anak (Santrock, 2007) dalam (Apriati & Widaty, 2021). Bentuk aktivitas
keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dapat dilakukan orang tua baik di
rumah maupun disekolah, sehingga dapat memberikan keuntungan kedua belah
pihak(G. S. Morrison, 1988) dalam (Apriati & Widaty, 2021).
Hal yang tidak kalah penting adalah menciptakan sebuah hubungan kerjasama
untuk mewujudkan harmoni antara orangtua dan guru-guru di sekolah. Epstein dan
Sheldon menyatakan bahwa kerjasama sekolah, keluarga, dan masyarakat merupakan
konsep multidimensional, dimana ketiganya bersama-sama menanggung tanggung
jawab dalam meningkatkan dan mengembangkan akademik siswa (Grant, K. B. & &
Ray, 2013) dalam (Apriati & Widaty, 2021). Dalam menjalankan kerjasama antara
orang tua dan guru idealnya harus dilaksanakan berkelanjutan, terprogram dan
berkesinambungan. Akan tetapi tidak sedikit orang tua yang menyerahkan
sepenuhnya proses pendidikan dan pengajaran kepada pihak sekolah semata. Apalagi
anak yang berstatus di sekolah swasta, dimana biaya masuk, pengembangan dan
bulanannya yang relatif mahal, diatas standart sekolah pada umumnya. Padahal
beberapa penelitian membuktikan bahwa peran orang tua sangat berpengaruh baik
dalam prestasi anak maupun dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Sekolah dan
keluarga semestinya berjalan harmoni untuk melakukan proses pendidikan dan
pembelajaran bagi anak.
Karena pendidikan bagi siswa seharusnya dilakukan secara berkelanjutan,
berkesimbungan dan terprogram oleh semua pihak yang terlibat didalamnya, maka
pihak-pihak yang terlibat didalamnya seperti orangtua, sekolah serta masyarakat. Hal
ini sesuai dengan yang disampaikan Hatimah (2016) dalam (Pratama, Purwo, &
Wardhani, 2020) Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sebagian besar waktu yang dihabiskan siswa
untuk mendapatkan pengetahuan berada dirumahnya. Selain itu pendapat lain juga
diungkapkan Suryosubroto dalam Arifiyanti (2015) dalam (Pratama, Purwo, &
Wardhani, 2020) menyatakan bahwa “kerjasama merupakan suatu usaha atau kegiatan
bersama yang dilakukan oleh kedua belah pihak dalam rangka untuk mencapai tujuan
bersama. Maka, untuk mencapai pendidikan yang baik juga tidak lepas dari peran
orangtua sebagai pendidik pertama, karena sebelum siswa mengenal lembaga
pendidikan formal siswa sudah di ajarkan tentang tata karma, berhitung bernyanyi
serta bertegur sapa.
Hal itu senada dengan pernyataan (Munib, dkk., 2011) dalam (Pratama,
Purwo, & Wardhani, 2020) yang menyatakan bahwa keluarga adalah lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama. Berhasil belajar berdasarkan peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No. 81A Tahun 2013 tentang
pelaksanaan kurikulum yang baru yakni kurikulum 2013, yang mana salah satunya
mengatur tentang keterlibatan antara orangtua dengan sekolah untuk saling bekerja
sama dengan tujuan bisa menambah pengetahuan atau memberikan pemantapan
materi antara pelajaran yang diajarkan di sekolah dan pelajaran yang diajarkan di
rumah bisa seimbang. Sehingga, apabila guru dan orangtua saling bekerjasama maka
akan menciptakan pembelajaran yang harmonis serta akan mendapatkan hasil belajar
yang maksimal, karena antara orangtua dan guru mempunyai peran di bidangnya
masing-masing terhadap keberhasilan kinerja dan hasil belajar siswa.
Senada dengan yang disampaikan Pemerintah melalui Kemendikbud, Purwo
(2018) dalam (Pratama, Purwo, & Wardhani, 2020) menyatakan ada 3 skema kegiatan
program kemitraan sekolah dengan orangtua diantaranya:
1. Interaksi orangtua dalam pembelajaran
2. Keterlibatan orangtua dalam pendampingan pembelajaran
3. Penilaian orangtua dalam terhadap kompetensi anak.

Melalui program kemitraan sekolah ini dapat dijadikan solusi untuk


meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, hasil belajar siswa dapat diperoleh secara
maksimal. Oleh karena itu adanya kerjasama antara sekolah dengan orangtua siswa
sangat diperlukan demi kelancaran proses pendidikan yang dilakukan di sekolah.
Orang tua sangat berperan penting sebagai mitra dari proses pendidikan di sekolah
karena orang tua merupakan salah satu faktor yang berperan terhadap keberhasilan
program pembelajaran yang dilakukan dan juga salah satu faktor yang berperan dalam
peningkatan kualitas dan mutu pendidikan di sekolah.

B. Kendala atau Hambatan dalam Kerjasama Sekolah dengan Orang Tua Saat
Proses Pendidikan di Sekolah.
Orang tua sangat berperan dan bertanggung jawabnya terhadap prestasi belajar
anak karena peran dan tanggung jawab orang tua tersebut salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik di sekolah. Sebagaimana dinyatakan,
bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik ada dua
faktor yaitu: 1) Faktor internal, dan 2) Faktor eksternal. Yang pertama yaitu faktor
internal, faktor ini yang berasal dari dalam diri peserta didik seperti; keadaan jasmani,
rohani, inteligensi, emosi dan motivasi. Dan yang kedua faktor eksternal yaitu faktor
yang berasal dari luar diri peserta didik, seperti; lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah.Jika dilihat dari kedua faktor itu saling memberikan dampak timbal balik
terhadap prestasi anak (Samsudin, 2022). Partisipasi orang tua memiliki peran penting
dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Maka oleh sebab itu, partisipasi
orang tua menjadi perhatian yang serius bagi sekolah, karena tanpa adanya partisipasi
dari pihak orang tua maka mutu dan tujuan pendidikan yang diinginkan oleh semua
pihak tidak akan mudah terwujud dengan baik.
Namun fakta atau kenyataan dilapangan yang terjadi adalah banyak
ditemukannya orang tua siswa yang melimpahkan pendidikan anaknya kepada guru di
sekolah. Orang tua menganggap bahwa seluruh proses atau aktivitas pendidikan yang
terjadi pada anaknya di sekolah merupakan tanggungjawab sepenuhnya oleh guru dan
pihak sekolah. Adapun faktor dari permasalahan minim atau rendahnya partisipasi
orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan bermutu ialah karena kurangnya
pemahaman serta kesadaran yang dimiliki oleh orang tua terkait dengan pendidikan
untuk anaknya dan juga kesempatan yang terbatas bagi orang tua siswa untuk datang
ke sekolah. Adanya kesibukan seperti bekerja atau kepentingan pribadi orang tua yang
mengakibatkan komunikasi dengan pihak sekolah kurang atau bahkan tidak
terpelihara dengan baik, padahal kunci utama perbaikan proses dan hasil pendidikan
salah satunya adalah terjalinnya komunikasi yang harmonis antara sekolah dengan
orang tua siswa (Kinanti & Trihantoyo).
Kenyataan yang terjadi saat ini banyak menunjukkan kurangnya kesadaran
orang tua dalam menjalin kerja sama yang baik antara orang tua dengan guru di
sekolah. Sebagian orang tua hanya menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab
pendidikan belajar anak kepada pihak sekolah karena menghadapi persoalan-
persoalan rumah tangga seperti kesibukan dalam bekerja di luar rumah, keterbatasan
ekonomi, sehingga mengharuskan orang tua bekerja sampai larut malam, serta
kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik dan mengajar anak ketika di rumah.
Akibatnya banyak sekali siswa yang kurang perhatian dari orang tuanya ketika di
rumah. Perhatian orang tua terhadap anak ketika di rumah bisa dilihat dari hal-hal
sebagai berikut; masih adanya siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR),
masih ada siswa yang tidak menyusun roster mata pelajaran di rumah akibatnya, anak
selalu ketinggalan buku paket. Ada juga anak yang tidak sempat sarapan di rumah
akibatnya mereka lemas dan kurang berkonsentrasi ketika mengikuti proses
pembelajaran. Maka dari itu, prestasi siswa dalam belajar semakin menurun karena
hal-hal tersebut yang merupakan faktor-faktor psikis dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Beberapa hambatan lain dalam proses menjalin mitra atau kerjasama antara
sekolah dengan orang tua siswa di antaranya yaitu waktu menjadi hal pertama yang
menghambat keterlibatan orang tua di sekolah atau mendampingi anak belajar di
rumah. Orang tua merasa kesulitan mengatur waktu yang tepat agar dapat terlibat
dalam pendidikan anak. Oleh karena itu, sekolah perlu mengetahui dan menyesuaikan
keadaan tersebut dengan cara mensurvei tentang waktu yang dimiliki orang tua
dengan cara menawarkan berbagai bentuk komunikasi yang bisa dilakukan.
Selanjutnya kurangnya pengetahuan. Hal utama pada keterlibatan orang tua
adalah adanya komunikasi antara orang tua siswa dan guru. Orang tua harus
mengetahui perkembangan belajar dari anaknya, sehingga mengetahui hasil belajar
anaknya dari hari ke hari, sehingga orang tua dapat memberikan kritik dan saran
kepada guru. Lebih dari itu, lingkungan sekolah juga turut berperan dalam
menghambat jalinan kerjasama. Anak berasal dari keluarga yang berbeda, sehingga
memiliki pengalaman yang berbeda, seperti dari keluarga yang miskin dan dalam
kesehariannya kurang berinteraksi dengan keluarga, sekolah atau masyarakat. Orang
tua dari anak yang mengalami pengalaman tersebut memiliki pendidikan yang
terbatas, hal ini menyebabkan mereka salah paham dan kadang khawatir terhadap
lingkungan sekolah (Samsudin, 2022).
C. Bagaimana Upaya-Upaya yang Dilakukan Sekolah untuk Meningkatkan Peran
Serta Orang Tua dalam Mendukung Proses Keberhasilan Sekolah
Seorang kepala sekolah merupakan mata rantai penting diantara hubungan
sekolah dengan masyarakat terutama orang tua. Jika ingin meningkatkan proses
belajar dan mengajar yang berkualitas, maka dukungan intelektual, teknis dan
material harus dimanfaatkan secara tepat. Begitu juga terhadap hubungan sekolah
dengan masyarakat yang memberikan dukungan dalam pengembangan program
perbaikan sekolah yang mesti di usahakan dan dibina secara terus menerus.
Kurangnya partisipasi orang tua terhadap pendidikan di sekolah sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kemajuan mutu pendidikan itu sendiri. Untuk itu
perlu adanya upaya-upaya tertentu yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam
rangka menggalang partisipasi orang tua agar lebih optimal. Menurut Sundari (2018)
dalam Ayudia, C (2018:105), ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
mengupayakan partisipasi orang tua dan masyarakat terhadap keberhasilan program
sekolah, diantaranya: "menjalin komunikasi yang efektif dengan orang tua dan
masyarakat, melibatkan masyarakat dan orang tua dalam program sekolah, serta
memberdayakan komite sekolah".
Menurut Wahjosumidjo (2011) dalam Ayudia, C (2018:105) ada dua hal
penting yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan proses pendidikan
di sekolah yakni "bagaimana memperoleh dukungan perbaikan dari masyarakat
terutama orang tua dan yang kedua bagaimana memanfaatkan sumber-sumber daya
yang diperoleh secara tepat sehingga mampu meningkatkan proses belajar mengajar
disekolah". Dukungan perbaikan dari masyarakat dapat berupa personil (tenaga ahli,
konsultan guru, pengawas dan lainnya), dana yang diperlukan untuk mendukung
tersedianya fasilitas serta dukungan berupa informasi, lembaga dan sikap politis.
Menurut sudari, S (2018) Sangat penting bagi sekolah untuk menjalankan
peranan kepemimpinan yang aktif dalam menggalakkan program-program sekolah
melalui peran serta aktif orang tua dan masyarakat. Ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam mengupayakan partisipasi orang tua dan masyarakat terhadap
keberhasilan program sekolah, diantaranya sebagai berikut:
1. Menjalin Komunikasi yang Efektif dengan Orang Tua dan Masyarakat
Partisipasi orang tua dan masyarakat akan tumbuh jika orang tua dan masyarakat
juga merasakan manfaat dari keikutsertaanya dalam program sekolah. Manfaat
dapat diartikan luas, termasuk rasa diperhatikan dan rasa puas karena dapat
menyumbangkan kemampuannya bagi kepentingan sekolah. Jadi prinsip
menumbuhkan hubungan dengan masyarakat adalah saling memberikan kepuasan.
Salah satu jalan penting untuk membina hubungan dengan masyarakat adalah
menetapkan komunikasi yang efektif. Ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan untuk membangun komunikasi dengan orang tua dan masyarakat,
yaitu:
a. Mengidentifikasi orang-orang kunci, yaitu orang-orang yang mampu
mempengaruhi teman lain. Orang-orang itulah yang tahap pertama dihubungi,
diajak konsultasi, dan diminta bantuannya untuk menarik orang lain
berpartisipasi dalam program sekolah. Tokoh-tokoh semacam itu dapat
berasal dari orang tua siswa atau warga masyarakat yang "dituakan" atau
"informal leaders", pejabat, tokoh bisnis, dan profesi lainnya.
b. Melibatkan orang-orang kunci tersebut dalam kegiatan sekolah, khususnya
yang sesuai dengan minatnya. Misalnya tokoh seni dapat dilibatkan dalam
pembinaan kesenian di sekolah. Orang yang hobi olahraga dapat dilibatkan
dalam program olahraga sekolah. Selanjutnya tokoh-tokoh tersebut
diperankan sebagai mediator dengan masyarakat luas.
c. Memilih saat yang tepat, misalnya pelibatan masyarakat yang hobi olahraga
dikaitkan dengan adanya PON atau sejenis yaitu saat minat dilibatkan dalam
pembinaan kesenian di sekolah. Orang yang hobi olahraga dapat dilibatkan
dalam program olahraga sekolah. Selanjutnya tokoh-tokoh tersebut
diperankan sebagai mediator dengan masyarakat luas.
2. Melibatkan Masyarakat dan Orang Tua dalam Program Sekolah
Pepatah "Tak kenal maka ta sayangl" juga berlaku dalam hal ini. Olch karena itu
sekolah harus mengenalkan program dan kegiatannya kepada masyarakat. Dalam
program tersebut harus tampak manfaat yang diperoleh masyarakat jika
membantu program sekolah. Untuk maksud diatas, sekolah dapat melakukan:
a. Melaksanakan program-program kemasyarakatan, misalnya kebersihan
lingkungan, mambantu lalu lintas di sekitar sekolah, dan sebagainya. Program
sederhana semacam ini dapat menumbuhkan simpati masyarakat.
b. Mengadakan open house yang memberi kesempatan masyarakat luas untuk
mengetahui program dan kegiatan sekolah. Tentu saja dalam kesempatan
semacam itu sekolah perlu menonjolkan program-program yang menarik
minat masyarakat.
c. Mengadakan buletin sekolah atau majalah atau lembar informasi yang secara
berkala memuat kegiatan dan program sekolah, untuk diinformasikan kepada
masyarakat.
d. Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara atau pembina suatu program
sekolah. Misalnya mengundang dokter yang tinggal di sekitar sekolah atau
orang tua untuk menjadi pembicara atau pembina program kesehatan sekolah.
e. Membuat program kerja sama sekolah dengan masyarakat, misalnya perayaan
hari-hari nasional maupun keagamaan.
3. Memberdayakan Komite Sekolah
Keberadaan Dewan Sekolah akan menjadi penentu dalam pelaksanaan otonomi
pendidikan di sekolah. Melalui Dewan Sekolah orang tua dan masyarakat ikut
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pengelolaan pendidikan di sekolah.
Untuk meningkatkan komitmen peran serta masyarakat dalam menjunjang
pendidikan, termasuk dari dunia usaha, perlu dilakukan antara lain dengan upaya
sebagai berikut:
a. Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan tentang pendidikan
terutama ditingkat sekolah. Melalui otonomi, pengambilan keputusan yang
menyangkut pelaksanaan layanan jasa pendidikan akan semakin mendekati
kepentingan masyarakat yang dilayani.
b. Selanjutnya program imlab swadana, yaitu pemerintah baru akan memberikan
sejumlah bantuan tertentu pada sekolah apabila masyarakat telah
menyediakan sejumlah biaya pendamping.
c. Mengembangkan sistem sponsorship bagi kegiatan pendidikan.

Melalui upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam meningkatkan


partisipasi masyarakat dan orang tua dalam mendukung program-program sekolah
bisa teroptimalkan.

D. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kerjasama Orang Tua dan Sekolah


Dalam Proses Pendidikan di Sekolah.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengeruhi kebehasilan dalam kerjasama
antara orangtua siswa dengan pihak sekolah pada proses pendidikan di sekoalah, yaitu
sebagai berikut:
1. Leadership (Kepemimpinan) : Keterlibatan antara sekolah dan komunitas mereka
bekerja dengan baik ketika ada visi dan komitmen dari pemimpin sekolah untuk
bekerja dalam kemitraan dengan semua orang tua.)
2. Relationships (Hubungan) : Rasa saling percaya dan saling menghormati sangat
penting untuk hubungan di mana staf dan orang tua berbagi tanggung jawab untuk
pembelajaran dan kesejahteraan anak-anak.)
3. School Culture (Budaya Sekolah) : Budaya sekolah mencerminkan nilai dan
atribut yang mendukung hubungan sekolah-rumah. Sekolah yang berkomitmen
untuk inklusif memungkinkan semua orang tua terlibat aktif dalam keputusan
yang memengaruhi anak mereka dan menanggapi kekhawatiran dan pertanyaan
orangtua dengan segera.)
4. Partnerships (Kemitraan) : Belajar kemitraan memperkuat pemahaman dan
keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak mereka. Orangtuamerasa bahwa
kontribusi mereka dihargai. Kemitraan pembelajaran yang efektif memiliki
dampak positif pada hasil siswa.)
5. Community Networks (Jaringan Komunitas) : Sekolah merupakan bagian integral
dari komunitas mereka. Orang tua dan keahlian komunitas berkontribusi pada
program dan kegiatan sekolah. Jaringan dibangun melalui konsultasi yang efektif,
dan ada pemahaman bersama tentang prioritas untuk pencapaian siswa.)
6. Communication (Komunikasi) : Komunikasi yang tepat waktu, berguna, dan
mudah dipahami dengan orang tua memberikan peluang untuk pertukaran
informasi, sesuai bagi mereka yang terlibat. Hambatan untuk komunikasi yang
efektif secara aktif diidentifikasi dan dipahami) (Natsir, 2018).

E. Contoh Sekolah yang Didalamnya Melibatkan Orang Tua sebagai Mitra dalam
Proses Pendidikan di Sekolah
SDIT Ukhuwah Islamiyah Banjarmasin adalah salah satu contoh sekolah yg
ada di Banjarmasin yang didalam nya melibatkan orang tua sebagai mitra dalam
proses pendidikan di sekolah. sekolah ini merupakan sekolah yang tergolong favorit,
bahkan mendapatkan status akreditasi A (sangat baik). Sekolah ini seluruh gurunya
bergelar sarjana, bahkan 21 guru sedang menyelesaikan program Magister. Sistem
seleksi guru sangat ketat karena tidak hanya mendasarkan pada kemampuan
akademik, tetapi juga kemampuan dan keterampilan tambahan, seperti baca tulis Al
Qur’an dan karakter.
Berbagai kiat dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam membangun mutu
sekolah hingga menjadi sekolah yang berkarakter, sekaligus berprestasi. Hal tersebut
menjadikan SDIT Ukhuwah Islamiyah menjadi pilihan orang tua dan masyarakat
dalam mendidik anak-anak mereka. Selain itu, juga terbina kemitraan efektif dengan
berbagai pihak secara harmonis, mendukung, dan saling menguntungkan.
Dari data wawancara dengan para orang tua murid ditemukan bahwa kepala
sekolah setiap saat paling tidak dua kali mengadakan pertemuan, baik formal ataupun
informal. Pada pertemuan tersebut, kepala sekolah mengkomunikasikan visinya,
menumbuhkan rasa saling membutuhkan dan berkepentingan, dan kreatif dalam
menggugah orang tua untuk mendukung visi dan misi sekolah yang unggul dan
berkarakter. Di samping itu, kepala sekolah menyampaikan masalah yang dihadapi
dan menghimpun dukungan masyarakat terhadap kebutuhan sekolah. Di samping hal
tersebut, kepala sekolah juga membuat program bersama dengan orang tua dan
masyarakat, serta keterlibatan kepala sekolah dalam berbagai kegiatan di masyarakat,
baik sebagai anggota organisasi masyarakat maupun sebabagi nara sumber semakin
memberikan peluang dan berkembangnya kemitraan efektif sekolah dengan berbagai
institusi, baik institusi pendidikan maupun institusi nonpendidikan. Dengan adanya
pendekatan formal dan nonformal,kepala sekolah kepada orang tua dan masyarakat,
berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan orang tua dan masyarakat dan dari
hasil observasi, diperoleh hasil penelitian,yaitu strategi yang dilakukan orang tua dan
masyarakat dalam membentuk karakter siswa adalah komunikasi efektif timbal balik
dengan pihak sekolah dan kemitraan efektif yang saling menguntungkan,
membutuhkan, dan kesetaraan antara orang tua dan masyarakat dengan sekolah
(Suriansyah, 2015).
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Partisipasi dari orangtua siswa dan masyarakat dalam program MBS berupa
merealisasi program, mendukung sekolah melalui bantuan dana dan bersama warga
sekolah merumuskan dan mengembangkan program yang dapat meningkatkan
kualitas pendidikan disekolah. Partisipasi masyarakat dan orang tua siswa dapat
membantu sekolah sebagai narasumber atau organisator kegiatan sekolah. Selain itu
dapat juga terlibat secara aktif dalam proses kontrol kualitas pengelolaan sekolah.
Kurangnya partisipasi orang tua terhadap kemitraan pendidikan di sekolah
maka akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemajuan mutu pendidikan
itu sendiri. Untuk itu perlu adanya upaya-upaya tertentu yang dapat dilakukan oleh
kepala sekolah dalam rangka menggalang partisipasi orang tua agar lebih optimal.

B. Saran
Sekolah diharapkan mampu menggali dan mengelola semua jenis partisipasi
orang tua dan masyarakat dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah dan program-program sekolah sesuai dengan kebutuhan masing-masing, baik
berupa patisipasi buah pikiran, tenaga, harta benda, keterampilan maupun partisipasi
sosial. Upaya meningkatkan partisipasi orang tua dan masyarakat, maka diperlukan
hubungan, komunikasi dan kerjasama yang harmonis antara sekolah dan masyarakat
serta mempunyai kemampuan majerial dan tenaga yang profesional untuk
menciptakan pembelajaran dan program-program sekolah yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Apriati, Y., & Widaty, C. (2021). Kerjasama Orang Tua dan Sekolah dalam Mewujudkan
Harmoni pada Paud Rumah BelajarSenyum di Banjarmasin. Jurnal Pendidikan
Sosiologi, 1023-1034.

Ayudia, C. (2018) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan partisipasi orang tua di SDN
kecamatan Pariaman Utara kota Pariaman. Jurnal Administrasi Pendidikan FIP UNP:
100-107

Kinanti, D. A., & Trihantoyo, S. (n.d.). Urgensi Partisipasi Orang Tua Siswa Dalam
Penyelenggaraan Pendidikan Bermutu. 256-264.

Natsir, N. F. (2018). Mutu Pendidikan : kerjasama guru dan orang tua . Jurnal mudarrisuna 8
(2), 323-324.

Nopiati, Imran, & Al Hidayah, R. (2021). PERAN ORANGTUA DALAM


KEBERLANGSUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA SEKOLAH. Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa Vol. 10, No. 9, 1-8.

Pratama, E. H., Purwo, S., & Wardhani, I. S. (2020). Kemitraan Sekolah Dengan Orangtua
Sebagai Solusi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Riset
dan Inovasi Pendidikan Dasar, 29-37.

Samsudin, U. (2022). Jalinan Kerjasama Guru dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa di Sekolah. 83-93.

Sudari, S. (2018) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan partisipasi orang tua dan
masyarakat untuk mendukung keberhasilan program sekolah sebagai implementasi
menajemen berbasis sekolah di SD Pertiwi II kecamatan Bandung wetan. Bandung:
Dinas pendidikan kota Bandung Provinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Barat.

Suriansyah, A. (2015). Strategi kepemimpinan kepala sekolah, guru, orang tua, dan
masyarakat dalam membentuk karakter siswa. Cakrawala Pendidikan, 34(2).

Anda mungkin juga menyukai