Yayuk Hartini,M.Pd
Disusun Oleh :
Kelas 4D
Kelompok:6
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga slalu kita curahkan kepada bagianda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang syafaatnya dinanti-nantikan oleh para pengikut beliau
hingga akhir zaman.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami yaitu Ibu Yayuk
Hartini, M.Pd yang telah memberikan tugas makalah ini pada kelompok kami.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca agar makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan dalam penulisan di makalah ini, kami memohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya untuk mempersiapkan peserta didik agar
mampu hidup dengan baik dalam masyarakat, mampu mengembangkan dan
meningkatkan kualitas hidupnya sendiri, serta berkontribusi secara
bermakna dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas masyarakat
dan bangsanya.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan
penyelenggaraan pendidikan dan sekaligus indikator mutu pendidikan
(Muryani, dkk:2013). Indonesia tercatat lima kali merevisi kurikulum
pendidikan dasar dan menengah. Revisi kurikulum yang dirancang
mengikuti potensi dan karakteristik daerah, kondisi sosial budaya
masyarakat setempat, dan peserta didik. KTSP diberlakukan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah mulai tahun ajaran 2006/2007
menggantikan kurikulum 2004. Kurikulum ini disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman pada panduan yang disusun
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Pemberlakuan KTSP sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI
dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah, setelah mempertimbangkan
pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP
sepenuhnya diserahkan kepala sekolah dalam arti tidak ada intervensi dari
dinas pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP
selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta
Bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan
komite sekolah dalam penyusunan KTSP , maka KTSP yang disusun akan
sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan
kebutuhan masyarakat.
1
Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap
proses dan hasil belajar, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya
peserta didik dalam belajar. Pengembangan KTSP menuntut guru semakin
kreatif, karena mereka harus merencanakan sendiri materi pelajarannya
untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Guru perlu
memperhatikan perbedaan individual peserta didik, agar KTSP dapat
dikembangkan secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari KTSP?
2. Apa landasan dan rasional KTSP?
3. Apa Tujuan KTSP?
4. Bagaimanakah prinsip-prinsip pengembangan KTSP?
5. Bagaimana proses pengembangan KTSP?
6. Bagaimana prosedur dalam pengembangan KTSP?
7. Bagaimanakah pengembangan silabus?
8. Pihak mana saja yang terlibat dalam penyusunan KTSP?
C. Tujuan
1. Mengetahui landasan dan prinsip dari pengembangan KTSP.
2. Mengetahui pengertian dari KTSP.
3. Mengetahui landasan dan rasional dari KTSP.
4. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
5. Memahami dan mengetahui proses pengembangan KTSP.
6. Memahami prosedur pengembangan KTSP.
7. Mengetahui bagaimana pengembangan silabus.
8. Mengetahui pihak yang terlibat dalam penyusunan KTSP.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KTSP
KTSP adala singkatan dari kurikulum tingkat satuan Pendidikan,yang
dikembnagkan sesuai dengan potensi sekolah/daerah,satuan
Pendidikan,karakteristik sekolah atau daerah,sosial budaya masyarakat setempat
dan karakteristik peserta didik. Jadi KTSP merupakan upaya untuk
menyempurnakan kurikulum agar lebih dikenal guru,karena mereka banyak
dilibatkan diharapkan menjadi komitmen dan tanggungjawab yang memadai. (TIM
DOSEN PAI, 2016)
3
setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006.
4. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006. (Lismina, 2017)
b) RASIONAL KTSP
4
pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-
lain yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif.
5
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah (Trianto Ibnu
Badar at-Taubany, Hadi Suseno, 2017).
6
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap
yang pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah
memahami tiga sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source
of society), dan konten (source of content). Tahap kedua adalah
merumuskan tentative general objective atau standar kompetensi (SK)
dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian di screen
melalui dua landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan
filosofi pendidikan (philosophy of learning) dan psikologi belajar
(psychology of learning), dan Tahap terakhir adalah merumuskan precise
education dan kompetensi dasar (KD).
2. Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar (selection
of learning ecperiences)
dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar
dalam pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman
belajar dan landasan psikologi belajar. Pengalaman belajar merupakan
bentuk interaksi yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang dirancang
oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Pengalaman
belajar yang harus dialami siswa sebagai learning activity menggambarkan
interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung melalui perilaku
aktif siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari bukan, Apa
yang dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi pengalaman-
pengalaman belajar juga memperhatikan psikologi belajar. Ada 5 prinsip
umum dalam pemilihan pengalaman belajar, yaitu:
a. Pertama, pengalaman belajar yang diberikan ditentukan oleh tujuan
yang akan dicapai.
b. Kedua, pengalaman belajar harus cukup sehingga siswa memperoleh
kepuasan dari pengadaan berbagai macam perilaku yang diindikasikan
oleh sasaran hasil.
c. Ketiga, reaksi yang diinginkan dalam pengalaman belajar
memungkinkan bagi siswa untuk mengalaminya (terlibat).
d. Keempat, pengalaman belajar yang berbeda dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
7
e. Kelima pengalaman belajar yang sama akan memberikan berbagai
macam keluaran (outecomos).
3. Mengorganisasikan Pengalaman-Pengalaman Belajar (organization of
learning experiences)
Pengorganisasian atau desain kurikulum diperlukan untuk
memudahkan anak didik untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum
tidak lepas dari beberapa hal penting yang mendukung, yakni: tentang teori,
konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak didik, dan
kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu kurikulum
menentukan apa yang akan dipelajari, Kapan waktu yang tepat untuk
mempelajari, keseimbangan bahan belajar, dan keseimbangan antara aspek-
aspek pendidikan yang akan disampaikan.
4. Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum
Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi.
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul
yang dibuat pertimbangan untuk tujuan perbaikan sistem. Evaluasi yang
sama adalah sangat esensial dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi
dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan sedang kerja sebagai proses
pengumpulan data sebagai dasar pengambilan keputusan. Evaluator yang
dipekerjakan oleh sistem sekolah dapat berasal dari dalam maupun dari luar.
Banyak evaluasi kurikulum dibebankan pada guru-guru di mana mereka
bekerja. Evaluasi kurikulum merupakan titik kulminasi perbaikan dan
pengembangan kurikulum. Evaluasi si ditempatkan pada langkah terakhir
evaluasi mengkonotasikan akhir suatu siklus dan awal dari siklus
berikutnya. Perbaikan pada siklus berikutnya dibuat berdasarkan hasil
evaluasi dari siklus sebelumnya.
1. Tahap Persiapan
a. Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah
8
1) Kepala Sekolah membentuk Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di
satuan pendidikan.
2) TPK terdiri atas Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ketua
Program Keahlian, MGMP, Guru Mata Pelajaran, Guru BP/BK,
Institusi Pasangan (DU/DI), serta pengarah dari Pengawas satuan
pendidikan dan Komite Sekolah.
3) TPK bertugas selama 1 (satu) tahun pelajaran dan dapat
diperpanjang atau diubah setiap tahunnya.
2. Tahap Analisis
a. Melakukan reviu kurikulum tahun sebelumnya meliputi: analisis
terhadap visi, misi, dan tujuan pendidikan serta analisis kebutuhan
peserta didik dan ketersediaan sumber daya.
b. Melakukan analisis terhadap peraturan perundangan yang berlaku
mengenai kurikulum.
c. Melakukan analisis konteks tentang isi KTSP.
3. Tahap Pengembangan
a. Perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan hasil analisis (BAB
II Buku I KTSP).
b. Perumusan struktur dan muatan kurikulum hasil analisis (BAB III Buku
I KTSP).
c. Pengaturan kalender pendidikan hasil analisis (BAB IV Buku I KTSP).
d. Pengembangan KD dan silabus hasil analisis KI-KD dan analisis silabus
(Buku II KTSP).
e. Penyusunan dan pengembangan RPP hasil analisis guru pada setiap
mata pelajaran (Buku III KTSP).
4. Tahap Penetapan
9
a. Pembahasan draf KTSP oleh TPK;
b. Revisi draf KTSP oleh TPK;
c. Finalisasi dokumen KTSP oleh TPK, dan
d. Penandatanganan dokumen KTSP oleh Kepala Sekolah, Komite
Sekolah dan dari Institusi Pasangan.
5. Tahap Pengesahan
6. Tahap Implementasi
10
G. Pengembangan Silabus
Silabus berasal dari bahasa Latin “syllabus” yang berarti daftar, tulisan,
ikhtisar, ringkasan, isi buku (Komaruddin, 2000:239). Silabus menurut Sanjaya
(2007) adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/ bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Salim (1987:98) mengatakan
silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi materi
pelajaran. Menurut BNSP (2006) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar.
11
H. Pihak yang Terlibat Dalam Penyusunan KTSP
Banyak pihak yang terlibat dalam pengembangan kurikulum. Di antaranya
ialah kepala sekolah, guru, komite sekolah dan siswa. Sebagai manajer, kepala
sekolah bertanggung jawab atas manajemen sekolah. Dalam konteks ini, kepala
sekolah terlibat dalam tugas-tugas merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan segenap usaha pencapaian tujuan
pendidikan. Kepala sekolah harus mampu melahirkan ide-ide baru dan kreatif.
Pengembangan kurikulum sering kali bermula dari gagasan kepala sekolah. Karena
kewenangan yang dimiliki kepala sekolah, maka ideide barunya menjadi lebih
terbuka untuk diimplementasikan di sekolah. Begitu pula dalam konteks
pengembangan kurikulum sekolah ini. Kepala sekolah harus mampu manghadirkan
inspirasi dan ide pembaharuan, sehingga program sekolah (kurikulum) yang
dijalankan senantiasa aktual/mutakhir. Dalam pengembangan kurikulum sekolah,
guru memiliki peran sebagai pemberi pertimbangan. Sebagai seorang profesional,
guru memiliki keahlian di bidangnya, termasuk urusan kurikulum atau secara lebih
luas mengenai pendidikan. Sebagai pelaksana proses pengembangan, guru dapat
terlibat sebagai tim pengembang kurikulum sekolah. Di sini, guru harus mampu
berpikir luas dan komprehensif, bahkan menjangkau masuk ke ruang masa depan.
Guru sebagai pelaksana kurikulum adalah pengampu proses pembelajaran mata
pelajaran tertentu. Di sini, guru menjabarkan kurikulum sekolah menjadi
bentukbentuk program yang lebih detil/rinci (silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran) sampai dengan pengejawantahannya dalam bentuk kegiatan
pembelajaran.
Komite sekolah adalah sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah,
jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah. Peran komite
sekolah adalah sebagai advisory agency, supporting agency, controlling agency,
dan mediate agency. Dalam konteks pengembangan kurikulum sekolah, peran
komite sekolah berlangsung mulai dari bagaimana sebuah pengembangan
kurikulum digagas hingga proses pengembangan kurikulum berlangsung
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
KTSP adalah salah satu kurikulum operasional yang dikembangkan dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. KTSP memberikan peluang dan
kesempatan kepada pihak sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan
kebijakan mengenai pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan sehingga
diharapkan memberdayakan semua potensi yang dimiliki.
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan dengan memerhatikan dan berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang di kembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Pengembangan KTSP diserahkan kepada para
pelaksana pendidikan (guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan sekolah)
untuk mengembngkan berbagai kompetensi pendidikan (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) pada setiap satuan pendidikan di sekolah.
Mengingat penyusunan KTSP diperlukan oleh sekolah dan satuan pendidikan,
diharapkan guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan pendidikan akan
sangat bersahabat dengan kurikulum tersebut. Mereka akan terlibat secara langsung
dalam proses penyusunannya, dan mereka (guru) yang akan melaksanakannya
dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga memahami betul apa yang harus
dilakukan dalam pembelajaran, sehubungan dengan kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan tantangan yang dimiliki oleh sekolah dan setiap satuan pendidikan
di daerah masing-masing. KTSP mempunyai visi misi yang berlandaskan tujuan
pendidikan nasional demi terwujudnya cita-cita dengan memperhatikan kebutuhan
siswa.
B. Saran
1. Perlunya peningkatan pemahaman dan motivasi siswa yang notabennya calon guru
dalam hal mempelajari pengembangan kurikulum.
2. Perlunya pemahaman guru dalam mempelajari pengembangan Kurikulum Satuan
Pendidikan (KTSP) agar pembelajaran yang diperoleh siswa sesuai dengan situasi
dan kondisi, serta sesuai yang diharapkan.
13
3. Perlunya mewujudkan tujuan proses pendidikan dan pembelajaran yang
menyeluruh dalam segi aspek afektif, psikomotorik, dan kognitif siswa agar proses
pembelajaran kurikulum KTSP dapat mencapau tujuan yang diharapkan dan
diprogramkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Komaruddin, dkk .2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
15