Anda di halaman 1dari 18

KURIKULUM KTSP

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pengembangan Bahan Ajar

DOSEN PENGAMPUH :
Prof. dr. H. Syanurdin, M.Pd
Disusun oleh:

Mufid Faruq Aziz 2111550010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1.     Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2.     Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3.     Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1.     Pengertian Kurikulum  tingkat satuan pendidikan (KTSP).................................3
2.2.     Landasan dan Prinsip Pengembangan KTSP.......................................................4
2.3.     Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)......................................6
2.4.     Komponen-Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)............6
2.5.     Aspek-Aspek Inovatif yang Terkandung Dalam KTSP.......................................7
2.6.     Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan......................................8
2.7.     Peluang dan Tantangan yang diberikan oleh KTSP............................................9
2.8.     Kelebihan dan Kelemahan KTSP........................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................................12
3.1.     Kesimpulan..........................................................................................................12
3.2.     Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 14

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) i


KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, Yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada saya,
sehingga dapat menyeselesaikan Makalah Kurikulum Pendidikan.

Makalah Kurikulum Pendidikan ini berjudul KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN ( KTSP ) Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kurikulum Pendidikan.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini.

Demikian kata pengantar ini saya buat dan kami berharap semoga Makalah
Kurikulum Pendidikan ini mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) dapat
menambahkan pengetahuan dan dapat dipelajari dengan baik. Akhir kata saya ucapkan terima
kasih.

Bengkulu , Januari 2022

Mufid

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ii


BAB I

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1


PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu aspek penting dalam konteks pendidikan di manapun adalah kurikulum,
karena kurikulum merupakan komponen pendidikan, baik oleh pengelola maupun
penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Kurikulum dibuat secara
sentralistik, oleh karena itu setiap satuan pendidikan diharuskan untuk melaksanakan dan
mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang
disusun oleh pemerintah pusat.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan kurikulum yang saat ini
sedang hangat dibicarakan dimana-mana. Kurikulum ini mulai diberlakukan secara
bertahap sejak tahun ajaran 2006 yang memberikan keleluasaan kepada guru dan sekolah
(lembaga tingkat satuan pendidikan) untuk mengembangkannya yaitu untuk
menggerakkan mesin utama pendidikan yakni pembelajaran. Dengan adanya kurikulum
ini, pembelajaran dapat lebih disesuaikan dengan kondisi di setiap daerah bersangkutan,
tetapi dalam prakteknya sebagian besar guru masih belum memahami tentang
pembelajaran dengan penggunaan kurikulum KTSP. Oleh karena itu, sebagai calon guru,
paling tidak harus mengetahui konsep dasar tentang KTSP. Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai konsep dasar KTSP yang berisi tentang pengertian, komponen-
komponen serta landasan penyusunan KTSP.
Namun Seringkali kurikulum dijadikan objek penderita, dalam pengertian bahwa
ketidakberhasilan suatu pendidikan diakibatkan terlalu seringnya kurikulum tersebut
berubah. Padahal, seharusnya dipahami bahwa kurikulum seyogyanya dinamis, harus
berubah mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakatnya.
Pada tahun ajaran 2005/2006 setelah diberlakukannya kurikulum berbasis
kompetensi, setahun kemudian yaitu pada tahun ajaran 2006/2007 di terbitkan kebijakan
baru mengenai pemberlakuan pengorganisasian kurikulum yang dikenal dengan istilah
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dengan batas akhir penerapan di sekolah
pada tahun ajaran 2009/2010.
Perkembangan terbaru saat ini adalah munculnya penerapan KTSP oleh lembaga
penyelenggara pendidikan dilingkungan Dinas Pendidikan. Kehadiran KTSP tidak serta
menjadi solusi alternatif bagi berbagai “dilema” yang menutupi pendidikan karena
berbagai faktor. Penulis dalam hal ini mengidentifkasi beberapa hal yang berkaitan
dengan hadirnya KTSP, yaitu diantaranya:
a. KTSP muncul tidak lama setelah terbitnya kurikulum 2004, sehingga di lapangan
menimbulkan pertanyaan apakah ini kurikulum baru yang merupakan revisi
terhadap kurikulum 2004.
b. KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dikembangkan oleh
sekolah (guru dan stakeholder lainnya), sementara “mereka” biasanya menerima
segala sesuatu secara terpusat.
c. Kesiapan data-data yang diprasyaratkan dalam KTSP belum sepenuhnya siap,
karena dalam hal kecil guru pada umumnya tidak memiliki buku administrasi
guru secara utuh.

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2


d. Bagaimana hubungan antara pembelajaran dengan menggunakan formula KTSP
dengan tuntutan ujian nasional (UNAS) yang secara filosofis memang berbeda.
e. Penyusunan dan pengembangan KTSP melibatkan banyak unsur, diantaranya;
guru-guru, unsur pimpinan sekolah, pengawas, dinas pendidikan/depag terkait,
dan komite sekolah. Hal ini merupakan kesulitan tersendiri karena sulit untuk
dipertemukan secara langsung.
f. Adanya pengurangan jam pelajaran yang sangat dirasakan dampaknya bagi guru-
guru di lembaga pendidikan swasta.
g. Unsur standar pendukung pelaksanaan KTSP belum diterbitkan seluruhnya saat
ini baru terbit dua standar dari delapan standar yang ditetapkan, yaitu SKL
(standar kompetensi lulusan) dan SI (standar isi).

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengertian Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)?
b. Apa saja landasan dan prinsip dalam pengembangan KTSP?
c. Bagaimana tujuan KTSP?
d. Apa saja komponen-komponen KTSP?
e. Apa saja aspek-aspek inovatif yang terkandung dalam KTSP?
f. Bagaimana Pengembangan KTSP?
g. Apa saja tantangan dalam KTSP sebagai upaya mempercepat pembangunan bangsa?
h. Apa saja Kelebihan dan kelemahan KTSP ?

1.3. Tujuan Penulisan


Dari beberapa rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai adalah:
a. Mengetahui tentang pengertian KTSP.
b. Mengetahui tentang landasan dan prinsip dalam pengembangan KTSP.
c. Mengetahui tentang tujuan dan komponen KTSP
d. Mengetahui tentang aspek-aspek inovatif yang terkandung dalam KTSP
e. Mengetahui tentang Pengembangan KTSP
f. Mengetahui tentang tantangan dalam KTSP sebagai upaya mempercepat
pembangunan bangsa
g. Mengetahui Kelebihan dan kelemahan KTSP
Untuk pembaca serta masyarakat umum :
a. Memberikan ilmu pengetahuan atau informasi tentang KTSP

BAB II
PEMBAHASAN

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 3


2.1. Pengertian Kurikulum  tingkat satuan pendidikan (KTSP)
Sebagai gambaran awal, berikut ini akan disajikan mengenai beberapa
perkembangan kurikulum khususnya di Indonesia dimulai dari tahun 1968 hingga 2004
dan 2006 dengan spesifikasi orientasi dari masing kurikulum-kurikulum tersebut, secara
garis besar perkembangan tersebut disajikan dalam tabel 1, sebagai berikut:

Perkembangan Kurikulum Di Indonesia


NO TAHU FOKUS ORIENTASI
N
1 1968 Subject Matter (mata pelajaran)

2 1975 Terminal Objectives (TIU, TIK)

3 1984 Keterampilan Proses (CBSA Project)

4 1994 Munculnya pembagian kamar antara kurikulum nasional dengan


kurikulum muatan local

5 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi

6 2006 Kurikulum berbasis lokal (daerah/satuan pendidikan)

Dengan melihat pada isi tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. perubahan atau penyesuaian kurikulum tersebut  relatif dilakukan dalam periode
yang relatif konstan yaitu antara 8 hingga 10 tahun,
b. perubahan mencakup aspek proses dan materi,
c. perkembangan terakhir menunjukkan konsentrasi pendidikan untuk meningkatkan
mutu dan relevansinya bagi masyarakat dan lingkungan.
Perkembangan terbaru dalam pendidikan dan kurikulum yaitu lahirnya kurikulum
2006 dengan diikuti populernya istilah KTSP. Persepsi masyarakat pendidikan pada
umumnya dalam memandang KTSP sebagai model baru kurikulum sebagai pengganti
KBK (kurikulum 2004), secara teoritik model pengembangan kurikulum yang sejalan
dengan paradigma KTSP adalah model Tyler (objective model), model grassroot dari
Hilda Taba, Model kurikulum transmisi dari Miller-Seller, dan lain sebagainya.
Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan
sasaran pendidikan yang diinginkan. Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan,
kurikulum hendaknya dapat menyesuaikan terhadap perubahan zaman dan kemajuan
ilmu pengetahuan serta canggihnya teknologi.

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 4


Disamping itu, kurikulum harus bisa memberikan arahan dan patokan keahlian
kepada peserta didik setelah menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu
lembaga. Oleh karena itu, wajar bila kurikulum selalu berubah dan berkembang sesuai
dengan kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang terjadi.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi
yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan. KTSP
merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas
pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan
proses belajar mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan
sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber
belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya
masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik. Sekolah dan Komite Sekolah, atau
Madrasah dan Komite Madrasah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
kelulusan.
KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan agar lebih familiar dengan guru,
karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggung jawab yang memadai.
Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakaqn keharusan agar sistem
pendidikan nasional tersebut selalu relevan dan kompetitive. Hal tersebut juga sejalan
dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 35 dan 36 yang menekankan
perlunya peningkatan standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara
berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan
oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan
memperhatikan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36.

2.2. Landasan dan Prinsip Pengembangan KTSP


KTSP dilandasi oleh UU dan peraturan pemerintah sebagai berikut :
a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
b. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
c. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar Isi
d. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan
e. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan
No. 23
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan berpedoman pada
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) serta panduan penyusunan
kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dengan
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 5


a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral
berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial,
ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, danpengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi
kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan
dan memperhatikan pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spiritual,
keterampilan berpikir (thingking skill), kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan
keterampilan vokasional.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
kurikulum dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
g. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
h. Seimbang antar kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
i. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan
lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kepentingan global, nasional, dan lokal harus saling mengisi dan memberdayakan
sejalan dengan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto
Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 6


2.3. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan
secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah :
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang
tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.

2.4. Komponen-Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Bahwa komponen-komponen KTSP terdiri dari sebagai berikut : 
a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknlogi.
4. Kelompok mata pelajaran estetika.

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 7


5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7. Muatan
KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan
beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

c. Kalender Pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang
diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran.
Kelender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan untuk
setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan
alokasi waktu pada dokumen standar isi dengan memperhatikan ketentuan dari
pemerintah.

2.5. Aspek-Aspek Inovatif yang Terkandung Dalam KTSP


KTSP yang mulai diberlakukan secara nasional pada tahun 2006 jelas berbeda
dengan kurikulum sebelumnya. Perbedaan yang paling mendasar adalah bahwa KTSP
merupakan produk dari penjabaran Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003 yang bernafaskan Undang-undang Otonomi Daerah. Dua hal penting yang
membedakan KTSP dengan kurikulum sebelumnya (sebagai dampak dari UU Otonomi
Daerah) adalah (a) diberlakukannya kurikulum yang berdiversifikasi, dan (b) adanya
standardisasi pendidikan. Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia adalah negara yang
heterogen, baik dilihat dari aspek geografisnya maupun latar belakang sosial budayanya.
Heterogenitas ini membawa dampak bahwa terdapat perbedaan yang cukup bermakna
antara daerah dan pusat. Dengan diberlakukannya Undang-undang Otonomi Daerah
maka setiap daerah mempunyai wewenang untuk mengatur urusan dalam negerinya.
Dengan demikian, pada aspek pendidikan terjadi hal yang sama. Jika pada masa
berlakunya sentralisasi saja sudah menyebabkan adanya perbedaan yang bermakna
antara pusat dengan daerah, maka dapat dibayangkan apa yang akan terjadi dengan
sistem pendidikan yang desentralisasi.
Untuk mengatasi perbedaan tersebut, maka kurikulum dikembangkan dengan
mengacu kepada standar nasional, artinya meskipun tiap daerah bahkan tiap sekolah
diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan kemampuan
masing-masing, tetapi tetap harus mengacu pada standar minimal yang sifatnya nasional.
Dengan demikian diharapkan bahwa kurikulum yang dikembangkan (KTSP) dapat
mengadopsi kebutuhan daerah tetapi tidak melupakan aspek mutu/kualitas pendidikan
secara nasional.   
Aspek-aspek inovatif yang terkandung dalam KTSP di antaranya diterapkannya
pendidikan kecakapan hidup; dikembangkannya keunggulan lokal sesuai karakteristik,
kebutuhan, dan tuntutan setempat; kurikulum berbasis sekolah, dalam pengertian
Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 8
meskipun kerangka dasar dan struktur kurikulum dikembangkan secara sentralistik,
tetapi pengembangan perencanaan pembelajaran (silabus & RPP) dan kegiatan belajar
mengajar dikembangkan secara desentralistik; dan disertakannya peran serta masyarakat.

2.6. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat
dilakukan melalui pengembangan komponen-komponen kurikulum, di antaranya:
a. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Visi, dan Misi Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan harus berorientasi ke
depan, dikembangkan bersama oleh seluruh warga sekolah, merupakan perpaduan
antara langkah strategis dan sesuatu yang dicita-citakan, dinyatakan dalam kalimat
yang padat bermakna, dapat dijabarkan ke dalam tujuan dan indikator
keberhasilannya, berbasis nilai, dan membumi (kontekstual).
Penyusunan visi dalam KTSP melalui tiga tahap yaitu; tahap 1: hasil belajar
siswa, dengan merumuskan apa yang harus dicapai siswa berkaitan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah mereka menamatkan sekolah. Tahap 2:
suasana pembelajaran, dirumuskan dengan mempertimbangkan suasana pembelajaran
seperti apa yg dikehendaki untuk mencapai hasil belajar itu, dan tahap 3: suasana
sekolah, dimana sekolah ditempatkan sebagai lembaga/organisasi pembelajaran 
dengan merumuskan seperti apa yang diinginkan untuk mewujudkan hasil belajar bagi
siswa.
Setiap tahapan dirumuskan dalam kalimat, kemudian dipindai setiap
rumusan/kalimat untuk mendapatkan kata kunci, rumusan visi dari kata kunci tersebut
secara singkat padat bermakna (kurang lebih tidak lebih dari 25 kata), berdasarkan
Visi ini, bisa ditentukan missinya dimana missi dapat diartikan sebagai sejumlah
langkah strategis untuk menuju dan mencapai sasaran dari visi yang telah dirumuskan.
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dan
khususnya tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
b. Struktur dan Muatan KTSP
Struktur dan Muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
seperti tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran, yaitu; kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok
mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaranjasmani, oleh raga dan
kesehatan.Keluasan dan kedalaman pada setiap kelompok mata pelajaran sebagai
beban belajar bagi setiap pesera didik pada satuan pendidikan.

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 9


Mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban
belajar, kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
Kalender Pendidikan, untuk setiap satuan pendidikan dapat menyusun
kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,
kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan
sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

2.7. Peluang Dan Tantangan Yang Diberikan Oleh KTSP


KTSP memberikan peluang munculnya diversifikasi sekolah, sebab kurikulum
yang dikembangkan dalam KTSP sebagaimana yang telah diungkapkan di atas, hanya
berisikan standar kompetensi/kompetensi dasar yang merupakan standar nasional;
sedangkan pengembangan selanjutnya sangat ditentukan oleh kebutuhan/karakteristik
sekolah atau masyarakat yang berada di sekitar sekolah. Peluang ini dapat diterjemahkan
sebagai tantangan bagi pihak sekolah (penyelenggara pendidikan) dalam rangka
mempercepat pembangunan bangsa. Apakah sekolah sebagai penyelenggara pendidikan
akan jalan ditempat, “menunggu perintah dari  atas” sebagaimana yang selama ini
dikondisikan, atau pihak sekolah mengadopsi peluang itu dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan bangsanya. Diversifikasi ini memungkinkan
dikembangkannya sistem persekolahan yang berdaya saing tinggi, sebab pihak sekolah
diberi kewenangan penuh untuk mengembangkan kurikulumnya sebaik dan semaju
mungkin tetapi juga melihat pada kebutuhan dan kemampuan pihak penyelenggara
pendidikan (sekolah). Dengan adanya kemungkinan diverisifikasi ini maka
penyelenggara pendidikan tidak lagi harus seragam, sehingga diharapkan percepatan
pembangunan bangsa dapat dicapai.
Partisipasi masyarakat yakni peran komite sekolah memberi masukan dan saran
tentang keunggulan lokal, menjadi poin berikutnya dalam peluang yang terkandung di
KTSP. Keterlibatan pihak masyarakat, yang selama ini dipandang hanya sebagai “user”
pasif, memunculkan tantangan yang lebih bermakna, sebab masuknya peran/partisipasi
masyarakat akan melibatkan pemikiran-pemikiran baru tentang perlunya peningkatan
kualitas yang berasal dari pihak pengguna. Masyarakat dapat mengikutsertakan dirinya
untuk pengembangan dan kemajuan sekolah dengan mengedepankan keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh masyarakat sekitar. Artinya pengembangan pendidikan
berasal dari kebutuhan wilayah sekitar (lokal) dan membawa warna keunggulan lokal,
sehingga produk pendidikan tidak lagi menjadi suatu alieansi sebab kemajuan pendidikan
daerah tersebut sangat ditentukan oleh pengembangan keunggulan lokalnya.
Peluang lain yang diberikan melalui KTSP adalah bahwa kurikulum berbasis
sekolah. Hal ini mengindikasi selain kurikulum akan dikembangkan sesuai kebutuhan
dan kemampuan pihak sekolah, juga tidak kalah pentingnya adalah bahwa kurikulum
harus dikembangkan oleh guru. Dalam hal ini guru bukan hanya sebagai pelaksana
kurikulum, melainkan juga sebagai pengembang kurikulum di kelasnya.
Konsekuensinya, guru dituntut untuk siap sebagai pengembang kurikulum, sehingga
tidak lagi terdengar bahwa pengembangan perencanaan pembelajaran hanyalah
merupakan “pekerjaan administratif belaka”. Konsekuensi lanjutan adalah perlunya

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 10


pembinaan berkelanjutan yang intensif bagi pihak guru sebagai pengembang kurikulum
di tingkat sekolah.
 Profesionalisasi menjadi suatu kebutuhan, dan guru harus terus meningkatkan
dirinya untuk mempercepat pembangunan bangsa. Di tangan gurulah terletak maju atau
mundurnya pendidikan kita.

2.8. Kelebihan dan Kelemahan KTSP


a. Kelebihan KTSP
Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di
masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat
kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.
Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling
dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat mengembangkan
kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan hidup.
KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut ahli
beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan
siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman,
kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan
masyarakat sekitar.
Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan,
kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang
berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-
potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh
lingkungan.
Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan tingkat
pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar
pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 11


Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan mengembangkan
silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan
dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan
kemudahan belajar siswa.
Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan pemahaman
yang akan membentuk kompetensi individual.
Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah,
masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.
Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
Berpusat pada siswa.
Menggunakan berbagai sumber belajar.
kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan
b. Kelemahan KTSP
Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan
satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.
Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP .
Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban
mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untukmendapatkan tunjangan profesi.

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 12


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada
posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan.
KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi
luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka
mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah.
KTSP dilandasi oleh UU dan peraturan pemerintah sebagai berikut :
1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
2. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar Isi
4. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan
5. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No.
22 dan No. 23
Tujuan diterapkannya KTSP adalah :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Komponen-komponen KTSP terdiri dari sebagai berikut : 
1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
3. Kalender Pendidikan
Aspek-aspek inovatif yang terkandung dalam KTSP di antaranya diterapkannya
pendidikan kecakapan hidup; dikembangkannya keunggulan lokal sesuai karakteristik,
kebutuhan, dan tuntutan setempat; kurikulum berbasis sekolah, dalam pengertian
meskipun kerangka dasar dan struktur kurikulum dikembangkan secara sentralistik,
tetapi pengembangan perencanaan pembelajaran (silabus & RPP) dan kegiatan belajar
mengajar dikembangkan secara desentralistik; dan disertakannya peran serta
masyarakat. 

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 13


Dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat
dilakukan melalui pengembangan komponen-komponen kurikulum, di antaranya:
1. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
2. Struktur dan Muatan KTSP
KTSP memiliki kelebihan dan kelemahan sebagaimana yang telah diungkapkan di
atas dan juga KTSP memberikan peluang munculnya diversifikasi sekolah, sebab
kurikulum yang dikembangkan dalam KTSP sebagaimana yang telah diungkapkan di
atas, hanya berisikan standar kompetensi/kompetensi dasar yang merupakan standar
nasional; sedangkan pengembangan selanjutnya sangat ditentukan oleh
kebutuhan/karakteristik sekolah atau masyarakat yang berada di sekitar sekolah.

3.2. Saran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) memiliki kelebihan dan
kelemahan sebagaimana diungkapkan diatas , dalam kelemahan KTSP tersebut , semua
pihak harus bisa mengatasi nya secara professional dimana nantinya akan membawa
dampak yang baik.

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 14


DAFTAR PUSTAKA

E.Mulyasa.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.
http://blog.tp.ac.id/perubahan-kurikulum-di-tengah-mitos-globalisasi
http://deluk12.wordpress.com/makalah-kurikulum/
http://k-youlia.blogspot.com/2012/10/inovasi-pada-kurikulum-tingkat-satuan.html
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/prinsip-pengembangan-ktsp.html
http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/prinsip-prinsip-pengembangan-dan.html

Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 15

Anda mungkin juga menyukai