Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN (KTSP)

OLEH:

NAMA-NAMA : 1). STEVEN YUDSON NDOLU (2001080050)


2). TONITA HERMINCE LAOME (2001080004)
KELAS : IV-D
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KURIKULUM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas hikmat-
Nya, kami dapat menyelesaiakan makalah dengan judul “Konsep Dasar
Manajemen Keuangan” dengan baik.

Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Kami juga menyadari juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih
baik lagi. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membaca.

Kupang,05 Februari 2022

(penulis)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu aspek penting dalam konteks pendidikan di manapun


adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan, baik oleh
pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah.
Kurikulum dibuat secara sentralistik, oleh karena itu setiap satuan pendidikan
diharuskan untuk melaksanakan dan mengimplementasikannya sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang disusun oleh pemerintah pusat.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan kurikulum yang
mulai diberlakukan secara bertahap sejak tahun ajaran 2006 yang memberikan
keleluasaan kepada guru dan sekolah (lembaga tingkat satuan pendidikan) untuk
mengembangkannya yaitu untuk menggerakkan mesin utama pendidikan yakni
pembelajaran. Dengan adanya kurikulum ini, pembelajaran dapat lebih disesuaikan
dengan kondisi di setiap daerah bersangkutan, tetapi dalam prakteknya sebagian
besar guru masih belum memahami tentang pembelajaran dengan penggunaan
kurikulum KTSP. Oleh karena itu, sebagai calon guru, paling tidak harus
mengetahui konsep dasar tentang KTSP. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai komponen-komponen serta landasan penyusunan KTSP.
Namun Seringkali kurikulum dijadikan objek penderita, dalam pengertian
bahwa ketidakberhasilan suatu pendidikan diakibatkan terlalu seringnya kurikulum
tersebut berubah. Padahal, seharusnya dipahami bahwa kurikulum seyogyanya
dinamis, harus berubah mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakatnya.
Pada tahun ajaran 2005/2006 setelah diberlakukannya kurikulum berbasis
kompetensi, setahun kemudian yaitu pada tahun ajaran 2006/2007 di terbitkan
kebijakan baru mengenai pemberlakuan pengorganisasian kurikulum yang dikenal
dengan istilah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dengan batas akhir
penerapan di sekolah pada tahun ajaran 2009/2010.
Perkembangan terbaru saat ini adalah munculnya penerapan KTSP oleh
lembaga penyelenggara pendidikan dilingkungan Dinas Pendidikan. Kehadiran
KTSP tidak serta menjadi solusi alternatif bagi berbagai “dilema” yang menutupi
pendidikan karena berbagai faktor. Penulis dalam hal ini mengidentifkasi beberapa
hal yang berkaitan dengan hadirnya KTSP, yaitu diantaranya:
a. KTSP muncul tidak lama setelah terbitnya kurikulum 2004, sehingga di lapangan
menimbulkan pertanyaan apakah ini kurikulum baru yang merupakan revisi
terhadap kurikulum 2004.
b. KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dikembangkan oleh
sekolah (guru dan stakeholder lainnya), sementara “mereka” biasanya menerima
segala sesuatu secara terpusat.
c. Kesiapan data-data yang diprasyaratkan dalam KTSP belum sepenuhnya siap,
karena dalam hal kecil guru pada umumnya tidak memiliki buku administrasi guru
secara utuh.
d. Bagaimana hubungan antara pembelajaran dengan menggunakan formula KTSP
dengan tuntutan ujian nasional (UNAS) yang secara filosofis memang berbeda.
e. Penyusunan dan pengembangan KTSP melibatkan banyak unsur, diantaranya;
guru-guru, unsur pimpinan sekolah, pengawas, dinas pendidikan/depag terkait, dan
komite sekolah. Hal ini merupakan kesulitan tersendiri karena sulit untuk
dipertemukan secara langsung.
f. Adanya pengurangan jam pelajaran yang sangat dirasakan dampaknya bagi guru-
guru di lembaga pendidikan swasta.
g. Unsur standar pendukung pelaksanaan KTSP belum diterbitkan seluruhnya saat
ini baru terbit dua standar dari delapan standar yang ditetapkan, yaitu SKL (standar
kompetensi lulusan) dan SI (standar isi).

B. Rumusan Masalah
a. Apa saja komponen-komponen KTSP?
b. Peluang dan tantangan yang diberikan KTSP?
c. Apa saja Kelebihan dan kelemahan KTSP ?

C. Tujuan Penulisan
Dari beberapa rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai adalah:
a. Mengetahui tentang tujuan dan komponen KTSP
b. Mengetahui tentang tantangan dalam KTSP sebagai upaya mempercepat
pembangunan bangsa
c. Mengetahui Kelebihan dan kelemahan KTSP
d. Untuk pembaca serta masyarakat umum :
Memberikan ilmu pengetahuan atau informasi tentang KTSP
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komponen-komponen KTSP
Kurikulum merupakan subsistem pendidikan. Sebagai subsistem pendidikan,
kurikulum merupakan sebuah program yang direncanakan secara sistematis, yakni
perangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran.
Oleh sebab itu, kurikulum memiliki komponen yang saling berkaitan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Komponen Kurikulum Tingkat Ssatuan Pendidikan
(KTSP) tersebut secara garis besar mencakup:
1. Visi Misi
Setiap satuan pendidikan harus memiliki visi. Visi itulah yang kemudian
menjadi acuan dalam mengembangkan misi dan program-program pendidikan di
setiap satuan pendidikan.
Bagaimana seharusnya merumuskan Visi?
Menurut Morrisey (dalam Mulyasa, 2006: 176), visi adalah representasi apa yang
diyakini sebagai bentuk organisasi masa depan dalam pandangan pelanggan,
karyawan, pemilik dan stakeholder lainnya. Dalam literatur lain (Dirjen
Dikdasmen, 2004: 20) dikemukakan bahwa visi adalah (a) wawasan yang menjadi
sumber arahan bagi sekolah dan digunakan untuk memandu perumusan misi
sekolah; (b) pandangan jauh ke depan ke mana sekolah akan di bawa; serta (c)
gambaran masa depan yang diinginkan oleh sekolah agar sekolah dapat menjamin
kelangsungan hidup dan perkembangannya.

Advertiser
Perhatikan salah satu contoh rumusan visi sekolah berikut!
“Sebagai lembaga pendidikan dasar yang unggul dalam prestasi dilandasi
kekokohan iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa”
Menurut Anda, apakah rumusan visi tersebut dapat dengan mudah dimengerti dan
dipahami maknanya? Agar rumusan visi tersebut dapat dipahami dengan mudah
dan tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam, sebaiknya disertai
dengan indikator sebagai penjelasan tentang apa yang dimaksudkan oleh visi
tersebut. Dari visi tersebut dapat dicontohkan rumusan indikatornya sebagai
berikut.
· Unggul dalam perolehan nilai ujian akhir
· Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan di atasnya
· Unggul dalam penanaman nilai-nilai keagamaan
· Unggul dalam pengembangan kepribadian
· Unggul dalam pengembangan kreativitas siswa
· Dst.

2. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan


Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

3. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknlogi.
4) Kelompok mata pelajaran estetika.
5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7. Muatan KTSP
meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan
beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

4. Kalender Pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang
diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran.
Kelender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Kalender
pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan
pendidikan berdasarkan alokasi waktu pada dokumen standar isi dengan
memperhatikan ketentuan dari pemerintah.

B. Peluang dan tantagan yang diberikan KTSP


KTSP memberikan peluang munculnya diversifikasi sekolah, sebab
kurikulum yang dikembangkan dalam KTSP sebagaimana yang telah diungkapkan
di atas, hanya berisikan standar kompetensi/kompetensi dasar yang merupakan
standar nasional; sedangkan pengembangan selanjutnya sangat ditentukan oleh
kebutuhan/karakteristik sekolah atau masyarakat yang berada di sekitar sekolah.
Peluang ini dapat diterjemahkan sebagai tantangan bagi pihak sekolah
(penyelenggara pendidikan) dalam rangka mempercepat pembangunan bangsa.
Apakah sekolah sebagai penyelenggara pendidikan akan jalan ditempat,
“menunggu perintah dari atas” sebagaimana yang selama ini dikondisikan, atau
pihak sekolah mengadopsi peluang itu dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan bangsanya. Diversifikasi ini memungkinkan dikembangkannya sistem
persekolahan yang berdaya saing tinggi, sebab pihak sekolah diberi kewenangan
penuh untuk mengembangkan kurikulumnya sebaik dan semaju mungkin tetapi
juga melihat pada kebutuhan dan kemampuan pihak penyelenggara pendidikan
(sekolah). Dengan adanya kemungkinan diverisifikasi ini maka penyelenggara
pendidikan tidak lagi harus seragam, sehingga diharapkan percepatan
pembangunan bangsa dapat dicapai.
Partisipasi masyarakat yakni peran komite sekolah memberi masukan dan
saran tentang keunggulan lokal, menjadi poin berikutnya dalam peluang yang
terkandung di KTSP. Keterlibatan pihak masyarakat, yang selama ini dipandang
hanya sebagai “user” pasif, memunculkan tantangan yang lebih bermakna, sebab
masuknya peran/partisipasi masyarakat akan melibatkan pemikiran-pemikiran baru
tentang perlunya peningkatan kualitas yang berasal dari pihak pengguna.
Masyarakat dapat mengikutsertakan dirinya untuk pengembangan dan kemajuan
sekolah dengan mengedepankan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh
masyarakat sekitar. Artinya pengembangan pendidikan berasal dari kebutuhan
wilayah sekitar (lokal) dan membawa warna keunggulan lokal, sehingga produk
pendidikan tidak lagi menjadi suatu alieansi sebab kemajuan pendidikan daerah
tersebut sangat ditentukan oleh pengembangan keunggulan lokalnya.
Peluang lain yang diberikan melalui KTSP adalah bahwa kurikulum
berbasis sekolah. Hal ini mengindikasi selain kurikulum akan dikembangkan
sesuai kebutuhan dan kemampuan pihak sekolah, juga tidak kalah pentingnya
adalah bahwa kurikulum harus dikembangkan oleh guru. Dalam hal ini guru bukan
hanya sebagai pelaksana kurikulum, melainkan juga sebagai pengembang
kurikulum di kelasnya. Konsekuensinya, guru dituntut untuk siap sebagai
pengembang kurikulum, sehingga tidak lagi terdengar bahwa pengembangan
perencanaan pembelajaran hanyalah merupakan “pekerjaan administratif belaka”.
Konsekuensi lanjutan adalah perlunya pembinaan berkelanjutan yang intensif bagi
pihak guru sebagai pengembang kurikulum di tingkat sekolah.
Profesionalisasi menjadi suatu kebutuhan, dan guru harus terus
meningkatkan dirinya untuk mempercepat pembangunan bangsa. Di tangan
gurulah terletak maju atau mundurnya pendidikan kita.

B. Kelebihan dan kelemahan KTSP

a. Kelebihan KTSP

1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan


pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan
pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum
di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan
kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-
program pendidikan.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan
siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang
dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan
wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai
keterampilan hidup.
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena
menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan
jiwa anak.
5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus
untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
6. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
7. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah,
kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
8. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman,
kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan
pekerjaan masyarakat sekitar.
9. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik
kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
10.Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses
perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai
pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan
belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
11.Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan
tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama
menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.
12.Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan
mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan
potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan
masyarakat sekitar sekolah.
13.Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk
memberikan kemudahan belajar siswa.
14.Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan
pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
15.Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar
sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta
didik.
16.Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
17.Berpusat pada siswa.
18.Menggunakan berbagai sumber belajar.
19.kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan
b. Kelemahan KTSP

1. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada


kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan
sekolah.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP .
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban
mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untukmendapatkan
tunjangan profesi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada
posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan
pendidikan. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang
memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat
dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah.
KTSP dilandasi oleh UU dan peraturan pemerintah sebagai berikut :
a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
b. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
c. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar Isi
d. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan
e. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22
dan No. 23
Tujuan diterapkannya KTSP adalah :
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya
yang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.
Komponen-komponen KTSP terdiri dari sebagai berikut :
a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
c. Kalender Pendidikan
Aspek-aspek inovatif yang terkandung dalam KTSP di antaranya diterapkannya
pendidikan kecakapan hidup; dikembangkannya keunggulan lokal sesuai
karakteristik, kebutuhan, dan tuntutan setempat; kurikulum berbasis sekolah, dalam
pengertian meskipun kerangka dasar dan struktur kurikulum dikembangkan secara
sentralistik, tetapi pengembangan perencanaan pembelajaran (silabus & RPP) dan
kegiatan belajar mengajar dikembangkan secara desentralistik; dan disertakannya
peran serta masyarakat.
Dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat
dilakukan melalui pengembangan komponen-komponen kurikulum, di antaranya:
a. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
b. Struktur dan Muatan KTSP
KTSP memiliki kelebihan dan kelemahan sebagaimana yang telah diungkapkan
di atas dan juga KTSP memberikan peluang munculnya diversifikasi sekolah,
sebab kurikulum yang dikembangkan dalam KTSP sebagaimana yang telah
diungkapkan di atas, hanya berisikan standar kompetensi/kompetensi dasar yang
merupakan standar nasional; sedangkan pengembangan selanjutnya sangat
ditentukan oleh kebutuhan/karakteristik sekolah atau masyarakat yang berada di
sekitar sekolah.

B. Saran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) memiliki kelebihan dan
kelemahan sebagaimana diungkapkan diatas , dalam kelemahan KTSP tersebut ,
semua pihak harus bisa mengatasi nya secara professional dimana nantinya akan
membawa dampak yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

 E.Mulyasa.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.
 http://blog.tp.ac.id/perubahan-kurikulum-di-tengah-mitos-globalisasi
 http://deluk12.wordpress.com/makalah-kurikulum/
 http://k-youlia.blogspot.com/2012/10/inovasi-pada-kurikulum-tingkat-satuan.html
 http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/prinsip-pengembangan-ktsp.html
 http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/prinsip-prinsip-pengembangan-dan.html

Anda mungkin juga menyukai