Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PERBANDINGAN KURIKULUM 2013 DAN KTSP

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah isu-isu pendidikan jasmani


yang di ampu oleh dosen Dr. Nana Sutisna. MPd

Dibuat Oleh :

Jenal Aripin (2124200031)


2A Penjas

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENJAS

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Maraknya pemberitaan tentang Kurikulum 2013 yang menimbulkan pro dan kontra,
menjadi topik hangat yang banyak dibicarakan oleh para pengurus-pengurus pendidikan baik
ditingkat daerah maupun ditingkat nasional. Bagaimana tidak, kurikulum sebelumnya yakni
KTSP dinilai sebagian orang sesuai dan layak diterapkan lebih lama lagi dalam peraturan
pendidikan nasional. Sedangkan sebagian orang lainnya menilai KTSP sudah harus diganti
untuk menghadapi perkembangan dan tantangan jaman.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar yang tertuang dalam
Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Sedangkan kurikulum 2013 adalah kurikulum penyederhanaan dari KTSP.
Kurikulum 2013 ini dinilai lebih berfokus pada pola pikir peserta didik dalam proses
pembelajaran. Karena di dalam kurikulum 2013 ini dirancang untuk menumbuhkan pola pikir
peserta didik dalam mencari dan menemukan sendiri permasalahan, sehingga mereka dapat
memahami dan mengerti sendiri. Komponen-komponen yang ada di dalam kurikulum 2013
ini jumlahnya sedikit dibandingkan komponen yang ada di dalam KTSP. Karena, beberapa
mata pelajaran yang ada di dalam kurikulum 2013, diintegrasikan menjadi satu mata
pelajaran yang nantinya akan dipelajari peserta didik. Seperti mata pelajaran IPA dan IPS
dimana kedua mata pelajaran tersebut pada kelas 1 sampai kelas 3 SD, diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran lain. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam proses
pembelajaran, dimana satu mata pelajaran itu mencakup beberapa pelajaran yang lain,
sehingga mereka tidak perlu mempelajari banyak pelajaran.
Hal tersebut yang banyak menimbulkan perdebatan di dalam kelompok masyarakat,
banyak orang yang memihak dengan mengungkapkan kelebihan-kelebihan kurikulum 2013
dibandingkan KTSP, akan tetapi tidak sedikit pula yang menentang dengan menjelaskan
kekurangan-kekurangan Kurikulum 2013 yang dinilai tidak sesuai dengan pendidikan di
Indonesia.
Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan identitas dan komponen-komponen
masing-masing kurikulum tersebut, dan perbedaan yang dimiliki keduanya. Serta kurikulum
yang dinilai pantas untuk diterapkan dalam pendidikan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa definisi dan isi dari KTSP mata pelajaran IPS untuk SD ?
 Apa definisi dan isi dari Kurikulum 2013 mata pelajaran IPS untuk SD ?
 Apa perbedaan kedua bentuk kurikulum tersebut ?
 Benarkah KTSP dinilai sebagai kurikulum yang sesuai untuk kemajuan
pendidikan di Indonesia ?
 Bagaimana peran kedua kurikulum tersebut dalam menghadapi tantangan
perkembangan zaman ?

1.3 Tujuan
 Agar mahasiswa mengetahui definisi dan atribut-atribut atau komponen-
komponen dari KTSP untuk mata pelajaran IPS SD.
 Agar mahasiswa memahami definisi dan atribut-atribut atau komponen-komponen
kurikulum 2013 untuk mata pelajaran IPS SD.
 Agar mahasiswa mengetahui perbedaan KTSP dan Kurikulum 2013 serta masing-
masing kelebihan dan kekurangannya.
 Agar mahasiswa mengetahui kurikulum mana yang pantas untuk diterapkan dalam
pendidikan di Indonesia.
 Agar mahasiswa memahami upaya yang dilakukan masing-masing bentuk

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Menurut BSNP (2007), KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman
pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan
pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus
dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan
SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
Dari penjelasan tersebut, kita dapat memahami bahwa KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Pengembangan KTSP sendiri mengacu kepada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan,
yang berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP serta
memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah.
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip, yaitu :
(1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya,
(2) Beragam dan terpadu,
(3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
(4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan,
(5) Menyeluruh dan berkesinambungan,
(6) Belajar sepanjang hayat,
(7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Acuan operasional dalam penyusunan KTSP adalah :


(1) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia,
(2) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik,
(3) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan,
(4) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional,
(5) Tuntutan dunia kerja,
(6) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
(7) Agama,
(8) Dinamika perkembangan global,
(9) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan,
(10) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat,
(11) Kesetaraan jender,
(12) Karakteristik satuan pendidikan (BSNP, 2007).

Seperti telah diuraikan sebelumnya, KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Untuk pendidikan dasar, tujuannya adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar yang tertuang dalam
Standar Isi yang meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak
sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata
pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan
harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran
muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. Pengembangan diri adalah kegiatan
yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan
karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah
remaja.
Untuk tingkat satuan pendidikan SD, MI, SDLB baik untuk kategori standar maupun
mandiri, beban belajar dituangkan dalam bentuk sistem paket. Jam pembelajaran untuk setiap
mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan
genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar
yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran
per-minggu secara keseluruhan.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang
dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam
Standar Isi.
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SD, MI, SDLB 0% - 40%. Pemanfaatan alokasi waktu ini
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Ketuntasan
belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-
100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan
harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran.
Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus
menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap
akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis
terkait. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar setelah (1) menyelesaikan seluruh program
pembelajaran; (2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan; (3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (4) lulus Ujian Nasional.
Kurikulum untuk SD, MI, dan SDLB dapat memasukkan pendidikan kecakapan
hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau
kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara
khusus. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global
dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan
lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua
mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Pendidikan berbasis
keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau
nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
Untuk pengaturan waktu pembelajaran satuan pendidikan dapat menyusun kalender
pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik
dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat
dalam Standar Isi.
Berikut adalah Standar Isi mata pelajaran IPS di SD dalam KTSP :
Kelas 1,  Semester  1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.  Memahami identitas 1.1   Mengidentifikasi identitas diri, keluarga, dan
diri dan keluarga, serta kerabat
sikap saling menghormati 1.2  Menceriterakan  pengalaman diri
dalam kemajemukan 1.3  Menceriterakan kasih sayang antar anggota
keluarga keluarga
1.4  Menunjukkan sikap hidup rukun dalam
kemajemukan keluarga

 Kelas 1,  Semester  2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
 2.  Mendeskripsikan 2.1      Menceritakan kembali peristiwa penting
lingkungan rumah yang dialami sendiri di lingkungan keluarga
2.2     Mendeskripsikan letak rumah
2.3     Menjelaskan lingkungan rumah sehat dan
perilaku dalam menjaga kebersihan rumah

Kelas II, Semester 1


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.   Memahami peristiwa 1.1     Memelihara dokumen dan koleksi benda
penting dalam keluarga secara berharga miliknya
kronologis 1.2     Memanfaatkan dokumen dan benda
penting keluarga sebagai sumber cerita
1.3     Menceritakan peristiwa penting dalam
keluarga secara kronologis
 

Kelas II, Semester 2


 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2    Memahami kedudukan 2.1 Mendeskripsikan kedudukan dan peran
dan peran anggota dalam anggota keluarga
keluarga dan lingkungan 2.2 Menceritakan pengalamannya dalam
tetangga melaksanakan peran dalam anggota keluarga
2.3  Memberi contoh bentuk-bentuk kerjasama
di lingkungan tetangga

Kelas III,  Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami lingkungan 1.1  Menceritakan lingkungan alam dan buatan di
dan melaksanakan sekitar rumah dan sekolah
kerjasama di sekitar rumah 1.2  Memelihara lingkungan alam dan buatan di
dan sekolah sekitar rumah
1.3  Membuat denah dan peta lingkungan rumah
dan sekolah
1.4  Melakukan kerjasama di lingkungan rumah,
sekolah, dan kelurahan/desa

Kelas III, Semester 2


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2.      Memahami jenis 2.1  Mengenal jenis-jenis pekerjaan
pekerjaan dan penggunaan 2.2  Memahami pentingnya semangat kerja
uang 2.3  Memahami kegiatan jual beli di lingkungan
rumah dan sekolah
2.4  Mengenal sejarah uang
2.5  Mengenal penggunaan uang sesuai dengan
kebutuhan

Kelas IV, Semester 1


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.      Memahami sejarah,    1.1 Membaca peta lingkungan setempat
kenampakan alam, dan (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan
keragaman suku bangsa di skala sederhana
lingkungan kabupaten/kota   1.2  Mendeskripsikan kenampakan alam di
dan provinsi lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta
hubungannya dengan keragaman sosial  dan
budaya
 1.3 Menunjukkan jenis dan persebaran sumber
daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan
ekonomi di lingkungan setempat
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
1.5 Menghargai berbagai peninggalan sejarah di
lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi)
dan menjaga kelestariannya
1.6  Meneladani kepahlawanan dan patriotisme
tokoh-tokoh di lingkungannya

  Kelas IV, Semester 2


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2.      Mengenal sumber 2.1     Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan
daya alam, kegiatan dengan sumber daya alam dan potensi lain di
ekonomi, dan kemajuan daerahnya
teknologi di lingkungan 2.2     Mengenal  pentingnya koperasi dalam
kabupaten/kota dan provinsi meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2.3     Mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi,  dan transportasi serta
pengalaman menggunakannya
2.4     Mengenal permasalahan sosial di
daerahnya

Kelas V, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.      Menghargai berbagai 1.1     Mengenal makna peninggalan-peninggalan
peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-
sejarah yang berskala Budha dan Islam di Indonesia
nasional  pada masa Hindu- 1.2     Menceriterakan tokoh-tokoh sejarah pada
Budha dan Islam, masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia
keragaman kenampakan 1.3     Mengenal  keragaman kenampakan alam
alam dan suku bangsa, serta dan buatan serta pembagian wilayah waktu di
kegiatan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan peta/atlas/globe
Indonesia dan media lainnya
1.4     Menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya di Indonesia
1.5     Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan
ekonomi di Indonesia

Kelas V, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Menghargai peranan 2.1     Mendeskripsikan perjuangan para tokoh
tokoh pejuang dan pejuang pada masa  penjajahan Belanda dan
masyarakat dalam Jepang
mempersiapkan dan 2.2     Menghargai jasa dan peranan tokoh
mempertahankaan perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan
kemerdekaan Indonesia Indonesia
2.3     Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan
2.4     Menghargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan 

Kelas VI, Semester 1


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.      Memahami perkembangan 1.1   Mendeskripsikan perkembangan  sistem
wilayah Indonesia, kenampakan administrasi wilayah Indonesia
alam dan keadaan sosial negara- 1.2   Membandingkan kenampakan alam dan
negara  di Asia Tenggara, serta keadaan sosial negara-negara tetangga
benua-benua 1.3   Mengidentifikasi  benua-benua

Kelas VI, Semester 2


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2.      Memahami gejala 2.1  Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam
alam yang terjadi di yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga 
Indonesia dan sekitarnya 2.2  Mengenal cara-cara menghadapi bencana
alam

3.      Memahami  peranan 3.1  Menjelaskan peranan Indonesia pada era


bangsa Indonesia di era global dan dampak positif serta negatifnya
global terhadap kehidupan bangsa Indonesia
3.2  Mengenal manfaat ekspor dan impor di
Indonesia sebagai kegiatan ekonomi antar bangsa
Standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu
memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian

2.2 Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 adalah kurikulum penyederhanaan dari KTSP. Kurikulum ini
dibentuk sebagai pengganti dari KTSP yang selama ini dijadikan landasan kurikulum
pendidikan di Indonesia. Penggantian KTSP menjadi kurikulum 2013 bukan karena
bergantinya Menteri Pendidikan di Indonesia. Akan tetapi, setiap 5 tahun sekali kurikulum
akan mengalami revisi dan setiap 10 tahun akan diganti. Sehingga mau tidak mau, KTSP
yang sudah lama menjadi standar kurikulum harus diganti agar kurikulum tersebut sesuai
dengan perkembangan zaman saat ini.
Kurikulum 2013 ini adalah nama sementara sebelum nama kurikulum yang baru
ditentukan. Kurikulum 2013 dinilai lebih berfokus pada sikap dan kemampuan peserta didik
yang tidak terlepas dari penguasaan pemahaman/pengetahuannya dalam proses pembelajaran.
Karena di dalam kurikulum 2013 ini dirancang untuk menumbuhkan pola pikir yang mandiri
para peserta didik dalam mencari dan menemukan sendiri permasalahan, sehingga mereka
dapat memahami dan memecahkan permasalahan yang dia temukan sendiri.
Komponen-komponen yang ada di dalam kurikulum 2013 ini jumlahnya sedikit
dibandingkan komponen yang ada di dalam KTSP. Karena, beberapa mata pelajaran yang
ada di dalam komponen tersebut, diintegrasikan menjadi satu mata pelajaran yang nantinya
akan dipelajari peserta didik. Seperti mata pelajaran IPA dan IPS dimana kedua mata
pelajaran tersebut pada kelas 1 sampai kelas 3 SD, diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
lain. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran, dimana
satu mata pelajaran itu mencakup beberapa pelajaran yang lain, sehingga mereka tidak perlu
mempelajari banyak pelajaran.
Berikut adalah struktur kurikulum 2013 . Dimana di dalam kurikulum tersebut
terdapat beban belajar peserta didik yang dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk
masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III
masing-masing 30, 32, 34. Sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-
masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar yang berlaku di Sekolah Dasar adalah 40
menit.
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER-MINGGU
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A  
1 Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 6 6 6 6
3 Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
Kelompok B  
Seni Budaya dan Keterampilan
1 4 4 4 6 6 6
(termasuk muatan lokal)
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
2 4 4 4 4 4 4
(termasuk muatan lokal)
Jumlah Alokasi Waktu Per-Minggu 30 32 34 36 36 36

= Pembelajaran Tematik Terintegrasi

Akan tetapi, walaupun mata pelajaran semakin berkurang, jumlah jam pelajaran
semakin bertambah. Hal ini dilakukan karena penyampaian suatu materi pembelajaran yang
di dalamnya terdapat berbagai macam pelajaran tidak mungkin dilaksanakan pada jam belajar
yang singkat. Sehingga diputuskanlah jam pelajaran yang bertambah.
Kurikulum 2013 memiliki beberapa kompetensi yang menekankan pada kemampuan
berkomunikasi, kemampuan berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi
moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan
untuk mengerti serta toleran terhadap pandangan yang berbeda.
Dalam kurikulum sebelumnya, yaitu KTSP, persepsi publik menilai bahwa selama ini
pendidikan terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, sehingga menyebabkan beban siswa
yang terlalu berat.
Pada kurikulum 2013 dijelaskan upaya untuk menghadapi tantangan masa depan
seperti, arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi,
konfergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan. Hal tersebut dibuktikan
dengan pencantuman setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menitikberatkan
pada sikap dan kemampuan peserta didik tanpa terlepas dari aspek pengetahuannya.
Berikut adalah rencana Standar Isi yang ada dalam kurikulum 2013 dari kelas 4-6.

KELAS:IV
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menerima dan 1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah


menjalankan ajaran agama menciptakan waktu dengan segala perubahannya
yang dianutnya 1.2 Menjalankan ajaran agama dalam berfikir dan
berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan
mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya,
ekonomi dan politik dalam masyarakat
1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah
menciptakan manusia dan lingkungannya

2. Menunjukkan perilaku 2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin bertanggung


jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana
jawab, santun, peduli, dan ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu
percaya diri dalam Buddha dan Islam dalam kehidupannya sekarang
berinteraksi dengan 2.2. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli,
keluarga, teman, guru dan menghargai, dan bertanggungjawab terhadap
tetangganya kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik
2.3. Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli
dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
dan teman sebaya

3. Memahami pengetahuan 3.1 Mengenal manusia, aspek keruangan, konektivitas


faktual dengan cara antar ruang, perubahan dan keberlanjutan dalam
mengamati [mendengar, waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan
melihat, membaca] dan 3.2 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan
menanya berdasarkan rasa dalam waktu pada masa praaksara, Hindu Budha,
ingin tahu tentang dirinya, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan
makhluk ciptaan Tuhan pendidikan
dan kegiatannya, dan 3.3 Memahami manusia dalam hubungannya dengan
benda-benda yang kondisi geografis di sekitarnya
dijumpainya di rumah, 3.4 Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan
sekolah, dan tempat sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di
bermain masyarakat sekitar
3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

4. Menyajikan pengetahuan 4.1 Menceriterakan tentang hasil bacaan mengenai


faktual dalam bahasa yang pengertian ruang, konektivitas antar ruang,
jelas dan logis dan perubahan, dan keberlanjutan dalam waktu, sosial,
sistematis, dalam karya ekonomi, dan pendidikan dalam lingkup masyarakat
yang estetis dalam gerakan di sekitarnya
yang mencerminkan anak 4.2 Merangkum hasil pengamatan dan menceritakan
sehat, dan dalam tindakan manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu
yang mencerminkan pada masa praaksara, Hindu Budha, Islam dalam
perilaku anak beriman dan aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan
berakhlak mulia 4.3 Menceritakan manusia dalam hubungannya dengan
lingkungan geografis tempat tinggalnya
4.4 Mendeskripsikan kehidupan manusia dalam
kelembagaan sosial, pendidikan, ekonomi, dan
budaya di masyarakat sekitar
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi
dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan
ekonomi
KELAS: V

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menerima, menjalankan, 1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah


dan menghargai ajaran menciptakan waktu dengan segala perubahannya
agama yang dianutnya 1.2 Menjalankan ajaran agama dalam berfikir dan
berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan
mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya,
ekonomi dan politik dalam masyarakat
1.3 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah
menciptakan manusia dan lingkungannya

2. Menunjukkan perilaku 2.1 Menunjukkan perilaku bijaksana dan


jujur, disiplin, tanggung bertanggungjawab, peduli, santun dan percaya diri
jawab, santun, peduli, dan sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa
percaya diri dalam penjajahan dan gerakan kebangsaan dalam
berinteraksi dengan menumbuhkan rasa kebangsaan
keluarga, teman, guru, dan 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, sopan, estetikadan
tetangganya serta cinta memiliki motivasi internal ketika berhubungan dengan
tanah air lembaga sosial, budaya, ekonomi dan politik
2.3 Menunjukkan perilaku peduli, gotongroyong,
tanggungjawab dalam berpartisipasi
penanggulanganpermasalahan lingkungan hidup

3. Memahami pengetahuan 3.1 Memahami aktivitas dan perubahan kehidupan


faktual dan konseptual manusia dalam ruang, konektivitas antar ruang dan
dengan cara mengamati, waktu serta dan keberlanjutannnya dalam kehidupan
menanya dan mencoba sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya dalam
berdasarkan rasa ingin lingkup nasional
tahu tentang dirinya, 3.2 Mengenal perubahan dan keberlanjutan yang terjadi
makhluk ciptaan Tuhan dalam kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia
dan kegiatannya, dan pada masa penjajahan, masa tumbuhnya rasa
benda-benda yang kebangsaan serta perubahan dalam aspek sosial,
dijumpainya di rumah, di ekonomi, pendidikan dan budaya
sekolah dan tempat 3.3 Memahami manusia dalam hubungannya dengan
bermain kondisi geografis di wilayah Indonesia
3.4 Memahami manusia Indonesia dalam aktivitas yang
yang terkait dengan fungsi dan peran kelembagaan
sosial, ekonomi dan budaya, dalam masyarakat
Indonesia
3.5 Memahami manusia Indonesia dalam bentuk-bentuk
dan sifat dinamika interaksi dengan lingkungan alam,
sosial, budaya, dan ekonomi
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

4. Menyajikan pengetahuan 4.1 Menyajikan hasil pengamatan mengenai aktivitas dan


faktual dan konseptual perubahan kehidupan manusia dalam ruang,
dalam bahasa yang jelas, konektivitas antar ruang dan waktu serta dan
sistematis, logis dan kritis, keberlanjutannya dalam kehidupan sosial, ekonomi,
dalam karya yang estetis, pendidikan dan budaya dalam lingkup nasional dari
dalam gerakan yang sumber-sumber yang tersedia
mencerminkan anak sehat, 4.2 Menceritakan hasil pengamatan mengenai perubahan
dan dalam tindakan yang dan keberlanjutan yang terjadi dalam kehidupan
mencerminkan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia pada masa
anak beriman dan penjajahan, masa tumbuhnya rasa kebangsaan serta
berakhlak mulia perubahan dalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan
dan budaya dalam berbagai jenis media
4.3 Menyajikan pemahaman tentang manusia dalam
hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah
Indonesia
4.4 Menceritakan secara tertulis pemahaman tentang
manusia Indonesia dan aktivitasnya yang yang terkait
dengan fungsi dan peran kelembagaan sosial, ekonomi
dan budaya, dalam masyarakat Indonesia
4.5 Menceritakan secara tertulis hasil kajian mengenai
aktivitas manusia Indonesia dalam dinamika interaksi
dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi
KELAS: VI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menerima, menjalankan, 1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah


dan menghargai ajaran memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia
agama yang dianutnya untuk melakukan perubahan dalam aspek geografis,
ekonomi, budaya dan politik
1.2 Menerimaadanya kelembagaan sosial, budaya,
ekonomi dan politik dalam masyarakat yang
mengatur kehidupan manusia dalam berfikir dan
berperilaku sebagai penduduk Indonesia
1.3 Menghargai karunia dan rahmat Tuhan YME yang
telah menciptakan manusia dan lingkungannya

2. Menunjukkan perilaku 2.1 Menunjukkan perilaku cinta tanah air dalam


jujur, disiplin, tanggung kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai
jawab, santun, peduli, dan perwujudan rasa nasionalisme
percaya diri dalam 2.2 Memiliki kepedulian dan penghargaan terhadap
berinteraksi dengan lembaga sosial, budaya, ekonomi dan politik
keluarga, teman, guru, dan 2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli,
tetangganya serta cinta percaya diri dalam mengembangkan pola hidup sehat,
tanah air kelestarian lingkungan fisik, budaya, dan peninggalan
berharga di masyarakat
3. Memahami pengetahuan 3.1 Mengemukakan keragaman aspek keruangan dan
faktual dan konseptual konektivitas antar ruang, waktu, perubahan dan
dengan cara mengamati, keberlanjutan kehidupan manusia dalam aspek sosial,
menanya dan mencoba ekonomi, pendidikan, dan budaya dalam masyarakat
berdasarkan rasa ingin tahu Indonesia
tentang dirinya, makhluk 3.2 Menunjukkan pemahaman sebab dan akibat
ciptaan Tuhan dan terjadinya perubahan masyarakat Indonesia dari masa
kegiatannya, dan benda- pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal
benda yang dijumpainya di reformasi dalam kehidupan berpolitik,
rumah, di sekolah dan berkebangsaan, dan bernegara
tempat bermain 3.3 Memahami keterkaitan manusia dalam
hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah
Indonesia serta pengaruhnya bagi kehidupan
sosial, ekonomi, dan budaya
3.4 Menelaah manfaat kelembagaan politik, sosial,
ekonomi dan budaya bagi kehidupan masyarakat dan
bangsa Indonesia
3.5 Menelaah landasan dari dinamika interaksi manusia
dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

4. Menyajikan pengetahuan 4.1 Menyajikan hasil pengamatan terhadap keragaman


faktual dan konseptual aspek keruangan dan konektivitas antar ruang, waktu,
dalam bahasa yang jelas, perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia
sistematis, logis dan kritis, dalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya
dalam karya yang estetis, dalam masyarakat Indonesia dalam bentuk
dalam gerakan yang cerita,tulisan atau media lainnya
mencerminkan anak sehat, 4.2 Menyajikan hasil pemahaman tentang sebab dan
dan dalam tindakan yang akibat terjadinya perubahan masyarakat Indonesia
mencerminkan perilaku dari masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan
anak beriman dan awal reformasi dalam kehidupan berpolitik,
berakhlak mulia berkebangsaan, dan bernegara dalam bentuk tulisan
4.3 Mengemukakan hasil pemahaman mengenai
keterkaitan manusia dalam hubungannya dengan
kondisi geografis di wilayah Indonesia serta
pengaruhnya bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan
budaya dalam berbagai bentuk media (lisan, tulisan,
gambar, oto, dan lainnya)
4.4 Menyajikan pemahaman mengenai manfaat
kelembagaan politik, sosial, ekonomi dan budaya bagi
kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia dalam
berbagai bentuk media (lisan, tulisan, gambar, oto,
dan lainnya)
4.5 Menyajikan hasil telaah mengenai landasan dari
dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam,
sosial, budaya, dan ekonomi dalam berbgai bentuk
media (lisan, tulisan, gambar, oto, dan lainnya)
2.4 Perbedaan dan Perbandingan antara KTSP dan Kurikulum 2013
Dilihat dari definisi, tujuan pembentukan, dan Standar Isi yang ada pada masing-
masing kurikulum, terdapat beberapa perbedaan yang kami ungkap secara umum,
diantaranya:
 KTSP
a. Pada KTSP tahap implementasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitif.
b. Standar Isi di dalam KTSP meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
c. Standar proses pembelajaran KTSP menggunakan pendekatan behaviorisme dan
kognitifisme.
d. Sumber pembelajaran KTSP berasal dari guru (teacher centered learning)
e. Standar penilaian dalam kurikulum 2006 cenderung dilakukan menggunakan
penilaian akhir tanpa adanya penilaian pada proses pembelajaran.
f. KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multi tafsir.

Kurikulum 2006 yang selama ini menjadi standar kurikulum di Indonesia mengalami
sejumlah permasalahan yang menjadikannya harus diganti, diantaranya :
1. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
2. Kompetensi yang ada dalam KTSP 2006 belum menggambarkan secara holistik domain
sikap, keterampilan dan pengetahuan.
3. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya
pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard
skill, kewirausahaan), belum terakomodasi di dalam kurikulum ini.
4. KTSP belum peka terhadap perubahan dan gejala sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional maupun global.
5. Standar proses pembelajaran pada KTSP belum menggambarkan urutan pengajaran yang
rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
6. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi (proses
dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berskala.
7. KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi
tafsir.

 Kurikulum 2013
Beberapa faktor yang menjadi alasan pengembangan kurikulum 2013, yakni :
1. Pada kurikulum 2013 kompetensi yang ada di dalamnya memenuhi tantangan masa
depan yang dihadapi yaitu arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi informasi, konfergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.
2. Kompetensi-kompetensi yang ada di dalam Kurikulum 2013 meliputi kemampuan
berkomunikasi, kemampuan berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan
segi moral suatu permasalahan kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan
kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
Kemampuan-kemampuan tersebut dinilai mampu menghadapi tantangan perkembangan
zaman.
3. Fenomena dan gejala sosial yang ada di lingkungan kita, seperti perkelahian pelajar,
narkoba, korupsi, plagiatisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial
dibahas dan dijadikan sumber materi pembelajaran.

Kurikulum 2013 yang akan direalisasikan tahun ini, memiliki beberapa kriteria, yaitu:
a. Kurikulum 2013 sangat menekankan keseimbangan antara aspek kognitif
(intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap).

b. Standar proses pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan


konstruktivisme. Sehingga sumber belajar para peserta didik pun bukan lagi berasal
dari guru, tapi dari diri peserta didik tersebut dan lingkungannya (student centered
learning).
c. Pada kurikulum 2013, penilaian akan mempertimbangkan pada proses belajar peserta
didik, sehingga nantinya akan ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap pribadi
siswa.

d. Standar isi dalam Kurikulum 2013 meliputi 2 kelompok, yaitu :


- Kelompok A

1. Pendidikan Agama

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia

4. Matematika

- Kelompok B

1. Seni Budaya dan Keterampilan

2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan.

Hal ini akan mengurangi beban belajar siswa, sehingga mereka tidak perlu lagi
mempelajari banyak mata pelajaran. Karena beberapa pelajaran telah terintegrasi dengan
pelajaran yang lainnya. Sehingga apabila mempelajari suatu materi yang saling berkaitan
dalam satu mata pelajaran yang tercantum di atas, maka sesungguhnya siswa sedang belajar
beberapa mata pelajaran. Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah
pelajaran pada kurikulum 2013 berimbas pada penambahan waktu belajar peserta didik.
Sehingga pada tingkat sekolah dasar adanya penambahan 4 jam dalam 1 minggu.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sesuai yang telah dijelaskan di atas, antara KTSP dan Kurikulum 2013, masing-
masing memiliki kelebihan yang diunggulkan untuk menghadapi kemajuan teknologi dan
perkembangan zaman walaupun masing-masing kurikulum tersebut memiliki permasalahan
yang dihadapi.
Dilihat dari Standar Isi yang telah dikemukakan di atas, KTSP lebih mengunggulkan
aspek kognitif dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena penyusun dari KTSP itu
sendiri beranggapan bahwa aspek kognitif akan mampu membuat peserta didik siap
menghadapi kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. Aspek yang lainnya, yaitu aspek
apektif dan psikomotor dalam KTSP tidak dihilangkan, hanya kadar kemunculannya dalam
standar kompetensi dan kompetensi dasar sangat kecil dibandingkan aspek kognitif.
Berbeda halnya dengan Kurikulum 2013, kurikulum ini mengunggulkan ketiga aspek
pembelajaran, yaitu kognitif, apektif, dan psikomotor, di dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang tentunya diterapkan pula pada proses belajar mengajar di kelas. Hal
tersebut disebabkan karena para perancang kurikulum 2013 beranggapan bahwa bukan aspek
kognitif saja yang mampu menghadapi tantangan kemajuan teknologi dan perkembangan
zaman. Akan tetapi, keseimbangan antara aspek kognitif itu sendiri dengan aspek-aspek
lainnya, yaitu aspek apektif dan psikomotor.
Sehingga para peserta didik diharapkan mampu menguasai pengetahuan dengan sikap
dan kemampuan yang sesuai dengan apa yang diinginkan. Jadi, diharapkan para peserta didik
yang sudah diterapkan konsep Kurikulum 2013 ini tidak ada lagi yang tawuran, ataupun
menyimpang. Karena pembelajaran sudah bukan berfokus pada pengetahuannya saja, tetapi
sikap dan tingkah laku serta kemampuan peserta didik itu sendiri.
Bila kita kaitkan dengan teori Taksonomi Bloom dan Pendidikan Nilai, kita dapat
mengetahui kurikulum mana yang sesuai bila diterapkan dalam pendidikan di Indonesia.
Sebelumnya mari kita ketahui terlebih dahulu, konsep yang dikemukakan dalam teori
Taksonomi Bloom.
Taksonomi berarti Klasifikasi hirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Misalnya, kemampuan berpikir peserta didik dapat diklasifikasikan menurut
beberapa skema taksonomi.
Konsep Taksonomi Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah
(kawasan atau domain). Ketiga ranah yang dimaksud, yaitu :
Pertama, ranah kognitif (cognitive domain) meliputi fungsi memproses informasi,
pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah ini berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
Kedua, ranah afektif (affective domain) meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap
dan perasaan. Domain ini berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan
emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
Ketiga, ranah psikomotorik (psychomotor domain) berkaitan dengan fungsi
manipulatif dan kemampuan fisik. Kawasan ini berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik, seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan
mesin.
Dalam pendidikan nilai-pun konsep-konsep yang terkandung di dalamnya tidak jauh
berbeda dengan konsep yang dikemukakan Bloom, yaitu, melalui upaya-upaya pendidikan
yang dirancang dengan memperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan 3 aspek (kognitif,
apektif, dan psikomotor) dan menggunakan pendekatan yang tepat, akan mampu
mewujudkan pribadi-pribadi yang lebih kokoh dan siap menghadapi perkembangan zaman. N

Dari penjelasan tersebut, dibuktikan bahwa konsep KTSP tidak sesuai dengan teori
Taksonomi Bloom dan Pendidikan Nilai. Karena KTSP hanya memfokuskan/meng-
unggulkan aspek kognitif saja dalam pembelajarannya.
Sedangkan pada Kurikulum 2013, konsep yang dikemukakannya sesuai dengan teori
Taksonomi Bloom dan Pendidikan Nilai. Karena pada kurikulum 2013 ini sangat
memperhatikan keseimbangan 3 aspek pendidikan yaitu aspek kognitif, apektif, dan
psikomotor dalam pembelajarannya. Sehingga kurikulum 2013 ini mampu menghadapi
tantangan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

…, …. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.


http://sdnegerikamalkulonprogo.blogspot.com/2010/10/pembelajaran-IPS-di-Sekolah-
Dasar.html. Diunduh pada tanggal 6 April 2013.
Dr. Jumadi, …. Pengertian KTSP dan Pengembangan Silabus.
http://Staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/jumadi-mpel-dr/pengertian-ktsp-
pengembangan-silabus.pdf. Diunduh pada tanggal 6 April 2013.

Permana. Erwin, 2010. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. http://erwinblog-


erwinpermana12.blogspot.com/2012/04/ktsp-ips-sdmi.html?. Diunduh pada tanggal 6 April
2013.

Septa. Kurnia, …. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SD. www.mediafire.com/view/?


adyxxgrpjencwd8_Kompotensi-inti-dan-kompetensi-dasar-sd-rev9feb.Pdf. Diunduh pada
tanggal 6 April 2013.

Anda mungkin juga menyukai