PEMBAHASAN
dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum merupakan alat untuk
istilah yang tidak asing lagi. Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa
Yunani curir ’pelari’ dan curere ’tempat berpacu’. Jadi istilah kurikulum berasal
dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung
pengertian jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start menuju garis
finish (Hasan Langgulung, 1986: 176). Selanjutnya dalam bahasa Arab, kata
kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan terang yang
perubahan makna sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada pada
dunia pendidikan. Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai perangkat
materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada peserta didik sesuai
dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Istilah ini kemudian digunakan
untuk sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar
(PP No. 19 Tahun 2005 tentang SNP) yang merupakan penjabaran Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20
Tahun 2003 tentang SPN). Oleh karena itu, kurikulum 2004 merupakan embrio
meliputi Dokumen 1, antara lain berisi visi, misi dan tujuan satuan pendidikan,
struktur dan muatan KTSP, bahan belajar dan kalender akademik; Dokumen 2
yang berupa Silabus setiap mata pelejaran yang disusun oleh setiap guru;
Penyusunan KTSP. Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi satuan pendidikan
hampir senada dengan prinsip implementasi KBK (Kurikulum 2004) yang disebut
dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi
silabus yang akan dikembangkan oleh sekolah masing masing sesuai dengan
karakteristik sekolahnya.
sekolah, guru, dinas pendidikan kabupaten atau kota, dinas pendidikan provinsi
Pendidikan Nasional.
Ketentuan dalam UU NO. 20 Tahun 2003 tentang SPN yang mengatur KTSP,
adalah pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2),
(3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3),
adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6);
Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4); (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal
10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3),
(4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat
(1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), dan Pasal 20.
c. Standar Isi
Standar isi (SI) mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Hal
Standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran di
setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
bervariasi.
(4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang
dasar. Guru sendiri yang harus menentukan indicator dan materi pokok pelajaran,
disesuaikan dengan situasi daerah dan minat peserta didik. Oleh karena itu, dalam
memerhatikan karakteristik KTSP karena tiap tiap sekolah dipandang lebih tahu
kurikulum di sekolah sangat bergantung pada kepala sekolah dan guru. Kedua
implementasi KTSP.
Pendidikan
-2007)
mungkin semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa,
manusia secara holistic yang memungkinkan potensi didi (afektif, kognitif dan
daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu kurikulum harus
Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali
peserta didik memasuki duni kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi
takwa, serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu muatan kurikulum semua mata pelajaran
pasar bebas sangat berpengaruh pada semua aspek kehidupan semua bangsa.
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Kurikulum harus dapat
berikut:
Dimyati dan Mudjiono (2006: 273) mengajukan empat pertanyaan pokok yang
mendasari ditemukan komponen kurikulum: (1) tujuan apa yang harus dicapai
sekolah?; (2) bagaimana memilih bahan pengajaran guna mencapai tujuan itu?;
(3) bagaimana bahan sajian agar efektif diajarkan?; (4) bagaimana efektivitas
yaitu (1) tujuan, (2) bahan pelajaran, (3) proses belajar mengajar, dan (4) evaluasi
yang sama dengan komponen KTSP. Hanya saja, komponen KTSP sudah
KTSP yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), KTSP
memiliki empat komponen, yaitu (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
(2) struktur dan muatan KTSP, (3) kalender pendidikan, dan (4) silabus dan
satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu pada tujuan umum
pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam standar isi (SI), yang
keluasannya dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Muatan KTSP itu berupa (1)
mata pelajaran, (2) muatan lokal, (3) kegiatan pengembangan diri, (4) pengaturan
beban belajar, (5) ketuntasan belajar, (6) kenaikan kelas, penjurusan dan
(1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan
Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan
standar isi, serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP,
sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
lingkungan.
2) Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah dan jenjang serta jenis pendidikan tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
kurikulum, muatan local dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
substansi.
3) Tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat da
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
kajian keilmuan dan mata palajaran yang direncanakan dan disajikan secara
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan moto Bhineka Tunggal Ika dalam
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya, Dalam
hal ini, pserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu,
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) belajar
untuk memahami dan menghayati; (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan
berbuat secara efektif; (d) belajar unruk hidup bersama dan berguna bagi
orang lain; dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan
prinsip tur wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada
jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan
keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
dimaksud terdiri atas standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai
kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh
peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program kejurusan yang terdiri
atas empat program : (1) Program Ilmu Pengetahuan Alam; (2) Program Ilmu
Pengetahuan Sosial; (3) Program Bahasa; dan (4) Program Keagamaan khusus
MA.
satuan pendidikan.
c) Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
bakat dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau
keseluruhan.
e) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit
f) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34 – 38
minggu
Alokasi Waktu
Komponen
Semester 1 Semester 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4
5. Matematika 4 4
6. Fisika 2 2
7. Biologi 2 2
8. Kimia 2 2
9. Sejarah 1 1
10. Geografi 1 1
11. Ekonomi 2 2
12. Sosiologi 2 2
13. Seni Budaya 2 2
14. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
2 2
Kesehatan
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2
16. Keterampilan / Bahasa Asing 2 2
B. Muatan Lokal 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*)
Jumlah 38 38
2*) Ekuivalen 2 jam pembelejaran
turut disajikan pada table 7.5, 7.6, 7.6, 7.7 dan 7.8.
b) Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh
satuan pendidikan.
c) Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan oleh konselor, guru, atau teaga
minggu.