Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

LESSON STUDY

NAMA : YULI ASRIANI


NIM : (A1C117039)

DOSEN PENGAMPU
Drs. EPINUR, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
RANCANGAN PEMBELAJARAN

Materi pelajaran : Senyawa Hidrokarbon


Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3. 1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman
kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya
3.1.1 Memahami kekhasan atom karbon yang menyebabkan banyaknya
senyawa karbon
3.1.2 Menganalisis jenis atom karbon berdasarkan jumlah atom karbon yang
terikat pada rantai karbon (atom karbon primer, sekunder, tersier dan
kuartener)
3.1.3 Menentukan rumus umum alkana, alkena dan alkuna berdasarkan
analisis rumus struktur dan rumus molekul
3.1.4 Memprediksi jenis isomer (isomer rangka, posisi, fungsi dan geometri)
dari senyawa hidrokarbon
4.1 Mengolah dan menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon
berdasarkan pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan
senyawanya
4.1.1 Mengolah data percobaan atau informasi sehingga mampu membuktikan
adanya senyawa hidrokarbon yang terlibat dalam proses kimia
4.1.2 Menyampaikan hasil diskusi atau ringkasan pembelajaran dengan lisan
atau tertulis, dengan menggunakan tata bahasa yang benar
Model Pembelajaran : Team Game Tournament (TGT)
Media Pembelajaran : Chem Puzzle dan Chem Quiz
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan memperoleh ilmu ataupun informasi
melalui adanya interaksi yang dilakukan oleh peserta didik dan pendidik di suatu lingkungan
belajar. Kegiatan belajar akan membantu seseorang merubah prilakunya kearah yang lebih baik,
baik dalam hal ilmu atau pengetahuan maupun dalam hal sikap ataupun afektifnya. Keberhasilan
proses belajar merupakan tujuan utama pendidikan yang diinginkan oleh setiap orang. Secara
umum beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar adalah pertama,
Faktor Guru dimana guru harus memiliki kemampuan kreativitas yang tinggi seperti
menggunakan strategi, model dan media pembelajaran yang tepat dalam mengajar dan guru juga
harus memiliki kemampuan dalam menarik perhatian peserta didik agar pembelajaran yang
diajarkan dapat disukai oleh siswa. Kedua, Faktor Siswa, dimana peserta didik harus memiliki
minat ataupun motivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, selain itu intelegensi peserta
didik juga sangat berpengaruh pada keberhasilan proses belajar. Ketiga, Faktor Lingkungan
dimana lingkungan belajar sangat mendukung semangat belajar peserta didik, seperti lingkungan
yang tenang dan nyaman.
Materi kimia merupakan materi yang kompleks. Artinya bahwa materi kimia terdiri dari
fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Dalam kimia fakta berarti hal-hal yang merujuk kepada
kebenaran yang telah dibuktikan, Sedangkan konsep yang berarti segala gagasan ataupun ide dari
hasil pemikiran yang meliputi definisi, hakikat, klasifikasi dan identifikasi. Oleh karena
kekompleksannya, materi kimia bersifat abstrak, yaitu materi yang secara ilmiah tidak dapat
diamati secara langsung seperti materi atom, konfigurasi electron, struktur kimia maupun
tatanama senyawa kimia. Dengan demikian materi kimia ini diperlukan pemahaman konsep dan
yang tinggi dan minat siswa dalam mempelajarinya. Jika peserta didik tidak memahami konsep
yang ada maka keberhasilan suatu pembelajaran tidak akan tercapai.
Kurangnya pemahaman konsep dan minat peserta didik dalam proses belajar dapat dilihat
dari tiga aspek yaitu Aspek guru, dimana adanya penggunaan model dan media yang tidak tepat
dalam penyampaian materi. Aspek siswa disebabkan oleh kurangnya rasa motivasi siswa dalam
berfikir dan ketidaksiapan siswa dalam belajar. Aspek materi disebabkan karena materi kimia
yang bersifat abstrak sehingga menimbulkan kesulitan peserta didik dalam proses belajar.
Berdasarkan analisis yang saya lakukan bahwa Salah satu materi kimia yang dipelajari
siswa di SMA kelas XI adalah materi hidrokarbon. Materi ini diperlukan pemahaman konsep
yang tinggi, karena terdiri dari materi yang bersifat abstrak. Pada umumnya kesulitan yang
sering dialami oleh siswa pada materi ini yaitu pada KD 3.1 yang mempelajari penggolongan
senyawa hidrokarbon, tata nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna, isomer, serta reaksi
senyawa hidrokarbon. Hal ini didukung oleh penelitian dari Oktavianita (2019) yang menyatakan
bahwasannya kesulitan yang dialami siswa dalam materi hidrokarbon bervariasi, kesulitan yang
dialami meliputi menentukan struktur hidrokarbon, menentukan nama senyawa, menentukan
jumlah isomer serta mereaksikan senyawa hidrokarbon. Hal ini terjadi dikarenakan siswa kurang
memahami konsep dari materi hidrokarbon itu sendiri. Selain itu penelitian lain dari Widyawati
(2016) menyatakan bahwasannya hasil UAS materi hidrokarbon disalah satu Kabupaten Boyolali
memiliki rata-rata nilai terendah yaitu 61 dimana persentase siswa yang lulus sebesar 25,81%.
Selain prestasi belajar siswa yang rendah, hal yang perlu ditingkatkan adalah minat belajar siswa.
Hal tersebut ditunjukkan dengan kurangnya ketertarikan siswa terhadap pelajaran dan siswa
cepat merasa bosan karena proses pembelajaran yang monoton. Kurangnya ketertarikan siswa
dalam belajar kimia mengakibatkan perhatian, konsentrasi, dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran masih rendah.

2. ALASAN MEMILIH MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)


Model Team Games Tournament atau biasa di kenal dengan model TGT merupakan suatu
model pembelajaran kooperatif yang melibatkan seluruh peserta didik yang disertai adanya unsur
game atau pemainan dengan tujuan menarik perhatian peserta didik sehingga dapat berperan
aktif dalam proses pembelajaran. Model Team Games Tournament (TGT) ini juga lebih mudah
diterapkan didalam kelas, model ini pula dapat melibatkan seluruh aktivitas siswa secara
heterogen seperti berdiskusi maupun dalam hal mengerjakan tugas. Oleh karena model Team
Games Tournament yang disertai adanya unsur permainan, sehingga proses pembelajaran tidak
berlangsung secara monoton, akan tetapi game yang dilakukan dalam proses pembelajaran akan
menarik perhatian serta mengembalikan minat maupun semangat belajar peserta didik, sehingga
diharapkan proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, bahwasannya pada materi hidrokarbon
khususnya mengenai penggolongan senyawa hidrokarbon, tata nama senyawa alkana, alkena,
dan alkuna, isomer, serta reaksi senyawa hidrokarbon yang terdiri dari materi hafalan dan
membutuhkan pemahaman konsep yang tinggi, seringkali membuat peserta didik kurang
berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga mengakibatkan kurangnya pemahaman konsep
pada materi tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya model pembelajaran Team Games
Tournament (TGT) dimaksudkan agar dapat membantu kegiatan belajar peserta didik dalam
mengembalikan semangat belajar dan menguasai pemahaman konsep materi dengan baik. Selain
itu pula jika dilihat dari kelebihan model Team Games Tournament (TGT) ini dapat memotivasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran, menumbuhkan interaksi positif antara peserta didik dengan
guru maupun sesama peserta didik karena proses pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan game akan lebih berkesan dan menyenangkan sehingga materi atau konsep yang
disampikan akan sukar untuk dilupakan.
Hal ini sesuai dengan Munawaroh (2016) yang menyatakan bahwa dengan menerapkan
permainan dalam pelaksanaan pembelajaran menjadikan iklim pembelajaran di kelas menjadi
lebih menyenangkan bagi siswa. Sesuai juga dengan Abdillah (2018) yang menyatakan
bahwasannya model TGT dapat melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan serta penguatan
sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan dan berpusat pada siswa. Tipe TGT berhasil
meningkatkan skill dasar, pencapaian, interaksi positif antar siswa, harga diri dan sikap
penerimaan pada siswa-siswa lain yang berbeda.

3. ALASAN MEMILIH MEDIA CHEM PUZZLE DAN CHEM QUIZ


Dalam proses pembelajaran penggunaan media juga berpengaruh dalam tercapainya tujuan
pembelajaran. Media yang digunakan adalah media Chem Puzzle dan Chem Quiz. Kedua dari
media ini mengandung unsur permainan, dimana pemilihan media yang digunakan memudahkan
peserta didik dalam memahami konsep yang disampaikan oleh guru sekaligus menciptakan
proses pembelajaran yang menarik.
Media pembelajaran Chem Puzzle merupakan suatu media pembelajaran yang berisikan
permainan tebakan yang berupa potongan-potongan gambar maupun huruf yang memiliki
pasangan satu sama lain sehingga akan menghasilkan suatu bentuk tertentu. Berdasarkan
analisis yang dilakukan bahwa dengan adanya media Chem Puzzle akan membuat peserta didik
lebih tertarik dan termotivasi dalam melakukan proses pembelajaran, hal ini dikarenakan media
Chem Puzzle akan menantang peserta didik untuk lebih berpikir secara kritis serta lebih
berkonsentrasi sehingga dapat memudahkan peserta didik dalam mengingat konsep yang telah
diberikan oleh guru. Selain itu pula, media Chem Puzzle ini akan meningkatkan kreativitas
karena dapat mengasah otak dan melatih kecepatan berfikir.
Media pembelajaran Chem Quiz merupakan suatu media pembelajaran yang berisikan kuis
mengenai soal-soal atau pertanyaan yang akan diberikan kepada peserta didik. Berdasarkan
analisis yang dilakukan bahwa dengan adanya media Chem Quiz ini yang juga mengandung
unsur permainan diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan minat peserta didik dalam
memahami materi hidrokarbon, sehinggan membuat peserta didik dapat menyelesaikan
permasalahan yang diberikan guru, karena pada media pembelajaran Chem Quiz menuntut siswa
untuk lebih memahami konsep secara cepat, sehingga penggunaan media ini diharapkan dapat
membuat peserta didik memiliki kemampuan pemahaman konsep yang benar.
Dengan demikian kedua media pembelajaran yang digunakan dapat menghilangkan
kejenuhan atau kebosanan peserta didik dalam proses belajar, akan tetapi akan meningkatan
semangat belajar dan membuat peserta didik lebih berkonsentrasi sehingga materi yang telah
diberikan oleh guru benar-benar telah dipahami oleh peserta didik. Hal ini sesuai dengan
kelebihan dari masing-masing media pembelajaran tersebut, yang pada hakikatnya melatih
peserta didik untuk berkonsentrasi, melatih peserta didik dalam meningkatkan kemampuan
berpikir serta dapat membangun kembali rasa semangat peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran karena adanya unsur permainan yang dapat membuat peserta didik merasa senang
dan proses pembelajaran pun akan berjalan secara efektif dan tidak monoton.

4. KAJIAN TEORITIS
Menurut Dewi (2016) menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang
berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam
belajar. Selain itu, pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu untuk memahami suatu materi
pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban temannya yang salah, serta aktivitas lainnya
dengan tujuan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Pembelajaran kooperatif disusun
dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan
kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) sangat bermanfaat bagi siswa
dalam meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan berkolaborasi, melatih kepekaan diri,
memahami perbedaan sikap dan perilaku dalam bekerjasama, mengurangi rasa kecemasan dan
menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku
positif, sehingga siswa akan tahu kedudukannya dalam belajar. Siswa dapat saling menghargai
satu sama lain, meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik sehingga
dapat memahami konsep-konsep yang sulit.

4.1 Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)


Menurut Dewi (2016) Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah Teams
Games Tournoment. Dalam TGT, semua siswa dalam tiap kelompok diharuskan untuk berusaha
memahami dan menguasai materi yang sedang diajarkan dan selalu aktif ketika kerja kelompok,
sehingga saat ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan jawabannya, mereka dapat
menyumbangkan skor untuk kelompoknya. Rusman menyatakan bahwa Teams Games
Tournament (TGT) merupakan “salah satu jenis dari model pembelajaran kooperatif” (Rusman:
2011). TGT adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa
dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa yang memiliki
kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Model Teams Games Tournament
(TGT) merupakan salah satu bentuk pembelajaran berkelompok yang mampu meningkatkan
prestasi akademik siswa, saling membantu dan saling ketergantungan. Slavin mengemukakan
bahwa ada 5 komponen utama dalam TGT yaitu:
a. Pembelajaran awal
Pembelajaran awal pada metode TGT tidak berbeda dengan pengajaran biasa, hanya
pelajaran difokuskan kepada materi yang sedang dibahas saja. Tujuan pelajaran awal
adalah membentuk siswa dalam kecakapan komunikasi, menggali informasi, kecakapan
bekerja sama dalam kelompok, dan kecakapan dalam memecahkan masalah.
b. Kelompok (team)
Kelompok bisanya terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat
dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk
lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
c. Permainan (Game)
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang
didapat siswa dari pembelajaran awal dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar
pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk
turnamen mingguan
d. Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Siswa yang berada dalam
satu kelompok akan dipisahkan kepada meja-meja pertandingan sesuai dengan tingkat
kecerdasan mereka. Turnamen pertama guru membagi siswa kedalam beberapa meja
turnamen. Tiga siswa tertinggi dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada
meja II dan seterusnya.
e. Team Recognize (Penghargaan Kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan
mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.
Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team”
apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.

1. Langkah-langkah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)


Menurut Anike (2015) bahwa adapun langkah–langkah dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah sebagai berikut:
1) Persiapan pembelajaran dengan pemberian materi persiapan materi ajar.
2) Guru membagi siswa dalam 5 kelompok dengan anggota kelompok yang heterogen baik
dari segi prestasi, jenis kelamin, dan suku, yang pembagian kelompoknya dilakukan guru
secara acak.
3) Guru menyajikan pelajaran secara garis besar dan memberikan topik-topik penting dalam
materi pembelajaran.
4) Guru memberikan materi diskusi yang sama dan setiap kelompok mendiskusikan materi
tersebut untuk mengisi dan menjawab pertanyaan pada lembaran kerja yang sudah
disediakan.
5) Dalam diskusi kelompok, guru mengarahkan kelompok agar lebih aktif dalam berdiskusi
membahas materi yang diberikan.
6) Pertandingan akademik/turnamen, siswa ditempatkan pada meja yang telah ditentukan.
7) Penghargaan kelompok, menghitung nilai kelompok dan memberikan penghargaan.
8) Guru memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi pembelajaran.
9) Guru menutup pelajaran.

2. Kelebihan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)


Menurut Yuli (2015) bahwa kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Teams Game
Tournament (TGT) adalah sebagai berikut:
1) Dalam kelas kooperatif, siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dengan
menggunakan pendapatnya.
2) Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi.
3) Perilaku mengganggu siswa lain lebih kecil
4) Motivasi belajar siswa bertambah.
5) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaaan, toleransi antara siswa dengan siswa dan antar
siswa dengan guru.
Menurut Suarjana dalam Dewi (2016) menyatakan bahwa kelebihan dari pembelajaran
TGT antara lain:
1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas,
2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu,
3) Proses pembelajaran berlangsung dengan keaktifan dari siswa,
4) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain,
5) Motivasi belajar lebih tinggi,
6) Hasil belajar lebih baik, dan
7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

3. Kekurangan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)


Menurut Hafiza (2014) bahwa Kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT
adalah:
1) Dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang cukup banyak sehingga
melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu
menguasai kelas secara menyeluruh dan guru dituntut untuk pandai memilih materi
pelajaran yang cocok untuk model ini.
2) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi
akademis. Kelemahan ini dapat diatasi jika guru bertindak sebagai pemegang kendali teliti
dalam menentukan pembagian kelompok.
3) Masih adanya siswa berkemamapuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan
penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk itu tugas guru adalah membimbing dengan baik
siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan
pengetahuannya kepada siswa lain.

4.2 Media Pembelajaran


Menurut Sari (2013) Media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin, medius, yang
secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Oleh karena itu, media dapat
diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima dan dapat berupa
sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware). Sedangkan menurut Gagne & Ely (dalam
Arsyad, 2002), bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan
sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Sedangkan pembelajaran adalah
proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Jadi media
pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan
dari guru ke siswa agar tujuan pengajaran tercapai.

4.2.1 Media pembelajaran Chem Puzzle


Menurut kamus besar bahasa Indonesia puzzle adalah “teka-teki”. Media puzzle merupakan
media gambar yang termasuk ke dalam media visual karena hanya dapat dicerna melalui indera
penglihatan. Menurut Yudha puzzle adalah suatu gambar yang dibagi menjadi potongan-
potongan gambar yang bertujuan untuk mengasah daya pikir, melatih kesabaran, dan
membiasakan kemampuan berbagi. Selain itu, media puzzle juga dapat disebut permainan
edukasi karena tidak hanya untuk bermain tetapi juga mengasah otak dan melatih antara
kecepatan pikiran dan tangan. Oleh karena itu, media puzzle diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Puzzle merupakan kepingan tipis yang terdiri dari 2-3 atau lebih potongan
yang terbuat dari kayu atau lempeng karton. Dengan terbiasa bermain puzzle lambat laun mental
siswa juga akan terbiasa untuk bersikap tenang, tekun dan sabar dalam menyelesaikan sesuatu.
Kepuasan yang didapat saat siswa menyelesaikan puzzle pun merupakan salah satu pembangkit
motivasi siswa untuk hal-hal yang baru (Khomsoh, 2013).

1. Manfaat media pembelajaran Chem Puzzle


Menurut Widyanarti (2017) Manfaat media puzzle dalam pembelajaran, yaitu
meningkatkan keterampilan kognitif, meningkatkan keterampilan motorik halus, melatih
kemampuan nalar dan daya ingat, melatih kesabaran, menambah pengetahuan, serta
meningkatkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan kognitif berhubungan dengan
kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Melalui puzzle, siswa-siswa akan mencoba
memecahkan masalah yaitu menyusun gambar menjadi utuh. Bermain puzzle juga dapat
meningkatkan keterampilan motorik halus. Siswa dapat melatih koordinasi tangan dan mata
untuk mencocokkan kepingan-kepingan puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar.
Keterampilan motorik halus berhubungan dengan kemampuan siswa menggunakan otot-otot
kecilnya khususnya jari-jari tangannya. Puzzle juga melatih kemampuan nalar dan daya ingat dan
konsentrasi puzzle yang berbentuk manusia akan melatih nalar siswa-siswa. Saat bermain puzzle,
siswa akan melatih sel-sel otaknya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan
berkonsentrasi untuk menyelesaikan potongan-potongan kepingan gambar tersebut.

2. Kelebihan media pembelajaran Chem Puzzle


Adapun kelebihan media puzzle antara lain:
a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran
b. Memperkuat daya ingat
c. Mengenalkan siswa pada sistem dan konsep hubungan
d. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih siswa untuk berpikir matematis
(menggunakan otak kirinya).
3. Kelemahan media pembelajaran Chem Puzzle
Adapun kelemahan media Puzzle antara lain:
a. Membutuhkan waktu yang lebih panjang
b. Menuntut kreatifitas pengajar
c. Kelas menjadi kurang terkendali
d. Media puzzle yang terlalu kompleks sehingga kurang efektif untuk pembelajaran dalam
kelompok besar.

4.2.2 Media pembelajaran Chem Quiz


Menurut Widyawati (2016) bahwa Dalam media pembelajaran ChemQuiz berisi tentang
kuis yang berisi soal-soal sehingga diharapkan siswa dapat menjawab permasalahan-
permasalahan yang diberikan oleh guru yang disampaikan dalam bentuk permainan. Media
pembelajaran ChemQuiz merupakan pembelajaran yang berbasis konstruktivime, sehingga siswa
dituntut untuk aktif berdiskusi dengan kelompoknya dan setiap kelompok saling berkompetisi
dalam permainan.
Menurut Utari (2017) bahwa Media Daily Chem Quiz (DC Quiz) merupakan media
dengan penyajian bahan dimana guru memberikan tugas berupa soal-soal atau pertanyaan
sederhana kepada siswa. Pada prinsip pelaksanaannya, DC Quiz ini bisa diberikan pada awal
maupun akhir pembelajaran kimia. Bisa juga disesuaikan dengan waktu dan jalannya proses
pembelajaran misalnya setiap kompetensi dasar atau indikator.

1. Kelebihan media pembelajaran Chem Quiz


Menurut Utari (2017) bahwa kelebihan dari media ini yaitu pelaksanaannya fleksibel, tidak
membutuhkan banyak waktu serta dapat melatih keterampilan siswa dalam menjawab soal.
Media pembelajaran ini merupakan jenis media pembelajaran yang mudah dilakukan karena
berupa kuis dan permainan. Kuis kebanyakan bersifat motivasional yaitu mendorong siswa untuk
mencapai tingkat prestasi yang lebih baik. Media berupa permainan mempunyai kelebihan yaitu
permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. Permainan dalam
pembelajaran akan membuat siswa merasa senang dan lebih termotivasi untuk belajar lebih giat
2. Kelemahan media pembelajaran Chem Quiz
Adapun kelemahan dari media pembelajaran ini adalah menyebabkan kondisi proses
belajar mengajar kurang kondusif sehingga memerlukan kendali yang ketat dalam
mengkondisikan kelas saat terjadi keributan.

Anda mungkin juga menyukai