Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KURIKULUM KTSP

KAJIAN DAN ANALISIS KURIKULUM SD

Dosen Pengampu : Mohammad Archi Maulyda, S.Pd., M.Pd.

Di susun oleh :
Kelompok 3
1.Lalu Muhammad Imam Quthbi.M.N (E1E020102)
2.Leniya Dayu Rizkia (E1E020107)
3.Lilik Maharani (E1E020110)
4.Muhammad Hamdi (E1E020128)
5.Muhammad Zainul Ihsan (E1E020129)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kurikulum KTSP
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kajian dan Analisis Kurikulum SD oleh Bapak Dosen Mohammad Archi
Maulyda, S.Pd., M.Pd.. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang kurilukum KTSP bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mohammad Archi Maulyda,


S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Kajian dan Analisis Kurikulum SD yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan mata kuliah yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 25 Februari 2022

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................I

DAFTAR ISI...................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... ….III

A. Latar Belakang ....................................................................................................III


B. Rumusan Masalah ...............................................................................................III
C. Tujuan .................................................................................................................IV

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................1

A. Pengertian KTSP…………………………………………………………….….1
B. Landasan Hukum Kurikulum KTSP……………………………………………1
C. Latar Belakang Kebijakan KTSP………………………………………….……2
D. Silabus Pada Kurikulum KTSP…………………..……………………………..2
E. Pengelompokan Mata Pelajaran Pada Kurikulum KTSP……………………….3
F. Kelebihan Kurikulum KTSP................................................................................7
G. Kekurangan Kurikulum KTSP.............................................................................8
H. Implementasi Kurikulum KTSP……………………………….………………10
I. Contoh Kasus/Masalah Pada Kurikulum KTSP……………………………….11

BAB III PENUTUP ......................................................................................................12

A. Kesimpulan .........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................15

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tahun 2006 adalah sebuah babak baru dalam perjalanan panjang pendidikan
negeri Indonesia, di mana dunia pendidikan mengalami reformasi besar-besaran
dengan lahirnya kurikulum yang baru yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Satu prinsip utama dalam KTSP adalah wujud reformasi
pendidikan yang memberikan otonomi secara penuh kepada instansi sekolah dan
satuan pendidikan untuk merancang, merencanakan sendiri pembelajaran sesuai
dengan kondisi dan tingkat kemampuan sekolah. KTSP ingin memusatkan diri pada
pengembangan seluruh kompetensi peserta didik. Peserta
didik dibantu agar kompetensinya muncul dan berkembang secara maksimal.
Secara umum pemerintah hanya menetapkan rambu-rambu, untuk
selanjutnya instansi sekolah menjabarkan dan mengembangkan sendiri dalam
pembelajarannya. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan menerapkan suatu model
pembelajaran terpadu. Sesuai dengan amanat pengembangan KTSP jenjang
pendidikan dasar dan menengah diaplikasikan terutama pada jenjang Pendidikan
Dasar, mulai dari tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) maupun
Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), yang berpedoman pada Standar
Kompetensi Kelululusan (SKL) dan standar isi (SI) serta panduan penyusunan
kurikulum yang dibuat oleh BSNP, bahwa model pembelajaran terpadu merupakan
salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD dan SMP).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian KTSP ?
2. Apa Sajakah Landasan Hukum Kurikulum KTSP ?
3. Apakah Latar Belakang Dilaksanakannya Kebijakan KTSP ?
4. Bagaimanakah Silabus/Sebaran Materi Pada Kurikulum KTSP ?

III
5. Bagaimanakah Pengelompokan Mata Pelajaran Pada Kurikulum KTSP ?
6. Apakah Kelebihan Kurikulum KTSP ?
7. Apakah Kekurangan Kurikulum KTSP ?
8. Bagaimanakah Implementasi Kurikulum KTSP ?
9. Seperti Apakah Contoh Kasus/Masalah Pada Kurikulum KTSP ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Pengertian dari KTSP
2. Untuk Mengetahui Landasan Hukum Kurikulum KTSP
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Latar Belakang Dilaksanakannya Kebijakan
KTSP
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Silabus/Sebaran Materi Pada Kurikulum
KTSP
5. Untuk Mengetahui dan Memahami Pengelompokan Mata Pelajaran Pada
Kurikulum KTSP
6. Untuk Mengetahui dan Memahami Kelebihan Kurikulum KTSP
7. Untuk Mengetahui dan Memahami Kekurangan Kurikulum KTSP
8. Untuk Mengetahui dan Memahami Implementasi Kurikulum KTSP
9. Untuk Mengetahui Contoh Kasus/Masalah Pada Kurikulum KTSP

IV
V
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian KTSP
KTSP menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 (pasal 1, ayat 15)
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan. KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang memiliki karakteristik sentralistik berubah
menjadi desentralistik. Oleh karena itu, penyususnan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan).
KTSP singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah,
karakteristik sekolah daerah, sosial budaya daerah setempat, dan karakteristik
peserta didik sekolah dan komite sekolah, pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung
jawab dibidang pendidikan. Secara umum diterapkannya KTSP adalah untuk
memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam mengembangkan
kurikulum.

B. Landasan Hukum Pada Kurikulum KTSP


Landasan Yuridis kurikulum KTSP :
a. Amanah UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
c. Peraturan Mentri Pendidikan Naasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk satuan dasar pendidikan dasar dan menengah

1
d. Peraturan Mentri Pendidikan Naasional No 23 Tahun 2006 tentang Standar
KopetensiLulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
e. Peraturan Mentri Pendidikan Naasional No 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Mentri Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
standar isi untuk satuan dasar dan menengah dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Tahun23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

C. Latar Belakang Kebijakan Kurikulum KTSP


Latar belakang yang mendasari munculnya kebijakan ktsp adalah
a. Kurikulum-kurikulum nasional sebelumnya dirasa memiliki banyak masalah
atau kekurangan di sekolah terutama sekolah dan masyarakat kalangan bawah.
b. Keinginan masyarakat dan yang berkepentingan di bidang pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum yang mencerminkan permassalahan yang sesuai
dengan karakteristik tempat setempat
c. Keinginan untuk meningkatkan sdm ataupun sda dan potensi yang ada serta
berperan aktif, kratif dan inovatif dalam menyusun kurikulum.
d. Agar sejalan dengan otonomi daerah dibidang pendidikan sesuai dengan yang
tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan
peraturan pemerintahan No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP)

D. Silabus Pada Kurikulum KTSP


Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran
dengan tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam KTSP,
silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian hasil belajar.
Untuk pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri
atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok

2
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG),
dan Dinas Pendikan. Untuk tingka SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai
dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama. Di bawah ini merupakan contoh
format silabus dalam KTSP :
SILABUS
Nama Sekolah : SD..............
Mata Pelajaran : ..................
Kelas/semester : ..................
Standar Kompetensi : .........
Kompetensi Dasar : ............
Alokasi Waktu : .................

Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber


Pokok/Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar

E. Pengelompokan Mata Pelajaran Pada Kurikulum KTSP


Dalam KTSP yang berbasis kompetensi, tujuan yang ingin dicapai diru-
muskan dalam rumusan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, tujuan
pendidikan dasar dan menengah. Rambu-rambu dituangkan dalam bentuk
kompetensi lulusan yang sudah ditentukan secara terstandar yaitu Standar

3
Kompetensi Lulusan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk
mencapai tujuan berupa kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah
tersebut, terdapat sejumlah mata pelajaran yang sudah terstruktur (struktur
kurikulum) untuk tiap-tiap jenjang pendidikan. Struktur kurikulum (mata pelajaran-
mata pelajaran) tersebut, dikelompokkan dalam lima kelompok mata pelajaran yaitu:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Kelompok mata pelajaran estetika.
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
Setiap kelompok mata pelajaran memiliki tujuan atau jenis kompetensi yang
ingin dicapai dan cakupan isi yang harus termuat. Akumulasi dari pe-nguasaan
kelompok-kelompok mata pelajaran ini diasumsikan akan memben-tuk kemampuan
atau kompetensi lulusan. Pengelompokan mata pelajaran beserta deskripsi cakupan
materi dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagaimana Tabel berikut ini :

Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

NO Kelompok Mata Pelajaran Deskripsi Tujuan dan Cakupan Isi

1 Agama dan Ahklak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dimak-sudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepata Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Ahlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan
dari pendidikan agama.

2 Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan


Kepribadian kepriba-dian dimaksudkan untuk meningkatkan
kesadaran dan wa-wasan peserta didik akan
status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, serta peningkatan kuali-tas

4
dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan teramsuk wawasan


kebangsaan. Jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, trang-gung
jawab sosial, ketaatan pada hokum, ketaatan
memba-yar pajak, dan siap serta perilaku
antikorupsi, kolusi, dan nepotisme.

3 Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan


Teknologi pada SD/MI/ SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta me-nanamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif, dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan


teknologi pada SMP/MTs./SMPLB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
dasar IPTEKS membudayakan berpikir ilmiah
secara kritis, kreatif, dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan


teknologi pada SMA/MA./SMALB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif, dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

5
teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk
menerapkan kompe-tensi dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi, membentuk
kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.
4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan
untuk meningkatkan sensitivitas kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengekspresikan dan
mengapresiasi kein-dahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, ba-ik dalam
kehidupan individu sehingga mampu menikmati
dan mensyukuri hidup, maupun daam kehidupan
kema-syarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.

5 Jasmani, Olahraga, dan Kelompok pelajaran jasmani, olahraga, dan


Kesehatan kesehatan pa-da SD/MI/SDLB dimaksudkan
untuk meningkatkan po-tensi fisik serta
menanamkan sportivitas dan kesadaran hi-dup
sehat.

Kelompok pelajaran jasmani, olahraga, dan


kesehatan pa-da SMP/MTs./SMPLB
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta membudayakan sportivitas dan kesadar-an
hidup sehat.

Kelompok pelajaran jasmani, olahraga, dan


kesehatan pa-da SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta membudayakan sikap sportif, disiplin,

6
kerja sama, dan hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap


dan perila-ku hidup sehat yang bersifat
individual ataupun yang ber-sifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbatasan dari pe-
rilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, de-mam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan dalam
proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif
setiap minggu untuk kelas I-III (dengan model pembelajaran tematik) adalah 26-28
jam pelajaran. Sedangkan untuk kelas IV-VI adalah 36 jam pelajaran.

F. Kelebihan Kurikulum KTSP


Kelebihan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan
kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh
Indonesia, tidak melihat kepada situasi rill di lapangan, dan kurang menghargai
potensi keunggulan lokal.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program
pendidikan.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang ekseptabel bagi kebutuhan siswa.
Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap
paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat
mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan
hidup.

7
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut
ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
6. Duru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
7. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untung
mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah,
kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
8. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman,
kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan
pekerjaan masyarakat sekitar.
9. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik
kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks sosial budaya.
10. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan
yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap
potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan
diberikan oleh lingkungan.
11. Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan
tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama
menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.
12. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menyusun dan mengembangkan
silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah
kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar
sekolah.
13. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk
memberikan kemudahan belajar siswa.
14. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan
pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
15. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah,
masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.
16. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
17. Berpusat pada siswa.

8
18. Menggunakan berbagai sumber belajar.
19. Kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan.

G. Kekurangan Kurikulum KTSP


Penerapan dan pelaksanaan kurikulum KTSP 2006 tidak sepenuhnya
berjalan dengan sempurna. Terdapat beberapa kekurangan selama
pengimplementasiannya di duia pedidikan idonesia. Sekolah bukan lagi obyek tapi
subyek, jadi terserah sekolah, dan selanjutnya masih dilaksanakan ujian akhir
nasional (UAN) sebagai tolak ukur keberhasilan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) (Drs. Rasak, M.Pd.I). Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) proses pembelajarannya yang lebih dominan adalah aspek kognitif,
sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar lebih dominan
adalsah efektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam proses lebih
menonjolkan efektif dan psikomotornya dan perbedaan selanjutnya adalah
penyusunan RPP.
Beberapa kekurangan kurikulum tingat satuan pendidikan (KTSP) ada pun
kekurangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dimaksud adalah :
1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada serta
minimnya kualitas guru dan sekolah.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan
dari pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
3. Penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang
merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya
pendapatan guru.
4. Masih banyak guru yang belum memahami Kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) secara komprehensif baik konsepnya maupun praktek
dilapangan.

9
H. Implementasi Kurikulum KTSP
Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah
bagaimana menyampaikan pesan-pesan kurikulum kepada peserta didik untuk
membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan
masing-masing. Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah bagaimana
memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, agar mereka mampu
berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai
dengan yang dikemukakan dalam standar isi dan standar kompetensi lulusan.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian terkait pelaksanaan kurikulum KTSP,
baik di jenjang SD, SMP maupun SMA dapat dikatakan bahwa penerapan
kurikulum KTSP tidak begitu maksimal, karena dalam implementasi KTSP
menimbulkan beberapa kesulitan. Kesulitan yang timbul dari pelaksanaan KTSP ini
adalah diperlukannya waktu yang cukup oleh pendidik dalam membina
perkembangan peserta didiknya, terutama peserta didik yang berkemampuan di
bawah rata-rata. Kenyataan membuktikan, kondisi sosial dan ekonomi yang
menghimpit kesejahteraan hidup para guru, menyebabkan mereka kurang
berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Belum lagi mengingat kualitas guru
yang kurang merata di setiap daerah. Ini artinya, KTSP menghadapi kendala daya
kreativitas dan beragamnya kapasitas guru untuk membuat kurikulum sendiri.
Kendala lain, masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara
komprehensif baik konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan. Di
samping masalah fasilitas pendidikan di sekolah yang masih sangat minim. Padahal
konsep ini lebih menitikberatkan pada praktek di lapangan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki dibanding teori semata. Kendala lain yang dialami guru
adalah ketidakpahaman mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluasi dengan
portofolio. Karena ketidakpahaman ini mereka kembali kepada pola assessment
lama dengan tes-tes dan ulangan-ulangan yang cognitive-based semata.
Tidak adanya target materi dalam KTSP merupakan kendala lain yang
muncul dalam implemenetasinya, sedangkan di satu pihak KTSP menekankan
kompetensi peserta didik yang berarti proses belajar harus diperhatikan oleh guru, di
pihak lain materi meskipun tidak diprioritaskan tetapi akhirnya harus diselesaikan
juga. Dengan demikian guru harus berpacu dengan waktu, sementara proses belajar

10
tidak dapat dipastikan keberhasilannya. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil
belajar peserta didik yang dibinanya, yang berujung pada penolakan kebijakan
pemerintah tentang Ujian Nasional (UN) sebagai dasar penentuan kelulusan peserta
didiknya.

I. Contoh Kasus/Masalah Pada Kurikulum KTSP


Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Negeri Pisang Candi 1
Malang, menunjukkan bahwa adanya suatu masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan kurikulum KTSP tersebut. Hal ini terjadi karena adanya beberapa
faktor penghambat.
Adapun faktor penghambat dalam implementasi KTSP di SD Negeri Pisang Candi 1
Malang yaitu para guru masih ada yang kurang memahami tentang KTSP itu
sendiri. Tingkat pemahaman tentang KTSP yang dimiliki oleh guru SD Negeri
Pisang Candi 1 Malang belum menyeluruh dimiliki semua guru. Sehingga ini
menjadi kendala dalam implementasi KTSP.
Kurangnya media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri Pisang Candi 1
Malang juga menjadi salah satu kendala dalam implementasi KTSP. Sehingga
dengan kurangnya media pembelajaran para guru dituntut keras untuk memberikan
pemahaman tentang materi yang disampaikan kepada para siswa. Para siswa juga
akan merasa sulit dalam belajar ketika dalam penyampaian materi kurang didukung
dengan adanya media pembelajaran.
Faktor penghambat selanjutnya dalam implementsi KTSP di SD Negeri
Pisang Candi 1 Malang para komite sekolah dalam tingkat pemahaman tentang
pengembangan KTSP masih kurang, karena komite sekolah hanya sebagai
partisipan saja. Seharusnya komite sekolah yang merupakan perwakilan dari
masyarakat sekitar juga harus memahami tentang KTSP, tidak hanya sebatas selaku
partisipan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. KTSP singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Secara umum
diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan
pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan
secara partisipatif dalam mengembangkan kurikulum.
2. Adapun latar belakang yang mendasari munculnya kebijakan ktsp adalah :
a. Kurikulum-kurikulum nasional sebelumnya dirasa memiliki banyak masalah
atau kekurangan di sekolah terutama sekolah dan masyarakat kalangan
bawah.
b. Keinginan masyarakat dan yang berkepentingan di bidang pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum yang mencerminkan permassalahan yang sesuai
dengan karakteristik tempat setempat
c. Keinginan untuk meningkatkan sdm ataupun sda dan potensi yang ada serta
berperan aktif, kratif dan inovatif dalam menyusun kurikulum.
d. Agar sejalan dengan otonomi daerah dibidang pendidikan sesuai dengan
yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional dan peraturan pemerintahan No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP)
3. Berikut sebagian dari kelebihan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) :
• Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan.
• Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-
program pendidikan.
• Berpusat pada siswa.
• Menggunakan berbagai sumber belajar.
• Kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan.

12
4. Struktur kurikulum (mata pe-lajaran-mata pelajaran) tersebut, dikelompokkan
dalam lima kelompok mata pelajaran yaitu:
- Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
- Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
- Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Kelompok mata pelajaran estetika.
- Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
5. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu untuk kelas I-III (dengan model
pembelajaran tematik) adalah 26-28 jam pelajaran. Sedangkan untuk kelas IV-
VI adalah 36 jam pelajaran.
6. Kelebihan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
- Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan.
- Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-
program pendidikan.
- KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat.
- KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus
untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
- Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menyusun dan
mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan
potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan
masyarakat sekitar sekolah.
- Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk
memberikan kemudahan belajar siswa.
- Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan
pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
- Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar
sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta
didik.
- Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
- Berpusat pada siswa.

13
- Menggunakan berbagai sumber belajar.
- Kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan.
7. Beberapa kekurangan kurikulum tingat satuan pendidikan (KTSP) ada pun
kekurangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dimaksud adalah
:
- Kurangnya SDM, kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
sebagai kelengkapan dari pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP).
- Penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang
merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru.
- Masih banyak guru yang belum memahami Kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) secara komprehensif baik konsepnya maupun praktek
dilapangan.
8. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terkait pelaksanaan kurikulum KTSP,
baik di jenjang SD, SMP maupun SMA dapat dikatakan bahwa penerapan
kurikulum KTSP tidak begitu maksimal, karena dalam implementasi KTSP
menimbulkan beberapa kesulitan dan faktor penghambat.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengaharapkan kritik dan
saran yang mendukung tentang pembahasan makalah di atas. Kami mohon maaf atas
segala kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang kurikulum KTSP.

14
DAFTAR PUSTAKA

Afia, Nur. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMAN 1 Kandangan Kediri. Fakultas
Tarbiyah UIN Malang.

Asriati, Nuraini. Implementasi KTSP dan Kendalanya ( Antara Harapan dan


Kenyataan). Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNTAN. Jurnal Visi Ilmu
Pendidikan.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Baedhowi. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) : Kebijakan dan


Harapan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 065.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20


tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005


tentang Standar Nasional Pendidikan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dewi, Yuli Ani Setyo. 2014. Analisis Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (Ktsp) Di Sekolah Dasar Negeri Pisang Candi 1 Malang. Jurnal
STITNU Al-Hikmah Mojokerto Vol. II, No. 2.

Jumadi. 2020. Pengertian KTSP Dan Pengembangan Silabus Dalam KTSP. SD


Wedomartani.

15
Mulyasa E., 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya

Trisnawati, Dkk. 2016. Perbandingan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 Di SMAN 1 Sinjai Utara. Makassar.
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1.

Yusuf, S. 2012. Kelebihan dan Kelemahan antara KTSP.

16

Anda mungkin juga menyukai